Modal kerja dalam pembahasan
ini dimaksudkan adalah merupakan investasi
jangka pendek dalam perusahaan seperti investasi pada piutang, persediaan, kas
begitu pula perolehan sumber pembelanjaan jangka pendek seperti trade credit
dan kredit dari lembaga perkreditan. Kenyataan yang dapat dilihat banyaknya
dana yang tertanam pada modal kerja sangat tergantung pada jenis skala
perusahaan. Perusahaan skala kecil harus meminimkan investasninya dalam harta
tetap agar dana yang dimiliki terbatas jumlahnya dapat dioptimunkan
pemanfaatannya menunjang bisnis perusahaan. Disamping itu perusahaan kecil
tidak terlalu banyak memerlukan aktiva tetap.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas, maka Weston
Breigham (2000 : 2) mengemukakan bahwa pengelolaan modal kerja mencakup baik
baik untuk investasi jangka pendek maupun perolehan sumber dana perusahaan.
Pengelolaan modal kerja sangat penting melihat kegiatan sehari-hari adalah
operasi perusahaan yang menyangkut tentang modal kerja.
Pada kenyataan lain dapat dilihat bahwa banyaknya dana
yang tertanam pada current assets adalah sangat besar jumlahnya khususnya bagi
perusahaan kecil harus meminimunkan investasinya dalam harta tetap oleh karena
tidak ada cara lain untuk menghindari investasi dalam biaya, piutang dan
persediaan.
Penentuan besarnya investasi dalam current assets adalah
untuk pengelolaan ini sangat penting untuk menjaga likuiditas dan
profitabilitas perusahaan. Oleh karena kekurangan dana akan terganggu operasi
perusahaan seperti untuk membayar utang jangka pendek, pembayaran upah,
pembayaran utang dagang dan sebagainya.
Demikian pula sebaliknya kelebihan
akan membawa resiko yang harus ditanggung
terhadap sejumla modal kerja yang
menganggur dalam perusahaan, untuk selanjutnya Akan memperkecil profitabilitas
perusahaan. Besarnya kecilnya kebutuhan modal kerja terutama trergantung pada
perputaran atau periode terikatnya modal kerja dan waktu perputarannya, makin
besar jumlah modal kerja yang dibutuhkan.
Periode perputaran atau periode
terikatnya modal kerja adalah merupakan keseluruhan atau jumlah dari pada
periode-periode yang meliputiu jangka waktu lamanya pemberian piutang, lamanya
penyimpangan bahan mentah di gudang, lamanya proses produksi, sedangkan
pengeluaran sehari-harinya merupakan pengeluaran untuk pembelian bahan mentah,
pembayaran upah buruh dan biaya-biaya lainnya.
Piutang merupakan investasi dalam
modal kerja yang tidak dapat dihindari adanya
dalam dunia usaha. Piutang diberikan kepada perusahaan lain atau
individu dan bunganya dengan perusahaan lainnya. Pemberian piutang barang
kepada pelanggan merupakan hal yang dapat dimengerti sebab tanpa memberikan
piutang. Pengusaha mengalami kesulitan untuk dapat dijual barangnya dengan
lancar. Tetapi dilain pihak banyak resiko yang timbul karena memberikan
piutang, yakni mendapat kerugian, kemacetan bahkan membawa kegagalan pada
perusahaan resiko piutang dapat disebutkan, resiko tidak terbayar, resiko
piutang dapat disebutkan resiko tidak terbayar karena keterlambatan penerimaan
piutang.
Cara memperkecil resiko oleh Alex S.
Nitisemito (2001 : 29) mengemukakan bahwa kalau perkiraan piutang yang ada akan
memberikan kemungkinan akan menimbulkan resiko yang lebih besar dari
kemungkinan keuntungan yang akan diterimanya, maka batalkanlah kemungkinan
resiko yang akan muncul yang tidak diguga.
Jadi perlu adanya batas maksimun
piutang yang akan diberikan dan
pertimbangan lain, seperti kemungkinan dari pada para pelanggan untuk
memenuhi kewajibannya, untuk melihat financial position perusahaan langganan
yang diperlihatkan dengan cash flow, pengaruh trend ekonomi pada umumnya untuk
perusahaan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya investasi dalam piutang adalah volume penjualan kredit,
ada syarat-syarat pembayaran, kebiasaan membayar dari pada langganan dan
kebijaksanaan dalam mengumpulkan piutang.
Unsur lain dari working capital
adalah investasi pada persediaan merupakan peningkatan modal perusahaan untuk
persediaan merupakan peningkatan modal perusahaan untuk jangka waktu tertentu
seperti bahan bakuy, barang setengah jadi dan barang jadi, sama halnya piutang
dan persediaan pada umumnya tidak dapat dihindari.
Dalam hubungan ini, maka penetapan
sejumlahg persediaan adalah penyediaan bahan baku dan bahan pembantu untuk
menghasilkan produk. Di samping itu perlu adanya persediaan barang, jadi untuk
menjamin kelancaran penjualan. Besarnya investasi dalam persediaan tergantung
dari pada volume produksi yang direncanakan, estimasi tentang fluktuasi harga
bahan mentah, tingkat kecepatan material menjadi rusak, baiay penyimpangan dan
resiko penyimpangan digudang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar