Pada berbagai bidang khususnya
kehidupan berorganisasi, faktor manusia merupakan masalah utama disetiap
kegiatan yang ada didalamnya. Hal ini dikarenakan adanya garis ketersinggungan
atau interaksi antar individu itu sendiri, pada organisasi maupun pada
teknologinya. Hal ini mengakibatkan kehidupan dinamik dalam suatu organisasi
akan menjadi suatu dinamika itu sendiri.
Produktivitas
kerja merupakan suatu hasil kerja dari seorang karyawan, hasil kerja karyawan
ini merupakan suatu proses bekerja dari seorang karyawan dalam menghasilkan
suatu barang maupun jasa, proses kerja dari karyawan ini merupakan kinerja dari
karyawan. Sering terjadi produktivitas kerja karyawan menurun diakibatkan
karena kedisiplinan kerja yang tidak optimal dalam bekerja.
Perkembangan perusahaan telekomunikasi ditandai dengan
persaingan yang keras antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Situasi tersebut mengakibatkan hanya
perusahaan terbaik yang dapat bertahan pada posisi teratas. Keberhasilan suatu
perusahaan akan sangat bergantung kepada bagaimana pihak manajemen perusahaan
mengelola sumberdaya yang dimiliknya sehingga dapat beroperasi secara optimal.
Setiap
perusahaan mempunyai tujuan untuk mencapai laba optimal dan akan berusaha
semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu usaha yang
dilakukan oleh perusahaan adalah dengan meningkatkan produktivitas kerja
karyawan yang pada akhirnya akan membuat peningkatan pada kualitas dan
kuantitas produk yang dihasilkan sehingga jumlah penjualan meningkat.
Produktivitas
kerja terkadang diasumsikan sebagai penggunaan tenaga kerja dan peralatan yang
lebih intensif untuk menghasilkan produk baik barang maupun jasa. Apabila
penggunaan itu diukur secara tepat, akan menunjukan suatu besaran yang
memperlihatkan besarnya tingkat efisiensi dan efektivitas perusahan tersebut
dalam meningkatkan produktivitas. Pengukuran produktivitas merupakan alat
manajemen yang digunakan untuk menganalisis dan mendorong efisiensi dan
efektivitas produksi. Pada dasarnya produktivitas mencakup sikap mental yang
memandang hari depan secara optimis, dengan berakar pada keyakinan diri bahwa
kehidupan hari ini adalah lebih baik dari hari kemarin dan hari esok adalah
lebih baik dari hari ini.
Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak
luput dari ancaman dinamika persaingan yang ada. Guna menjaga keberlangsungan
dan eksistensi organisasi dalam menghadapi tingkat persaingan diperlukan
langkah strategis, Salah satu strategi yang dapat diaplikasikan adalah dengan
sistem pengelolaan masukan (input)
dan luaran (output) yang ada. Input
mencakup sumberdaya manusia, fasilitas, dan modal harus dikembangkan secara
optimal. Sumberdaya manusia harus dapat diberdayakan secara optimal guna
mencapai produktivitas yang tinggi. Hal ini sangat esensial, karena
produktivitas merupakan suatu tujuan dari setiap organisasi dan dapat dijadikan
sebagai cerminan kinerja organisasi. Sehingga dibutuhkan sumberdaya manusia
yang berdisiplin tinggi.
Disiplin kerja sangat penting untuk pertumbuhan
organisasi, digunakan terutama untuk memotivasi pegawai agar dapat
mendisiplinkan diri dalam melaksanakan
pekerjaan baik secara perorangan maupun kelompok. Disamping itu disiplin
bermanfaat mendidik karyawan untuk mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang
ada, sehingga dapat menghasilkan produktivitas yang baik.
Kurang pengetahuan tentang peraturan, prosedur,
dan kebijakan yang ada merupakan penyebab
terbanyak tindakan indisipliner.
A. Pengertian Sumberdaya Manusia
Sumberdaya
manusia memiliki peranan vital dalam suatu organisasi/ perusahaan keberhasilan
suatu organisasi didukung oleh sumberdaya manusia yang dilimikinya. Beberapa
pendapat yang menjelaskan defenisi sumberdaya manusia adalah antara lain :
Menurut
Faustino Cardoso Gomes ( 2003 : 1 ), dalam bukunya manajemem sumberdaya
manusia. Sumberdaya manusia merupakan salah satu sumberdaya yang terdapat dalam
organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas. Secara umum
sumberdaya yang terdapat dalam suatu organisasi bisa dikelompokkan atas dua
macam yakni :
1. sumberdaya manusia ( human resource
) dan
2. sumberdaya non manusia ( non human
resource )
Kemudian menurut Handari Nawawi dalam
bukunya perencanaan sumberdaya manusia ( 2001 : 37 ), sumberdaya manusia adalah
manusia atau orang yang bekerja atau menjadi anggota suatu organisasi yang
disebut personil, pegawai, karyawan, pekerja, tenaga kerja, dan lain lain.
Uraian mengenai manusia sebagai
sumberdaya menunjukkan bahwa manusia adalah mahluk yang unik dan komplek, yang
dalam bekerja di lingkungan sebuah perusahaan, harus diperlakukan dengan
kualitas kehidupan kerja yang baik agar memungkinkannya bekerja secara efektif
dan efisien.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan
sumberdaya manusia adalah keseluruhan kemampuan personel dalam menyelesaikan
tugas atau kegiatannya sehingga dapat mencapai tujuan yang efektif dan efisien.
Dikatakan efektif jika seseorang mampu bekerja yang tepat, sedangkan efisiensi
adalah apabila seseorang mampu melaksanakan tugas dengan benar, ini mengandung
pengertian bahwa efisiensi yaitu pencapaian hasil yang maksimal dengan
mempergunakan sumberdaya yang minimal atau terbatas.
B. Pengertian Manajemen
Sumberdaya Manusia
Manajemen sumberdaya manusia suatu bidang
yang khusus mempelajari hubungan dan
peranan manusia dalam organisasi perusahaan. Berikut ini beberapa defenisi manajemen sumberdaya manusia :
Menurut Malayu Hasibuan, dalam
bukunya Manajemen Sumberdaya manusia (
2002 : 10 ). Manajemen sumberdaya manusia adalah ilmu dan seni mengatur
hubungan dan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan
perusahaan, karyawan dan masyarakat.
Manulang dalam bukunya Manajemen personalia, (
2002 : 14 ) menyatakan bahwa manajemen sumberdaya manusia adalah seni atau ilmu
memperoleh, memajukan dan memanfaatkan tenaga kerja sehingga tujuan organisasi
data direalisir secara daya guna sekaligus adanya kegairahan dari para pekerja.
Selanjutnya Alex S. Nitisemito, Dalam
bukunya Manajemen Personalia ( 1998 : 10 ) mengemukakan bahwa manajemen
sumberdaya manusia adalah suatu ilmu dan seni untuk melaksanakan antara lain
planning, organizing, controlling, sehingga efektifitas dan efisiensi
sumberdaya manusia dapat ditingkatkan semaksimal mungkin dalam mencapai tujuan.
Dengan memperhatikan uraian diatas jelaslah bahwa pokok dalam manajemen
sumberdaya manusia adalah adanya tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu,
kemudian diusahakan untuk mencapainya.
Tercapainya tujuan organisasi atau lembaga
hanya dimungkinkan karena upaya para pelaku yang terdapat pada organisasi
bersangkutan. Dimana suatu lembaga, baik lembaga pemerintah maupun lembaga
swasta dalam mencapai tujuan yang ditetapkan harus melalui sarana dalam bentuk
organisasi yang digerakkan oleh sekelompok orang yang berperan aktif sebagai
pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi atau lembaga yang
bersangkutan.
Untuk
mencapai tujuan tersebut, maka digunakan tenaga orang lain. Dengan demikian,
seorang manajer dalam usahanya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
tidak bekerja sendiri, tetapi menggunakan tenaga orang lain atau
bawahannya. Dan usaha seperti itu merupakan suatu proses sistematis
dalam melakukan sesuatu. Oleh sebab itu, maka menurut uraian di atas planning,
organising, leading dan controlling merupakan fungsi dari pada manajemen
sumberdaya manusia
A.
Pengertian
Disiplin Kerja
Salah satu sikap kerja karyawan meliputi disiplin,
kejujuran, dan tanggung jawab karyawan. Disiplin
merupakan suatu sikap yang selalu berkehendak untuk mengikuti
peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Disiplin merupakan hal yang penting
karena dapat mendorong peningkatan produktivitas kerja karyawan.
Disiplin adalah kegiatan manajemen
untuk menjalankan standarstandar organisasional. Secara etiomologis, kata “disiplin” berasal dari kata Latin “diciplina” yang berarti latihan atau
pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat (Moukijat 1984
dalam Muhaimin, 2004:6).
Pengertian
disiplin dikemukakan juga oleh Nitisemito (1988:56), yang mengartikan disiplin
sebagai suatu sikap, perilaku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari
perusahaan, baik tertulis maupun tidak tertulis.
Sedangkan
disiplin menurut Hasibuan (2003:193) adala kesadaran dan kesediaan seseorang
menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan
dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi dia akan mematuhi/mengerjakan
semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan. Kesediaan merupakan sikap
tingkah laku dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik yang
tertulis maupun yang tidak tertulis.
Dari beberapa pengertian di atas,
disiplin terutama ditinjau dari perspektif organisasi, dapat dirumuskan sebagai
ketaatan setiap anggota organisasi terhadap semua aturan yang berlaku di dalam
organisasi tersebut, yang terwujud melalui sikap, perilaku dan perbuatan yang
baik sehingga tercipta keteraturan, keharmonisan, tidak ada perselisihan, serta
keadaan-keadaan baik lainnya.
Menurut Mangkunegara (2004:129)
bahwa ada dua bentuk disiplin kerja yaitu disiplin preventif dan disiplin
korektif.
a)
Disiplin
Preventif adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mendorong
karyawan mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan sehingga tidak terjadi pelanggaran. Tujuannya adalah untuk mendorong
karyawan untuk berdisiplin diri.
b) Disiplin Korektif adalah suatu
tindakan yang dilakukan setelah terjadinya pelanggaran peraturan. Tindakan ini
dimaksudkan untuk mencegah timbulnya pelanggaran lebih lanjut sehingga tindakan
dimasa akan datang, akan sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan. Pada
disiplin korektif, karyawan yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai
peraturan yang berlaku. Tujuannya adalah untuk memperbaiki pegawai pelanggar,
memeliara peraturan yang berlaku, dan memberikan pelajaran yang melanggar.
Pada
dasarnya, tujuannya semua disiplin adalah agar seseorang dapat bertingkah laku
sesuai dengan apa yang disetujui oleh perusahaan. Dengan kata lain,
agar seseorang dapat melakukan penyesuaian sosial dengan baik.
Namun demikian, ketika bekerja,
seorang karyawan dapat menampilkan perilaku yang tidak disiplin. Gibson dkk.
(1988:98) mengemukakan beberapa perilaku karyawan tidak disiplin yang dapat
dihukum adalah keabsenan, kelambanan, meninggalkan tempat kerja, mencuri, tidur
ketika bekerja, berkelahi, mengancam pimpinan, mengulangi prestasi buruk,
melanggar aturan dan kebijaksanaan keselamatan kerja, pembangkangan perintah,
memperlakukan pelanggaran secara tidak wajar, memperlambat pekerjaan, menolak
kerja sama dengan rekan, menolak kerja lembur, memiliki dan menggunakan
obat-obatan ketika bekerja, merusak peralatan, menggunakan bahasa atau
kata-kata kotor, pemogoan secara ilegal.
B.
Indikator-Indikator
Kedisiplinan
Menurut
Hasibuan (2003:194) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya
perilaku disiplin kerja, yaitu: tujuan pekerjaan dan kemampuan pekerjaan,
teladan pimipin, kesejahteraan, keadilan, pengawasan melekat (waskat), sanksi
hukum, ketegasan, dan hubungan kemanusiaan.
Sedangkan
menurut Soeprihanto (2000:19) indikator disiplin kerja adalah beban kerja,
yaitu jumlah jam kerja orang yang dipergunakan/ dibutuhkan unttuk menghasilkan
suatu pekerjaan dalam waktu tertentu.
1. Tingkat absensi / kehadiran
2. Desakan waktu
3. Pekerjaan itu sendiri
4. Kehilangan kepercayaan diri
5. Umpan balik yang tidak memadai
6. Kualitas penyediaan yang jelek
7. perasaan diperbudak pekerjaan
C.
Pengertian
Produktivitas Kerja.
F. Pengertian Produktivitas
Pencapaian tujuan perusahaan antara
lain dipengaruhi oleh tingkat produktivitas setiap bidang dalam perusahaan.
Dalam melaksanakan setiap kegiatan peran manusia sangat dominan, dimana
peningkatan produktivitas tidak dapat dilaksanakan.
Menurut J. Rafianto, dalam bukunya ‘’
produktivitas dan pengukurannya ’’ ( 1998 : 16 ) menyatakan bahwa :
Produktivitas
adalah keluaran fisik perunit dari usaha produktif.
1.
Produktivitas adalah tingkat keefektifan dari
manajemen industri di
dalam penggunaan fasilitas-fasilitas untuk produksi.
2.Produktivitas
adalah pengukuran seberapa baik sumberdaya digunakan bersama didalam organisasi
untuk menyelesaikan suatu kumpulan hasil-hasil.
3.
Produktivitas adalah mencapai tingkat (level 0 teringgi dari unjuk laku performance) dengan pemakaian dari sumberdaya
yang minim.
Selanjutnya Mochdarsyah Sinungan dalam
bukunya ‘’ manajemen sumberdaya manusia ‘’ , ( 1998 : 20 ) menyatakan bahwa
produktivitas didefenisikan sebagai perbandingan antara totalitas masukan
(input) selama periode tersebut.
Defenisi yang di kemukakan oleh
Mochdarsyah di atas memasukan semua pemakaian faktor-faktor produktivitas
selama proses produksi hingga selesainya. Faktor-faktor produksi yang
dimaksudkan itu terdiri dari tanah, bangunan, perlatan, dan tenaga kerja.
Dalam penjelasan tentang
produktivitas, muncul berbagai situasi yang melandasimunculnya
defenisi-defenisi tersebut sehingga belum ditemukan kesepakatan dari para ahli
sarjana.
Produktivitas
adalah merupakan daya produksi yang dinyatakan sebagai perbandingan antara
keluaran dan masukan atau rasio antara hasil kegiatan (output) dengan segala
pengorbanan (input) untuk mewujudkan hasil suatu barang atau jasa.
Produktivitas tenaga kerja secara spesifik menurut Kusriyanto (1993:89) adalah
perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja, persatuan
waktu lazimnya jam/orang. Seorang tenaga kerja dinilai produktif jika mampu
menghasilkan produk yang lebih besar dari tenaga kerja lain untuk satuan waktu yang
sama. Seorang tenaga kerja harus mempunyai tingkat produktivitas tinggi jika ia
ingin menghasilkan produk lebih dari standar yang ditentukan dalam satuan waktu
yang sama.
Produktivitas
menurut Simanjuntak (1986:45) mengandung beberapa pengertian, menurut
pengertian filosofis yaitu pandangan hidup dan sikap mental yang selalu
berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan, sedangkan menurut pengertian kerja
yaitu perbandingan antar hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumberdaya yang
digunakan per satuan waktu. Seorang tenaga kerja dinilai produktif jika mampu
menghasilkan produk yang lebih besar dari tenaga kerja lain untuk satuan waktu
yang sama.
Sedangkan
Sinungan (2000:17), produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk
menentukan tujuan efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara
produktivitas untuk menggunakan sumber-sumber secara efisien, dan tetap menjaga
adanya kualitas yang tinggi.
Dari
defenisi yang dikemukakan dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja karyawan
adalah kemampuan seperangkat sumber-sumber daya untuk menghasilkan sesuatu (output) sebesar-besarnya dan
mengorbankan (input) yang digunakan
sekecil-kecilnya.
D.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
Menurut Sinungan (1997),
faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah:
a.
Pekerjaan
yang menimbulkan tantangan, kreativitas dan minat pekerjaan yang diberikan
kepada karyawan sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya akan menimbulkan
minat dan kreativitas serta membuat mereka merasa tertantang untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan hasil yang optimal.
b.
Partisipasi
pada keputusan yang mempengaruhi pekerjaan adanya partisipasi dari karyawan
pada keputusan yang mempengaruhi pekerjaan akan membuat mereka merasa dihargai
dan juga membuat mereka lebih bertanggungjawab dalam menyelesaikan pekerjaan.
c.
Kompensasi
yang berkaitan dengan penampilan kerja kompensasi yang diberikan oleh
perusahaan mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap moral dan disiplin kerja
pada diri karyawan. Oleh karena itu, setiap perusahaan atau organisasi manapun
sebaiknya menetapkan kompensasi yang seimbang dengan beban kerja yang diberikan
sehingga tujuan perusahaan untuk meningkatkan produktivitas dapat tercapai.
d.
Penyederhanaan
jalur komunikasi, komunikasi yang baik adalah kunci utama keberhasilan
perusahaan. Komunikasi akan membantu memupuk semangat kelompok kerja
di antara para karyawan. Komunikasi adalah suatu kerangka yang menyatukan organisasi
bersama-sama, lebih dari sekedar kata-kata yang diucapkan atau dituliskan.
e.
Supervisor yang berkompeten, pengetahuan tentang prinsip
dasar manajemen (perencanaan, pengarahan, pengkoordinasian, tindak lanjut dan
komunikasi) adalah penting sekali bagi seorang supervisor. Supervisor harus
mampu membantu manajemen untuk membuat para karyawan mengerti bahwa
keberhasilan perusahaan tergantung dari sumbangan mereka.
f.
Pengakuan
terhadap pencapaian, adanya pengakuan terhadap pencapaian kerja yang diberikan
oleh perusahaan kepada karyawan akan membangkitkan semangat kerja serta
memotivasi karyawan untuk bekerja dengan lebih baik lagi.
g.
Kesempatan
pengembangan diri, Bagi banyak orang, peluang untuk menghadapi pekerjaan yang
lebih memberikan tantangan sangatlah menarik. Kesempatan untuk mendapatkan promosi
sering berperan sebagai motivator penting. Dalam promosi akan terjadi proses
perubahan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan yang lain dalam tingkat wewenang
dan tanggung jawab yang lebih tinggi daripada tingkat wewenang dan tanggung
jawab yang telah dibebankan pada waktu sebelumnya.
h.
Kesempatan
dan penguasaan unit kerja, penguasaan unit kerja dapat dicapai melalui program
pendidikan dan latihan yang diselenggarkan oleh perusahaan yang diselenggarakan
untuk memperoleh nilai tambah tenaga kerja yang bersangkutan, terutama yang berhubungan
dengan meningkatnya dan berkembangnya pengetahuan, sikap dan keterampilan
tenaga kerja yang bersangkutan. Pendidikan merupakan tugas untuk meningkatkan
pengetahuan, pengertian atau sikap para tenaga kerja, sehingga mereka dapat
lebih baik menyesuaikan dengan lingkungan kerja mereka. Pendidikan berhubungan
dengan menambah pengetahuan umum dan pengertian tentang seluruh lingkungan
kerja. Sedangkan latihan merupakan pendidikan dalam arti yang agak sempit,
terutama dengan instruksi, tugas khusus dan disiplin. Latihan adalah merupakan
suatu proses aplikasi, terutama terhadap peningkatan kecakapan, dan karena itu
diperlukan untuk mempelajari bagaimana caranya melaksanakan tugas dan pekerjaan
tertentu.
i.
Gaya organisasi yang fleksibel, organisasi saat ini harus
dapat mengikuti perkembangan dan perubahan lingkungan. Dengan ditunjang oleh
gaya organisasi yang fleksibel diharapkan perusahaan mampu mencapai hasil yang
optimal dan menciptakan produktivitas kerja.
E.
Usaha-Usaha Untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja
Menurut Anthony et al. (1999 dalam
Yuliana 2004:34) secara umum peningkatan produktivitas suatu perusahaan dapat
dicapai dengan beberapa cara, yaitu:
a.
Organizational
Restructuring (Restrukturisasi
Organisasi).
Banyak perusahaan
yang melakukan restrukturisasi organisasi untuk mencapai peningkatan
produktivitas. Restrukturisasi organisasi dapat dilakukan melalui beberapa cara
yaitu downsizing, merger dan akuisisi, joint ventures dan globalisasi.
b.
Individual
Approach (Pendekatan
Individu).
Dua komponen pokok yang mempengaruhi apakah seorang karyawan
produktif atau tidak adalah kemampuan dan perilaku dari karyawan tersebut. Kemampuan
adalah bagaimana seseorang mampu untuk menyelesaikan pekerjaannya. Kemampuan
seorang karyawan dipengaruhi oleh program pendidikan dan latihan, keterampilan
yang dimiliki serta peralatan kerja yang digunakan untuk menyelesaikan
pekerjaan. Perilaku adalah berkaitan dengan bagaimana seseorang
bekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh
motivasi dan kepuasan kerja. Organisasi yang meyediakan program pendidikan dan
latihan akan memiliki karyawan yang berkemampuan tinggi. Sementara organisasi
yang memperhatikan sumberdaya manusianya serta memiliki kebijakan yang baik
mengenai hal tersebut akan memiliki karyawan yang berperilaku positif terhadap
pekerjaan dan perusahaan.
c.
Leadership
(Kepemimpinan).
Seorang atasan yang memiliki kemampuan leadership yang
kuat mampu mendorong bawahannya untuk bekerja lebih produktif. Ia harus
mampu menerjemahkan misi dan visi perusahaan sehingga dapat dimengerti oleh
para bawahannya. Ia juga harus mampu menciptakan kondisi kerja yang memuaskan
bagi para karyawan sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih efektif dan
efisien.
d.
Employee
Involvement (Keterlibatan
Karyawan).
Keterlibatan karyawan dapat diartikan sebagai suatu
strategi yang digunakan perusahaan untuk membuat para karyawan lebih
bertanggungjawab pada pekerjaannya dengan mengikutsertakan mereka dalam proses
pembuatan keputusan perusahaan.
e.
Total
Quality Management
Total Quality Management adalah suatu sistem manajemen yang
melibatkan seluruh manajer dan karyawan dengan menggunakan metode kuantitatif
untuk terus menerus meningkatkan serta memperbaiki proses organisasi. Total Quality
Management bertujuan untuk mencapai tingkat kepuasan pelanggan tertinggi.
Sementara
itu, menurut Daughtrey dan Ricks (1989 dalam Yuliana 2004:39) untuk
meningkatkan produktivitas kerja karyawan secara khusus dapat digunakan
beberapa pendekatan, yaitu:
a.
Quality
Circles adalah sebuah
kelompok kecil dari para karyawan yang bertemu secara tetap dengan sukarela,
biasanya bersama dengan supervisor mereka, untuk mengidentifikasi dan
memecahkan masalah yang berhubungan dengan pekerjaan.
b. Job
Rotation adalah sebuah sistem dimana para karyawan dipindahkan
dari bagiannya ke bagian lain secara sistematis. Pekerjaan pada bagian produksi
biasanya sangat membosankan, apalagi jika telah bekerja dalam jangka waktu yang
lama. Memindahkan karyawan dari suatu bagian ke bagian lain yang masih
berhubungan akan mengurangi rasa bosan tersebut dan juga akan membuat para
karyawan memahami seluruh proses kerja.
c. Job
Design dan Redisgn adalah
untuk meningkatkan produktivitas, usaha lain yang dapat dilakukan
adalah mendisain ulang suatu pekerjaan. Salah satu metode yang sering digunakan
adalah job enlargement, yaitu menambah jumlah tugas yang ada pada suatu pekerjaan.
Metode lain yang juga dapat digunakan adalah job enrichment, yaitu
memperbesar otonomi, tanggung jawab serta pengawasan pada suatu pekerjaan.
d.
Positive Reinforcement dapat diartikan
sebagai pemberian reward, seperti memberikan pujian, bonus dan pengakuan
atau penghargaan dengan tujuan untuk menjaga motivasi karyawan agar tetap
bekerja dengan baik.
Selain pendekatan yang telah
diuraikan di atas, ada beberapa pendekatan lain yang dapat dilakukan seperti program
pembagian keuntungan (gain sharing) serta program pelatihan dan
pengembangan (training and development) sering digunakan oleh perusahaan
dalam usahanya meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Djafar,
Syamsuddin, EK, 2001, Statistik I & II, penerbit Yayasan Pembangunan
Kawasan Timur Indonesia.
Gomes,
Cardosos, Faustino, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi,
Yogyakarta.
Heidjrachaman
dan Suad Husnan, 1998, Manajemen Personalia, Edisi 4, penerbit BPFE
yogyakarta
Hasimbuan,
Malayu S.P, 2002, MSDM, edisi revisi,Bumi Aksara Jakarta.
---------------,
2004, Dasar-Dasar Perbankan, Cetakan ketiga, Penerbit, Bumi Aksara,
Jakarta.
Kasmir,
2002, Manajemen Perbankan, PT. Ghalia Indonesia, Anggota IKAPI
Jakarta,
Manulang,M,
2002, Manajemen Personalia, Balai Pustaka, Jakarta.
Martoyo,
Susilo. 2002. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Cetakan
kelima, Bina Aksara, Bandung.
Moekijat,
1999, Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan 8 penerbit CV Mandar Maju,
Bandung.
Nawawi,
Handari, 2001, Perencanaan Sumber Daya Manusia, cetakan I, Penerbit
Gajah Mada University Press,Yogyakarta
Nitisemito,
Alex. S, 1998, Manajemen Personalia, edsi 1, Ghalai, Indonesia,
Jakarta.
Ravianto.
J, 1998, Poduktivitas dan Pengukurannya, Seri Produktivitas VIII,
PT.Binama Teknika, Jakarta.
Sastrohadiwaryo,
Siswanto. 2001. Manajemen Tenaga
Kerja Indonesia. Bumi Aksara, Jakarta.
Hasibuan,
Melayu. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi). Penerbit Bumi Karsa,
Jakarta
Mangkunegara,
Anwar Prabu. 2004. Manajemen Sumber Daya
Manusia Perusahaan. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
Muhaimin.
2004. Hubungan Antara Kepuasan Kerja
dengan Disiplin Kerja Karyawan Operator
Komputer Bagian Produksi pada PT. Primarindo Asia Infrastruktur Tbk di Bandung.
Vol.1 No.1 Desember 2004. Hal 1-12
Nitisemito,
Alex. 1991. Manajemen Personalia.
Cetakan ke-8. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
Sekaran,
Uma. 2000. Metodelogi
Penelitian. Penerbit Salemba Empat, Yogyakarta.
Simanjuntak,
P.J. 1986. Pengantar Ekonomi Sumber Daya
Manusia. Penerbit Lembaga Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia . Jakarta
Sinungan,
M. 2000. Produktivitas “Apa dan
Bagaimana” . Penerbit Bumi Aksara, Jakarta
Soeprihanto,
Jon. 2002. Manajemen Personalia. Penerbit
BPFE Yogyakarta, Yogyakarta
Yuliana.
2004. “Pengaruh Kompensasi, Komunikasi
dan Supervisor terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi pada PT. Batik
Keris Sukoharjo. Vol.
1 No.1 Desember 2004. Hal 25 – 40.