A Pengertian dan
Jenis-Jenis Anggaran
Anggaran dalam berbagai pengertian banyak
diartikan sebagai pernyataan kuantitatif. Hal ini terlihat antara lain pada
pengertian anggaran yang dikemukakan oleh Charles T. Hongren dan George Foster
dalam bukunya Cost Accounting, (2002: 146), sebagai berikut anggaran adalah
suatu pernyataan kuantitatif tentang apa rencana atau tindakan dan alat bantu
untuk koordinasi dan implementasi.
Dalam hal ini anggaran dirumuskan untuk
organisasi secara keseluruhan ataupun
sub unit, di mana anggaran merupakan suatu prosedur yang disebut budgenting
system.
Perencanaan dengan
anggaran dengan mengidentifikasi pada manajemen mengenai : 1. Jumlah laba yang
ditetapkan untuk dicapai perusahaan, 2. Sumber dana yang diperlukan dalam
mencatatkan laba
Pengendalian biaya, yaitu
membandingkan antara hasil aktual dengan anggaran yang akan membantu manajemen
untuk mengevaluasi kinerja dari individu, departemen divisi atau keseluruhan
organisasi perusahaan.
Komunikasi dan koordinasi,
yaitu anggaran mampu untuk mengkomunikasikan
dan mengkoordinasikan keseluruh level dalam departemen, karena anggaran
merupakan bagian integral dari
tujuan-tujuan tersebut departemen divisi dan organisasi perusahaan.
Selanjutnya, definisi anggaran yang
mengandung pengertian yang sama dilakukan oleh Ray H. Garisson (1995: 297),
menyatakan bahwa a budget is a detail
plan outlining acquistion and use of financial and other resources some gives
time period.
Selain mencakup ramalan atau perencanaan
mengenai pendapatan dan pengeluaran penerimaan dan biaya untuk mempermudah
proses perencanaan ini sendiri, maka semua kegiatan operasi dari perusahaan
yang menyusun anggaran harus dikonversikan kedalam bentuk kesatuan nilai uang.
Hal ini dimaksudkan agar
kegiatan-kegiatan tersebut dapat
diukur dalam alat
kesatuan yang sama.
Pengertian anggaran yang mengandung
pengertian sebagaimana disebutkan di atas, ditemukan oleh, Teguh Pajo Mulyono
(2000 : 287) yang menyatakan bahwa budget
is a plan of operation expessed in monetary terms it consequently includes a
forecast a forecast of income and expenditures and of receipts and cost for a
specific period.
Setiap organisasi perusahaan utamanya
perusahaa dengan organisasi yang besar, tidak akan terlepas dari kegiatan
pengendalian. Pengendalian ( control )
dapat memberikan keputusan bahwa sumber-sumber yang diperoleh telah digunakan
secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk
maksud tersebut di atas, budgeting adalah salah satu tehnik yang tersedia.
Budgeting
merupakan rencana kegiatan yang terperinci ditetapkan sebagai suatu
pedoman pelaksanaan dan sebagai suatu dasar penilaian terhadap prestasi kerja
manajer.
Jika kita melihat pengertian budget yang
dikemukakan, maka dimensi waktu juga turut dimasukkan sebagai batasan anggaran,
karena dapat menyebabkan semua biaya total menjadi variabel atau semua biaya
tidak dapat dibedakan antara biaya yang dapat dikendalikan (controllable cost) dengan biaya yang
tidak dapat dikendalikan (uncontrollable
cost).
Pada perusahaan yang sudah sedemikian
stabil, biasa saja membuat peramalan untuk beberapa tahun, atau dengan kata
lain dalam jangka panjang. Namun bagi
perusahaan yang banyak menghadapi ketidak pastian, hanya mungkin untuk membuat
peramalan jangka waktu yang pendek saja, jadi jangka waktu yang dicukupi oleh
anggaran juga, tergantung dari sifat suatu perusahaan itu sendiri, namun
anggaran yang disusun menurut kurun waktu bulanan adalah yang paling baik
karena rencana kegiatan nampak. Disamping itu anggaran bulanan sangat menunjang
pelaksanaan pengendalian yang terjadi dengan segera dapat diketahui.
Proses
penganggaran mempunyai beberapa tujuan :
1. Anggaran menyajikan perencanaan keuangan yang memungkin kan perusahaan untuk dapat mengkoordinasikan
semua aktivitasnya. Dengan menggunakan anggaran para manajer dapat
memproyeksikan hasil dan mengatur strategi yang dibutuhkan sebelum operasi
perusahaan dapat dimulai, sehingga dapat menghindari kesalahan yang merugikan
perusahaan.
2. Proses penganggaran mendorong para
manajer untuk menguji kembali prestasi yang pernah diraih dan memungkinkan
mereka mengubah kembali dan mengoreksi metode operasi yang kurang efisiensi
ketinggalan jaman.
3. Anggaran memungkinkan para manajer untuk
mengimpelementasikan fungsi perencanaan dan pengawasan.
Berdasarkan pengertian di atas, Calvin
Engler (1999 : 305), mengemukakan bahwa, A budget
is a financial plan that sets forth resources neccesary to carry out activities
and meet financial golas for a future period time.
Agar
supaya anggaran dapat
berfungsi sebagai alat koordinasi dan kontrak, maka masing-masing
manajer harus satu tahun jelas luas kekuasaan dan tanggungjawabnya. Ini supaya
tidak terjadi overlapping yang mungkin menyebabkan keruwetan dan kekaburan
mengenai tugas masing-masing yang telah dibebankan. Demikian pula dengan
anggaran dapat berfungsi sebagai alat motivasi kalau setiap manajer dan kepala
bagian diikutsertakan dalam penyusunan perencanaan anggaran ini berarti perlu
adanya pendelegasian wewenang kepada masing-masing manajer,
untuk itu menyusun anggaran operasionya. Dengan demikian masing-masing
manajer akan merasa bertanggung jawab sehingga timbul partisipasi untuk
mencapai target yang telah ditetapkan dalam anggaran.
Dari berbagai pengertian yang dikemukakan
kesemuanya itu menunjukkan sifat yang sama, yaitu bahwa anggaran itu merupakan
suatu rencana kegiatan yang tertulis mengenai apa yang dilakukan oleh suatu
organisasi yang meliputi peramal an
pendapatan dan pengeluaran penerimaan dan biaya-biaya selama periode tertentu
yang dikonversi dalam kesatuan nilai atau moneter.
Menurut D. Hartanto dalam bukunya Akuntansi
Untuk Usahawan (2003 : 131) ada 4 (empat) macam anggaran sebagai berikut :
1. Appropriation
budget
2. Performance
budget
3. Fixed budget
4. Flexible
budget.
ad 1. Appropriation budget adalah untuk memberikan batas
pengeluaran yang boleh dilakukan. Batas
tersebut merupakan jumlah maximun yang dapat dikeluarkan untuk satu hal
tertentu. Dalam macam anggaran ini umumnya digunakan dalam pemerintahan. Namun
bagi perusahaan untuk hal-hal tertentu sangat terbatas keinginan seperti, hanya
untuk penelitian dan advertising saja.
ad 2. Performance budget adalah anggaran yang didasarkan
pada atas fungsi aktivitas dan proyek. Pada anggaran ini perhatian ditujukan
pada penilaian atau biaya-biaya yang dikeluarkan untuk suatu hal tertentu.
Dengan demikian efisiensi dan efektifitas operasi dapat diketahui. Di dalam
perusahaan anggaran yang lazim digunakan adalah formance budget.
ad 3. Fixed budget adalah anggaran yang dibuat untuk satu
tingkat kegiatan selama jangka waktu tertentu, dimana tingkat kegiatan ini
dapat dinyatakan dalam prosentase dan kapasitas jumlah produk yang dihasilkan
selama jangka waktu tertentu pada Foxed budget hanya digunakan jika diketahui
dengan pasti bahwa volume real yang akan dicapai tidak jauh berbeda dengan
volume yang direncanakan semula.
ad 4. Flexible budget adalah bahwa untuk setiap tingkat
kegiatan terdapat norma-norma atau ketentuan antar biaya yang diperlukan. Norma
itu merupakan patokan dari pengeluaran yang seluruhnya dilakukan pada
masing-masing tingkat kegiatan tersebut.
Dalam penyusunan anggaran suatu
perusahaan perlu diperlukan beberapa syarat seperti yang dilakukan oleh
Gunawan Adisaputra dan
Marwan Asri dalam bukunya Anggaran Perusahaan (2000 : 7) menyatakan
bahwa di dalam penyusunan anggaran perusahaan, maka perlu diperlukan beberapa
syarat bahwa anggaran harus realitis, luwes dan kontinyu.
B Pengertian Penggunaan
Anggaran
Penggunaan anggaran yang penulis
maksudkan disini menyangkut masalah perencanaan anggaran belanja rutin
sebagaimana yang disamiapiakn oleh Haw Widjaya, dalam bukunya Otonomi Daerah
dan Daerah Otonomi (2002 : 15) apa yang digariskan dalam dalam penetapan
penggunaan anggaran rutin, sebagai berikut :
1.
Suatu rencana yang sudah disyahkan
2. Rencana bagian
dari pada rencana keseluruhan yang berupa anggaran.
3. Kalkulasi dari pembiayaan
kegiatan pemerintah.
Dengan fungsinya yang demikian
itu, maka rencana anggaran adalah
perkiraan untuk waktu yang akan datang disusun berdasarkan
perjalanan-perjalanan masa lalu dan masa kini. Penyusunannya yang sistimatis
haruslah dilakukan atas dasar klasifikasi anggaran yang digunakan.
Untuk lebih jelasnya
klasifikasi anggaran yang dimuat maka terlebih dahulu dijelaskan dalam berbagai
macam klasifikasi anggaran, dalam anggaran sebagai klasifikasinya meliputi :
1. Klasifikasi obyek
2. Klasifikasi organik
3. Klasifikasi fungsional
4. Klasifikasi ekonomi
5. Klasifikasi program perfomance.
Dari pengertian klasifikasi
obyek pengelompokkan pengeluaran-pengeluaran ke dalam jenis barang jasa
yang apakan dibeli. Sedangkan untuk
klasifikasi organik adalah pengelompokan anggaran atas kategori suatu
organisasi.
Klasifikasi Fungsional adalah
merupakan salah satu pengelompokkan pengeluaran atas dasar fungsi-fungsi yang
akan dijelaskan oleh Mardiasmo, dalam bukunya Otonomi dan Manajemen Keuangan
Daerah, (2002 : 1240 menytakan bahwa ekonomi adalah pengelompokkan pengeluaran
atas dasar kelompok kegiatan fungsi dan proyek yang akan dicapai sehingga dari
pengeluaran-pengeluaran anggaran nantinya dapat diukur efisiensi dan penegasan
yang dapat dijalankan. Dengan mengetahui macam-ma-cam klasifikasi anggaran
tersebut di atas, dengan data yang ada
dapatlah ditentukan perencanaan anggaran belanja rutin pada lokasi penelitian
yang terpilih disusun berdasarkan dengan sistimasi sebagai dasar dalam
pertimbangan klasifikasi anggaran yang sesuai.
Untuk itu penulis akan
menyajikan data-data dalam penyusunan anggaran belanja rutin pada lokasi yang
terpilih dimana anggaran tersusun sebagai berikut :
1. Belanja Pegawai terbagi atas :
a. Gaji Pokok
b. Tunjangan Tambahan
c. Tunjangan istri / suami
d. Tunjangan anak
e. Tunjangan jabatan
f.
Belanja Pegawai lainnya yang meliputi :
1. Tunjangan pangan/beras
2. Biaya lembur
3. Honor untuk juru pemelihara bangunan
purbakala
2. Belanja barang
terdiri atas :
a. Keperluan sehari-hari perkantoran,
dipergunakan untuk :
1. Keperluan bahan/ alat tulis
menulis
2. Perlatan kantor ketata usahaan
3. Perlatan bahan/ alat tulis menulis dan
bahan lain
4. Perlatan rumah
tangga kantor
5. Bahan rumah tangga
kantor
6. Pembiayaan benda-benda
pos
7. Biaya rapat dinas
8. Biaya penerimaan tamu
9. Biaya transportasi
10 Biaya petugas jaga
malam.
b. Belanja barang inventaris
kantor :
- Semua barang-barang yang berhubungan dengan barang inventaris kantor.
- Barang-barang keperluan tambahan
c. Belanaja langganan daya jasa
yang terbai atas :
- Biaya langganan listrik
- Biaya langganan telepon
- Biaya langganan gas dan air
d. Bahan alat-alat dan barang-barang lain,
meliputi belanja :
- Peralatan
pemeliharaan benda-benda dan bangunan kuno
- Peralatan penggambaran
- Peralatan fotografi
- Peralatan pemerataan
- Peralatan laboratorium
- Bahan-bahan untuk
fotografi
- Ganti rugi tanah
- Pembelian benda-benda kuno/
benda-benda bersejarah
- Pembelian benda-benda
seni
- Perlatan survey
e. Lasin-lain belanaja terdiri
dari :
- Biaya pengamanan/ penjagaan pemilikan benda-benda, situs-situs,
bangunan-bangunan bersejarah.
- Biaya ganti rugi tanah/ barang dalam rangka perlindungan sejarah dan
kepurbakalan.
- Biaya pemerataan obyek-obyek
sejarah dan ke purbakalaan.
3. Belanja Pemerintah terdiri dari :
a. Belanja pemeliharaan gedung
kantor
b. Belanja pemeliharaan kendaraan dinas
c. Belanja pemeliahraan barang-barang
inventaris kantor
d. Belanjan pemeliharaan perlatan teknis
e. Lain-lain belanja pemeliahraan, yaitu :
- Pemeliharaan bangunan kuno
- Pemeliharaan benda-benda bersejarah/
kuno.
4. Belanja
perjalanan dinas
Untuk perjalanan dinas disini, maka semua
unit kerja harus dapat menentukan, daerah mana saja yang direncanakan dan
perlu ditinjau, dibina,
diarahkan kegiatan yang mana harus dilaksanakan oleh semua daerah atau
suaka-suaka yang ada di daerah.
Setelah penulis mengemukakan sistimatika
perencanaan pembelanjaan tersebut dibagi atas :
a. Jenis belanja
pegawai
b. Jenis belanja
barang
c. Jenis belanja
perjalanan dinas
C
Pengertian Pengendalian Anggaran
Pengendalian anggaran pada prinsipnya
dapat memperhatikan suatu kegiatan dan selalu mengawasi aktivitas sehari-hari
terhadap pengelolaan keuangan hubungannya penggunaan anggaran, maka
pengendalian menurut Sondang. S.Giagian (1999 : 16) draft manajemen yang
didefinisikan bahwa, pengendalian anggaran adalah proses atau usaha yang
sistimatis dalam penetapan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan
kegiatan, sistem informasi penggunaan
keuangan, membandingkan pelaksanaan
nyata dengan perencanaan menentukan dan mengatur
penyimpangan-penyimpangan serta melakukan koreksi perbaikan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan, sehingga tujuan tercapai secara efektif dan
efisien.
Kegiatan pengendalian sangat erat hubungannya dengan fungsi-fungsi
manajemen lainnya, oleh karena kegiatan pengendalian ini dapat dilihat apakah
tujuan kegiatan yang telah direncanakan dapat dicapai dalam pelaksanaan secara
riil.
Dilihat dari tahapan perencanaan dan
pengendalian merupakan unsur-unsur yang dominan dalam manajemen 20 % dari
seluruh kegiatan yang dapat dilaksanakan unsur fungsi pelaksanaan dalam
pengendalian yang merupakan bagian terbesar dalam manajemen. Kagiatan pengendalian anggaran mencukupi perencanaan,
pengawasan, monitoring, evaluasi dan koreksi.
Perencanaan
dan pengendalian anggaran merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam
pelaksanaan kegiatan. Pada pelaksanaan yang memerlukan usaha yang
sungguh-sungguh dan sangat tergantung pada sistem pengendalian yang efektif dan
sistem informasi yang digunakan. Agar dapat melaksanakan pengendalian yang
efektif, maka seorang pimpinan atau pelaksanan tugas memerlukan informasi,
sebagai berikut :
a. Biaya yang
digunakan apakah sesuai dengan hasil
dari bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan. Jika terjadi perbedaan (lebih
besar atau lebih kecil dari rencana biaya) di mana dimana hal terjadi dan siapa
yang bertanggung jawab dan apa yang
dikerjakan.
b. Merupakan biaya
yang akan datang sesuai dengan rencana atau melebihi rencana. Tanggung jawab
pengendalian tidak hanya pada manajer saja tetapi merupakan tanggungjawab semua
orang yang terlihat pada aktivitas tersebut agar dapat mengerjakan bagiannya
dengan baik dan tepat waktu.
c. Menurut
Suprityono, dalam pengertian
yang sama, namun
diungkapkan dengan sederhana.
Pengendalian anggaran adalah proses untuk
memberikan kembali menilai dan selalu memonitor laporan-laporan aapakah pelak
sanaan tidak menyimpang dari tujuan yang sudah yang sudah ditentukan.
Nupriyoni (1999 : 5) berpendapat bahwa
pengendalian bertumpu pada konsep umpan balik, yang secara kontinyu
mengharuskan adanya pengukuran pelaksanaan dan pengambilan tindakan koreksi
yang ditujulkan untuk menjamin pencapaian tujuan-tujuan. Untuk proses
pengendalian ini, maka yakni manajemen sedapat mungkin mendapatkan informasi
yang tepat dan up to date, agar para manajer dapat segera mengadakan
tindakan-tindakan pengendalian sebelum sesuatu penyimpangan serius. Karena
pengendalian yang teratur akan menghasilkan suatu pencapaian yang efektif.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
proses pengendalian menurut Glenn A. Welch (2000 : 9), sebagai berikut :
1. Measurement
of performance against predetermined objec tive, plans and standard.
2.
Communication (reporting) of the result of the measurement process to the
approriate individu and groups.
3.
An analysis of the deviations from the objective plans policies and standard in
order to determinc the under line causes.
Jadi
menurut pengertian di atas, bahwa dalam suatu proses pengendalian
mencakup pengukuran pelaksanaan dengan rencana yang telah
dibuat dan pelaporan hasil
pengukuran kepada manajer yang bersangkutan. Untuk mengukur dalam pelaksanaan
dilakukan dengan cara analisis varians, untuk menentukan sebab-sebabnya,
sehingga dapat dilakukan pemilihan alternatif yang terbaik untuk menentukan
rencana yang akan datang. Agar lebih efektif proses pengendalian ini harus pada
titik atau pada waktu mulai dilakukan kegiatan, artinya seorang manajer yang
bertanggungjawab akan tindakan tertentu sebelumnya harus mengusahakan suatu
bentuk pengendalian. Untuk itu tujuan-tujuan rencana-rencana dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan dan standar-standar yang telah ditetapkan harus
disampaikan kepada manajer dan dipahami sepenuhnya oleh manajer tersebut
terlebih dahulu untuk kemudian dilaksanakan pelaksanaan itu harus tetao
dimonitor apakah sesuai dengan rencana semula.
D Pengertian Efektif
Anggaran
Efeektivitas anggaran pada prinsipnya
dapat memperhatikan suatu kegiatan dan selalu mengawasi aktivitas sehari-hari,
maka efektivitas penggunaan anggaran menurut Sondang. S.Giagian dalam bukunya
Manajemen Personalia, (1999 : 16) draft manajemen yang didefinisikan bahwa,
efektivitas penggunaan anggaran adalah proses atau usaha yang sistimatis dalam penetapan
standar pelaksanaan dengan tujuan pengendalian anggaran, sistem informasi umpan
balik, membandingkan pelaksanaan nyata dengan perencanaan
menentukan dan mengatur penyimpangan-penyimpangan serta melakukan koreksi
perbaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga tujuan tercapai
secara efektif dan efisien.
Kegiatan pelaksanaan anggaran secara
efektif sangat erat hubungannya dengan fungsi pengendalian penggunaan anggaran
, oleh karena kegiatan pengendalian ini dapat dilihat apakah tujuan kegiatan
yang telah direncanakan dapat dicapai dalam pelaksanaan secara riil.
Dilihat dari tahapan perencanaan dan
pengendalian anggaran merupakan unsur-unsur yang dominan dalam manajemen 20 %
dari seluruh kegiatan yang dapat dilaksanakan unsur fungsi pelaksanaan dalam
pengendalian yang merupakan bagian terbesar dalam manajemen. Kagiatan pengendalian mencukupi
perencanaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan koreksi.
Efektivitas pelaksanaan anggaran
merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan kegiatan
kekuangan daerah. Pada pelaksanaan yang memerlukan usaha yang sungguh-sungguh
dan sangat tergantung pada sistem pengendalian yang efektif dan sistem
informasi yang digunakan.
Agar dapat melaksanakan pengendalian yang
efektif, maka seorang pimpinan atau pelaksanan tugas memerlukan informasi,
sebagai berikut :
a. Biaya yang digunakan apakah sesuai dengan hasil dari
bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan. Jika terjadi perbedaan (lebih besar
atau lebih kecil dari rencana biaya) di mana dimana hal terjadi dan siapa
yang bertanggung jawab dan apa yang
dikerjakan.
b. Merupakan biaya yang akan datang sesuai dengan rencana
atau melebihi rencana. Tanggung jawab pengendalian tidak hanya pada manajer
saja tetapi merupakan tanggungjawab semua orang yang terlihat pada aktivitas
tersebut agar dapat mengerjakan bagiannya dengan baik dan tepat waktu.
c. Menurut Suprityono,
dalam pengertian yang
sama, namun diungkapkan dengan sederhana.
Pengendalian adalah proses untuk
memberikan kembali menilai dan selalu memonitor laporan-laporan aapakah pelak
sanaan tidak menyimpang dari tujuan yang sudah yang sudah ditentukan.
Nupriyoni dalam bukunya Konsep Panduan
Perencanaan Anggaran Daerah, (1998 : 5) berpendapat bahwa pengendalian bertumpu
pada konsep umpan balik, yang secara kontinyu mengharuskan adanya pengukuran
pelaksanaan dan pengambilan tindakan koreksi yang ditujulkan untuk menjamin
pencapaian tujuan-tujuan. Untuk proses pengendalian ini, maka yakni manajemen
sedapat mungkin mendapatkan informasi yang tepat dan up to date, agar para manajer dapat segera mengadakan
tindakan-tindakan pengendalian sebelum sesuatu penyimpangan serius. Karena
pengendalian yang teratur akan menghasilkan suatu pencapaian yang efektif.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
proses pengendalian menurut Glenn A. Welch (1999 : 9), sebagai berikut :
1. Measurement of performance against predetermined objec
tive, plans and standard.
2. Communication
(reporting) of the result of the measure1 ment process to the approriate
individu and groups.
3. An analysis of the deviations from the objective plans
policies and standard in order to determinc the under line causes.
Jadi
menurut pengertian di atas, bahwa dalam suatu proses
pengendalian mencakup pengukuran pelaksanaan dengan rencana yang telah
dibuat dan pelaporan hasil
pengukuran kepada manajer yang bersangkutan. Untuk mengukur dalam pelaksanaan
dilakukan dengan cara analisis varians, untuk menentukan sebab-sebabnya,
sehingga dapat dilakukan pemilihan
alternatif yang terbaik untuk menentukan rencana yang akan datang. Agar lebih
efektif proses pengendalian ini harus pada titik atau pada waktu mulai
dilakukan kegiatan, artinya seorang manajer yang bertanggungjawab akan tindakan
tertentu sebelumnya harus mengusahakan suatu bentuk pengendalian. Untuk itu
tujuan-tujuan rencana-rencana dan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan
standar-standar yang telah ditetapkan harus disampaikan kepada manajer dan
dipahami sepenuhnya oleh manajer tersebut terlebih dahulu untuk kemudian
dilaksanakan pelaksanaan itu harus tetao dimonitor apakah sesuai dengan rencana
semula.
E Pengertian Kas dan
Anggaran Kas
Untuk menjaga likuiditas perusahaan perlu
membuat perkiraan atau estimasi mengenai aliran kas di dalam suatu instansi
pemerintah. Dalam hal ini instansi tersebut perlu menyusun anggaran kas.
Untuk lebih jelasnya oleh Bambang Riyanto
(2004 : 19) menyatakan bahwa kas adalah salah satu unsur modal kerja yang
paling tinggi tingkat likuiditasnya.
Kalau Syafaruddin (1998 : 27) memberikan
batas tertentu tentang penggunaan dana yaitu pengertian anggaran kas atau cash
forecast (ramalan kas), adalah kebutuhan kas dalam jangka pendek yang merupakan
bagian dari financial planning perusahaan.
Periode anggaran kas umumnya disusun
untuk jangka waktu satu tahun yang dibagi dalam interval tertentu seperti
bulanan, kuartalan dan enam bulan, untuk menyusun anggaran kas yaitu dalam
mingguan atau bulanan. Sedangkan perusahaan yang mempunyai pola cash flow
relatif dapat menyusun anggaran kas dalam kuartalan atau tahunan. Namun
demikian jarang sekali anggaran kas disusun untuk lebih dari waktu satu tahun.
Walaupun dengan interval bulanan.
Karena sukar untuk menjamin validitas
ramalan baik ramalan penerimaan kas namun ramalan pengeluaran kas. Apabila jika
dihadapkan dengan situasi ekonomi yang kurang stabil. Pada tingkat inflasi yang
tinggi misalnya, anggaran kas lebih baik disusun dalam interval yang lebih
pendek yaitu dalam bulanan.
Masukan kunci dari anggaran kas adalah
ramalan penjualan atas sales forecash yang diberikan oleh bagian penjualan.
berdasaekan ramalan tersebut, manajer financial dapat mengestimasikan cash flow
bulanan yang dihasilkan dari produksi penerimaan baik penerimaan dari penjualan
tunai maupun dari penjualan kredit dan pengeluaran.
F Pengertian Anggaran Keuangan Daerah
Haryani (2003 : 28) dalam pelaksanaan
anggaran keuangan daerah terdapat dua
macam prosedur penilaian anggaran yaitu :
1. Perbandingan tahun
berjalan
Laba yang ditargetkan untuk setiap
divisi/departemen sebaiknya disesuaikan dengan potensi laba dari divisi yang
bersangkutan, jika potensi laba dibatasi oleh tersedianya fasilitas produk,
kondisi personalia, produk dan pasar, maka tidak akan terjadi perubahan hasil
yang besar antara tahun tertentu dengan tahun berikutnya. Akibat penilaian
anggaran pada umunya dimulai dengan penilaian anggara tahun berjalan dan
membahas parubahan-perubahan yang diusulkan untuk tahun yang akan datang dan
pengaruhnya terhadap presentasi keuangan perusahaan.
Jika dalam melakukan penilaian anggaran
diperlukan analisa perubahan dari presentasi tahun berjalan, maka suatu usulan
anggaran sebaiknya memperhitungkan hak-hal sebagai berikut :
a. Perubahan
terhadap presentasi laba
aktual tahun yang
sedang
berjalan diuraikan dalam terminologi
kegiatan manajerial.
b.
Perubahan
presentasi laba yang
disebabkan karena kegiatan
operasional manajerial sebaiknya
diidentifikasikan dengan jelas,
sehingga manajer puncak dapat mengetahui
tindakan koreksi yang
tepat untuk dikembalikan pada target
semula, sementara
perubahan laba yang disebabkan oleh faktor
yang berada dibawah
kendali manajer divisi sebaiknya
dikendalikan secara terpisah.
c. Usulan anggaran
sebaiknya mempertimbangkan secara terpisah
pengaruh
beberapa proyek investasi atau penanaman modal
terhadap
presentasi keuangan untuk tahun yang akan datang.
2. Anggaran berdasarkan program
Penilaian
anggaran yang didahului dengan penyusunan program biasanya mencakup periode dua
dan lima tahun,
setelah program dinilai dan disahkan, maka disusun anggaran tahun pertama untuk
program tersebut, prosedur ini memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan
keuntungan prosedur biasa, yaitu :
a. Proses perencanaan
hampir terjadi sepanjang tahun dan bukan
Terpusat pasa bulan-bulan tertentu
menjelang akhir tahun,
sehingga dimungkinkan untuk meyusun
rencana dalam waktu yang
lebih leluasa.
b. Manajer puncak
memiliki waktu yang lebih lama dalam memutuskan anggaran.
c. Program untuk masa
yang akan datang tidak perlu disusun secara terperinci, sehingga jika terjadi
revisi akan dapat disusun anggaran yang lebih terperinci sesuai dengan
kebutuhan untuk keperluan analisiss varians
d. Tahun kedua dari
program manjadi dasar untuk membandingkan program-program tahun berikutnya.
G
Pengertian Efektivitas
Kata efektif menjadi efektivitas adalah
pencapaian prestasi yang sebesar-besarnya dari suatu kegiatan melalui suatu
produktivitas kerja, untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan melalui
perencanaan sebelumnya.
Menurut The Liang Gie (1999 : 30)
menyatakan efektivitas adalah suatu kegiatan terbaik antara usaha dengan
hasilnya, antara suatu kerja dengan hasil yang dicapai untuk suatu tujuan,
yaitu :
1. Hasil disini
dimaksudkan adalah suatu pekerjaan dapat disebut efektif kalau dengan usaha
tertentu dapat memberikan hasil yang maksimal mengenai mutu atau jumlah satuan
hasil itu atau dengan kata lain terjaminnya kualitas dan kuantitasnya.
2. Dalam usaha,
maksudnya adalah suatu pekerjaan dapat dikatakan efektif jika suatu hasil
tertentu tercapai suatu tujuan yang diinginkan sesuai dengan tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
Calvin
Engler, 1990, Controllership, Tugas
Akuntansi Manajemen, Alih Bahasa, Gunawan Hutahuruk, Edisi Ketigaa,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Gunawan,
Adisapoetra dan Marwan, Asri, 2000, Anggaran
Perusahaan, Edisi Revisi,
Penerbit Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta .
Hartanto, D, 2002, Analisa
Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi, UGM,
Yogyakarta.
Horgren, Charles,
T, 1999, Cost Accounting,
A.Managerial Emphasis, Fourth
Edition, Prentice-Hall, of India Private
Limited, New Delhi .
Liang, The Gie,
1999, Bunga Rampai Manajemen, cetakan Kedua,
Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta .
Mardiasmo, 2002, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah,
Andy, Yogyakata.
Mulyono,
Teguh, Pajo , 2000, Analisis dan Disain
Sistem Informasi, Cetakan Pertama, Edisi Kelima, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Nupriyoni, 1999, Riset Akuntansi, cetakan Kedua, Penerbit
PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta .
Ray H. Garisson,
1995, Akuntansi Pemerintahan, Edisi Ketiga, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta .
Sondang, S.
Siagian, 1999, Pengantar Manajemen,
Cetakan Ketiga, Edisi Ketiga, Penerbit STIE-YKPN, Yogyakarta .
Syafaruddin, 1998, Pembelanjaan
Perusahaan, Edisi Ketiga, Cetakan Kedua, Penerbit Liberty, Yogyakrta.
Widjaya, Haw, 2002, Otonomi
Daerah dan Daerah Otonomi Daerah, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar