A Pengertian Investasi
Kunci
keberhasian perusahaan ditentukan oleh fungsi manajemen berjalan sesuai dengan
perkembangan perusahaan dengan penyesuaian kondisi ekonomi. Fungsi manajemen
sangat menentukan untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan fungsinya masing-masing
dengan memperhatikan hambatan-hambatan yang harus dilalui.
Telah kita
ketahui bahwa dalam penanaman modal pada perusahaan yang dapat dikatagorikan
bahwa investasi dimasa depan dengan periode jangka waktu yang cukup lama, maka
penulis dapat mengemukakan pengertian tentang investasi oleh para ahli ekonomi.
Definisi
investasi oleh Anthony dan James S. Reece Management Accounting, (1999 : 613),
menyatakan bahwa proposal untuk penanaman investasi yang berupa dana, yang
biasanya disebut modal, maka waktu
prosentase yang dianalisa pada tingkat perputaranya, maka uang yang telah
tertanam akan diharapkan pada masa yang akan datang.
Menurut
definisi di atas, bahwa investasi adalah sebagai modal yang tertanam pada
perusahaan untuk memperluas usaha dengan harapan akan diterima kembali setelah
beberapa tahun kemudian. Dikatakan bahwa investasi itu meliputi semua dana
(modal) yang tertanam dalam suatu perusahaan atau proyek untuk ditanamkan pada
harta lancar (current assets) dalam jangka waktu lebih dari satu tahun dalam
proses produksi peruahaan.
Pada dasarnya
pengertian investasi merupakan usaha penanaman faktor-faktor produksi sebagai
langkah-langkah untuk menentukan proyek tertentu untuk menanamkan investasi.
Hal ini yang merupakan salah satu faktor produksi, untuk langkah-langkah
penanaman modal. Proyek ini sendiri dapat bersifat baru sama sekali, atau
perluasan proyek yang ada agar tujuan dari pada proyek dapat dicapai sesuai apa
yang diharapkan, maka diperlukan pelaksanaan yang masing-masing pengetahuannya/
keahliannya.
Menurut M.G.
Wrigt B. Com Manajemen Keuangan (2000 : 59) yang diterjemahkan oleh Charles
T. investasi adalah dengan harapkan
bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang telah diinvestasikan dalam
aktiva tetap lebih dari dana yang telah ternam tersebut.
Berdasarkan latar
belakang di atas, bahwa apabila suatu perusahaan mengadakan investasi dalam
aktiva tetap pada perusahaan, maka neraca sebelah kiri bahwa suatu kegiatan/
aktivitas perusahaan yang akan dapat memperoleh kembali dana yang ditenamkan
dengan harapan yang sama investasi aktiva lancar. Perputaran dana yang tertanam
pada kedua aktiva itu adalah berbeda, yaitu investasi dalam aktiva lancar itu
dapat diharapkanb dalam waktu singkat dapat diharapkan hasil yang dicapai, atau
usaha yang secara sekaligus. Kalau investasi aktiva tetap dana yang tertanam di
dalamnya kembali secara keseluruhan perusahaan dalam waktu beberapa tahun
lamanya, dan kembali lagi secara berangsur-angsur melalui depresiasi.
Sukses atau
tidaknya dalam penggunaan dana yang tepat mempunyai pengaruh terhadap
perkembangan perusahaan karena pengaruhnya mempunyai waktu jangka panjang
terhadap tingkat profitbilitas itu. Hal itu menentukan tingkat kemampuan
perusahaan untuk menarik orang untuk menanamkan dananya demi perluasan usaha
perusahaan.
Perusahaan
yang lancar aktivitasnya, rata-rata membutuhkan suntikan dana agar usaha yang
digelutinya dapat bertambah meningkat usahanya, maka perusahaan tersebut
senantiasa mengharapkan bantuan dana darimanapun saja untuk peningkatan usaha
yang lebih layak lagi.
Menurut Dj.
A. Simarmata, Pendekatan Sistem Dalam Analisa Proyek (2001 : 155) pengertian
investasi dalam rencana investasi pada perusahaan dengan harapan masa depan
akan mencerminkan dan tujuan tertentu sebagai berikut investasi adalah
mempunyai pengertian secara luas, terutama bila dikaitkan dengan suatu kegiatan pasar modal yang sekarang. Pada
setiap kegiatan yang hendak menanamkan uang dengan aman termasuk investasi.
Kebiasaan
umum perusahaan, dalam membicarakan tentang rencana investasi dikaitkan dengan
penggunaan uang bagi perusahaan peningkatan usaha dalam kepastian sistem
produksi atau dengan kata lain peningkatan assets capital, misalnya pembelian
sistem produksi dalam bentuk mesin-mesin yang disertai dengan alat teknologi
dan peralatan, pabrik/ gedung atau tanah utuk kebutuhan. Buku ini menunjukkan pengertian investasi diambil yang bersifat
umum, bahwa pada pembicaraan disini dibatasi pada investasi assets capital
tetap.
Berdasarkan pengertian tersebut maka penulis dapat menarik suatu asumsi
bahwa penanaman modal untuk tujuan tertentu khusus dalam kegiatannya,
(Simarmata, 2001 : 12) investasi di bagi dalam kelompok yaitu :
a. Investasi
baru
b.
Investasi nasionalisasi
c.
Investasi perluasan
d. Investasi modernisasi
e. Investasi diversifikasi
B Pengertian
Kelayakan Investasi
Pada setiap perusahaan dalam pelaksanaan
kegiatan perusahaan menyangkut operasionalnya selalu mengarah pada tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya yang dapat disesuaikan dengan ruang lingkupnya
perusahaan itu sendiri, maka diperlukan suatu perencanaan yang berlandaskan
modal serta anggaran. Investasi pada perusahaan mengharapkan kelayakan pada
perusahaan akan memperoleh kembali dana yang diinvestasikan dalam jangka waktu
yang cukup lama.
Lebih
jelasnya pengertian tentantg kelayakan investasi pada perusahaan penulis
mengemukakan dari beberapa ahli ekonomi yang membahas masalah yang ada
kaitannya dengan kelayakan investasi. Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan
Perusahaan (2004 : 112) menyatakan bahwa kelayakan investasi mencakup seluruh
proses perencanaan pengeluaan modal yang hasilnya diharapkan sampai lebih dari
satu tahun lamanya. Pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk pembelian tanah,
bangunan dan peralatan serta pengeluaran untuk tambahan aktiva tetap pada modal
kerja yang berhubungan dengan peralatan pabrik (perusahaan).
Pengeluaran
modal disini dengan jangka waktunya cukup lama, sehingga modal yang tertanam
berupa investasi tidak terlalu mengharapkan dalam waktu singkat, artinya modal
yang tertanam itu mempunyai jangka waktu lebih dari satu tahun lama.
Penganggaran
modal itu merupakan pengeluaran dana untuk berlangsung untuk jangka waktu yang
cukup lama, dimana untuk mengetahui pembelian satu unit kendaraan, membutuhkan
waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasil akhir dari adanya pembelian
tersebut. Mengambil keputusan dalam hal ini diperlukan analisa yang cukup
matang, sehingga investasi yang telah dilaksanakan telah memperhitungkan resiko
yang mungcul oleh perusahaan.
Charles T.
Horngren, Cost Accounting (2001 : 204) memberikan definisi tentang investasi
kelayakan, menyatakan bahwa dalam pengambilan keputusan penanaman investasi
jangka panjang sesuai dengan perencanaan.
Pengertian
kelayakan investasi menurut penulis ialah keseluruhan proses dalam perencanaan
dan pengambilan keputusan pengeluaran dana untuk investasi di mana jangka waktu
kembalinya dana tersebut melebihi satu tahun lamanya. Hal ini mempunyai arti
yang sangat penting bagi kelanjutan hidup perusahaan (kesinambungan). Dana yang
dikeluarkan akan terikat untuk waktu yang cukup lama, artinya perusahaan haru
menunggu beberapa tahun sampai keseluruhan dana yang tertanam dapat diperoleh
kembali. Hal ini berpengaruh terhadap kebutuhan dana untuk keperluan-keperluan
lain dalam menutupi kekurangan biaya operasional perusahaan.
Keputusan
dalam penenaman modal, hal yang paling penting untuk dalam memutuskan
langkah-langkah yang harus ditempuh oleh investor, adalah bagaimana metode
pengalokasian dana dengan tidak berisiko tinggi. Jadi kelayakan investasi yang
dibuat oleh pemgelolah perusahaan adalah pengalokasian modal terhadap suatu
usul investasi dimana manfaat atau keuntungan yang akan diperoleh telah
dipertimbangkan sebelumnya untuk masa depan yang akan datang, karena manfaat
atau keuntungan yang akan diperoleh perusahaan belum diketahui secara pasti,
yang berarti usul atau rencana investasi mengandung unsur-unsure resiko.
Kelayakan
investasi pada perusahaan perlulah diadakan penelitian dan evaluasi terlebih
dahulu apakah pendapatan yang diharapkan akan diterima dan dapat menutupi
kemungkinan-kemungkinan resiko yang mungkin terjadi serta bunga yang diharapkan
dapat diperhitungan, bila investor itu sendiri dengan kemungkinan perusahaan
ini mempunyai resiko.
Financing
decision making memutuskan apakah investasi tersebut akan dijalankan dengan
modal, pinjaman modal sendiri (equity) atau bahkan kombinasi dari keduanya.
C Methode Penilaian Investasi
Menentukan
apakah suatu usul investasi dapat diterima atau tidak, layak atau tidak
dilaksanakannya investasi tersebut, maka nalisa secara teliti untuk menyusun
usul-usulan investasi yang perlu diperhatikan.
Berbagai
metode penilaian proyek investasi atau metode untuk menyusun “Rangking” dalam
usul-usul investasi, jadi menurut Sutoyo Siswanto, Studi Kelayakan Proyek (2001
: 118) dalam hal ini hanya dibcarakan 4 (empat) metode penilaian investasi
dalam penyusunan proyek, yaitu :
a. Payback period
b. Net present value
c. Internal rate of return
d. Accounting rate of return
Pada
dasarnya metode penilaian ivestasi tersebut akan diuraikan pada masing-masing
tersendiri, sehingga lebih jelas dari masing-masing peranannya, sebagai berikut
:
Ad 1 Payback period
Pada metode ini berdasarkan
atas suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali sejumlah
pengeluaran untuk tujuan investasi dengan mempergunakan proses aliran kas netto
(net cash flows). Dasar nilah yang dapat menggambarkan panjangnya waktu yang
diperlukan agar dana yang tertanam dalam suatu investasi dapat diperoleh
kembali untuk jumlah seluruhnya, bila proses pada setiap tahun sama jumlahnya.
Payback period dari suatu investasi dapat dihitung dengan cara membagi
investasi dengan proses tahunan.
Ad 2 Net present value
Net present value, metode
ini memperhatikan time value of money, maka proses yang selalu digunakan dalam
menghitung net present value (NPV) adalah merupakan prosentase atau cash flow
yang didiskontokan atau dasar biaya modal (cost
of capitral), atau rate of return yang diinginkan. Metode ini pertama-tama
yang dihitung adalah nilai sekarang (persent value) dari proceeds yang
diharapkan atau dasar discount rate tertentu. Jumlah present value dari
keseluruhan proses selama usianya dapat dikurangi dengan present value dari
jumlah investasinya (initial investment). Disebutkan sebelumnya sebagai rumus
perhitungan-perhitungan investasi dengan memasukkan suku/tingkat bunga di
dalamnya.
Suku bunga dapat juga digunakan pada
perhitungan-perhitungan analisa kelayakan investasi statis dalam perhitungan
mencarti alternatif investasi terbaik.
Dalam penggunaan metode penilaian sekarang (present
value) sebagaimana dilihat di depan, maka V = P (1 + i),
atau rumus secara umum Vn = P ( 1 + i ), yang berarti bahwa n adalah tahun
mendatang, nilai uang sebenarnya P sekarang adalah nilai P dikali faktor
pengali bunga berganda yaitu ( 1 + i
) faktor ini disebut faktor
kompon (Siswanto Sutoyo, 2002 : 15). Sebaliknya bila ada jumlah uang tertentu
di masa depan, misalnya n adalah tahun mendatang, maka dapat dicari nilai
sekarang dengan formula, sebagai berikut :
n CFT
NPV
= Σ - Io
t =
i (1 + v)
NPV disini sebenarnya adalah
singkatan dari Net Present Value
(nilai sekarang). Analisa proyek, rumus dibuat sedemikian rupa sehingga semua
pengeluaran dan penerimaan proyek tercatat dengan teratur, dari tahun ke tahun.
Ad
3 Internal Rate of Return (IRR)
Internal rate of return sebagai penilaian usulan
investasi lain yang menggunakan discount cash flow ialah apa yang disebut
internal rate of return (IRR). Pegertian internal rate of return itu sendiri
dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga akan menjadikan jumlah nilai sekarang
dari proceeds yang diharapkan akan diterima (PV. Of future proceeds) sama dengan jumlah nilai sekarang dari
pengeluaran modal (PV. Of capital outlays).
Pada dasarnya internal rate of return harus dicari trian and error dengan serba
coba-coba.
Menurut perhitungan P.V. dari proceeds dri suatu internal rate of return
(IRR) (Siswanto Sutoyo, 2002 : 115) dengan fornula :
n
NPV
IRR =
i’ + (i” - i’)
(NPV’
+ NPV”)
Penggunaan metode interpolasi perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Dipilih dari
discount rate yang dianggap dekat dengan nilai IRR yang benar, lalu dihitung
NPV dari pada arus benefit dan biaya.
2. Dalam
mengadakan interpolasi hendaknya diantara NPV yang positif dan NPV yang
negatif. Jika positif berarti DF-nya
masih terlalu rendah sedangkan bila negatif, berarti DF-nya sudah terlalu
tinggi.
3. Perbedaan antara DF atau bunga yang
mengadakanb NPV positif dengan DF yang menghasilkan negatif diusahakan yang
melebihi 5 % perbedaan yang lebih besar dari 5 % lebih banyak mengandung
kemungkinan kesalahan dibandingkan dengan yang lima persen atau lima lebih
kecil.
Sesuai
dengan rumus di atas, maka dapat dijelasakan sebagai berikut :
NPV’ = NPV yang positif
NPV” = NPV yang negatif
i’ = Tingkat bunga menghasilkan NPV
positif
i” = Tingkat bunga menghasilkan NPV
negatif
Berdasarkan
hasil perhitungan IRR diperoleh jika internal rate of return sama dengan nilai
i yang yang berlaku sebagai sosial discount rate maka Net Present Value proyek
itu adalah sebesar 0, atau sering disebut go preject. Internal rate of return yang
diperoleh bila lebih kecil dari sosial discount rate maka proyek tersebut tidak
fisibel no go project.
Ad
4 Accounting Rate of Return
Accounting rate of return, merupakan metode
yang biasa disebut avera of return adalah menujukkan prosentase keuntungan
netto sesudah pajak yang dihitung dari average ivestment atau initial
investment dengan menghasilkan pendapatan bersih setelah dikurangi bunga dan
pajak.
Ketiga metode lainnya yang telah diuraikan di
muka payback, net present value dan internal rate of return, berdasarkan dari
pada proceeds atau cash flow, maka metode accounting ini mendasarkan diri pada
keuntungan yang dilaporkan dalam buku (reported accounting income).
Kebaikan dari metode ini ialah pada
kesederhanaannya dan mudah dimengerti, sehingga tidak memerlukan penggunaan
data tambahan. Metode accounting rate of return ini dalam penyusunan ini tidak
dipergunakan karena pada penjelasan di depan memang tidak dijekaskan.
D Pengertian Modal Kerja dan Jenis-Jenis Modal
Kerja
1 Pengertian Modal Kerja
Modal kerja dalam pembahasan ini
dimaksudkan adalah merupakan investasi
jangka pendek dalam perusahaan seperti investasi pada piutang, persediaan kas.
Begitu pula perolehan sumber pembelanjaan jangka pendek seperti trade credit
dan kredit dari lembaga perkreditan. Kenyataan yang dapat dilihat banyaknya
dana yang tertanam pada modal kerja sangat tergantung pada jenis skala
perusahaan. Perusahaan skala kecil harus meminimkan investasninya dalam harta
tetap agar dana yang dimiliki terbatas jumlahnya dapat dioptimunkan
pemanfaatannya.
Mendapatkan
gambaran yang jelas, maka Weston Brigham Manajemen Keuangan (2000 : 2) mengemukakan
bahwa pengelolaan modal kerja mencakup baik untuk investasi jangka pendek
maupun perolehan sumber dana perusahaan. Pengelolaan modal kerja sangat penting
melihat kegiatan sehari-hari adalah operasi perusahaan yang menyangkut tentang
modal kerja.
Kenyataan
lain dapat dilihat bahwa banyaknya dana yang tertanam pada aktiva lancar adalah
sangat besar jumlahnya khususnya bagi perusahaan kecil harus meminimunkan
investasinya dalam harta tetap oleh karena tidak ada cara lain untuk
menghindari investasi dalam biaya, piutang dan persediaan.
Penentuan
besarnya investasi dalam current assets adalah untuk pengelolaan ini sangat
penting untuk menjaga likuiditas dan profitabilitas perusahaan. Kekurangan dana
akan terganggu operasi perusahaan seperti untuk membayar utang jangka pendek,
pembayaran upah, pembayaran utang dagang dan sebagainya.
Kelebihan
akan membawa resiko yang harus ditanggung
terhadap sejumlah modal kerja yang
menganggur dalam perusahaan, untuk selanjutnya Akan memperkecil
profitabilitas perusahaan. Besarnya kecilnya kebutuhan modal kerja terutama
tergantung pada perputaran atau periode terikatnya modal kerja dan waktu
perputarannya, makin besar jumlah modal kerja yang dibutuhkan.
Periode
perputaran atau periode terikatnya modal kerja adalah merupakan keseluruhan
atau jumlah dana yang telah tertanam pada periode yang meliputi jangka waktu lamanya
pemberian piutang, biasanya lama penyimpangan bahan mentah di gudang, lamanya
proses produksi, sedangkan pengeluaran sehari-harinya merupakan pengeluaran
untuk pembelian bahan mentah, pembayaran upah buruh dan biaya-biaya lainnya.
Piutang merupakan
investasi dalam modal kerja yang tidak dapat dihindari adanya dalam dunia usaha. Piutang diberikan kepada
perusahaan lain atau individu dan bunganya dengan perusahaan lainnya. Pemberian piutang barang
kepada pelanggan merupakan hal yang dapat dimengerti sebab tanpa memberikan
piutang. Pengusaha mengalami kesulitan untuk dapat dijual barangnya dengan
lancar. Tetapi dilain pihak banyak resiko yang timbul karena memberikan
piutang, yakni mendapat kerugian, kemacetan bahkan membawa kegagalan pada
perusahaan resiko piutang dapat disebutkan, resiko tidak terbayar, resiko
piutang dapat disebutkan resiko tidak terbayar karena keterlambatan penerimaan
piutang.
Cara memperkecil resiko oleh Alex S. Nitisemito Manajemen Resiko
Piutang, (2003 : 29) mengemukakan bahwa kalau perkiraan piutang yang ada akan
memberikan kemungkinan akan menimbulkan resiko yang lebih besar dari
kemungkinan keuntungan yang akan diterimanya, batalkanlah kemungkinan resiko
yang akan muncul yang tidak diguga.
Perlu adanya batas maksimun piutang yang akan diberikan dan pertimbangan lain, seperti kemungkinan untuk
memenuhi kewajibannya, untuk melihat financial position perusahaan langganan
yang diperlihatkan dengan cash flow, pengaruh trend ekonomi pada umumnya untuk
perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam piutang
adalah volume penjualan kredit, ada syarat-syarat pembayaran, kebiasaan
membayar dan kebijaksanaan mengumpulkan piutang.
Unsur lain dari working capital adalah investasi pada persediaan merupakan
peningkatan modal perusahaan untuk persediaan merupakan peningkatan modal
perusahaan untuk jangka waktu tertentu seperti bahan baku, barang setengah jadi
dan barang jadi, sama halnya piutang dan persediaan pada umumnya tidak dapat
dihindari.
Hubungan ini, maka penetapan sejumlah persediaan adalah penyediaan bahan
baku dan bahan pembantu untuk menghasilkan produk. Perlu adanya persediaan
barang, jadi untuk menjamin kelancaran penjualan.
Besarnya investasi dalam persediaan tergantung dari pada volume produksi
yang direncanakan, estimasi tentang fluktuasi harga bahan mentah, tingkat
kecepatan material menjadi rusak, baiay penyimpangan dan resiko penyimpangan
digudang.
2 Jenis-Jenis Modal Kerja
Jenis-jenis modal kerja
pada dasarnya terdiri dari atas modal kerja permanen (permanent working
capital) dan modal kerja variabel (variabel working capital) oleh Mulyadi Akuntansi
Biaya (2002 : 56) sebagai berikut :
1. Modal kerja permanent (permanent
working capital), yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk
dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang secara
terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Yang termasuk modal kerja
permanent, antara lain :
2. Modal kerja primer (primary working capital),
yaitu jumlah modal kerja yang harus ada pada perusahaan untuk menjalankan
kontinutas usahanya.misalnya, kas paling sedikit ada ditangan supaya dapat
memenuhi kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi dalam waktu singkat.
Persediaan akhir harus cukup untuk memenuhi pesanan
piutang yang merupakan jumlah minimun untuk memperluas kredit kapada langganan.
a. Modal kerja normal (normal working capital), yaitu jumlah
modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan perluasan produksi normal.
b. Pengertian normal disini dalam arti yang dinamis yaitu
selalu dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan bahan produksi dengan keadaan
kebutuhannya.
3.
Modal kerja variabel (variabel working capital), yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan.
a.
Modal kerja musiman (seasonal working
capital), yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena
fluktuasi musim. Misalnya pabrik payung, pabrik gula dan sebagainya.
b.
Modal kerja siklus (cyclical working capital), yaitu modal kerja yang besarnya
berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.
c.
Modal kerja darurat (emergency working capital), yaitu modal kerja yang
besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui
sebelumnya.
Cash flow adalah merupakan suatu alat
yang sangat berguna untuk menentukan dana yang diperlukan oleh perusahaan guna
menjlankan fungsinya. Dalam arti bahwa perusahaan membutuhkan modal kerja
sesuai dengan kegiatan perusahaan, agar fungsi manajemen terarah dan terkontrol
utamanya penggunaan keuangan pada perusahaan.
Cash flow merupakan suatu taksiran dari total penerimaan
yang diharapkan akan dapat diperoleh, yang disebuty cash in flow selanjutnya
menutupi pengeluaran-pengeluaran yang diperkirakan akan timbul selama periode
tertentu atau cash out flow.
Hubungan ini Hunt dan kawan-kawan Basic
Business Finance (1998 : 35) mengemukakan pengertian cash flow adalah
penggunaan dana sesuai dengan proyek proposal yang telah dibuat berdasarkan
perencanaan dengan mempunyai jangka waktu tertentu penyelesaian proyek
tersebut.
Pengertian cash flow yang dikemukakan
oleh Pearson Hunt memberikan suatu gambaran bahwa proyeksi cash flow adalah
meliputi perencanaan uang kas yang akan diterima dimasa yang akan datang dan
pengeluaran uang kas tersebut untuk kegiatan operasi perusahaan.
1. Cash receipt and disbursement method, yaitu metode ini
berdasarkan atas rencana laba, dalam penyusunan dan proyekdinya meliputi
penjualan dan pola penerimaannya serta dilain pihak biaya yang dikeluarkan.Pada
metode ini baik digunakan untuk penyusunan anggaran kas yang bersifat jangka pendek.
Jadi dapatlah dikatakan bahwa proyeksi cash flow, dengan menggunakan metode
cash flow receipt and disbursement yang dapat diketahui total penerimaan dan
pengeluaran yang akan timbul dalam perusahaan.
2. Net income cash flow, dengan dasar yang menjadi titik
tolak ukur dalam penyusunan proyeksi cash flow adalah income statement daripada
perusahaan, sebab dari sinilah dapat dihitung kas, baik sumber maupun
penggunaan kas dilakukan oleh perusahaan. Metode ini digunakan untuk proyeksi
kas yang bersifat jangka panjang proyeksi cash flow dengan net income cash flow
digunakan untuk proyeksi, dengan menggunakan net present value (NPV) sebagai
alat evaluasi dalam rencan investasi untuk melihat kemungkinan layak atau
tidaknya rencana tersebut untuk dilaksanakan.
F Pengertian Biaya
Untuk
menghasilkan sesuatu apakah itu barang atau jasa maka perlulah dihitung dan
diketahui besarnya biaya yang dikeluarkan atau yang perlu dan kemungkinan
memperoleh pendapatan yang mungkin diterima. Setiap pengorbanan biaya selalu
diharapkan akan mendatangkan hasil yang lebih besar dari pada yang telah
dikorbankan tersebut pada masa yang akan datang.
Dengan
demikian, seorang pengusaha hendaknya dapat mengetahui bagaimana besarnya
pengorbanan dalam proses produksi pada dasarnya setiap untuk yang merupakan
komponen biaya peruhaan. Dalam hal ini, total biaya selalu dapat dihitung dan
dapat dibandingkan dengan total penerimaan yang mungkin dapat diperoleh dengan
kemungkinan laba yang akan diperoleh.
Berbicara
mengenai masalah biaya merupakan suatu masalah yang cukup luas, oleh karena di
dalamnya terlihat dua pihak yang saling berhubungan. Oleh Winardi, Akuntansi
Biaya, ( 20023 : 147), menyatakan bahwa bahwa bilamana kita memperhatikan
biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu proses produksi, maka dapat dibagi ke dalam dua
sifat, yaitu yang merupakan biaya bagi produsen adalah mendapat bagi pihak yang
memberikan faktor produksi yang terbaik pada perusahaan bersangkutan.
Demikian
halnya bagi konsumen, biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh alat pemuas
kebutuhannya atau merupakan pendapatan bagi pihak yang memberikan alat pemuas
kebutuhan tersebut. Oleh Ikatan Akuntansi Indonesia, (1994: Pasal I ayat 1)
dikatakan bahwa biaya (cost) adalah jumlah yang diukur dalam satuan uang, yaitu
pengeluaran-pengeluaran dalam bentuk konstan atau dalam bentuk pemindahan kekayaan pengeluaran
modal saham, jasa-jasa yang disertakan atau kewajiban-kewajiban yang
ditimbulkannya, dalam hubungannya dengan barang-barang atau jasa-jasa yang
diperoleh atau yang akan diperoleh pada masa yang datang, karena mengeluarkan
biaya berarti mengharapkan pengembalian lebih banyak.
Dari definisi
dan pengertian biaya di atas, dapatlah
dikatakan bahwa pengertian biaya yang dikemukakan di atas adalah suatu hal yang masih merupakan
pengertian secara luas oleh karena semua yang tergolong dalam pengeluaran
secara nyata keseluruhannya termasuk biaya.
Sejalan
dengan definisi dan pengertian di atas, maka D. Hartanto Akuntansi Untuk Usahawan ( 2002 : 89),
memberikan atasan tentang biaya (cost) dan ongkos (expense), sebagai berikut
cost adalah biaya-biaya yang dianggap akan memberikan manfaat atau service
potensial di waktu yang akan datang dan karenanya merupakan aktiva yang
dicantumkan dalam neraca. Sebaliknya expense atau expred cost adalah biaya yang
telah digunakan untuk menghasilkan prestasi. Jenis-jenis biaya ini tidak dapat
memberikan manfaat lagi diwaktu yang akan datang, maka tempatnya adalah pada
perkiraan laba rugi.DAFTAR PUSTAKA
Anthony, N. Robert, and James S. Robert, 1999, Management Accounting, Fifty Edition,
Home Work, Illinois
Richard, D, Irwin.
Hartanto, D, 2002, Akuntansi
Untuk Usahawan, (Management Accounting), Cetakan Kedua Edisi Ketiga,
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia ,
Jakarta .
Horgren, Charles, T, 2001, Cost Accounting, A.Managerial
Emphasis, Fourth Edition, Prentice-Hall, of India Private Limited, New Delhi .
Person, Hunt, 1999, Basic
Business Finance, Second Edition, London :
Irwin Dorsay Internationl, Geogetown, Limited New York .
Nitisemito, Alex,
S, 2001, Manajemen Resiko Piutang, Edisi III, Penerbit Erlangga Yogyakarta.
Riyanto, Bambang,
2004, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Kedua, Cetakan Kedelapan, Penerbit Fakultas Ekonomi,
UGM, Yogyakarta.
Simarmata, A. Dj, 2001 ,
Pendekatan Sistem Dalam Analisa Proyek
Investasi dan Dasar Modal, Penerbit
Gramedia, Jakarta.
Sutoyo, Siswanto, 2002, Studi Kelayakan Proyek, Konsep dan Tehnik,
Seni Management, No. 66, Jakarta, PT. Pustaka, Binaman Presindo, Jakarta.
Wrigth, M.G. B. Com,
2000, Manajemen Keuangan,
diterjemahkan oleh Djoerban, Wachid, Penerbit Yayasan Kanisius, Jakarta.
Weston Fred, J. and Bugene F. Brigham, 2000, Manajemen Keuagan, Edisi Ketujuh, Jilid
II, Penerbit Erlangga, Yogyakarta.
Winardi, 2003, Akuntansi Biaya, Edisi Ketujuh, Penerbit
Alumni, Bandung
Ikatan Akuntansi
Indonesia, 1994, Norma-Norma Pemeriksaan
Akuntansi, Penerbit YKPN, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar