Powered By Blogger

Rabu, 01 Februari 2017

Pengertian Produktivitas dan Pelayanan

      Diketahui bahwa di dalam suatu negara atau lembaga usaha pada tingkat produktivitas semakin mendapat perhatian yang sangat serius. Disebabkan karena produktivitas ikut menentukan pembentukan  angka indeks  pertumbuhan nasional. Peningkatan produktivitas secara keseluruhan akan menunjukkan potensi pengadaan barang dan jasa dalam jumlah lebih besar.
      Edwin B. Flippo, Manajemen Sumber Daya Manusia (1999 : 23) Tingkat produktivitas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor  antara  lain, pendidikan dan keterampilan, motivasi, tingkat  penghasilan, lingkungan dan iklim kerja. tehnologi, manajemen dan lain-lain.  
      Upaya memperoleh peningkatan produktivitas maka  tingkat  pendidikan mempunyai peranan sangat penting, sebab makin tinggi tingkat pendidikan dan keterampilan seseorang akan sangat membantu dalam meningkatkan produktivitas. Di Indonesia tingkat produktivitas masih sangat rendah hal ini  disebabkan karena tingkat pendidikan dari angkatan kerja yang ada belum memadai.
Motivasi
      Salah satu  usaha untuk  meningkatkan  produktivitas adalah dengan memberikan motivasi (dorongan). Motivasi adalah  merupakan  proses  untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan. Pemberian motivasi dan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan, yakni : nilai yang diharapkan dan kekuatan untuk mendapatkan nilai tersebut.
Tingkat Penghasilan
      Peningkatan produktivitas dapat pula dilaksanakan dengan cara  memberikan intensif yakni sesuai dengan   peraturan pemerintah  yang ditujukan  kepada pegawai yang  berprestasi atau diberikan suatu tugas kepada, sehingga hasil yang dicapai dapat memuaskan.
      Ada beberapa sifat dasar yang perlu diperhatikan agar sistem upah insentif tersebut dapat berhasil, menurut  Ranupandojo, Pengantar Manajemen, (1997: 216)   yakni :
a. Hendaknya pembayaran  dilaksanakan  sederhana  agar dapat  dimengerti  dan  dihitung oleh karyawan  itu sendiri.
b.  Penghailan  yang  diterima  tersebut  hendaknya  langsung menaikkan output dan efisiensi.
c.  Pembayaran dilakukan secepat mungkin.                                                          
d. Standar kerja  hendaknya dilaksanakan secara hati-hati, jangan  terlalu  tinggi  dan  jangan terlalu rendah.
e. Besarnya upah normal dengan standar kerja pertama, hendaknya cukup merangsang karyawan untuk  bekerja lebih giat.                                                      
Lingkungan dan iklim kerja
      Perbaikan pada lingkungan kerja tidak selalu dapat  memberikan dorongan kepada pegawai untuk dapat meningkatkan produktivitas.  Hal  ini  karena  adanya dua keadaan yang harus diperhatikan sehingga keadaan lingkungan dapat meningkatkan prestasi kerja. Hasil kerja dapat sangat memuaskan dalam suatu keadaan yang buruk, bila hasrat karyawan untuk bekerja amat kuat. sebaliknya dalam keadaan yang sangat baik akan menghasilkan sesuatu yang sangat mengecewakan bila karyawan tidak bergairah untuk berprestasi.
      Peningkatan perkembangan teknologi, setiap badan usaha dapat menigkatkan kemampuan tenaga kerjanya, dimana hal ini dilakukan dengan melatih  kembali mereka yang ingin  lebih maju. Pembinaan seperti ini akan menjamin perubahan-perubahan karyawan untuk kemajuan usaha. Meskipun perkembangan tehnologi dapat membantu  dalam  meningkatkan  prodktivitas, namun  perlu  diperhatikan bahwa dengan  meningkatnya  teknologi  maka  kebutuhan akan tenaga kerja semakin berkurang sehingga akan merupakan masalah yang besar, sebab  akan  menimbulkan pengangguran, walaupun dengan meningkatnya tehnologi, perkembangan pengembangan usaha dapat dilakukan. Terlihat saat ini teknologi sangat membantu peningkatan produktivitas.
Manajemen                                                          
      Peranan manajemen  didalam  meningkatkan produktivitas cukup  besar. Hal ini dapat  dilaksanakan apabila  seseorang  pimpinan  menghargai  prestasi, bukan  hanya  prestasi  yang dapat  dihitung, tetapi  juga prestasi dalam  kerja sama dan  kerja keras. Juga dalam hal ini, seorang  pimpinan dapat bekerja sama dengan karyawan dan dapat memberikan bimbingan kepada bawahannya.
      Upaya memperjelas pengertian produktivitas, maka  yang dimaksudkan  dengan produktivitas tenaga kerja secara spesifik menurut Bambang  Kusriyanto, Manajemen Personalia, (1998: 2), sebagai berikut Perbandingan  antara  hasil  yang  diperoleh dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu.

   

Faktor-Faktor Peningkatan Kerja Pegawai

     Peningkatan kerja pegawai tergantung pada motivasi seseorang atau pimpinan dalam memberikan arahan dan ditunjuk untuk membawa pegawai sadar dengan sendirinya mengakui sampai sejauhmana tugas yang harus diselesaikan sesuai tanggung jawab.
    Adapun faktor yang mendukung peningkatan kinerja pegawai,sebagai  berikut:
1. Rasa tanggung jawab pegawai itu sendiri
2. Memiliki rasa ingin bekerja dengan seikhlas hati
3. Mempunyai dedi kasi yang tinggi
4. Adanya keterampilan dimiliki.
5. Ingin mengetahui sesuatu yang di perusahaan
6. Mempunyai loyalitas dan kerja keras
7. Untuk mengablikasikan antara teori dan praktek.
      Berdasarkan faktor pendukung untuk meningkatkan kinerja pegawai, dengan dasar inilah pimpinan pada salah satu instansi perlu memikirkan tunjangan dan konvensasi jika kelak pegawai memang memiliki dari ke tujuh faktor pendukung. 
      Menurut Hasibuan, dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia, (1999 : 201) menyatakan bahwa  kalau seorang pegawai nanti ada motivasi kerja jika dijanji bonus atau tunjangan, pegawai semacam ini tidak mempunyai dedi kasi yang tinggi pada instansi dimana ia bekerja.

      Penjelasan di atas bahwa pegawai itu tidak mengharapkan tunjangan  atau konvensasi apabila memang ingin meningkatkan kinerjanya. Jika pada kesempatan yang lain misalnya tidak dijanjikan atau tidak ada tunjangan dan konvensasi berarti pegawai tersebut tidak mempunyai gairah kerja.   

Pengertian Kinerja Karyawan

      Kinerja dalam bahasa sehari-hari adalah aktivitas dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan karyawan adalah orang yang telah diterima sebagai karyawan yang bekerja pada perusahaan. Kalau menurut J Rabianto, dalam bukunya Produktivitas dan Pengukurannya (1999 : 19), menyatakan bahwa :
1.     Kinerja karyawan adalah keluaran fisik per unit dari usaha yang secara produktif.
2.     Kinerja adalah tingkat keefektifan dan manajemen pemasaran di dalam penggunaan fasilitas-fasilitas untuk pendapatan.
3.     Kinerja karyawan adalah keefektifan dari penggunaan tenaga kerja.
4.      Kinerja karyawan adalah pengukuran seberapa baik sumber daya digunakan bersama di dalam organisasi untuk menyelesaikan suatu kumpulan-kumpulan hasil-hasil.
5.     Kinwerja karyawan adalah usaha untuk mencapai tingkat (level) tertinggi dari unjuk laku (performance) dengan pemakaian dari sumber daya yang minim.
      Kalau Melapyu SP Hasibuan, dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (1998 : 25), menyatakan bahwa :
1.        Kinerja karyawan adalah pada dasarnya suatu sikap yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu esik lebih baik dari hari ini.
2.        Secara umumn kinerja karyawan mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan.
3.        Kinerja karyawan merupakan dua pengertian yang berbeda, adalah peningkatan pendapatan/ penjualan menunjukkan pertambahan suatu hasil yang telah dicapai, sedangkan peningkatan kinerja karyawan mengandung pengertian pertambahan hasil dan perbaikan cara pencapaian pendapatan yang diinginkan.
4.        Peningkatan kinerja dapat dilihat dalam tiga factor :
4.2 Jumlah pendapatan/ penjualan meningkat dengan menggunakan sumber daya yang sama.
4.3 Jumlah penjualan yang sama atau meningkat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang kurang.
4.4 Jumlah penjualan yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya yang relative lebih kecil.  
5.        Sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses peningkatan pertambahan kinerja karyawan oleh karena pendapatan/ penjualan dan teknologi pada hakekatnya merupakan hasil karya manusia.
      J. Ravianto dalam bukunya Produktivitas dan Pengukurannya (1998 : 18) menyatakan bahwa kinerja karyawan adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta kerja karyawan persatuana waktu.
      Edwin B Flippo, dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (1999 : 112 ) menyatakan bahwa kinerja karyawan adalah sebagai suatu perbandingan antara outpout ( hasil yang dicapai) dan input (tenaga kerja), di mana kinerja karyawan yang digunakan selama proses pendpatan dikatagorikan ke dalam input pendapatan.
      Payaman J Simanjuntak, dalam bukunya Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia (2000 : 15) menyatakan bahwa kinerja karyawan adalah mengefektifkan factor kinerja karyawan yang secara langsung digunakan dalam proses pendapatan.
      Dengan memandang kinerja karyawan sebagai factor masukan (input) yang paling utama guna meningkatkan kinerja karyawan pada suatu instansi,  maka upaya kearah penggunaan kinerja karyawan secara efektif semestinya dilaksanakan oleh instansi itu sendiri. Upaya-upaya penggunaan kinerja karyawan secara efektif ini dapat dilaksanakan melalui berbagai pendekatan seperti pelaksanaan pendidikan, latihan dan berbagai upaya lainnya dilaksanakan dalam pembahasan ini.        


Pengertian Pengembangan Sumber Daya Manusia


Menurut Malayu SP Hasibuan dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (1999 : 76) menyatakan bahwa pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, lonseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/ jabatan melalui pendidikan dan latihan.
Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses pengembangan sumber daya manusia yang lebih teoritis dan konseptual yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan tugas pegawai. Sedangkan latihan merupakan proses pengembangan sumber daya manusia untuk memperbaiki pebguasaan berbagai keterampilan dan tehnik pelaksanaan kerja tertentu dalam waktu yang relative singkat.
T. Hani Handoko dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (1999 : 204) ada 8 jenis tujuan dalam pengembangan sumber daya manusia yaitu :
1.  Productivuty (Produktivitas personil dan organisasi)
2.  Quality (kualitas produk organisasi)
3.  Human resource Plannng (perencanaan sumber daya manusia)
4.  Morale (semanagat pernonil dan iklim orgaqnisasi)
5. Inderect comperation (meningkatkan kompensasi secara tidak langsung)
6.  Health amd safety (kesehatan mental dan fisik)
7.  Obsolecence prevention (pencegahan merosotnya personil)
8.  Personil growth (pertumbuhan kemampuan personil secara individual)
      Dengan memperhatikan tujuan pengembangan tersebut, maja dapat diambil kesimpulan manfaat suatu program pengembangan sumber daya manusia adalah :
1.     Produktivitas kerja meingkat
2.     Pengurangan pemborosan
3.     Mengurangi ketidak hadiran dan turn over pegawai
4.     Memperbaiki metode dan system kerja
5.     Meningkatkan pelayanan
6.     Mengembangkan morak pegawai
7.     Peningkatan karir pegawai
8.     Konseptual dan kepemimpinan
9.     Memperbaiki komunikasi serta

10. Meingkatkan pengetahuan sebaguna pegawai.       

Faktor-Faktor Yang Pempengaruhi Motivasi

     Faktor yang dapat memotivasi karyawan antara lain adalah imbalan yang diterima, dimana imbalan yang diterima, lebih tinggi dari  jumlah yang diterima orang lain didalam  maupun  di luar  perusahaan, merupakan motivasi yang paling bail tetapi bila  penerimaan merosot, maka uang  imbalan itu dapat merongrong motivasi.
      Pemenuhan tingkat kebutuhan maka imbalan ini dapat digunakan untuk memotivasi seseorang, tetapi untuk setiap tingkatan kebutuhan memerlukan bentuk imbalan yang berbeda.
      Tingkatan kebutuhan manusia dapat dibagi atas beberapa macam tingkatan, yaitu :  pada tingkat  pertama kebutuhan  manusia adalah kebutuhan pangan dan sandang, dan tingkat lebih tinggi adalah  kebutuhan  akan keamanan dan kesehatan/keselamatan berikutnya adalah kebutuhan untuk diterima dalam pergaulan sosial.
      Kebutuhan akan  penghargaan dan gengsi, dan akhirnya kebutuhan akan pernyataan atau pemenuhan diri. Disamping  faktor-faktor yang  tersebut di atas ada beberapa lagi yang dapat memotivasi karyawan, antara lain adalah faktor lingkungan, fasilitas produksi juga perhatian pada karyawan.     
      Maslow, dalam bukunya Riset Organisasi (2000 : 152) motivasi seorang pekerja yang merupakan hal yang rumit melibatkan beberapa faktor yaitu sifat individual dari organisasi, diantaranya :
a. Faktor individual, yaitu :
     -  Kebutuhan-kebutuhan (needs)
      -  Tujuan-tujuan (goals) 
      -  Sikap (attitudes)
      -  Kemampuan-kemampuan (Abilities) 
b. Faktor organisasional, yaitu :
     -  Pembayaran/ gaji (pays)
      -  Keamanan pekerjaan (job security) 
      -  Sesama pekerja  (co worker)
      -  Pujian itu sendiri (job it self) 
      Faktor-faktor tersebut di atas hanyalah merupakan suatu kecenderungan dalam arti faktor tersebut bukanlah merupakan faktor yang mutlak bagi suatu perusahaan melainkan ada beberapa faktor yang turut memegang peran yang dapat menyebabkan turunnya motivasi kerja karyawan.    
      Dalam melakukan motivasi dapat dibagi dalam :

       a. Metode yang meyakinkan
          Metode ini bertujuan untuk merubah  sikap dan pendirian karyawan supaya tingkah lakunya sesuai dengan tujuan perusahaan. Hal ini dapat  terlaksana bila karyawan tersebut yakni bahwa ia akan memperoleh penghargaan yang layak atas prestasi yang telah dicapainya. Bila ia memperoleh penghargaan tersebut, maka prestasinya dapat meningkat.
       b. Metode Pendorong
          Adanya insentif akan mendorong karyawan untuk melakukan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Metode ini dibedakan atas :metode insentif  positif dan metode insentif negatif.
       c. Metode Pembalasan Jasa dan Hukuman  Balas jasa yang diberikan kepada perusahaan bagi karyawan yang berprestasi dapat diberikan dalam bentuk konpensasi, sedangkan bila merugikan perusahaan akan dikenakan denda.
       d. Metode Dalam Pemberian sanksi
           Sanksi yang sering dan harus diberikan kepada karyawan perusahaan yaitu sesuai dengan job descritip tidak dijalankan sesuai dengan job,   karyawan tersebut dikenakan sanksi atau tidak ada tanggung jawab.
       Fungsi pengembangan (fungsi development), menyangkut tentang peningkatan dan kecepatan tenaga kerja yang sudah ada melalui training yang diperlukan sebagai tenaga kerja yang baik. Fungsi ini perlu dijelaskan karena tuntutan dalam perkembangan tekhnologi yang modern, juga dipengaruhi bertambahnya situasi manajemen yang dihadapi dan memerlukan tambahan sesuai dengan kebutuhan.
      Fungsi pemberian kompensasi (fungsi compensasi) fungsi fungsi ini merupakan pemberian balas jasa yang setimpal pada personalia yang layak dan adil, karena sumbangan terhadap pengembangan sumber daya manusia.
      Fungsi integrasi (integration), fungsi-fungsi ini menyangkut cara yang baik untuk mengadakan kombinasi atau perpaduan yang serasi antara kepentingan-kepentingan bersama, individu-individu, sebab itu fungsi-fungsi ini menyangkut leadership, komunikasi, motivasi. labour relation dan sebagainya.
      Fungsi pemeliharaan (fungsi maintenance), fungsi-fungsi ini  berhubungan dengan usaha-usaha untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi-kondisi yang hendak  dibangun  melalui keempat fungsi operatif. Bilamana suatu perusahaan membutuhkan tenaga kerja baru, maka sudah barang tentu diusahakan untuk menarik atau mencari orang-orang yang dianggap dapat melaksanakannya pada tugas itu, maka tidak terlepas dengan aspek kuantitatif  mengenai persyaratan minimun yang harus dipenuhi tenaga kerja  atau karyawan bisa menjalankan pekerjaan dengan baik.                                                          

      Bagaimana mengetahui orang-orang yang seharusnya bagaimana perlu dicari untuk melaksanakan pekerjaan yang akan diisi dengan analisa terlebih dahulu artinya dapat diberikan gambaran dari pekerjaan atau pengadaan diadakan job analisis.

Pengertian Motivasi


      Pengertian motivasi sebenarnya bukanlah merupakan suatu hal yang baru, karena jika seseorang melaksanakan suatu kegiatan sebenarnya sudah muncul suatu motivasi dalam dirinya meskipun keberadaan motivasi itu kurang atau jarang disadari pada dasarnya motivasi merupakan sesuatu yang pokok, yang menjadi suatu dorongan bagi seseorang untuk bekerja.
      Lebih jelasnya tentang motivasi yang dapat dikemukkan beberapa pengertian motivasi menurut Susilo Martoyo, dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia, (1999 : 138) menyatakan bahwa motivasi berarti pemberian suatu motif dalam menggerakkan seseorang atau yang dapat menimbulkan dorongan atau keadaan yang, menimbulkan dorongan. Jadi dapat pula dikatakan bahwa motivasi adalah faktor yang mendorong orang untuk bertidak secara sederhana.
      SP. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (1998 : 160) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan. 
      Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah daya dorongan yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengarahkan kemampuan dalam bentuk keahlian dan keterampilan, tenaga dan waktunya menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang ditentukan sebelumnya. Dapat pula disimpulkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dengan dorongan dari suatu kekuatan dalam diri seseorang tersebut, kekuatan pendorong inilah yang dinamakan motivasi.
      Kalau menurut Petersun Plawman dan Malayu S.P. Hasibuan dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia, (1998 : 156) motivasi kerja adalah  proses pemberian dorongan pada orang lain atau diri sendiri untuk melaukan sesuatu guna mermenuh kebutuhan atau keinginannya bekerja, karena :
      1.  Keinginan untuk hidup (the desire live) yaitu keinginan untuk hidup merupakan keinginan utama dari setiap orang oleh karena itu manusia bekerja untuk dapat melnjutkan hidupkan.
2.  Keinginan untuk suatu posisi (the desire for position) yaitu keinginan untuk suatu posisi agar memiliki sesuatu keinginan manusia yang kedua dan ini salah satu sebab mengapa mau bekerja.
1.     Keinginan akan kekuasaan (the desire for power) merupakan keinginan akan kekuasaan adalah keinginan selangkah di atas keinginan untuk memiliki, yang mendorong orang mau bekerja.
      Setelah melihat pengertian motivasi kerja sebelumnya, maka ada 3 pembimbing untuk menjelaskan karakteristik gejala motivasi kerja oleh Maslow, dalam bukunya Riset Organisasi,  (2000 : 112), antara lain :
      Pertama, apa yang mendorong manusia untuk melakukan suatu tindakan, kedua, apakah yang mengarahkan perilaku manusia itu, ketiga,  bagaimana perilaku itu dipelihara untuk mencapai kepuasan dan keinginan serta tujuan bersama. Problema motivasi kerja semakin rumit dan berkembang karena kemajuan peradaban dan kemajuan ilmu pengetahuan.
      Motivasi kerja pada dasarnya merupakan suatu psikologis yang sangat fundamental sifatnya. Sukar untuk menyanggah bahwa motivasi kerja merupakan proses yang amat penting dan pemuasan dalam berbagai kebutuhan dan untuk menjamin berbagai kebutuhan dan untuk menjamin berbagai kepentingan oleh para anggota organisasi perusahaan.

      Begitu erat kaitannya antara motivasi kerja dengfan pemuasan kebutuhan para anggota organisasi perusahaan sampai dengan pemberian motivasi kerja oleh para ahli bahkan digolongkan sebagai salah satu fungsi organik manajemen, meskipun istilah yang lazim digunakan berbeda-beda. Pentingnya pemahaman ini menjadi lebih nyata lagi apabila di ingat bahwa motivasi kerja bukanlah merupakan hal yang selalu berwujud dan bentuk perilaku dari orang perorang dan organisasi perusahaan antara lain tingkat produktivitasnya, kepuasan kerjanya dan tinggi rendahnya keinginan untuk pindah kerja ke organisasi lain. Manifestasi itulah yang dapat diukur dan dinilai secara objektif.

Pengertian Sumber Daya Manusia

      Human Resources Management dapat pula disebut sebagai Manajemen Personalia atau Manajemen Sumber Daya Manusia. Human Resources Management ini mengkhususkan diri dalam  bidang personalia atau bidang kepegawaian, dalam hal ini mempunyai sumber daya manusia yang handal.
      Manullang, M dalam bukunya Manajemen Personalia, (2002: 98), bahwa Personalia atau Kepegawaian adalah keseluruhan orang-orang yang bekerja pada suatu organisasi tertentu, yang menitik beratkan perhatiannya kepada soal-soal kepegawaian. Penggunaan sumber daya manusia dalam suatu usaha merupakan hal yang sangat dibutuhkan, walaupun perkembangan teknologi  semakin  meningkat dan  berkembang. Dengan adanya kebutuhan terhadap sumber daya manusia ini maka Manajemen  Personalia  mempunyai tugas untuk  mempelajari  dan  mengembangkan cara berbagai cara untuk mengintegrasikan secara efektif kedalam berbagai usaha yang dibutuhkan masyarakat. Manajemen Personalia membutuhkan kemampuan untuk memproyeksikan diri kedalam suatu posisi lain tampa kehilangan perspektif, dan kemampuan dalam memperkirakan tingkah laku dan reaksi manusia.
      Ranupandojo, dalam bukunya Pengantar Manajemen, (2001: 15), dikatakan bahwa personalia  dapat berdiri di tengah-tengah 3 (tiga) kekuatan utama, yakni :
     1. Perusahaan, yang berkeinginan untuk disediakan  tenaga kerja  yang mampu dan mau  bekerja sama untuk mencapai tujuan perusahaan dalam memperluas usaha atau ekspansi.
     2. Karyawan dan organisasi, yang  menginginkan agar kebutuhan fisik dan psikologi mereka dapat terpenuhi dan
     3. Masyarakat umum, lewat lembaga-lembaga perwakilannya yang dapat  menginginkan agar perusahaan mempunyai tanggung jawab yang luas untuk melindungi sumber-sumber manusia dari perlakuan diskriminasi atas kepentingan perusahaan.
      M. Manullang, dalam bukunya Manajemen Personalia, (2002; 14), menyatakan bahwa Manajemen Personalia adalah seni atau ilmu  memperoleh, memajukan dan memanfaatkan tenaga kerja sehingga tujuan organisasi dapat  direalisir secara daya guna sekaligus adanya kegairahan dari para pekerja.  Edwin B. Flippo, dalam bukunya Dasar-Dasar Organisasi, (1999: 128) bahwa Personnel Management adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, dan pemeliharaan tenaga kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan perusahaan, individu dan masyarakat.
      Sedangkan menurut Muchdarsyah dalam bukunya Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (2003 : 4) mengemukakan bahwa manajemen adalah sebuah proses yang khas dan terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggkoordinasian dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
      Sumber daya manusia yaitu kemampuan manusia yang merupakan hasil akal budinya disertai pengetahuan serta pengalaman yang dikumpulkan dengan penuh kesadaran untuk memenuhi kebutuhan secara individual serta sasaram-sasaran social. Manusia aktif dan dominant dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Sumber daya manusia sering disebut dengan istilah Manajemen Personalia.
      Alex S. Nitisemito, Manajemen Sumber Daya Manusia ( 2000 : 10) menyatakan bahwa manajemen personalia adalah suatu ilmu dan seni untuk melaksanakan antara lain perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan sehingga efektivitas dan efisiensi personalia dapat ditingkatkan semakin semaksimal mungkin dakam pencapaian tujuan organisasi dan perusahaan.
      T. Hani Handoko dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (1996 : 5) menyatakan bahwa sumber daya manusia adalah menarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai suatu tujuan baik tujuan individu maupun organisasi. Manajemen personalia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi, tujuannya adalah untuk memberikan pada organisasi  sebuah kerja efektif. Untuk mencapai tujuan ini. Studi tentang manajemen persinalia menunjukkan bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, mengevaluasi dan memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas) yang tetap.       
        Kalau Edwin B Plippo dalam bukunya Manajemen Personalia menyatakan bahwa manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai tujuan individu, organisasi dan masyarakat.    
      Definisi tersebut di atas secara umum disimpulkan  bahwa Management Personalia terdiri atas 2 (dua) kelompok fungsi, yakni fungsi managerial dan fungsi operatif.
      Fungsi managerial disini adalah merupakan fungsi dasar dari pada manajer, yakni bagaimana untuk merencanakan, mengorganisir, mengarahkan dan mengawasi para tenaga kerja tersebut sehingga mereka dapat menjalankan tugas secara lebih baik.

      Fungsi operatif, adalah sebagai berikut pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian dan pemeliharaan tenaga kerja.

Motivasi dapat berpengaruh dalam meningkatan produktivitas kerja karyawan

      Perusahaan dalam konsep manajemen, manusia diharapkan dapat memotivasi  dalam memanfaatkan tenaga kerja sepenuhnya atau seoptimal mungkin untuk meningkatkan produktivitas kerja yang diikuti oleh terciptanya hubungan yang bermutu penuh dan tanggung rasa serta saling membangun. Pemanfaatan sumber daya manusia itu mengandung pengertian-pengertian struktur dan pengembangan mutu tenaga kerja baik secara aktual maupun potensial.                                                              
      Salah satu tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menjamin agar  supaya sumber daya manusia dan badan-badan yang telah ada benar-benar mampu berperan secara berdayaguna dan berhasil guna sebagai alat pengemban berbagai tanggung jawab. Hal ini jelas menurut adanya pengembangan SDM yang bernutu, dan untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya peningkatan kesadaran tentang maksud dari semua kegiatan SDM terhadap keberhasilan organisasional. Dengan pengetian bahwa kebijakan apapun yang dirumuskan dan ditetapkan di bidang SDM dan langkah-langkah apapun yang diambil  dalam pengembangan SDM, semuanya harus berkaitan dengan pencapaian berbagai jenis tujuan yang telah ditetapkan dalam organisasi.
       Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas SDM adalah dengan mengadakan kegiatan pengembangan melalui pendidikan dan latuhan serta kemampuan  manajemen. Pengembangan ini merupakan suatu kegiatan yang
bermaksud memperbaiki, mengembangkan sikap, perilaku, keterampulan dan pengetahuan pegawai dengan tujuan organisasi. 
      Motivasi dalam arti kata bagaimana memanfaat tenaga kerja dengan memberikan dorongan kerja yang maksimal. Dalam Usaha peningkatan memotivasi tenaga  kerja dibahas dimana-mana dan disarankan bagaimana menggunakan tenaga kerja. Peningkatkan produktivitas karyawan  merupakan tanggung jawab setiap perusahaan. Melalui para manajer, karyawan berusaha sekuat tenaga dan dengan berbagai cara untuk semakin memaksimalkan potensi karyawan. Mengenai peningkatan produktivitas karyawan bukan monopoli perusahaan  yang mencari keuntungan, melainkan juga merupakan kepentingan organisasi-organisasi yang menjual jasa pelayanannya kepada masyarakat.                                                          
      Kesulitan yang dihadapi saat ini adalah bagaimana menerapkan kepemimpinan dalam memotivasi terhadap karyawan untuk meningkatkan keterampilan tertentu, sehingga sangat sulit untuk memperoleh tenaga kerja yang mempunyai imajinasi kerja yang tinggi sesuai untuk mengisi lowongan yang tersedia.
      Adanya kesulitan tersebut, maka seorang Pimpinan Cabang PT. Bank Mandiri utamanya bagian personalia perlu memahami pengertian dan fungsi-fungsi dari manajemen Sumber Daya Manusia, untuk mendapatkan efektivitas dan efisiensi pada perusahaan dalam memanfaatkan tenaga kerja yang proposional.
      Dapat pula dilihat usaha pemerintah untuk turut serta dalam meningkatkan produktivitas karyawan melalui motivasi, yakni dengan membangun pusat-pusat latihan. Dari sisi lain yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan produktivitas adalah keterlibatan seluruh anggota perusahaan sebab dalam hal ini tidak mungkin dapat tercapai jika hanya dilancarkan dalam bidang-bidang tertentu, sehingga setiap manajer harus diajak secara sadar dalam tugas meningkatkan penggunaan tenaga kerja secara efektif.  
      Jelaslah bahwa kepemimpinan terhadap motivasi dalam pemanfaatan sumber daya manusia untuk meningkatkan produktivitas merupakan  masalah sistem, karena banyak segi dalam pekerjaan dan kegiatan perusahaan yang mempunyai akibat terhadap peningkatan produktivitas.
      Sehubungan dengan hal tersebut, sebagai salah satu perusahaan yang ada di daerah ini adalah Perusahaan Industri Perkayauan CV Sumber Tehnik telah pula mengambil pernan dalam menyediakan lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja, utamanaya tenaga kerja yang ada di daerah ini. Suatu hal ini yang perlu diperhatikan oleh perusahaan ini adalah cara-cara untuk mendapatkan tenaga kerja yang bias memberikan prestasi untuk menunjang kelajutan dan perkembangan hidup perusahaan.

     Berdasarkan latar belakang sebelumnya, maka penulis berupaya melihat sebagaimana pengaruh motivasi pengelolaan tenaga kerja yang dapat meningkatkan produktivitas kerja pada perusahaan Industri Perkayuan CV Sumber Tehnik .

A   Pengertian Sumber Daya Manusia
      Human Resources Management dapat pula disebut sebagai Manajemen Personalia atau Manajemen Sumber Daya Manusia. Human Resources Management ini mengkhususkan diri dalam  bidang personalia atau bidang kepegawaian, dalam hal ini mempunyai sumber daya manusia yang handal.
      Manullang, M dalam bukunya Manajemen Personalia, (2002: 98), bahwa Personalia atau Kepegawaian adalah keseluruhan orang-orang yang bekerja pada suatu organisasi tertentu, yang menitik beratkan perhatiannya kepada soal-soal kepegawaian. Penggunaan sumber daya manusia dalam suatu usaha merupakan hal yang sangat dibutuhkan, walaupun perkembangan teknologi  semakin  meningkat dan  berkembang. Dengan adanya kebutuhan terhadap sumber daya manusia ini maka Manajemen  Personalia  mempunyai tugas untuk  mempelajari  dan  mengembangkan cara berbagai cara untuk mengintegrasikan secara efektif kedalam berbagai usaha yang dibutuhkan masyarakat. Manajemen Personalia membutuhkan kemampuan untuk memproyeksikan diri kedalam suatu posisi lain tampa kehilangan perspektif, dan kemampuan dalam memperkirakan tingkah laku dan reaksi manusia.
      Ranupandojo, dalam bukunya Pengantar Manajemen, (2001: 15), dikatakan bahwa personalia  dapat berdiri di tengah-tengah 3 (tiga) kekuatan utama, yakni :
     1. Perusahaan, yang berkeinginan untuk disediakan  tenaga kerja  yang mampu dan mau  bekerja sama untuk mencapai tujuan perusahaan dalam memperluas usaha atau ekspansi.
     2. Karyawan dan organisasi, yang  menginginkan agar kebutuhan fisik dan psikologi mereka dapat terpenuhi dan
     3. Masyarakat umum, lewat lembaga-lembaga perwakilannya yang dapat  menginginkan agar perusahaan mempunyai tanggung jawab yang luas untuk melindungi sumber-sumber manusia dari perlakuan diskriminasi atas kepentingan perusahaan.
      M. Manullang, dalam bukunya Manajemen Personalia, (2002; 14), menyatakan bahwa Manajemen Personalia adalah seni atau ilmu  memperoleh, memajukan dan memanfaatkan tenaga kerja sehingga tujuan organisasi dapat  direalisir secara daya guna sekaligus adanya kegairahan dari para pekerja.  Edwin B. Flippo, dalam bukunya Dasar-Dasar Organisasi, (1999: 128) bahwa Personnel Management adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, dan pemeliharaan tenaga kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan perusahaan, individu dan masyarakat.
      Sedangkan menurut Muchdarsyah dalam bukunya Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (2003 : 4) mengemukakan bahwa manajemen adalah sebuah proses yang khas dan terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggkoordinasian dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
      Sumber daya manusia yaitu kemampuan manusia yang merupakan hasil akal budinya disertai pengetahuan serta pengalaman yang dikumpulkan dengan penuh kesadaran untuk memenuhi kebutuhan secara individual serta sasaram-sasaran social. Manusia aktif dan dominant dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Sumber daya manusia sering disebut dengan istilah Manajemen Personalia.
      Alex S. Nitisemito, Manajemen Sumber Daya Manusia ( 2000 : 10) menyatakan bahwa manajemen personalia adalah suatu ilmu dan seni untuk melaksanakan antara lain perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan sehingga efektivitas dan efisiensi personalia dapat ditingkatkan semakin semaksimal mungkin dakam pencapaian tujuan organisasi dan perusahaan.
      T. Hani Handoko dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (1996 : 5) menyatakan bahwa sumber daya manusia adalah menarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai suatu tujuan baik tujuan individu maupun organisasi. Manajemen personalia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi, tujuannya adalah untuk memberikan pada organisasi  sebuah kerja efektif. Untuk mencapai tujuan ini. Studi tentang manajemen persinalia menunjukkan bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, mengevaluasi dan memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas) yang tetap.       
        Kalau Edwin B Plippo dalam bukunya Manajemen Personalia menyatakan bahwa manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai tujuan individu, organisasi dan masyarakat.    
      Definisi tersebut di atas secara umum disimpulkan  bahwa Management Personalia terdiri atas 2 (dua) kelompok fungsi, yakni fungsi managerial dan fungsi operatif.
      Fungsi managerial disini adalah merupakan fungsi dasar dari pada manajer, yakni bagaimana untuk merencanakan, mengorganisir, mengarahkan dan mengawasi para tenaga kerja tersebut sehingga mereka dapat menjalankan tugas secara lebih baik.
      Fungsi operatif, adalah sebagai berikut pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian dan pemeliharaan tenaga kerja.

B  Pengertian Motivasi

      Pengertian motivasi sebenarnya bukanlah merupakan suatu hal yang baru, karena jika seseorang melaksanakan suatu kegiatan sebenarnya sudah muncul suatu motivasi dalam dirinya meskipun keberadaan motivasi itu kurang atau jarang disadari pada dasarnya motivasi merupakan sesuatu yang pokok, yang menjadi suatu dorongan bagi seseorang untuk bekerja.
      Lebih jelasnya tentang motivasi yang dapat dikemukkan beberapa pengertian motivasi menurut Susilo Martoyo, dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia, (1999 : 138) menyatakan bahwa motivasi berarti pemberian suatu motif dalam menggerakkan seseorang atau yang dapat menimbulkan dorongan atau keadaan yang, menimbulkan dorongan. Jadi dapat pula dikatakan bahwa motivasi adalah faktor yang mendorong orang untuk bertidak secara sederhana.
      SP. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (1998 : 160) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan. 
      Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah daya dorongan yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengarahkan kemampuan dalam bentuk keahlian dan keterampilan, tenaga dan waktunya menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang ditentukan sebelumnya. Dapat pula disimpulkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dengan dorongan dari suatu kekuatan dalam diri seseorang tersebut, kekuatan pendorong inilah yang dinamakan motivasi.
      Kalau menurut Petersun Plawman dan Malayu S.P. Hasibuan dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia, (1998 : 156) motivasi kerja adalah  proses pemberian dorongan pada orang lain atau diri sendiri untuk melaukan sesuatu guna mermenuh kebutuhan atau keinginannya bekerja, karena :
      1.  Keinginan untuk hidup (the desire live) yaitu keinginan untuk hidup merupakan keinginan utama dari setiap orang oleh karena itu manusia bekerja untuk dapat melnjutkan hidupkan.
2.  Keinginan untuk suatu posisi (the desire for position) yaitu keinginan untuk suatu posisi agar memiliki sesuatu keinginan manusia yang kedua dan ini salah satu sebab mengapa mau bekerja.
1.     Keinginan akan kekuasaan (the desire for power) merupakan keinginan akan kekuasaan adalah keinginan selangkah di atas keinginan untuk memiliki, yang mendorong orang mau bekerja.
      Setelah melihat pengertian motivasi kerja sebelumnya, maka ada 3 pembimbing untuk menjelaskan karakteristik gejala motivasi kerja oleh Maslow, dalam bukunya Riset Organisasi,  (2000 : 112), antara lain :
      Pertama, apa yang mendorong manusia untuk melakukan suatu tindakan, kedua, apakah yang mengarahkan perilaku manusia itu, ketiga,  bagaimana perilaku itu dipelihara untuk mencapai kepuasan dan keinginan serta tujuan bersama. Problema motivasi kerja semakin rumit dan berkembang karena kemajuan peradaban dan kemajuan ilmu pengetahuan.
      Motivasi kerja pada dasarnya merupakan suatu psikologis yang sangat fundamental sifatnya. Sukar untuk menyanggah bahwa motivasi kerja merupakan proses yang amat penting dan pemuasan dalam berbagai kebutuhan dan untuk menjamin berbagai kebutuhan dan untuk menjamin berbagai kepentingan oleh para anggota organisasi perusahaan.
      Begitu erat kaitannya antara motivasi kerja dengfan pemuasan kebutuhan para anggota organisasi perusahaan sampai dengan pemberian motivasi kerja oleh para ahli bahkan digolongkan sebagai salah satu fungsi organik manajemen, meskipun istilah yang lazim digunakan berbeda-beda. Pentingnya pemahaman ini menjadi lebih nyata lagi apabila di ingat bahwa motivasi kerja bukanlah merupakan hal yang selalu berwujud dan bentuk perilaku dari orang perorang dan organisasi perusahaan antara lain tingkat produktivitasnya, kepuasan kerjanya dan tinggi rendahnya keinginan untuk pindah kerja ke organisasi lain. Manifestasi itulah yang dapat diukur dan dinilai secara objektif.

C   Faktor-Faktor Yang Pempengaruhi Motivasi
     Faktor yang dapat memotivasi karyawan antara lain adalah imbalan yang diterima, dimana imbalan yang diterima, lebih tinggi dari  jumlah yang diterima orang lain didalam  maupun  di luar  perusahaan, merupakan motivasi yang paling bail tetapi bila  penerimaan merosot, maka uang  imbalan itu dapat merongrong motivasi.
      Pemenuhan tingkat kebutuhan maka imbalan ini dapat digunakan untuk memotivasi seseorang, tetapi untuk setiap tingkatan kebutuhan memerlukan bentuk imbalan yang berbeda.
      Tingkatan kebutuhan manusia dapat dibagi atas beberapa macam tingkatan, yaitu :  pada tingkat  pertama kebutuhan  manusia adalah kebutuhan pangan dan sandang, dan tingkat lebih tinggi adalah  kebutuhan  akan keamanan dan kesehatan/keselamatan berikutnya adalah kebutuhan untuk diterima dalam pergaulan sosial.
      Kebutuhan akan  penghargaan dan gengsi, dan akhirnya kebutuhan akan pernyataan atau pemenuhan diri. Disamping  faktor-faktor yang  tersebut di atas ada beberapa lagi yang dapat memotivasi karyawan, antara lain adalah faktor lingkungan, fasilitas produksi juga perhatian pada karyawan.     
      Maslow, dalam bukunya Riset Organisasi (2000 : 152) motivasi seorang pekerja yang merupakan hal yang rumit melibatkan beberapa faktor yaitu sifat individual dari organisasi, diantaranya :
a. Faktor individual, yaitu :
     -  Kebutuhan-kebutuhan (needs)
      -  Tujuan-tujuan (goals) 
      -  Sikap (attitudes)
      -  Kemampuan-kemampuan (Abilities) 
b. Faktor organisasional, yaitu :
     -  Pembayaran/ gaji (pays)
      -  Keamanan pekerjaan (job security) 
      -  Sesama pekerja  (co worker)
      -  Pujian itu sendiri (job it self) 
      Faktor-faktor tersebut di atas hanyalah merupakan suatu kecenderungan dalam arti faktor tersebut bukanlah merupakan faktor yang mutlak bagi suatu perusahaan melainkan ada beberapa faktor yang turut memegang peran yang dapat menyebabkan turunnya motivasi kerja karyawan.    
      Dalam melakukan motivasi dapat dibagi dalam :

       a. Metode yang meyakinkan
          Metode ini bertujuan untuk merubah  sikap dan pendirian karyawan supaya tingkah lakunya sesuai dengan tujuan perusahaan. Hal ini dapat  terlaksana bila karyawan tersebut yakni bahwa ia akan memperoleh penghargaan yang layak atas prestasi yang telah dicapainya. Bila ia memperoleh penghargaan tersebut, maka prestasinya dapat meningkat.
       b. Metode Pendorong
          Adanya insentif akan mendorong karyawan untuk melakukan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Metode ini dibedakan atas :metode insentif  positif dan metode insentif negatif.
       c. Metode Pembalasan Jasa dan Hukuman  Balas jasa yang diberikan kepada perusahaan bagi karyawan yang berprestasi dapat diberikan dalam bentuk konpensasi, sedangkan bila merugikan perusahaan akan dikenakan denda.
       d. Metode Dalam Pemberian sanksi
           Sanksi yang sering dan harus diberikan kepada karyawan perusahaan yaitu sesuai dengan job descritip tidak dijalankan sesuai dengan job,   karyawan tersebut dikenakan sanksi atau tidak ada tanggung jawab.
       Fungsi pengembangan (fungsi development), menyangkut tentang peningkatan dan kecepatan tenaga kerja yang sudah ada melalui training yang diperlukan sebagai tenaga kerja yang baik. Fungsi ini perlu dijelaskan karena tuntutan dalam perkembangan tekhnologi yang modern, juga dipengaruhi bertambahnya situasi manajemen yang dihadapi dan memerlukan tambahan sesuai dengan kebutuhan.
      Fungsi pemberian kompensasi (fungsi compensasi) fungsi fungsi ini merupakan pemberian balas jasa yang setimpal pada personalia yang layak dan adil, karena sumbangan terhadap pengembangan sumber daya manusia.
      Fungsi integrasi (integration), fungsi-fungsi ini menyangkut cara yang baik untuk mengadakan kombinasi atau perpaduan yang serasi antara kepentingan-kepentingan bersama, individu-individu, sebab itu fungsi-fungsi ini menyangkut leadership, komunikasi, motivasi. labour relation dan sebagainya.
      Fungsi pemeliharaan (fungsi maintenance), fungsi-fungsi ini  berhubungan dengan usaha-usaha untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi-kondisi yang hendak  dibangun  melalui keempat fungsi operatif. Bilamana suatu perusahaan membutuhkan tenaga kerja baru, maka sudah barang tentu diusahakan untuk menarik atau mencari orang-orang yang dianggap dapat melaksanakannya pada tugas itu, maka tidak terlepas dengan aspek kuantitatif  mengenai persyaratan minimun yang harus dipenuhi tenaga kerja  atau karyawan bisa menjalankan pekerjaan dengan baik.                                                          
      Bagaimana mengetahui orang-orang yang seharusnya bagaimana perlu dicari untuk melaksanakan pekerjaan yang akan diisi dengan analisa terlebih dahulu artinya dapat diberikan gambaran dari pekerjaan atau pengadaan diadakan job analisis.

D  Pengertian Pengembangan Sumber Daya Manusia

Menurut Malayu SP Hasibuan dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (1999 : 76) menyatakan bahwa pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, lonseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/ jabatan melalui pendidikan dan latihan.
Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses pengembangan sumber daya manusia yang lebih teoritis dan konseptual yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan tugas pegawai. Sedangkan latihan merupakan proses pengembangan sumber daya manusia untuk memperbaiki pebguasaan berbagai keterampilan dan tehnik pelaksanaan kerja tertentu dalam waktu yang relative singkat.
T. Hani Handoko dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (1999 : 204) ada 8 jenis tujuan dalam pengembangan sumber daya manusia yaitu :
1.  Productivuty (Produktivitas personil dan organisasi)
2.  Quality (kualitas produk organisasi)
3.  Human resource Plannng (perencanaan sumber daya manusia)
4.  Morale (semanagat pernonil dan iklim orgaqnisasi)
5. Inderect comperation (meningkatkan kompensasi secara tidak langsung)
6.  Health amd safety (kesehatan mental dan fisik)
7.  Obsolecence prevention (pencegahan merosotnya personil)
8.  Personil growth (pertumbuhan kemampuan personil secara individual)
      Dengan memperhatikan tujuan pengembangan tersebut, maja dapat diambil kesimpulan manfaat suatu program pengembangan sumber daya manusia adalah :
1.     Produktivitas kerja meingkat
2.     Pengurangan pemborosan
3.     Mengurangi ketidak hadiran dan turn over pegawai
4.     Memperbaiki metode dan system kerja
5.     Meningkatkan pelayanan
6.     Mengembangkan morak pegawai
7.     Peningkatan karir pegawai
8.     Konseptual dan kepemimpinan
9.     Memperbaiki komunikasi serta
10. Meingkatkan pengetahuan sebaguna pegawai.      

E   Pengertian Kinerja Karyawan

      Kinerja dalam bahasa sehari-hari adalah aktivitas dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan karyawan adalah orang yang telah diterima sebagai karyawan yang bekerja pada perusahaan. Kalau menurut J Rabianto, dalam bukunya Produktivitas dan Pengukurannya (1999 : 19), menyatakan bahwa :
1.     Kinerja karyawan adalah keluaran fisik per unit dari usaha yang secara produktif.
2.     Kinerja adalah tingkat keefektifan dan manajemen pemasaran di dalam penggunaan fasilitas-fasilitas untuk pendapatan.
3.     Kinerja karyawan adalah keefektifan dari penggunaan tenaga kerja.
4.      Kinerja karyawan adalah pengukuran seberapa baik sumber daya digunakan bersama di dalam organisasi untuk menyelesaikan suatu kumpulan-kumpulan hasil-hasil.
5.     Kinwerja karyawan adalah usaha untuk mencapai tingkat (level) tertinggi dari unjuk laku (performance) dengan pemakaian dari sumber daya yang minim.
      Kalau Melapyu SP Hasibuan, dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (1998 : 25), menyatakan bahwa :
1.        Kinerja karyawan adalah pada dasarnya suatu sikap yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu esik lebih baik dari hari ini.
2.        Secara umumn kinerja karyawan mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan.
3.        Kinerja karyawan merupakan dua pengertian yang berbeda, adalah peningkatan pendapatan/ penjualan menunjukkan pertambahan suatu hasil yang telah dicapai, sedangkan peningkatan kinerja karyawan mengandung pengertian pertambahan hasil dan perbaikan cara pencapaian pendapatan yang diinginkan.
4.        Peningkatan kinerja dapat dilihat dalam tiga factor :
4.2 Jumlah pendapatan/ penjualan meningkat dengan menggunakan sumber daya yang sama.
4.3 Jumlah penjualan yang sama atau meningkat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang kurang.
4.4 Jumlah penjualan yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya yang relative lebih kecil.  
5.        Sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses peningkatan pertambahan kinerja karyawan oleh karena pendapatan/ penjualan dan teknologi pada hakekatnya merupakan hasil karya manusia.
      J. Ravianto dalam bukunya Produktivitas dan Pengukurannya (1998 : 18) menyatakan bahwa kinerja karyawan adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta kerja karyawan persatuana waktu.
      Edwin B Flippo, dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (1999 : 112 ) menyatakan bahwa kinerja karyawan adalah sebagai suatu perbandingan antara outpout ( hasil yang dicapai) dan input (tenaga kerja), di mana kinerja karyawan yang digunakan selama proses pendpatan dikatagorikan ke dalam input pendapatan.
      Payaman J Simanjuntak, dalam bukunya Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia (2000 : 15) menyatakan bahwa kinerja karyawan adalah mengefektifkan factor kinerja karyawan yang secara langsung digunakan dalam proses pendapatan.
      Dengan memandang kinerja karyawan sebagai factor masukan (input) yang paling utama guna meningkatkan kinerja karyawan pada suatu instansi,  maka upaya kearah penggunaan kinerja karyawan secara efektif semestinya dilaksanakan oleh instansi itu sendiri. Upaya-upaya penggunaan kinerja karyawan secara efektif ini dapat dilaksanakan melalui berbagai pendekatan seperti pelaksanaan pendidikan, latihan dan berbagai upaya lainnya dilaksanakan dalam pembahasan ini.        

F  Faktor-Faktor Peningkatan Kerja Pegawai  

     Peningkatan kerja pegawai tergantung pada motivasi seseorang atau pimpinan dalam memberikan arahan dan ditunjuk untuk membawa pegawai sadar dengan sendirinya mengakui sampai sejauhmana tugas yang harus diselesaikan sesuai tanggung jawab.
    Adapun faktor yang mendukung peningkatan kinerja pegawai,sebagai  berikut:
1. Rasa tanggung jawab pegawai itu sendiri
2. Memiliki rasa ingin bekerja dengan seikhlas hati
3. Mempunyai dedi kasi yang tinggi
4. Adanya keterampilan dimiliki.
5. Ingin mengetahui sesuatu yang di perusahaan
6. Mempunyai loyalitas dan kerja keras
7. Untuk mengablikasikan antara teori dan praktek.
      Berdasarkan faktor pendukung untuk meningkatkan kinerja pegawai, dengan dasar inilah pimpinan pada salah satu instansi perlu memikirkan tunjangan dan konvensasi jika kelak pegawai memang memiliki dari ke tujuh faktor pendukung. 
      Menurut Hasibuan, dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia, (1999 : 201) menyatakan bahwa  kalau seorang pegawai nanti ada motivasi kerja jika dijanji bonus atau tunjangan, pegawai semacam ini tidak mempunyai dedi kasi yang tinggi pada instansi dimana ia bekerja.
      Penjelasan di atas bahwa pegawai itu tidak mengharapkan tunjangan  atau konvensasi apabila memang ingin meningkatkan kinerjanya. Jika pada kesempatan yang lain misalnya tidak dijanjikan atau tidak ada tunjangan dan konvensasi berarti pegawai tersebut tidak mempunyai gairah kerja.  
                     
G  Pengertian Produktivitas dan Pelayanan 
      Diketahui bahwa di dalam suatu negara atau lembaga usaha pada tingkat produktivitas semakin mendapat perhatian yang sangat serius. Disebabkan karena produktivitas ikut menentukan pembentukan  angka indeks  pertumbuhan nasional. Peningkatan produktivitas secara keseluruhan akan menunjukkan potensi pengadaan barang dan jasa dalam jumlah lebih besar.
      Edwin B. Flippo, Manajemen Sumber Daya Manusia (1999 : 23) Tingkat produktivitas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor  antara  lain, pendidikan dan keterampilan, motivasi, tingkat  penghasilan, lingkungan dan iklim kerja. tehnologi, manajemen dan lain-lain.  
      Upaya memperoleh peningkatan produktivitas maka  tingkat  pendidikan mempunyai peranan sangat penting, sebab makin tinggi tingkat pendidikan dan keterampilan seseorang akan sangat membantu dalam meningkatkan produktivitas. Di Indonesia tingkat produktivitas masih sangat rendah hal ini  disebabkan karena tingkat pendidikan dari angkatan kerja yang ada belum memadai.
Motivasi
      Salah satu  usaha untuk  meningkatkan  produktivitas adalah dengan memberikan motivasi (dorongan). Motivasi adalah  merupakan  proses  untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan. Pemberian motivasi dan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan, yakni : nilai yang diharapkan dan kekuatan untuk mendapatkan nilai tersebut.
Tingkat Penghasilan
      Peningkatan produktivitas dapat pula dilaksanakan dengan cara  memberikan intensif yakni sesuai dengan   peraturan pemerintah  yang ditujukan  kepada pegawai yang  berprestasi atau diberikan suatu tugas kepada, sehingga hasil yang dicapai dapat memuaskan.
      Ada beberapa sifat dasar yang perlu diperhatikan agar sistem upah insentif tersebut dapat berhasil, menurut  Ranupandojo, Pengantar Manajemen, (1997: 216)   yakni :
a. Hendaknya pembayaran  dilaksanakan  sederhana  agar dapat  dimengerti  dan  dihitung oleh karyawan  itu sendiri.
b.  Penghailan  yang  diterima  tersebut  hendaknya  langsung menaikkan output dan efisiensi.
c.  Pembayaran dilakukan secepat mungkin.                                                          
d. Standar kerja  hendaknya dilaksanakan secara hati-hati, jangan  terlalu  tinggi  dan  jangan terlalu rendah.
e. Besarnya upah normal dengan standar kerja pertama, hendaknya cukup merangsang karyawan untuk  bekerja lebih giat.                                                      
Lingkungan dan iklim kerja
      Perbaikan pada lingkungan kerja tidak selalu dapat  memberikan dorongan kepada pegawai untuk dapat meningkatkan produktivitas.  Hal  ini  karena  adanya dua keadaan yang harus diperhatikan sehingga keadaan lingkungan dapat meningkatkan prestasi kerja. Hasil kerja dapat sangat memuaskan dalam suatu keadaan yang buruk, bila hasrat karyawan untuk bekerja amat kuat. sebaliknya dalam keadaan yang sangat baik akan menghasilkan sesuatu yang sangat mengecewakan bila karyawan tidak bergairah untuk berprestasi.
      Peningkatan perkembangan teknologi, setiap badan usaha dapat menigkatkan kemampuan tenaga kerjanya, dimana hal ini dilakukan dengan melatih  kembali mereka yang ingin  lebih maju. Pembinaan seperti ini akan menjamin perubahan-perubahan karyawan untuk kemajuan usaha. Meskipun perkembangan tehnologi dapat membantu  dalam  meningkatkan  prodktivitas, namun  perlu  diperhatikan bahwa dengan  meningkatnya  teknologi  maka  kebutuhan akan tenaga kerja semakin berkurang sehingga akan merupakan masalah yang besar, sebab  akan  menimbulkan pengangguran, walaupun dengan meningkatnya tehnologi, perkembangan pengembangan usaha dapat dilakukan. Terlihat saat ini teknologi sangat membantu peningkatan produktivitas.
Manajemen                                                          
      Peranan manajemen  didalam  meningkatkan produktivitas cukup  besar. Hal ini dapat  dilaksanakan apabila  seseorang  pimpinan  menghargai  prestasi, bukan  hanya  prestasi  yang dapat  dihitung, tetapi  juga prestasi dalam  kerja sama dan  kerja keras. Juga dalam hal ini, seorang  pimpinan dapat bekerja sama dengan karyawan dan dapat memberikan bimbingan kepada bawahannya.
      Upaya memperjelas pengertian produktivitas, maka  yang dimaksudkan  dengan produktivitas tenaga kerja secara spesifik menurut Bambang  Kusriyanto, Manajemen Personalia, (1998: 2), sebagai berikut Perbandingan  antara  hasil  yang  diperoleh dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu.
  
 DAFTAR PUSTAKA
Handoko,  T.  Hani. 1998.  Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi ke II, Penerbit BPEE, Yogyakarta.
Manullang,  1994.  Manajemen Personalia, Penerbit Aksara Baru,  Jakarta.
Nitisemito, Alex, S. 1996. Manajemen Personalia, Penerbit Ghalia,  Jakarta
Sedarmayanti, 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Cetakan Kedua, Penerbit Mandar Maju, Bandung
Sinungan, Muchdarsyah, 2003, Produktivitas Apa dan Bagaimana, Cetakan Ke lima, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Siagian, Sondang, P. 1995, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Simanjuntak, Payaman J. 1998, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua, Penerbit Fakultas ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta 
Tohadi, Ahmad. 2002, Manajemen sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama, Penerbit Mandar Maju, Bandung.
Umar, Husein, 1999. Riset Sumber Saya Manusia Organisasi, PT. Gramedia, Penerbit Pustaka Utama, Jakarta.