Powered By Blogger

Rabu, 06 Maret 2013

Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan


Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang menjadi
bahan informasi bagi para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan.
Laporan keuangan juga sebagai pertanggungjawaban atau akuntabilitas.

1. Peranan Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan
mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu
entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama
digunakan untuk membandingkan:
a. realisasi (realisasi pendapatan, belanja, transfer, pembiayaan) dengan
anggaran
b. menilai kondisi keuangan
c. mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan
d. membantu        menentukan        ketaatan       (compliance)       terhadap       peraturan
perundang-undangan
Setiap entitas pelaporan wajib melaporkan upaya yang telah dilakukan dan
hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan kegiatan untuk kepentingan:
a. akuntabilitas
yaitu untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas tersebut dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
b. manajemen
yaitu untuk membantu dalam mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu
entitas     sehingga     memudahkan      fungsi     perencanaan,      pengelolaan,     dan
pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana untuk
kepentingan masyarakat
c. transparansi
yaitu untuk memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada
masyarakat tentang pengelolaan sumber daya dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan.
d. keseimbangan antar generasi (intergenerational equity)
yaitu untuk memberikan informasi apakah penerimaan pemerintah pada suatu
periode cukup untuk membiayai semua pengeluarannya dan apakah generasi
yang akan datang akan ikut menanggung beban pengeluaran pada saat ini2.

2. Tujuan Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi untuk
menilai akuntabilitas dan membuat keputusan ekonomi, sosial, dan politik
dengan menyediakan informasi tentang:
a. kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh
pengeluaran
b. kesesuaian      cara      memperoleh      sumber      daya      ekonomi     dan     alokasinya
dibandingkan dengan anggaran dan peraturan yang berlaku
c. jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dan hasil-hasil yang dicapai
d. bagaimana entitas tersebut mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi
kebutuhan kasnya
e. posisi keuangan dan kondisi entitas tersebut berkaitan dengan sumber-
sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang,
termasuk yang berasal dari pajak dan pinjaman
f. perubahan posisi keuangan entitas apakah mengalami kenaikan atau
penurunan, sebagai akibat dari kegiatan yang dilakukan dalam periode
tersebut

Unsur Laporan Keuangan



Laporan keuangan yang disajikan oleh entitas pelaporan berbentuk Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, Catatan atas Laporan Keuangan,
Laporan Kinerja Keuangan dan Laporan Perubahan Ekuitas. Penjelasan atas masing-
masing jenis laporan adalah sebagai berikut:

1. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan informasi realisasi pendapatan,
belanja,      transfer,       surplus/defisit       dan      pembiayaan       yang      masing-masing
diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode tertentu (PSAP No.2,
Laporan Realisasi Anggaran). Atau dalam pengertian Kerangka Konseptual
Akuntansi     Pemerintahan,     Laporan     Realisasi     Anggaran     menyajikan     ikhtisar
sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh
pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran
dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.
Pencatatan dalam Laporan Realisasi Anggaran dilakukan dengan:
a. Asas Bruto,
adalah suatu prinsip yang tidak memperkenankan pencatatan secara neto
penerimaan setelah dikurangi pengeluaran pada suatu unit organisasi atau
berati juga tidak memperkenankan pencatatan pengeluaran setelah dilakukan
kompensasi antara penerimaan dan pengeluaran.
b. Basis Kas,
adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa
lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Laporan Realisasi


Anggaran harus disajikan berbasis kas, meskipun entitas pelaporan tersebut
menggunakan basis akrual secara penuh.
Isi Laporan Realisasi Anggaran mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
a. Pendapatan
Pengertian pendapatan dapat dibedakan menjadi dua, berdasarkan basis
akuntansi yang digunakan.
1) Pendapatan menurut basis kas adalah penerimaan oleh Bendahara Umum
Negara     (BUN)/Bendahara      Umum      Daerah     (BUD)     atau      oleh     entitas
pemerintah lainnya yeng menambah ekuitas dana lancar dalam tahun
anggaran bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu
dibayar kembali oleh pemerintah.
2) Pendapatan menurut basis akrual adalah hak pemerintah yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
b. Belanja
Sebagaimana pendapatan, belanja juga dapat dibedakan menjadi dua,
berdasarkan basis akuntansi yang digunakan.
1) Belanja menurut basis kas adalah semua pengeluaran oleh BUN/BUD yang
mengurangi       ekuitas       dana       lancar       dalam       tahun       anggaran      yang
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah.
2) Belanja menurut basis akrual adalah kewajiban pemerintah yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.



No
.
Uraian
Anggaran
Realisasi
(%)
1
Pendapatan
xx
xx
xx
2
- Pendapatan Perpajakan
xx
xx
xx
3
- Pendapatan Negara Bukan Pajak
xx
xx
xx
4
- Pendapatan Hibah
xx
xx
xx
5
Belanja
xx
xx
xx
6
- Belanja Operasi
xx
xx
xx
7
- Belanja Modal
xx
xx
xx
8
Transfer
xx
xx
xx
9
- Dana Perimbangan
xx
xx
xx
10
- Transfer Lainnya
xx
xx
xx
11
Jumlah Belanja dan Transfer (5+8)
xx
xx
xx
12
Surplus/Defisit (1-11)
xx
xx
xx
13
Pembiayaan
xx
xx
xx
14
- Penerimaan
xx
xx
xx
15
- Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri
xx
xx
xx
16
- Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri
xx
xx
xx
17
- Pengeluaran
xx
xx
xx
18
Pembiayaan Neto (14-17)
xx
xx
xx
19
Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (12-18)
xx
xx
xx




Tabel 4.1: Ringkasan Contoh Format Laporan Realisasi Anggaran
 
Sumber: Pernyataan Standar No. 02, Laporan Realisasi Anggaran (dengan perubahan)
 
c. Transfer


Adalah penerimaan atau pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan dari
atau kepada entitas pelaporan yang lain, termasuk dana perimbangan dan
dana bagi hasil.
d. Pembiayaan (financing)
Adalah     setiap     penerimaan     yang     perlu     dibayar     kembali     dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran yang akan datang, yang
terutama dimaksudkan untuk menutup defisit5 atau memanfaatkan surplus6
anggaran.
Penerimaan pembiayaan berasal dari penggunaan sisa lebih pembiayaan
anggaran (SiLPA)7, pinjaman (baik pinjaman dalam negeri maupun luar
negeri) dan divestasi aset. Sedangkan pengeluaran pembiayaan digunakan
untuk pembayaran pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain,
dan penyertaan modal oleh pemerintah.
Secara garis besar, format Laporan Realisasi Anggaran untuk entitas
pemerintah pusat adalah seperti tercantum dalam Tabel 4.1.

2. Neraca
Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan pemerintah
mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada suatu tanggal tertentu. Unsur-
unsur atau komponen neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas dana.
Penjelasan masing-masing unsur adalah sebagai berikut:



a. Aset

Pengertian aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau

dimiliki oleh pemerintah dan diharapkan memberikan manfaat ekonomi
dan/atau sosial di masa mendatang. Manfaat ekonomi atau sosial tersebut
dapat dinikmati tidak hanya oleh pemerintah, tapi juga oleh masyarakat.
Sumber daya ekonomi tersebut dapat diukur dalam satuan uang. Meskipun
demikian, pengertian aset mencakup juga sumber daya non keuangan yang
diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum serta sumber daya
yang dipelihara karena alasan sejarah atau budaya. Contoh sumber daya
yang dipelihara karena alasan sejarah atau budaya adalah monumen, situs
purbakala, candi, masjid bersejarah, dan lain-lain.
Aset diklasifikasikan kedalam aset lancar dan aset non lancar.
1) Aset lancar
digolongkan      sebagai      aset      lancar      jika      diharapkan      segera      dapat
direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua
belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Dalam kategori ini termasuk kas dan
setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan.
2) Aset nonlancar
Prinsipnya, aset-aset yang tidak dapat dimasukkan dalam kriteria lancar
adalah termasuk jenis aset nonlancar. Jadi aset nonlancar mencakup aset


yang bersifat jangka panjang dan aset tak berwujud yang digunakan baik
langsung maupun tidak langsung oleh pemerintah maupun masyarakat.
Dalam kategori aset nonlancar ini termasuk investasi jangka panjang, aset
tetap, dana cadangan, dan aset lainnya.
a) Investasi Jangka Panjang,
yaitu investasi untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan/atau sosial
untuk periode lebih dari satu periode akuntansi. Investasi ini dapat
digolongkan lagi menjadi dua, yaitu investasi permanen dan investasi
nonpermanen.      Investasi      permanen      misalnya      penyertaan      modal
pemerintah, sedangkan investasi nonpermanen antara lain adalah
investasi dalam Surat Utang Negara (SUN) dan penyertaan modal
dalam proyek pembangunan.
b) Aset Tetap,
misalnya tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin, jalan,
irigasi, dan kontruksi dalam pengerjaan.
c) Dana Cadangan,
yaitu dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan yang
memerlukan dana yang relatif besar yang tidak dapat disediakan dalam
satu tahun anggaran.
d) Aset Lainnya,
misalnya aset tak berwujud dan aset kerja sama (kemitraan).
b. Kewajiban
Pengertian kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa
lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban dapat muncul antara
lain karena penggunaan pembiayaan pinjaman untuk menutup defisit
anggaran. Pembiayaan pinjaman tersebut dapat berasal dari masyarakat,
lembaga keuangan, pemerintah negara lain (asing), atau dari lembaga
internasional. Kewajiban juga dapat muncul karena perikatan dengan pegawai
yang bekerja pada pemerintah (misalnya dalam bentuk gaji, tunjangan) atau
dengan pemberi jasa lainnya.
Kewajiban dan digolongkan menjadi dua, yaitu kewajiban jangka
pendek dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka pendek adalah
kelompok kewajiban yang harus diselesaikan dalam waktu kurang dari 12
(dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan, sedangkan kewajiban jangka
panjang harus diselesaikan lebih dari 12 (dua belas) bulan.


No.
Uraian
20x1
20x0
1
Aset
xx
xx
2
- Aset Lancar
xx
xx
3
- Investasi Jangka Panjang
xx
xx
4
- Aset Tetap
xx
xx
5
- Aset Lainnya
xx
xx
6
Kewajiban
xx
xx
7
- Kewajiban Jangka Pendek
xx
xx
8
- Kewajiban Jangka Panjang
xx
xx

9
Ekuitas Dana
xx
xx
10
- Ekuitas Dana Lancar
xx
xx
11
- Ekuitas Dana Investasi
xx
xx
12
Jumlah kewajiban dan ekuitas dana
xx
xx




Sumber: PSAP No. 1: Penyajian Laporan Keuangan (dengan perubahan)
 
c. Ekuitas Dana
Pengertian ekuitas dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang
merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. Ekuitas dana lancar
dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu ekuitas dana lancar, ekuitas dana
investasi, dan ekuitas dana cadangan.
1) Ekuitas Dana Lancar,
yaitu selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka pendek,
2) Ekuitas Dana Investasi,
yaitu kekayaan pemerintah yang tertanam dalam aset nonlancar selain
dana cadangan, dikurangi dengan kewajiban jangka panjang,
3) Ekuitas Dana Cadangan
yaitu kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Tabel      4.2     menyajikan     Ringkasan     Contoh     Format     Neraca     Pemerintah     Pusat
sebagaimana tercantum dalam PSAP Nomor 1.

3. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas adalah laporan yang menyajikan informasi penerimaan
dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan
aktivitas operasi, investasi aset nonkeuangan, pembiayaan, dan transaksi
nonanggaran. Transaksi nonanggaran adalah transaksi yang menggambarkan
saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir dari kas pemerintah
pusat/daerah.



No.
Uraian
20x1
20x0
1
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
xx
xx
2
- Arus Masuk Kas
xx
xx
3
- Arus Keluar Kas
xx
xx
4
=Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi
xx
xx
5
Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset Nonkeuangan
xx
xx
6
- Arus Masuk Kas
xx
xx
7
- Arus Keluar Kas
xx
xx
8
=Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset
Nonkeuangan
xx
xx
9
Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan
xx
xx
10
- Arus Masuk Kas
xx
xx
11
- Arus Keluar Kas
xx
xx
12
=Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan
xx
xx
13
Arus Kas dari Aktivitas Nonanggaran
xx
xx

14
- Arus Masuk Kas
xx
xx
15
- Arus Keluar Kas
xx
xx
16
=Arus Kas Bersih dari Aktivitas Nonanggaran
xx
xx
17
Kenaikan/Penurunan Kas (4+8+12+16)
xx
xx
18
Saldo Awal Kas di BUN
xx
xx
19
Saldo Akhir Kas di BUN
xx
xx
20
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran
xx
xx
21
Saldo Kas di Bendahara Penerimaan
xx
xx
22
Saldo Akhir Kas (19+20+21)
xx
xx





4. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan adalah penjelasan naratif atau daftar terinci
atau analisis atas nilai (angka) suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca dan Laporan Arus Kas. Catatan tersbut juga berisi informasi
tentang     kebijakan     akuntansi     dan     pengungkapan-pengungkapan      lain     yang
diperlukan. Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan hal-hal berikut ini:
a. menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro,
pencapaian target APBN/APBD, beserta kendala dan hambatan dalam
pencapaian target tersebut,
b. Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan,
c. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang diterapkan,
d. mengungkapkan informasi yang diharuskan Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) yang belum disajikan dalam lembar muka (on the face) laporan
keuangan,
e. Mengungkapkan informasi tentang efek dari penerapan basis akrual dalam
pengakuan pendapatan dan belanja terhadap pos-pos asset dan kewajiban,
sekaligus rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas,
f. Menyajikan informasi tambahan yang dirasa perlu untuk penyajian yang
wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

5. Laporan Kinerja Keuangan dan Laporan Perubahan Ekuitas
Dua jenis laporan ini adalah laporan tambahan, bukan merupakan laporan
pokok. Laporan Kinerja Keuangan adalah laporan realisasi pendapatan dan belanja
yang disusun berdasarkan basis akrual. Dalam laporan tersebut dicantumkan
mengenai pendapatan operasional, belanja, dan surplus atau defisit.
Sedangkan Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menunjukkan
kenaikan atau penurunan ekuitas tahun yang bersangkutan dibandingkan dengan
tahun sebelumnya.