Powered By Blogger

Kamis, 08 Oktober 2015

DASAR-DASAR PERILAKU BIAYA



Perilaku biaya (cost behavior) adalah istilah umum untuk mendeskripsikan apakah biaya berubah seiring dengan perubahan keluaran. Dalam pembuatan laporan eksternal yang meliputi laporan laba rugi dan neraca, biaya-biaya yang disajikan diatur berdasarkan fungsi yaitu dimasukan dalam satu dari tiga kategori  berikut : produksi, biaya pemasaran, dan biaya administrasi. Namun pengaturan fungsi ini tidak cocok apabila digunakan untuk membantu penganggaran, pengendalian dan pengambilan keputusan, oleh karena itu kita perlu memahami pengaturan perilaku biaya.
Pada umumnya pola perilaku biaya diartikan sebagai hubungan antara total biaya dengan perubahan total perubahan volume biaya. Berdasarkan perilaku dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu :
1.      Biaya Tetap
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang dalam jumlah keseluruha tetap konstan dalam rentang yang relevan ketika tingkat keluaran aktivitas berubah. Biaya tetap merupakan biaya untuk mempertahankan kemampuan operasi perusahaan pada tingkat kapasitas tertentu. Besar biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi perusahaan dalam jangka panjang, teknologi dan metode serta strategi manajemen. Biaya tetap dibagi menjadi dua, yaitu:
a.      Commited fixed cost.
Commited fixed costs sebagian besar berupa biaya tetap yang timbul dari pemilikan pabrik, ekuipmen, dan orgainisasi pokok. Contoh commited fixed costs adalah biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan, sewa, asuransi dan gaji karyawan utama.
b.      Discretionary fixed costs.
Discretionary fixed costs merupakan biaya yang timbul dari keputusan penyediaan anggaran secara berkala yang secara langsung mencerminkan kebijakan manajemen puncak mengena jumlah maksimum biaya yang dijinkan untuk dikeluarkan. Contoh biaya ini adalah biaya riset, biaya program latihan karyawan dan biaya konsultan.



2.      Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, akan naik ketika keluaran naik dan akan turun ketika keluaran turun. Biaya bahan baku merupakan contoh biaya variabel yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi. Biaya variabel dibagi menjadi dua, yaitu :
a.      Engineered variable costs.
Engineered costs adalah biaya yang memiliki hubungan tertentu dengan ukuran kegiatan dan merupakan biaya yang antara masukan dan keluaranya memiliki hubungan yang nyata. Contohnya adalah biaya bahan baku.
b.      Discretionary variable costs.
Discretionary variable costs merupakan biaya yang masukan dan keluaranya memiliki hubungan erat namun tidak nyata.

3.      Biaya Campuran / Semivariabel
Biaya campuran adalah biaya yang memiliki unsur tetap dan unsur variabel didalamnya. Unsur biaya yang tetap merupakan jumlah biaya minimum untuk menyediakan jasa sedangkan unsur variabel merupakan bagian dari biaya campuran yang dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan.

B.     MENGKLASIFIKASIKAN BIAYA SESUAI DENGAN PERILAKU
Dalam menilai perilaku biaya, pertama-tama, batasan waktu harus dipertimbangkan, kemudian sumber daya yang dibutuhkan dan keluaran aktifitas harus diidentifikasi, serta masukan dan keluaran harus diukur dan pengaruh perubahan keluaran pada biaya aktifitas harus ditentukan.
1.      Batasan Waktu
Penentuan suatu biaya merupakan biaya tetap atau biaya variabel bergantung pada batasan waktu. Menurut ilmu ekonomi, dalam jangka panjang semua biaya adalah variabel. Dalam jangka pendek paling tidak satu biaya adalah tetap.
2.      Sumber Daya dan Ukuran Keluaran
Setiap aktivitas memerlukan sumber daya untuk menyelesaikan tugaas yang harus dilaksanakan. Sumber daya atau masukan dapat meliputi bahan baku, bahan bakar, tenga kerja, dan modal. Masukan-masukan ini digabungkan untuk memproduksi suatu keluaran. Untuk mengukur keluaran adalah dengan melihat frekuensi dilakukanya suatu kegiatan atau aktivitas perusahaan.
3.      Penggerak Tingkat Non unit
Penggerak tingkat non unit menjelaskan perubahan dalam biaya ketika faktor-faktor lain (selain unit) berubah. Sebagai contoh, penyetelan adalah tingkat aktivitas non unit.

C.     AKTIVITAS, PENGGUNAAN SUMBER DAYA, DAN PERILAKU BUDAYA
Biaya-biaya jangka pendek seringkali tidak cukup memadai untuk menggambarkan seluruh biaya yang dibutuhkan untuk merancang, memproduksi, memasarkan, mendistribusikan, dan mendukung suatu produk. Pandangan ini berhubungan dengan aktivitas dan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk melakukannya.
Kapasitas adalah kemampuan aktual atau potensial untuk melakukan sesuatu. Jadi, sewaktu membicarakan tentang kapasitas suatu aktivitas, sebenarnya sedang digambarkan jumlah aktivitas yang dapat dilakukan perusahaan. Berapa banyak kapasitas yang diperlukan tergantung pada tingkat kinerja yang diminta. Biasanya, dapat diasumsikan bahwa kapasitas yang diperlukan berhubungan dengan tingkat dimana aktiviaas dikerjakan secara efisien. Tingkat efisien atas kinerja aktivitas ini disebut kapasitas praktis. Kadang terdapat kelebihan kapasitas. Untuk mengetahui  bagaimana hal itu terjadi dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi perilaku biaya, penting untuk mengetahui sumber daya yang fleksibel dan terikat.

1.      Sumber Daya Fleksibel
Sumber daya fleksibel dipasok saat digunakan dan dibutuhkan, sumber daya ini diperoleh dari pihak luar, dimana istilah perolehan tidak membutuhkan komitmen jangka panjang untuk membeli sejumlah sumber daya tertentu. Organisasi bebas untuk membeli hanya sebatas jumlah yang dibutuhakan. Akibatnya, jumlah sumber daya yang dipasok sama dengan jumlah yang dibutuhkan. Contohnya bahan baku dan energi. Oleh karena itu, biaya sumber daya fleksibel merupakan biaya variabel karena biaya sumber daya yang dipasok ketika diperlukan sama dengan biaya sumber daya yang digunakan, total biaya sumber daya naik ketika permintaan untuk sumber daya tersebut naik.
2.      Sumber Daya Terikat
Sumber daya terikat adalah sumber daya yang dipasok sebelum penggunaan, mereka didapat dengan menggunakan kontrak eksplisit atau implisit untuk memperoleh sejumlah tertentu sumber daya, tanpa memandang apakah jumlah sumber daya yang tersedia digunakan secara penuh atau tidak. Contohnya gedung pabrik.
Contoh yang lainya yaitu organisasi yang memperoleh sumber daya  di depan melalui kontrak implisit, biasanya kontrak ini dibuat dengan karyawan tetap dan karyawan paruh waktu. Pengertian implisitnya adalah bahwa organisasi akan mempertahankan jumlah karyawan meskipun terdapat penurunan kuantitas aktitvitas yang digunakan sementara. Oleh karena itu dalam jangka pendek, jumlah beban sumber daya ini tidak berubah meskipun kuantitas yang digunakan bervariasi, dan biaya sumber daya katagori ini dapat diperlakukan sebagai beban tetap. Sumber daya terikat untuk jangka pendek ini dapat disebut sebagai biaya tetap diskresi. Biaya ini adalah biaya yang terjadi karena adanya perolehan kapasitas aktivitas jangka pendek.
3.      Perilaku Biaya Bertahap (Step-cost)
Biaya bertahap menampilkan tingkat biaya yang konstan untuk rentang output tertentu dan pada titik tertentu naik ke tingkat biaya yang lebih tinggi di mana biaya tersebut tidak berubah untuk rentan output yang sama.
Hal-hal yang menunjukan perilaku biaya bertahap, harus dibeli dalam jumlah tertentu. Lebar dari tiap tahap menetapkan rentang output yang mengaharuskan diperolehnya sumber daya dalam jumlah tertentu. Jika lebar tahap sempit, biaya sumber daya akan berubah ketika terjadi perubahan kecil dalam penggunaan sumber daya. Contohnya dari biaya tahap-tahap yang sempit adalah kertas foto kopi. Kertas tersebut tidak dibeli lembar per lembar. Kertas tersebut dibeli dalam kotak berisi 10 rim (5000 lembar). Perusahaan umumnya akan menggunakan banyak kotak dalam setahun, hingga tahapnya sempit. Jika lembar tahap sempit, kita dapat mengasumsikan biaya ini sebagai biaya variabel
Jenis lain dari biaya bertahap memiliki tahapan-tahapan yang lebar. Pada kenyataanya, banyak biaya yang disebut biaya tetap mungkin lebih baik dideskripsikan dengan fungsi biaya bertahap. Biaya bertahap dengan tahapan-tahapan yang lebar dikatagorikan sebagai biaya tetap. Sebagian biaya ini  adalah tetap dalam rentang operasi normal perusahaan. Contohnya suatu perusahaan mempekerjakan tiga teknisi yang bertanggung jawab untuk merancang ulang produk yang ada untuk memnuhi perubahan kebutuhan konsumen. Tiap teknisi dibayar $50.000 per tahun dan mampu memproses 2.500 pesanan perubahan teknis pertahun.
4.      Implikasi-implikasi untuk Pengendalian dan Pengambilan Keputusan
Model berdasarkan aktivitas yang diuraikan diatas dapat memperbaiki pengendalian  manajerial dan pengambilan keputusan. System pengembalian opersional mendorong para manajer untuk lebih memperhatikan pengendalian atas menggunaan dan pengeluaran sumber daya. Sebagai contoh system pengendalian operasional yang dirancang dengan baik akan memungkinkan para manajer untuk menilai perubahan perminataan sumber daya yang terjadi dari keputusan tentang bauran produk baru. Menambah produk baru yang diselaraskan dengan keinginan pelanggan dapat meningkatkan kebutuhan atas berbagai aktiviata overhead. Jika tidak terdapat cukup kapasitas aktiviatas, maka pengeluaran sumber daya harus naik.

D.     METODE UNTUK MEMISAHKAN BIAYA CAMPURAN KE DALAM KOMPONEN – KOMPONEN TETAP DAN VARIABEL
Seringkali informasi yang tersedia hanyalah total biaya aktivitas dan jumlah penggunaan aktiviatas. Sebagai contoh, system akuntansi biasanya akan mencatat biaya total aktivitas pemeliaharaan yang diberikan selama periode tersebut. Berapa banyak dari biaya total pemeliharaan yang merupakan biaya tetap dan beban variable tidak diungkapkan oleh catatan akuntansi. Biaya total sering dicatat tanpa usaha untuk memisahkan biaya tetap dan biaya variable.
Ada tiga metode yang digunakan secara luas untuk memisahkan biaya campuran menjadi komponen tetap dan variable, yaitu metode tinggi rendah, metode scatterplot, dan metode kuadrat terkecil. Masing-masing metode menggunakan asumsi hubungan biaya linier. Oleh sebab itu, sebelum metode-metode tersbut dibahas lebih mendalam, konsep linearitas perlu ditinjau kembali.

1.      Asumsi Linearitas
Definisi biaya variable mengasumsikan hubungan linier antara biaya aktivitas dan penggerak aktivitas yang terkait. Sebagai contoh, star company memproduksi computer pribadi. Setiap computer menggunakan satu floppy disk drive yang memerlukan biaya $40. Total biaya variabel disk drives dapat dinyatakan :
Total biaya variabel = $40 x unit yang diproduksi
Jika 100 komputer diproduksi, total biaya floppy disk drive adalah $4.000 ($40 x 100). Jika 200 komputer diproduksi, total biaya floppy disk drive adalah $8.000 ($40 x 200). Dengan kata lain, biaya akan meningkat secara proporsional dengan jumlah unit yang diproduksi.
Ahli ekonomi biasanya mengatakan bahwa biaya variabel meningkat dengan laju yang menurun sampai pada volume tertentu, dan mulai titik itu biaya tersebut naik dengan laju yang meningkat. Contohnya pemasok listrik yang pada awalnya memiliki kapasitas besar mungkin menetapkan harga per kilowatt jam yang menurun untuk mendorong pemakaian listrik lebih banyak; akan tetapi, pada saat kapasitas pabrik listrik habis terpakai, tambahan permintaan akan mengakibatkan kenaikan harga. Hal ini karena listrik sekarang menjadi sumber daya langka harus dibagi kepada para pengguna listrik.
Bagaimana jika kurva non linear menggambarkan realitas secaar lebih akurat ? Apa yang kita lakukan selanjutnya ? salah satu kemungkinan adalah menentukan fungsi biaya aktual. Akan tetapi, setiap aktivitas mungkin memilik fungsi biaya yang berbeda. Pendekatan ini akan menghabiskan banyak waktu dan mahal (jika memang dapat dikerjakan). Mengasumsikannya sebagai hubungan linear sangatlah lebih mudah.
Jika asumsi hubungan linear digunakan, maka masalah utamanya adalah seberapa baik asumsi memperkirakan fungsi biaya yang mendasarinya. Ingatlah bahwa rentang yang relevan adalah rentang keluaran dimana hubungan biaya yang diasumsikan adalah valid. Dalam hal ini, validitas mengacu pada seberapa dekat fungsi biaya linear memperkirakan fungsi biaya yang mendasarinya. Perhatikan bahwa untuk unit penggerak aktivitas yang melebihi X1, fungsi biaya linear tidak dapat menggambarkan fungsi dasar yang mendasarinya. Berikut persaman untuk garis lurus
Jumlah biaya = biaya tetap+ (n biaya variabel per unit x keluaran). Persamaan tersebut adalah rumus biaya.
Jumlah biaya adalah variabel terikat (dependent variable) yang merupakan biaya yang akan diperkirakan. Dalam persamaan tersebut, jumlah biaya hanya bergantung pada satu variabel, yaitu keluaran. Keluaran adalah ukuran aktivitas ; keluaran adalah variabel bebas (independent variable). Biaya tetap adalah parameter perpotongan (intersept parameter) dan bagian biaya tetap dari jumlah biaya. Akhirnya, biaya variabel per unit adalah biaya tiap unit aktivitas.
Variabel terikat adalah variabel yang nilainya tergantung pada nilai dari variabel lain. Sedangkan variabel bebas adalah yang mengukur keluaran dan menjelaskan perubahan dalam biaya. Variabel bebas adalah penggerak aktivitas. Pilihan suatu variabel bebas berhubungan dengan kemungkinan nilai ekonominya. Oleh karena itu, manajer akan berusaha menemukan variabel bebas yang menyebabkan atau berhubungan dengan variabel terikat secara dekat. Parameter perpotongan berhubungan dengan biaya tetap. Secara grafis parameter perpotongan adalah titik dimana garis biaya campuran memotong atau memotong sumbu biaya (vertical). Parameter kemiringan berhubungan dengan biaya varibel per unit aktivitas. secara grafis, parameter kemiringan menunjukkan kemiringan garis biaya campuran.
Karena catatan akuntansi, hanya mengungkapkan jumlah keluaran aktivtas dan jumlah biaya, nilai-nilai tersebut harus digunkan untuk memperkirakan parameter perpotongan dan kemiringan (jumlah biaya dan biaya variabel). Dengan memperkirakan biaya tetap dan biaya variabel per unit, komponen tetap variabel dapat diperkirakan. Perilaku biaya campuranpun dapat diprediksi ketika penggunaan aktivitas berubah.
Tiga metode akan dideskripsikan untuk memperkirakan biaya tetap dan biaya variabel per unit. Metode-metode tersebut adalah metode tinggi-rendah, metode scatterplot, dan metode kuadrat terkecil
2.      Metode Tinggi-rendah
Dari geometri dasar diketahui bahwa dua titik diperlukan untuk membuat suatu garis. Setelah kita mengetahui dua titik dalam suatu garis, maka kita dapat menentukan persamaanya. Dengan dua tiitik, perpotongan (biaya tetap) dan kemiringan (biaya variabel) dpat ditentukan. metode tinggi–rendah (high-low methods) adalah suatu metode untuk menentukan persamaan suatu garis lurus dengan terlebih dahulu memilih dua titik (titik tinggi dan rendah) yang akan digunakan untuk menghitung parameter perpotongan dan kemiringan. Titik tinggi dapat didefinisikan sebagai titik dengan tingkat keluaran atau aktivitas terendah. Perhatikan bahwa titik tinggi dan rendah ditentukan oleh jumlah tinggi dan rendah dari variabel bebas.
Persamaan untuk menetukan per unit dan biaya  tetap adalah sebagai berikut :
Biaya variabel per unit = perubahan biaya/perubahan keluaran.
Biaya tetap = Jumlah biaya titik tinggi - (biaya variabel per unit x keluaran tinggi)
Perhatikan bahwa komponen biaya tetap dihitung dengan menggunakan jumlah dari titik tinggi atau titik rendah.
Metode tinggi rendah memiliki keunggulan objektivitas. Dua orang yang menggunakan metode tinggi rendah pada suatu data tertentu akan mengahasilkan data yang sama. Selain itu, metode tinggi rendah memungkinkan manajer untuk mendapatkan ketetapan yang cepat mengenai hubungan biaya dengan hanya menggunakan dua titik. sebagai contoh, seorang manajer hanya  memilik data selama dua tahun. data tersebut terkadang cukup untuk memperoleh perkiraan kasar mengeenai hubungan biaya.
Metode tinggi rendah biasanya tidak seakurat metode-metode lainnya. Mengapa ? pertama, titik tinggi dan rendah mungkin merupakan outlier (berada di luar jalur). Outlier menunjukkan  biaya aktivitas yang tidak umum terjadi. dengan demikian, rumus biaya yang dihitung dengan menggunakan dua titik ini tidak akan mencerminkan apa yang biasanya terjadi. Metode lain seperti Metode scatterplot mungkin lebih menolong manajer menghindari jebakan ini daripada hanya memilih dua titik yang tampaknya mewakili pola biaya aktivitas umum.
Kedua, meskipun titik titik tesebut bukan merupakan outlier pasangan titik lainnya mungkin lebih dapat mewakili titik. Sekali lagi, metode scatterplot memungkinkan pilihan titik yang lebih mewakili secara keseluruhan.
3.      Metode Scatterplot
Metode scatterplot adalah suatu metode penentuan persamaaan suatu garis dengan menggambarkan data dalam suatu grafik. Salah satu tujuan grafik scatter adalah melihat apakah asumsi hubungan linear wajar atau tidak. Selain itu beberapa titik yang tampaknya tidak cocok dalam pola umum perilaku biaya mungkin terungkap dengan mengamati grafik scatter. Berdasarkan pemeriksaan ini,titk-titik outlier yang terjadi sebagai akibat dari kejadian yang tidak biasa ini mungkin  terungkap. Pengetahuan ini dapat memberikan justifikasi untuk mengeliminasi dan mungkin menuntun kepada perkiraan yang lebih baik mengenai fungsi biaya yang mendasarinya.
Grafik scatter dapat membantu memberikan pengetahuan tentang hubungan antara biaya dan penggunaaan aktivitas. Bahkan grafik scatter memungkinkan seseorang menyesuaikan suatu garis secara visual dengan titik-titik frafik scatter. Dalam melakukan hal ini garis yang dipilih seharusnya garis yang paling sesuai dengan titik-titik tersebut. Dalam memutuskan pilihan tersebut seorang manajer atau analisis biaya bebas menggunakan pengalaman terdahulu yang berkaitan dengan perilaku biaya. Pengalaman dapat memberikan intuisi yang baik. Grafik scatter menjadi alat yang berguna untuk mengkuantifikasi intuisi ini. Penempatan garis pada titik-titik dengan cara ini menggambarkan bagaimana metode scatterplot bekerja. Ingatlah bahwa garafik scatter dan alat bantu statistik lainnya adalah alat untuk membantu para manajer memperbaiki penilaian subjebtif mereka. Penggunaan alat-alat tersebut tidak membatasi manajer dari penggunaan pertimbangan subjektif untuk mengubah setiap perkiraan yang dihasilkan oleh metode formal.
Keunggulan yang signifikan dari metode scatterplot adalah memungkinkan kita melihat data secara visual. Metode ini juga memiliki kelemahan diantaranya tidak ada kriteria objektif untuk memilih grafik terbaik. Kualitas rumus biaya bergantung pada kualitas penilaian subjektif dari analisis.

4.      Metode kuadrat terkecil
Hingga saat ini kita telah menyinggung konsep tentang suatu garis yang paling sesuai yang ditunjukkan oleh grafik scatter. Apakah yang dimaksud dengan garis yang paling sesuai ? Secara intuitif, garis yang paling sesuai adalah garis dimana titik-titik data lebih dekat kepada garis. Tetapi apa yang dimaksud dengan lebih dekat? Kedekakatan setiap titik pada garis dapat diukur dengan jarak vertikal titik dari garis. Jarak vertikal ini adalah perbedaan antara biaya aktual dengan biaya yamg diprediksi oleh garis. Jarak vertikal mengukur kedekatan suatu titik ke garis, tetapi kita memerlukan ukuran kedekatan dari semua titik garis. Salah satu kemungkinan mengukur deviasi, semua titik ke garis dan menambahkan semua ukuran tersebut untuk mendapatkan ukuran keseluruhan. Akan tetapi ukuran tersebut bisa menyesatkan. Sebagai contoh, penjumlahan deviasi positif yang kecil dapat menghasilkan ukuran keseluruhan yang lebih besar dibandingkan penjumlahan deviasi positif yang besar dan deviasi negatif yang besar karena pengaruh yang membatalkan dari angka-angka positif dan negatif. Untuk mengatasi masalah ini, metode kuadrat terkecil pertama-tama mengkuadratkan setiap deviasi dan kemudian menjumlahkan deviasi yang dikuadratkan tersebut sebagai ukuran kedekatan keseluruhan. Pengkuadratan deviasi ini menghindari masalah yang disebabkan oleh bauran angka positif dan negatif.
Karena ukuran kedekatan adalah jumlah deviasi kuadrat titik-titik dari garis maka semakin kecil ukurannya semakin baik garisnya. Pada dasarnya pembandingan ukuran kedekatan dapat menghasilkan suatu pemeringkatan semua garis dari yang terbaik sampai yang terburuk. Garis yang lebih mendekati titik dibanding garis lainnya disebut garis kesesuaian terbaik yaitu garis dengan jumlah kuadrat terkecil Metode kuadrat terkecil mengidentifikasi garis yang paling sesuai.
5.      Penggunaan Program Regresi
Perhitungan rumus regresi secara manual cukup membosankan, bahkan hanya dengan lima titik data. Ketika jumlah titik data meningkat, perhitungan manual menjadi tidak praktis. (Instruksi untuk perhitungan manual regresi sederhana tersedia di web site, pada peliputan alternatif. Saat regresi ganda digunakan, manual tampaknya tidak mungkin). Untungnya, program tabel perhitungan seperti lotus 1-2-3®, Quattro Pro®, dan Microsoft Axcel® memiliki regresi yang akan melakukan perhitungan. Yang perlu anda lakukan hanyalah memasukan lebih dari sekedar perkiraan koefisian. Program juga menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk melihat seberapa besarkah persamaan biaya dapat dipercaya- suatu fungsi yang tidak tersedia pada metode scatterplot dan tinggi rendah.

E.     KEANDALAN RUMUS BIAYA
1.      R²- Koefisien Determinasi
Awalnya diasumsikan bahwa suatu pemicu aktivitas menjelaskan perubahan (variabilitas) biaya aktivitas. Contoh Larson Company menunjukkan bahwa jumlah jam penyetelan dapat menjelaskan perubahan biaya penyetelan. Grafik scatter yang disajikan dalam tampilan 3- 11 membuktikannya karena grafik scatter tersebut mengungkapkan bahwa biaya penyetelan dan jumlah jam penyetelan tampak berubah bersama- sama. Jadi, tampaknya masuk akal bahwa jumlah jam penyetelan akan menjelaskan variabilitas dalam biaya penyetelan. Kita dapat menentukan secara statistik  seberapa besar variabilitas dijelaskan dengan melihat pada koefisien determinasi, atau R kuadrat. Koefisien Determinasi, atau R kuadrat adalah persentase variabilitas variabel terikat yang dijelaskan oleh suatu variabel bebas. Persentase ini merupakan ukuran goodness of fit. Semakin tinggi presentasi variabilitas biaya yang dijelaskan, semakin baik garisnya. Karena koefisien determinasi tersebut merupakan persentase variabilitas yang dijelaskan, maka nilainya selalu berkisar antara 0 dan 1. Pada tampilan 3- 15, koefisien determinasinya tersebut “R Square (R kuadrat)”. Besar R kuadrat dalam tampilan tersebut adalah 0, 944301 yang berarti bahwa 94 persen variabilitas biaya penyetelan dijelaskan oleh waktu penyetelan. Hasil ini menyatakan pada kita bahwa garis kuadrat terkecil adalah garis yang baik.
Tidak ada batasan yang jelas untuk koefisien determinasi yang baik dan yang buruk. Yang pasti, semakin dekat R kuadrat ke 1, semakin baik garisnya. Akan tetapi, apakah 89 persen cukup baik? Bagaimana dengan 73 persen? atau 46 persen? Tergantung. Apabila persamaan biaya anda menghasilkan koefisien determinasi 75 persen, anda tahu bahwa varibel bebas anda menjelaskan tiga perempat variabilitas biaya. Anda juga mengetahui bahwa beberapa faktor lainnya atau kombinasi faktor- faktor lainnya menjelaskan satu perempat sisanya. Dengan bergantung pada toleransi anda terhadap kesalahan, anda mungkin ingin memperbaiki persamaan anda akan mencoba variabel- variabel bebas yang lain (misalnya, jumlah penyetelan daripada waktu penyetelan) atau dengan mencoba regresi berganda (yang dijelaskan pada bagian berikut dalam bab ini).         

2.      Koefisien Korelasi
Ukuran alternatif untuk goodness of fit adalah koefisien korelasi, yaitu akar dari koefisien determinasi. Oleh karena akar dapat bernilai negatif, maka nilai koefisisen korelasinya dapat berkisar antara -1 dan +1. Jika koefisien korelasinya adalah positif, maka kedua variabelnya (pada contoh ini, biaya dan aktivitas) bergerak ke arah yang sama dan terdapat korelasi positif. Korelasi positif sempurna akan menghasilkan nilai 1 untuk koefisien korelasi. Da lain pihak, apabila koefisien korelasinya negatif, maka kedua variabel bergerak ke arah yang dapat diprediksi tetapi berlawanan arah. Korelasi negatif  sempurna akan menghasilkan koefisien korelasi sebesar -1. Nilai koefisien korelasi yang mendekati nol mengidentifikasi tidak ada korelasi. Karena itu mengetahui satu gerakan suatu variabel tidak memberikan petunjuk pergerakan variabel lainnya

F.     KESIMPULAN
Perilaku biaya merupakan bagaimana biaya akan bereaksi atau berubah dengan adanya perubahan tingkat aktivitas bisnis. Ada tiga tipe pola perilaku biaya yaitu biaya Variabel, biaya Tetap, dan biaya Semi Variabel.
Metode yang dipakai untuk analisis perilaku biaya yaitu Metode Scattergraph, Metode Tinggi Rendah, Metode Regresi Kuadrat Terkecil, dan Metode Regresi Berganda.
Dalam menilai perilaku biaya, pertama-tama, batasan waktu harus dipertimbangkan, kemudian sumber daya yang dibutuhkan dan keluaran aktifitas harus diidentifikasi, serta masukan dan keluaran harus diukur dan pengaruh perubahan keluaran pada biaya aktifitas harus ditentukan.

G.    DAFTAR PUSTAKA
Carter, William K.2009. Cost Accounting Buku 1 Edisi 14. Jakarta : Salemba Empat.
Garrison, Ray H dan Noreen, Eric W. 2000. Akuntansi Manajerial. Jakarta  : Penerbit Salemba Empat.