Dalam prinsip akuntansi
penanggungan setiap bagian dari organiasai akan dipimpin yang akan melaporkan
hasil pelaksanaan kegiatannya kepad tingkat yang lebih tinggi. Bagian yang akan
dinilai pelaksanaannya dan dipimpin oleh penanggungjawab, disebut pusat
pertanggungjawaban (responsibility center). Suatu pusat pertanggungjawaban
dibentuk untuk mencapai salah satu atau beberapa tujuan. Tujuan tersebut harus
selalu diarahkan agar tidak menyimpang dari tujuan perusahaan secara
keseluruhan. Oleh karena itu dari tujuan seiap pusat pertanggungjawaban
diusahan harus selalu selara, serasi dan seimbang.
Kegiatan setiap pusat
pertanggungawaban terdiri atas penggolongan masukan (imput) menjadi keluaran
(output) dapat beruap bahan baku ,
tenaga kerja atau bebagai jenis bahan lain. Biasanya diperlukan tambahan
masukan-masukan lain berupa modal kerja, peralatan atau harta lainnya.
Prestasi pusat
pertanggungjawaban diukur berdasarkan biaya dan atau pendapatan. Menurut Arief Suadi,
PH. D (2001 : 47) pusat pertanggungjawaban dapat dikelompokkan menjadi sebagai
berikut :
1. Pusat Biaya (Expense Center )
2. Pusat Pendapatan (Revenue Center )
3. Pusat Laba (Provit Center )
4. Pusat Investasi (Investasi Center )
Berikut biaya adalah
pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan biaya
pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Pusat biaya merupakan pusat
pertanggungjawaban yang mengelola masukan dan menghasilkan keluaran, tetapi
keluaran yang dihasilkan tidak digunakan sebagi dasar ukuran prestasi
manajernya.
Dilihat dari hubungan
antara masukan dan keluarannya, pusat biay dapat dibedakan menjadi bebarapa
bagian, yaitu :
1. Pusat Biaya Enjiner (Enggineered Expence Center )
Adalah pusat biaya yang
sebagian besar masukannya mempunyai hubungan yang jelas dengan keluarannya.
Hubungan masukan secara fisik dapat diamati dengan jelas, dan umumnya keluaran
berup produk atau jasa yan dapat dikuantitafkan. Contoh pusat biaya ini adalah
departemen produksi, yang mengelolah masukan berupa bahan baku dan tenaga kerja yang hubungan yang
jelas secara fisik dengan produk atau jasa yang dihasilkan.
2. Pusat Biaya (Disretionary Center)
Adalah pusat biay yang
sebagian besar masukannya tidak mempunyai hubngan yang jelas dengan
keluarannya. Keluarn pusat biay diskresionari umumnya sulit dikuantitafkan.
Misalnya departemen keuangan, departemen personalia, departemen riset dan
pengembangan. Departemen-departemen tersebut menghasilkan keluaran yang sulit
diukur dengan satuan uang, dan tidak mempunyai hubungan seara fisik yang jelas
dengan masukanya.
3. Pusat Pendapat (Revenue Center )
Pusat pendapatan adalah
pusat pertanggungjawban yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan pendapatan
pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Pusat pendapatan sebenarnya juga merupakan
pusat biaya, tetapi ukuran prestasi yang paling penting adalah pendapatan yang
dihasilkannya. Departemen pemasaran umumnya merupakan contoh pusat pendapatn
dan sekaligus merupakan pusat biaya (diskresionary). Prestasi
deparetmenpemasaran diukur berdasarkan pendapatan yang dihasilkannya dari
pendapatan yang dihasilkannya dari penjualan produk atau jasa.
4. Pusat Laba (Provit Center )
Pusat laba adalah pusat
pertanggungjwaban yang prestasi manajernya dinilai atas dasar laba yang
diperoleh, yang merupakan selisih antara pendapatan dengan biaya. Pusat laba
ini diukur prestasinya dari dua aspek, yaitu input dan outputnya. Ada dua meteode pengukurn
provitability manajemen dan pengukurnan ekonomi, dalam pengukuran prestasi
manajemen penekanannya pada penilaian seberapa baik manajer bekerja. Prestasi
suatu pusat laba hanya dibatasi pada laba hanya dibatasi pda laba yang
dikendalikan oleh manajernya.
Dalam pengukuran prestasi
ekonomi ditekankan pada seberapa baik pusat laba bekerja sebagai suatu kesatuan
ekonomi. Selain ditentukan oleh laba juga ditentukan oleh pendapatan dari biaya
lokasi.
5. Pusat Investasi (Investasi Center
Pusat investasi adalah
pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai atas dasar laba yang
dihasilkan dihubungkan dengna investasi yang ditanamkan pada pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Pengukuran prestasi pusat investasi ini
diperlukan suatu divisi yang memperoleh laba tinggi tidak berarti mempunyai
prestasi yang baik jika laba tersebut dihubungkan dengan investasi yang
digunakan untuk meghasilkan laba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar