Untuk menunjang
perkembangan dunia bisnis pada saat sekarang, maka salah satu aspek penting
yang perlu ditelaah adalah masalah marketing. Marketing sngat menentukan dalam
mempertahankan kehidupan perusahaan, walaupun biaya pemasaran tinggi. Apabila
perusahaan dapat menjalankan dan memainkan prinsip biaya pemasaran atau cost
marketing dengan baik, tentunya perusahaan mempunyai strategi tentang upaya
penngkatan penjualan barang dagangan dengan di fungsikan perwakilan dalam
memenuhi permintaan konsumen.
Biaya pemasaran dalam perusahaan
adakalanya menyulitkan untuk meningkatkan volume penjulan perusahaan, karena
pihak pengelola biasanya diabaikan biaya-biaya yang tidak terkait dengan biaya
dalam proses produksi padahal biaya pemasaran dan biaya administrasi masih
terkait dengan biaya pengelolaan dalam proses produksi sebab barang hasil
produksi belum laku.
Dengan demikian, untuk memasarkan hasil
produk biasanya mendapat hambatan, misalnya barang yang dipasarkan harus
terjamin dari mutu dan kualitas, sehingga bisa bersaing dengan produk
perusahaan yang lain dalam bidang yang sama. Biaya pemasaran dalam kaitannya
dengan pemasaran produk barang dan jasa mempunyai pengaruh terhadap peningkatan
penjualan hasil produk sebab bila ditunjang oleh biaya, maka pihak pemasaran
akan mengunjungi peluang pasar yang bisa didatangi jika ditunjang biaya
pemasaran.
Keberhasilan pelaku bisnis banyak
ditentukan oleh kecermatan dan keuletan dalam mengelola usahanya untuk
kelangsungan hidup hidup meraih tingkat
keuntungan yang diharapkan. Juga
bagaimana mengambil suatu keputusan yang tepat dalam menghadapi berbagai
masalah. Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, maka jumlah barang
yang dihasilkan semakin banyak jumlahnya dan beraneka ragam sehingga dapat
menimbulkan masalah yaitu bertumpuknya barang dipihak produsen yang tentunya
memerlukan pemikiran bagaimana mementukan biaya pemasaran atau dengan kata lain
bagaimana upaya sampai di tangan konsumen.
Penilaian terhadap konsumen barang atau jasa yang sudah diproduk tidak terlepas
dari analisis tentang keadaan masa silam. Pihak pengelola telah memperhitungkan
biaya pemasaran yang akan dipergunakan berdasarkan pada masa lalu, keadaan
perubahan industri, yang selanjutnya kita dapat merencanakan, penulis akan
menganalisis terhadap biaya pemasaran
bagaimana yang akan dialami perusahaan.
Untuk kelancaran dalam penjulan barang
dagangan, maka perlu ditunjang oleh biaya pemasaran, disamping biaya promosi
atau lembaga niaga maka yang paling
tepat digunakan mana yang lebih efisien. Karena barang yang satu belum tentu
sama saluran distribusinya dengan barang yang lain. Apabila tidak demikian,
maka dapat mengakibatkan hambatan dalam
penyaluran barang dagangan dari produsen ke konsumen yang selanjutnya barang
lambat tiba dan kemungkinan besar tidak terjual, sehingga dapat merugikan
perusahaan.
Perhitungan biaya pemasaran dapat
memecahkan persoalan tentang semua kegiatan atau usaha agar barang-barang hasil
produksi sedapat mungkin di distribusikan atau digerakan dengan lancar dari
sektor produsen kepada konsumen melalui proses pertukaran atau penjualan yang
saling menguntungkan karena sudah ditetapkan biaya pemasaran. Terjadinya
transaksi jual beli karena adanya kemupakatan antara penjual dan pembeli,
sehingga antara penjual dan pembeli saling ketergantungan dalam memainkan
perannya sebagai penjual sesuai dengan biaya pemasaran.
Menetapkan biaya pemasaran sebagai usaha
untuk menentukan harga pemasaran dalam memperlancar arus barang dalam penjualan
merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam perusahaan, karena sebelum
terjadi penjualan barang-barang hasil produksi, maka di distribusikan lebih
dahulu.
Secara teoritis orang dapat cenderung
agar distribusi dan penjualan barang dapat dilakukan secara bersama-sama namun
di dalam praktek hal itu sering tidak dapat dilakukan karena jumlah permintaan
pada suatu tempat tidak cukup besar atau banyak menimbulkan persoalan yang
tidak perlu ada, maka akan mengakibatkan pendistribusian dan penjualan tidak
disesuaikan dengan rencana yang telah digariskan
A. Pengertian
Pemasaran
Pemasaran adalah bagaimana cara meningkat
volume penjualan hasil produksi, pemasaran itu dlam arti bagaimana pemberikan
kepuasan kepada konsumen, karena biasanya hasil produksi susah untuk menembus
pemasaran sebab kapan hasil produksi tidak bersaing, kegiatan usaha yang
menitiberatkan dari fungsinya, sebagai proses konsentrasi, ekualisasi dan
penyebaran, ada pula yang menitiberat6kan pemasaran sebagai sistem dalam
lmelaksanakan pemasaran.
Kata pemasaran (marketing) oleh Maulana,
Azas-Azas Marketing (2003 : 19) yang
sebenarnya sangatlah luas, tidak hanya terbatas pada aspek penjualan saja,
tetapi masih ada aspek-aspek lain, yaitu :
1) Mengidentifikasi
kebutuhan konsumen;
2) Pengembangan
produk-produk dan jasa-jasa yang benar-benar diperlukan oleh konsumen;
3) Menetapkan harga
secara tepat;
4) Mempromosikan barang-barang dan jasa-jasa;
5) Mendistribusikan
dengan tepat yang merupakan penentuan
bagi suksesnya penjualan barang-barang dan jasa tersebut.
Dengan begitu pemasaran mencakup kegiatan
yang banyak sekali dan apabila ditarik suatu pengertiannya, maka pemasaran
adalah suatu fungsi bisnis yang mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan
yang belum terpenuhi sekarang dan mengukur seberapa besarnya, menentukan target
mana yang paling baik untuk dilayani dan menentukan berbagai produk, jasa serta
program pendistribusian yang tepat untuk melayani pasar tersebut. Pemasaran
dalam perusahaan tidak jauh berbeda dengan maksud pemasaran dalam pengertian di
atas. Semua aspek pemasaran akan dijadikan pertimbangan dalam menentukan
kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan dalam bidang pemasaran. Tujuan pemasaran
secara umum adalah mendorong konsumen/pelanggan membeli produk kita, untuk
memakai produk dalam jumlah besar yang akan menimbulkan kepuasan konsumen.
Sehubungan hal di atas, pemasaran
berarti suatu aktivitas atau kegiatan manusia berlangsung dalam kaitannya jual
beli di pasar, atau berarti bekerja dengan pasar untuk mewujudkan pertukaran
yang potensial dengan maksud untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan
pokok yang dilaksanakan dalam mempertahankan kelangsungan hidup suatu
perusahaan dengan tujuan untuk
memperoleh laba. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan tersebut tergantung
bagaimana memasarkan suatu produk itu sendiri sehingga tujuan yang diinginkan dapat
tercapai.
Pemasaran merupakan suatu proses
pemilihan, pasar mana yang akan kita masuki, produk apa yang kita pasarkan,
berapa harga yang kita tetapkan serta distributor mana yang akan kita gunakan.
Oleh sebab itu, maka sasaran yang ingin dicapai perusahaan adalah untuk volume
peningkatan penjualan Dalam hal ini bukan semata-mata didasarkan pada selera
dan pemenuhan keinginan di dalam memasarkan produknya agar supaya produk yang
ditawarkan itu dapat terjual.
Untuk memperjelas pengertian pemasaran
ini, maka dikutip oleh beberapa para ahli Sarjana menurut Sofyan Assauri, dalam
bukunya Manajemen Pemasaran suatu Pendekatan Analisis (2001: 2), menyatakan
bahwa, pemasaran adalah untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa
tepat pada orang, pada tempatnya dan waktu serta harga yang tepat dengan
promosi dan komunikasi yang tepat.
Selanjutnya, W.S Stanton Marketing
Praktis, (2000 : 4), mengemukakan bahwa pemasaran adalah stau sistem
keseluruhan kegiatan yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosi kan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan untuk
memenuhi kebutuhan baik pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Ditelaah lebih jauh, pada dasarnya pemasaran merupakan suatu
sistem yang terkait untuk membuat perencanaan, penentuan harga, melaksanakan
promosi, mendistribusikan barang dan
jasa dalam rangka memuaskan
kebutuhan dan keinginan para konsumen.
Sedangkan Winardi Azas-Azas Marketing
(2002 : 10) mendefinisikan bahwa pemasaran adalah pelaksanaan aktivitas dunia
usaha yang mengamati arus benda-benda serta jasa-jasa pada produsen ke konsumen
atau pihak yang menggunakannya.
Dari definisi tersebut di atas
menunjukkan bahwa pemasaran adalah semua kegiatan proses pemindahan barang atau
jasa dari pihak produsen ke pihak konsumen dengan menggunakan suatu keseluruhan
distribusi dalam rangka memperlancar
arus pertukaran barang atau jasa tersebut.
Alex S.Nitisemito, Azas-Azas Marketing,
(2000: 13), memberikan pengertian tentang pemasaran yaitu pemasaran adalah
semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa dari
produsen kekonsumen secara efisien dengan maksud menciptakan permintaan yang
efektif.
Sedangkan Philip Kotler, Manajemen
Pemasaran (2002 : 5) mengemukakan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial
yang memberikan kepada individu atau kelompok, apa yang mereka butuhkan,
inginkan dan ciptakan serta menukarkan produk-produk dan nilai dengan individu
dan kelompok lainnya.
Salah satu beberapa kegiatan manusia dalam
usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan adalah melakukan suatu proses
pertukaran, jadi dengan demikian dapat diketakan bahwa pemasaran diciptakan
oleh para penjual dan pembeli atau lebih dikatakan bahwa pemasaran diciptakan
oleh para produsen dan konsumen dalam upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan
yang jumlahnya tidak terbatas. Jelas bahwa antara produsen dan konsumen
senantiasa beberapa untuk mencari kepuasan dengan cara meraih keuntungan,
sedangkan dalam pihak para konsumen memenuhi kebutuhan prestasi pemilikan
barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen.
Dengan memperhatikan beberapa definisi
pemasaran yang jelas dikemukakan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk menciptakan hubungan
pertukaran serta usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana
strategis yang diarahkan pada pemasaran kebutuhan dan keinginan konsumen, guna
mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba.
B.
Tujuan
Pemasaran
Tujuan pemasaran
sebagaimana diketahui bahwa setiap perusahaan atau produsen selalu ingin
berkembang dan berusaha untuk mengetahui mana paling baik untuk menyampaikan
dan berusaha untuk menyampaikan hasil produksinya dipasaran. Setiap perusahaan
selalu berusaha untuk memilih jalan jalan memenuhi keinginan yang paling tepat,
sehingga dapat memberikan keuntungan yang semaksimal mungkin dengan artian
bahwa hasil produksi bisa bersaing.
Winardi,
Azas-Azas Marketing, (2000: 181) menyakan
bahwa ada empat tujuan pemasaran untuk meningkatkan volume penjualan,
sebagai berikut :
1.
Maksimalisasi konsumsi
Banyak kalangan eksekutif dalam dunia usaha menganggap pemasaran sebagai
sebuah fungsi dunia usaha yang harus melaksanakan tugas, memaksimisasi jumlah
barang-barang dan jasa-jasa yang dikomsumsi. Hal tersebut akan memaksimalisasi
konsumsi produksi, kesempatan kerja serta kekayaan. Ada asumsi yang hidup di
dalam masyarakat bahwa makin banyak barang-barang dan jasa-jasa yang dibeli dan
dikomsumsi orang-orang, makin gembiralah mereka. Ada kelompok lain yang mulai
meragukan apakah barang-barang material yang bertambah banyak jumlahnya berarti
bahwa akan lebih senang. Hal tersebut disebabkan oleh karena melihat bahwa
banyak orang kaya raya ternyata tidak dapat mencapai “kegembiraan dalam
kehidupan mereka”. Akibatnya adalah bahwa kelompok kecil tersebut mulai sangsi
bahwa kehidupan “baik” dicapai melalui konsumsi yang kontinyu serta
berkelebihan.
B.
Maksimilisasi Pemasaran Kepuasan
Konsumen
Banyak pihak
pemasaran beranggapan bahwa
tujuan pemasaran adalah
“maksimilisasi kepuasan konsumen dan bukanlah konsumsi”.Patut
disayangkan bahwa kepuasan konsumen sebagai tujuan pada periode sistem
pemasaran menimbulkan problem-problem serta pengukuran yang luas.
a. Perlu diingat bahwa tak seorangpun
diantara para ahli ekonomi kesejahteraan telah menemukan cara bagaimana
menjumlahkan kepuasan orang-orang yang berbeda-beda dengan skala yang berarti,
sehingga kepuasan total yang diciptakan oleh produk tertentu atau aktivitas
pemasaran tertentu dapat dievaluasi.
b. Kepuasan secara langsung yang
diperoleh oleh para konsumen induvidual dari barang-barang tertentu
kadang-kadang lupa perhitungankan kerugian tertentu yang timbul di dalam proses
yang berlangsung, misalnya pencemaran dan kerusakan lingkungan.
c.
Kepuasan yang dialami konsumen atau orang-orang sewaktu-waktu
mengkomsumsi barang-barang tertentu, dalam
kasus ini barang-barang yang “status”, tergantung pula orang-orang lain
memilih barang-barang tersebut. Karena alasan-alasan yang dikemukakan sulit
sekali utuk mengevaluasi suatu sistem pemasaran. Sehubungan dengan persoalan,
berapa banyak kepuasan yang diberikan olehnya.
3. Maksimalisasi Pilihan
Ada pemasaran tertentu yang menganggap
bahwa sistem pemasaran ideal yaitu sistem yang memaksimalisasi pilihan-pilihan
konsumen. Ini merupakan sebuah sistem yang dapat memungkinkan para konsumen
untuk mencapai barang-barang yang tepat sekali memuaskan selera individual
mereka.
Pada perekonomian demikian, para
onsumen individual dapat memaksimalisasi gaya hidup mereka, dengan demikian
juga kepuasan mereka. usaha memaksimalisasi untuk pilihan konsumen mengandung
beberapa keburukan pula, seperti :
a. Barang-barang
dan jasa-jasa yang akan lebih mahal marena varitas luas memaksakan waktu
produksi yang lebih singkat dan persediaan-persediaan yang lebih banyak
memerlukan penyimpangan oleh para pemasar. Biaya barang dan jasa yang lebih
tinggi akan menyebabkan berkurangnya pendapatan nyata para konsumen serta
kemampuan mereka untuk membeli barang-barang dan jasa dalam jumlah lebih
banyak.
b. Bertambahnya kepuasan konsumen karena
varitas barang-barang yang lebih banyak akan ditiadakan oleh biaya yang lebih
besar sehubungan dengan usaha pencaharian. Para konsumen harus mencurahkan
lebih banyak waktu untuk mempelajari sifat-sifat dari pada macam-macam versi.
Lebih banyak waktu untuk melakukan evaluasi dan mungkin pula lebih banyak waktu
untuk menuju kearah lokasi penjualan spesifik, untuk mengetahui dan mencermati
barang atau jasa dalam situasi penjual barang-barang/ jasa-jasa sesuai dengan
pilihan mereka.
c. Pertumbuhan dalam jumlah tidak perlu
berarti suatu pertambahan dalam jarak pilihan real para konsumen. Akhirnya
perlu diingat bahwa adanya varitas dalam jumlah besar, tidak disenangi oleh
semua konsumen. Ada konsumen yang beranggapan bahwa terdapat adanya kelebihan
pilihan pada katagori-katagori produk tertentu menimbulkan kegelisahan dan
frustasi di kalangan para konsumen.
4.
Memaksimalisasi kualitas kehidupan
Tujuan sebuah sistem pemasaran adalah
bahwa ia harus mengandung sebuah konsepsi tentang kepuasan konsumen. Pada
sebuah masyarakat teknologi kompleks ini, banyak kekuatan-kekuatan berbeda
untuk mempengaruhi kegembiraan dan keinginan masyarakat agar tertarik produk
tersebut.
Konsep-konsep “kualitas kehidupan”
kiranya merupakan sebuah cara yang berguna mencakup macam-macam kekuatan
tersebut.
C. Bauran Pemasaran
(Marketing Mix)
Bauran pemasaran (marketing mix) adalah
suatu istilah yang dipergunakan untuk gabungan di dalam menentukan 4 (empat)
masalah yang terpisah, yaitu mengenai produk, lokasi, promosi dan harga. Dari
empat P'S yaitu produck, price, place dan protion dalam marketing mix, (Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, 2002 :
19), sebagai berikut :
1. Produk, adalah merupakan suatu rangkaian daripada pemecahan masalah
dalam hal produk khususnya produk perbankan, maka akan timbul beberapa
pertanyaan dan masalah diantaranya : Pelayanan apa yang diperlukan dan dibutuhkan
jam berapa konsumen membutuhkan pelayanan.
Untuk suatu pelayanan, nama apakah yang paling menarik disebut. Apakah kita mengadakan penawaran yang
jaraknya cukup luas dan memilih dalam suatu jenis pelayanan.
2. Harga (price), adalah bagian
daripada perhitungan seluruh unsur-unsur biaya selama proses produksi, sehingga
dapat ditentukan harga yang layak ditetapkan ada hasil produksi barang. Apakah
harga yang wajar untuk pemasaran terpadu. Bagaimana mengkalkulasikan kepuasan
nasabah yang ditawarkan. Bagaimana memperhitungkan biaya bagaimana pengaruh saingannya dan sebagainya.
3. Promosi (Promotion), adalah untuk memperkenalkan suatu produk kepada
masyarakat umum, utamanya produk bank siapakah konsumen itu, dimana mereka berada. Apa yang
dibutuhkan, dan bagaimana berkomunikasi secara meyakinkan dengan mereka, apakah
yang akan kita katakan sasaran
komunikasi apa yang kita gunakan kapan
akan dilakukan.
4. Lokasi (Place), adalah penentuan dimana
paling cocok lokasi perusahaan apakah dekat dengan produksen ataukah dekat
dengan konsumen, dimanakah kemungkinan lokasi kantor atau unit. Bentuk
pelayanan apa yang ada pada lokasi.
Secara khsus dalam
pengembangan marketing mix (bauran pemasaran) sebagai dasar perencanaan
tahunan, banyak kebijaksanaan yang dapat dilaukan oleh manajer produksi. Dalam
membuat rencana tahunan itu manajer produksi dapat memilih salah satu aau
beberapa kebijaksanaan sebagaimana dikemukakan oleh Surachman Sunawiharja,
Intisari Manajemen Pemasaran, (1999 : 146), sebagai berikut :
1. Mempertimbangkan
kenaikan harga
Jika
permintaan relatif inelastis, maka suatu kenaikan harga jual akan meningkatkan
hasil penjualan. Dalam hal ini setiap perusahaan volume penjualan akan
mempengaruhi biaya-biaya variabel pada suatu tingkat penjualan tertentu.
2. Mempertimbangkan
suatu pengurangan ukuran atau isi darii kemasan. Pengurangan ini akan
mengurangi biaya variabel pada suatu tingkat penjualan tertentu.
3. Mempertimbangkan
desain baru, biaya desain baru ini dapat dibebankan pada riset pemasaran,
sedangkan biaya pembuatan kemasan baru lebih mahal, maka dapat dibebankan
sebagai biaya variabel.
4. Mempertimbangkan
perubahan kualitas atau karakteristik produk. Jika biaya bahan lebih mahal,
maka biaya variabel persatuan akan naik. Di samping itu budget riset pemasaran
juga akan naik, yaitu pada biaya pengujian.
5. Mempertimbangkan
untuk mencari cara-cara penurunan biaya distribusi dan pengiriman.
6. Mempertimbangkan
perubahan pengeluaran-pengeluaran untuk riset pemasaran.
7. Kebebasan terbesar bagi manajer
produksi dalam perencanaan adalah pada contribution margin.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka
untuk memperoleh keterangan dengan apa yang dapat menjadi keputusan dalam
meningkatkan volume penjualan. Di samping itu ada juga kebijaksanaan mixes
alternatif yang tersedia, sehingga sulit untuk menjalankan eksprimen-eksperimen
guna mengetahui berbagai macam kombinasi.
Untuk mengembangkan potensi pasar yang
sering mengalami perubahan dalam biaya, perubahan dalam persaingan, perubahan
dlam selera konsumen menyebabkan perlu diubahnya mix dari waktu ke waktu. Alam
tetapi walaupun demikian keputusan-keputusan dibuat dengan memperhatikan
marketing mix.
Perusahaan selalu berusaha utuk dapat
hidup berkembang dan mampu brsaing, dalam istilah inilah setiap perusahaan
selalu menetapkan strategi dan cara melaksanaan kegiatan pemasarannya. Kegiatan
pemasaran yang dilakukan, diarahkan untuk dapat mencapai sasaran perusahaan
yang dapat merubah tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam jangka
panjang.
Pasar tertentu serta total unit dan total
volume penjualan tertentu dalam suatu jangka waktu tertentu. Pengarahan
kegiatan pemasaran tersebut hanya mungkin dapat dilakukan dengan menetapkan
garis-garis besar pedoman atau patokan/ panduan umum perusahaan dalam bidang
pemasaran.
Kebijaksanaan pemasaran tertentu sejalan
dengan konsep pemasaran, yang menekankan pemberian pelayanan yang menenkan
pemberian pelayanan yang memuaskan kepada konsumen, melalui kegiatan dan
strategi pamasaran yang terpadu da memungkinkan diperolehnya keuntungan dalam
jangka panjang.
Salah satu unsur dari strategi pemasaran
terpadu adalah strategi bauran pemasaran, yang merupakan strategi dijalankan
perusahaan berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran
produk pada segmen pasar tertentu yang merupakan sasaran pasarnya.
Marketing mix merupakan kombinasi
variabel atau kegiatan yang inti dari sistem pemasaran, variabel mana dapat
dikendalikan oleh perusahaan untuk mempegaruhi reaksi para pembli atau
konsumen. Jadi marketing mix terdiri dari himpunan variabel yang dapat
dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan
konsumen dalam pasar sasarannya. Variabel atau kegiatan tersebut perlu
dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh perusahaan seefektif mungkin, dalam
melakukan kegiatan pemasarannya. Dengan demikian perusahaan tidak hanya sekedar
memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik saja akan tetapi dapat
mengkoordinasikan berbagai variabel marketing mix untuk melaksanakan program
pemasaran secara efektif.
D. Pengertian Biaya
Pemasaran
Untuk lebih memperlancar arus barang dan
jasa dari produsen ke konsumen, maka salah satu faktor yang penting adalah
penatapan harga jual, akan tetapi sebelum ditetapkan harga jual terlebih dahulu
dtetapkan besarnya biaya pemasara dalam memasarkan barang. Biaya pemasaran
menurut Philip Kotler, Manajemen
Pemasaran, (2002 : 28), menyatakan bahwa biaya pemasaran sebgai alat yang
digunakan untuk sarana penghubung terjadinya transaksi jual beli barang dan
jasa.
Biaya pemasaran merupakan salah satu
alternatif bagi perusahaan bagaimana untuk memperlancar barang dan jasa hasil
produk, karena bermunculan produk yang
sama, peranan biaya pemasaran dalam memerangi saingan dan tantangan perlu
diatasi serta harus dilewati, kecermatan
dan kelihaian pengelola perusahaan ditentukan oleh keunggulan menghadapi
pesaing muncul dengan sendirinya.
Bilamana terjadi suatu kesalahan dalam
pemlihan dalam penatapan harga jual akan memberikan pengaruh yang dapat
memperlambat atau menghambat usaha penyaluran barang dan jasa. Produk yang
sudah memenuhi Standar Industri Indonesia (SII) dan sudah memenuhi selera
konsumen namun jika ternyata harga tinggi dibandingkan dengan produk perusahaan
lain, maka produk tidak mempunyai kemampuan dan inisiatif atau kurang bertanggung jawab, maka usaha
penyaluran akan mengalami hamabatan.
Secara umum biaya pemasaran dapat
dibedakan dalam beberapa macam menurut rangkaiannya, sebagai berikut :
1.
Produsen ke konsumen, ialah dalam bentuk saluran distribusi yang paling
pendek dan sederhana adalah saluran distribusi dari produsen langsung ke
konsumen tanpa menggunakan perantara, atau bisa disebut distribusi secara
langsung. Produsen disini kurang memperhatikan salurtan distrbusi yang telah terbangun
selama ini.
2. Produsen ke pengecer ke konsumen, ialah
suatu hal dapat dipengaruhi oleh konsumen atau pengecer secara langsung untuk
melakukan penjualan kepada konsumen. Adapun beberapa kriteria produsen yang
mendirikan toko pengecer sehingga secara langsung melayani konsumen, mempunyai
pengaruh kepada masyarakat, bekepribadian tinggi, dikenal oleh masyarakat.
3.
Produsen ke pedagangan besar ke pengecer ke konsumen, yang berarti bahwa saluran distribusi ini banyak digunakan
oleh produsen, dan dinamakan sebagai saluran distribusi tradisional. Produsen
disini hanya berhubungan kepada pedagang besar (pengusaha besar) tidak melayani
pengecer dan penjual. Produsen disini khususnya melayani dalam partai besar
tanpa menghiraukan pengecer dan penjual.
4. Produsen ke agen ke pengecer ke konsumen,
dalam melaksanakan saluran distribusi produsen memilih agen (agen penjualan
atau pabrik) sebagai penyalurannya. Produsen menjalankan kegiatan
perdagangannya besar dalam saluran distribusi yang ada dan sasaran penjualannya
terutama diajukan kepada pengecer.
5.
Produsen ke agen ke pedagangan besar ke pengecer ke konsumen, yang
berarti saluran distribusi ini berfungsi untuk saling menggunakan agen sebagai
perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian
menjualnya kepada toko-toko kecil agen yang terlihat dalam saluran distribusi
ini terutama agen penjualan.
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penjualan
Perilaku konsumen
dalam meningkatkan minat konsumen sebagai
salah satu bagian daripada peningkatan volume penjualan, Agus Maulana,
Azas-Azas Marketing, (2003 : 157) mengemukakan bahwa strategi pemasaran adalah
pernyataan pokok tentang dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal
permintaan pada pasar target tertentu. Peningkatan pemasaran mengharuskan para
manager untuk memuasatkan perhatian pada empat tugas untuk dapat mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan :
1. Analisis
kesempatan pasar
2. Pemilihan pasar
sasaran
3. Pengembangan
bauran pemasaran
4. Manajemen
pemasaran
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran,
(2002: 96) menyatakan bahwa yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah logika
pemasaran dan berdasarkan hal itu, unit bisnis diharapkan untuk mencapai
sasaran-sasaran pemasarannya. Perilaku konsumen terdiri dari pengambilan
keputusan tentang biaya pemasaran dalam hubungannya dengan keadaan lingkungan
yang diharapkan dan kondisi persaingan dalam pemasaran.
Kalau Sofyan Assaur, Manajemen Pemasaran,
(2002: 15) menerangkan bahwa peningktan perilaku konsumen adalah sebagai usaha
untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada
orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan
promosi dan kondisi komunikasi yang tepat.
Berdasarkan uraian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku
konsumen merupakan serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang
memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu, pada
masing-masing angkatan dan acuan serta alokasinya, utamanya sebagai tanggapan
dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah-ubah
setiap saat.
Oleh karena itu penentuan strategi
pemasaran harus didasarkan atas analisa lingkungan eksternal dan internal
perusahaan, serta analisa kesempatam dan ancaman yang dihadapi perusahaan dari
lingkungan. Di samping itu perilaku konsumen
yang telah ditetapkan dan dijalankan harus dinilai kembali, apakah
sesuai dengan keadaan dan kondisi pada saat ini ataukah telah harus mengalami
perubahan-perubahan dengan menerapkan strategi pemasaran lain dengan
memungkinkan kondisi pemasaran yang diharapkan.
Simorangkir, Marketing Praktis, (2004 :
48) memberikan definisi tentang perilaku konsumen adalah merupakan suatu
keputusan terpadu (marketing mix) yang diteliti keseimbangannya dan diberikan
identitasnya yang jelas agar sasaran tercapai dan dapat meningkatkan usaha
kecil..
Beberapa definisi di atas, bahwa strategi
pemasaran memang perlu ditetapkan, agar produk yang akan dilemparkan ke pasar
tidak lagi memili sasaran yang akan dicapai, tetapi yang terpenting, yaitu :
5. Produk yang akan
dipasarkan telah dikenal oleh masyarakat umum yang disertai dengan penyuluhan.
6. Lokasi dimana
perusahaan berproduksi tidak menyulitkan bagi konsumen. Untuk mendapatkan
kredit.
7. Kualitas produk
terjamin dan telah mendapat pengakuan dari masyarakat umum.
8. Sumber daya
manusia yang digunakan sebagai tenaga kerja sudah terdidik dan terlatih,
sehingga tidak dikhawatirkan lagi tentang service dan pelayanan kepada konsumen
tidak diragukan lagi.
9. Dapat memberikan
kepuasan kepada konsumen terhadap produk yang ditawarkan kepada konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, S, 2001, Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Analisis, Edisi Kedua, Balai Penelitian Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta.
Hartanto, D, 2002, Akuntansi Biaya, Edisi Pertama, Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta.
Kotler, P, 2002, Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan dan Pengendalian, Terjemahan Jaka Wasana, 2000, Edisi kelima, Cetakan Kedua, Erlangga, Jakarta.
Maulana, A, 2003, Azas - Azas Marketing, Cetakan Ketiga, Edisi Kedua, Alumni, Bandung.
Mulyadi, 2002, Akuntansi Biaya, Penentuan Harga Pokok, Edisi Kelima, Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta.
Nitisemita, A,S, 2000, Azas - Azzas Marketing, Edisi Ketiga, Liberty, Yogyakarta.
Sugarda, B.Y, 2000, Kerangka Strategi Perusahaan, Manajemen dan Usahawan Indonesia, Edisi ke 21, Jakarta.
Simorangkir, 2004, Marketing Praktis, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Liberty, Yogyakarta.
Stanton, W.S, 2000, Marketing Praktis, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Liberty Yogyakarta.
Soemarso, SR, 1999, Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga, Cetakan Kedua, Alumni, Bandung.
Swastha, B, dan Irawan, 2002, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua, Cetakan Kedua, Liberty, Yogyakarta.
Winardi, 2000, Azas - Azas Marketing, Cetakan Ketiga, Edisi Kedua, Alumni, Bandung.
Walpole, 1992, Pengantar Statistik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.