Powered By Blogger

Sabtu, 24 Desember 2016

Pengertian Pengendalian Persediaan

      Sistem pengendalian persediaan mengandung beberapa istilah yang perlu diketahui mengenai pengertian persediaan yang telah diuraikan pada penjelasan sebelumnya. Selanjutnya akan diuraikan mengenai pengertian sistem dan pengendalian.
a.    Pengertian sistem
     Berikut ini akan dikutp beberapa pendapat ahli mengenai pengertian sistem menurut H.A.Harding (1999: 26) sistem adalah sekumpulan bagian yang mempunyai kaitan satu sama lain, yang bersama-sama beraksi menurut pola tertentu terhadap masukan dengan tujuan untuk menghasilkan pola keihlasan.
b.   Pengertian pengendalian
      Sofyan Assauri (1998: 159), dalam hal ini pengawasan adalah kegiatan pemeriksaan dan dasar pengendalian atas kegiatan yang telah dan sedang dilakukan agar kegiatan- kegiatan tersebut dapat sesuai dengan apa yang diharapkan atau yang direncanakan.
       Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian adalah suatu tehnik dan untuk mengatur pemeriksaan, pengawasan dan tindakan pencegahan serta memperhatikan pelaksanaan kegiatan kerja untuk kemudian disesuaikan dengan rencana realisasi pelaksanaan kerja. Jadi pengendalian berfungsi untuk mencegah mengurangi kemungkinan timbulnya penyimpangan dari apa yang telah  direncanakan.  
c.   Pengertian pengendalian persediaan
     Untuk dapat mengatur tersedianya suatu tingkat persediaan yang optimun dapat memenuhi kebutuhan dalam jumlah, mutu dan pada waktu yang cepat serta jumlah biaya rendah seperti yang diharapkan maka diperlukan suatu sistem pengawasan persediaan.
      Pengertian pengendalian persediaan menurut Sofyan Assauri ( 1998 :               229 ) menyatakan bahwa  pengawasan persediaan merupakan salah satu kegiatan dan urutan kegiatan-kegiatan yang berkaitan erat satu sama lain dari seluruh operasi produksi perusahaan tersebut sesuatu dengan apa yang telah direncanakan lebih dahulu baik waktu jumlah kualitas maupun biayanya.
      Untuk dapat mencapai persediaan yang optimun, harus memenuhi beberapa syarat pengendalian persediaan, syarat- syarat tersedianya persediaan yang optimun menurut Sofyan Assauri (1998: 229), sebagai berikut :
1. Terdapatnya  gudang  dalam lokasi yang cukup  luas  dan  teratur  dengan   pengaturan  tempat  bahan/barang yang tetap dan  identifikasi bahan/ barang tertentu.       
2.  Sentralisasi    kekuasaan    dan    tanggung  jawab   pada   satu   orang   yang   dapat  dipercaya  terutama  penjaga  gudang.
3.   Suatu sistem pencatatan dan pemeriksaan atas penerimaan bahan/ barang.
4.    Pengawasan mutlak atas pengeluaran bahan/barang
5.  Pencatatan yang cukup teliti yang menunjukkan jumlah yang  dipesan dibagikan/ dikeluarkan dan yang tersedia di dalam gudang.
6.  Pemeriksaan fisik bahan/ barang yang ada dalam persediaan secara langsung.
7.  Perencanaan untuk menggunakan barang-barang yang lebih dikeluarkan barang-barang yang telah lama dalam gudang dan barang-barang yang sudah usang dan keunggulan zaman.
8.   Pengecekan untuk manajemen dapat efektifitasnya kegiatan rutin.
9.   Perencenaan produksi dalam pengendalian kualitas


Pengertian Pengawasan Intern

Sebagaimana telah dikemukakan di atas penmgertian control, dalam pembahasan ini akan dikemukakan pengertian internal control. Menurut Sri Kadarisman, (1997: 112), menyatakan bahwa internal control atau pengawasan intern ialah tindakan yang dilakukan oleh manajer untuk mengetahui apakah jalannya pekerjaan dan hasilnya sesuai dengan planning atau tidak, jadi fungsi-fungsi planning to detect a mistake immediate as it accours".
            Apa yang dikontrol ialah rencana-rencana pekerjaan atau pelaksanaan planning. Dalam hal ini kontrol bukan itu sesuatu yang telah dikerjakan saja, tetapi sesuatu yang mungkin terjadi di mana yang akan datang. Dengan demikian, planning kita kembali keputusan-keputusan yang kita ingini, membuat gambaran yang pasti dengan kontrol kita ingin mengetahui sudah sampai dimanakah rencana itu dilaksanakan. Bagaimana foloow up sesuatu keputusan yang telah diambil, kemudian ada kemajuan atau tidak, bila ada kemacetan sampai dimana kemacetan itu dan apa sebabnya, menurut M. Manullang (1998: 92), menyatakan bahwa pengawasan intern  berarti kemampuan untuk meneruskan dan memberikan motivasi serta untuk mengetahui apa yang sesungguhnya telah dilakukan dibandingkan, dengan apa yang seharusnya dilakukan. Dengan pengawasan pembuatan standard-standard mengandung untuk pengawasan pengukuran pekerjaan kantor.
            Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka proses kontrol terdiri dari pada langkah-langkah tertentu yang menjadi dasar bagi semua controlling. Tanpa memperdulikan aktivitas dari pafa beberapa dasar penerapan dalam proses mengenai kontrol intern yang ada di dalam perusahaan itu sendiri.
            Dengan demikian, menurut Soekarno, K (1999: 105), menyatakan bahwa :
      "1) Menentukan standard atau dasar bagi control
       2) Pengukuran bagi pekerjaan                    
       3) Membandingkan pekerjaan dengan standard, dan
          menentukan perbedaan jika ada.               
       4) Memperbaiki penyimpangan  dengan bantuan tindakan
          yang bersifat membetulkan".
            Pada pengertian tersebut di atas, di nyatakan dalam kebiasaan yang sedikit berbeda, controlling, terdiri dari pada bagian, yaitu :
a. Menentukan apa yang harus dikerjakan atau dapat diharap-     kan sesungguhnya.
B. Untuk   menentukan   hasil   dengan   harapan  -  harapan    yang    mana    membawa   kepada tercapainya tujuan.
c. Menyelidiki apa yang akan dikerjakan.
d. Menguji hasil sudah  sesuai  atau belum,  mana  kemudian menerapkan dalam ukuran-ukuran perbaikan yang akan perlu ditambah. Penggunaan dari pada proses control untuk suatu     illustrasi mengenai aktivitas0aktivitas dari bagian    pembelanjaan, berita yang disampaikan untuk menjual kepada toko-toko khusus eceran. Pesanan yang sebenarnya memberikan kepastian untuk ini dengan                                                        kelak menjual yang menjalankan sebagai aktivitas pekerjaan.
            Pada bagian penjualan mempunyai jatah penjualannya masing-masing. Ini adalah standar yang dapat dibandingkan dengan volume yang sebenarnya dari peranan penjual kepada jatah penjualan masing-masing dapat memberikan ukuran kepada pekerjaan pada bagian. Informasi yang feed back mengenai penyimpangan antara pesanan penjualan menunjukkan dasar untuk tindakan perbaikan yang mana dapat dilihat susunannya bahwa prosedur perintah penjualan digunakan, produk didemonstrasikan dengan baik memperlihatkan harga dan sebagainya, atau pada bagian penjualan diperiksa  kembali, atau prosedur penjualan dirobah.
            Haruslah diperhatikan bahwa penggunaan dari pada proses control diperkirakan bahwa pekerjaan planning menjadi lengkap dan jelas. Haruslah sekurang-kurangnya ada sedikit perencanaan (planning) sebelum terjadinya  controlling.

            Usaha-usaha pengawasan benar-benar dapat membantu, bilamana setiap anggota dari suatu organisasi untuk mengetahui tujuan-tujuan yang umum dan mana dicari dan sama sekali berhubungan dengan tujuan yang umum dan erat dari unit pekerjaannya, seksi atau departemen, yang mana tujuan-tujuan adalah satu refleksi dan bagian yang integral dari semua tujuan-tujuan umum organisasi. Apabila seorang pekerjaan, apakah ia kepala bagian atau pengawas, untuk mengetahui apakah yang diharapkan dirinya secara teratur menerima informasi baik untuk ia  mengetahui keberhasilannya yang relatif dalam batas yang diharapkan dengan tujuan yang haruys tercapai.

Pengertian Pengawasan

       Fungsi seorang pimpinan adalah menjalankan fungsinya sebagai merencanakan, mengontrol, pengorganisasi, aktuating fungsi ini merupakan fungsi setiap manager yang terakhir setelah fungsi-fungsi menyusun tenaga kerja, untuk memberi perintah. Dari kelima fungsi ini sebagai fungsi pimpinan yang berhubungan dengan usaha menyelamatkan untuk jalannya suatu organisasi ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan.
           Untuk melakukan tugas hanya mungkin dengan baik apa bila seseorang melaksanakan tugas itu mengerti arti tujuan dari tugas yang dilaksanakan. Demikian halnya dengan seorang pimpinan yang melakukan tugas pengawasan, haruslah dengan secara sungguh-sungguh mengerti arti dan tujuan dari pada apa yang akan dilaksanakan dalam pengawasan itu.Oleh karena itulah dalam pembahasan ini perlu dijelaskan pengertian pengawasan agar dapat memberikan arah pada pembahasan untuk selanjutnya. Mengerti arti dari pada pengawasan dengan baik, akan mengefektifkan pengawasan dalam pelaksanaannya.
            Di bawah ini penulis akan mengemukakan beberapa pendapat dari pada ahli tentang pengertian pengawasan atau dengan kata lain istilah kontrol. Untuk lebih jelasnya pengertian pengawasan dijelaskan  Panglaykim dan Hazil (1997: 123) menyatakan bahwa Control tidak  berarti  mengontrol  saja, ia  meliputi  juga  aspek  penelitian; apakah yang dicapai itu sesuai dan sejalan  dengan tujuan yang telah diteditetapkan lengkap dengan rencana, kebijaksanaannya program  dan lain-lain sebagainya dari pada management".
            Sedangkan menurut M. Manullah, (1998: 87), memberikan batasan pengertian sebagai berikut, internal control sebagai suatu proses untuk menetapkan pekerjaan yang mudah dilaksanakan menilai dan mengoreksi kita bila  perlu  membuat supaya pelaksanaan pekerjaan sesuatu sesuai dengan rencana semula.
            Selanjutnya R. Terry (1996: 134) yang dijelaskan mengenai pengertian pengawasan (terjemahan), menyatakan bahwa controling dapat didefinisikan sebagai proses yang memetingkan apa yang dilakukan, yaitu standar apakah yang  sedang dilakukan, yaitu pekerjaan; menilai pekerjaan itu dan jika perlu menggunakan ukuran-ukuran perbaikan oleh sebab itu pekerjaan yang berlangsung sesuai dengan rencana, yaitu sesuai dengan standar.
            Controlling  bersifat kelanjutan bagi keempat fungsi dasar dari pada management. Bantuannya untuk memberikan   jaminan bahwa apa yang ingin dilakukan adalah dijalankan dan untuk itu berbagai usaha dipertahankan di dalam   memperbaiki hubungan mereka sebab itu koordinasi yang cukup dicapai. Dapatlah dikatakan bahwa tidak ada controllimg tampa adanya rencana terlebih dahulu, organizing dan   actuating.
            Titik berat dari pada kebutuhan menurut kenyataannya bahwa kontrol/ pengawasan mempunyai hubungan erat dengan fungsi-fungsi dasar yang lain dari pada management.   Rencana   yang baik meliputi pertimbangan untuk menjalankan fungsi-fungsi mengenai control. Begitu juga, untuk organizing dan actuating diusahakan pengangkatan yang baik, dengan mengingat pertimbangan kontrol. Dengan jalan fungsi-fungsi actuating yang dibuat kurang sulit dan lebih efektif dan efisien dalam penggunaannya.
            Control pengawasan termasuk kebijaksanaan yang aktif dari pada suatu usaha untuk menjaga dari dalam bantuannya bagian dari tugas ini untuk menyelidiki apakah yang akan dilakukan dan merumuskan satu keputusan mengenai pekerjaan. Tetapi campur tangan, bilamana perlu menempatkan kembali aktivitas itu pada tempatnya juga termasuk arti dari pada control/ pengawasan.
            Sering tindakan perbaikan terdiri dari pada membuka jalan seperti menghilangkan hambatan-hambatan yang akan dialami, menjelaskan kewajiban-kewajiban atau memberikan tambahan-tambahan alat-alat fisik atau keuangan agar supaya usaha-usaha yang dijalankan itu dapat dilanjutkan dengan efektif.

            Control/ pengawasan bukanlah berarti bahwa mengawasi semata-mata, tapi juga mengarahkan, membimbing dan mendidik para bawahan yang dipimpinnya agar supaya wewenang yang dilimpahkan padanya tidak disalagunakan wewenang dan  tanggung jawan yang diberikan.

Perbedaan Rugi Laba Perusahaan

Dalam laporan rugi laba sering dijumpai ada perbedaan yang mendasar apabila perhitungan harga pokok produksi, sering salah pengelompokan antara biaya tetap dan variabel, sehingga rugi laba perusahaan adakalanya dijumpai selisih laporan rugi laba.
            Laporan rugi laba kaitannya dalam penentuan harga pokok menurut R.A. Supriono (2000 : 16) menyatakan bahwa jumlah dapat diukur dalam satuan uang dalam bentuk :
    Kas yang dibayarkan, atau
  Nilai yang aktiva lainnya diserahkan/ dikorbankan, atau
 Nilai jasa yang diserahkan
    Hutang yang timbul
   Tambahan modal
Dalam rangka memikirkan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi barang dan jasa yang diperlukan perusahaan baik pada masa lalu (harga perolehan yang telah terjadi) maupun pasa masa yang akan datang (harga perolehan yang akan terjadi), sehingga perolehan keuntungan tidak mengalami perbedaan yang mendasar pada laporan rugi laba perusahaan., maka yang perlu ditentukan terlebih dahulu,   yaitu :   
      Harga pokok produksi
Harga pokok produksi adalah semua biaya-biaya yang setiap atau yang melekat yang dihasilkan mulai dari persediaan bahan baku sampai bahan baku tersebut menjadi barang jadi yang siap dijual dan tidak dijumpai dalam laporan keuangan ada perbedaan..
Harga pokok produki oleh R.A. Supriono (2000 : 18) adalah harga pokok produksi meliputi biaya-biaya yang dikorbankan untuk memproses bahan-bahan (termasuk biaya untuk bahannya) atau barang setengah jadi sampai barang akhir untuk dijual.
    Harga pokok penjualan
Harga pokok penjualan adalah harga pokok barang yang telah dijual, yang meliputi jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan baik langsung maupun tidak langsung sampai barang tersebut laku dijual, dan selanjutnya dibuat laporan keuangan pada kepala bagian.
Pada perusahaan dagang harga pokok penjualan dapat ditentukan dari persediaan awal barang ditambah dengan pembelian (netto) yang kemudian dikurangi dengan persediaan akhr. Pada perusahaan industri harga pokok penjualan dapat ditentukan dari persediaan awal produk jadi ditambah dengan jumlah biaya produksi kemudian dikurangi dengan persediaan akhir produk jadi.  
  Dalam perbedaan rugi laba perusahaan perlu menetapkan harga pokok terdiri dari :
 Pengelompokaan biaya-biaya harus sesuai dengan yang semestinya
    Laporan rugi laba perusahaan perlu ditetapkan beban biaya yang semestinya
    Bunga yang seharusnya diperoleh
    Provesi dan komisi yang seharusnya diperoleh
    Pendapatan lain-lain.
  Penyusunan laporan rugi laba sesuai dengan Standar Akuntan Keuangan dalam                       
  penyajian laporan rugi laba, agar tidak terjadi perbedaan, yaitu :
        Wajib manual secara rinci unsur-unsur pendapatan dan beban

     Unsur pendapatan dan beban harus dibedakan antara pendapatan dan beban yang berasal dari kegiatan operasional dan non operasional. 

Pengertian Rugi Laba

Pada dasarnya laba dapat dipandang dari dua sudut yaitu rugi laba perusahaan pada periode tertentu dan laba ekonomis. Pada ekonom mendefinisikan rugi laba dari sudut orang, kelompok orang atau masyarakat secara keseluruhan sebagai pusat perhatian.
Perhitungan rugi laba dalam kaitannya dengan perhitungan harga adalah untuk mengetahui berapa besar yang dikorbankan dalam hubungannya perhitungan rugi laba pada perusahaan dengan pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi yang siap untuk dijual, dan dapat diketahui rugi laba perusahaan pada saat itu juga.
Dalam penentuan rugi laba perusahaan kaitannya dengan harga pokok (D. Hartanto, 1999 : 73) bertujuan untuk :
 -      Sebagai alat untuk perencanaan biaya
 -      Sebagai alat untuk pengawasan
 -      Sebagai perhitungan atau kalkuklasi biaya
  -      Sebagai dasar untuk memecahkan masalah khusus
          Menutur D. Hartanto (2000 : 16) yaitu informasi tentang harga pokok dikaitkan dengan perhitungan rugi laba perusahaan yang bermanfaat bagi manajemen untuk :
6        Mentukan harga jual produk atas dasar perhitungan harga pokok produksi untuk mengetahui perusahaan apakah perusahaan berada pada rugi atau laba. Perusahaan yang berproduksi pada masa proses produknya untuk dihitung jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksi per satuan produk. Dalam penetapan harga jual produk, biaya produksi merupakan salah satu data yang dipertimbangkan, di samping data biaya lain serta daa non biaya. Kebijaksanaan penetapan harga jual yang di dasarkan pada biaya menggunakan formula harga jual dihubungkan dengan perhitungan rugi laba, sebagai berikut :
-  Taksiran biaya produksi untuk jangka waktu tertentu               Rp.   xxxxx
-   Taksiran biaya non produksi untuk jangka waktu tertentu       Rp.   xxxxx ( + )
-   Taksiran total biaya biaya untuk jangka waktu tertentu           Rp.    xxxxx
-   Jumlah produk yang dihasilkan untuk jangka waktu tertentu  Rp.     xxxxx (/)
-   Taksiran harga pokok produksi per satuan                               Rp.     xxxxx
-    Laba per unit poduk yang diinginkan                                      Rp.     xxxxx ( + )
-    Taksiran harha jual yang dibebankan pembeli                         Rp.     Xxxxx
Dari formula tersebut bahwa informasi tentang tansiran harga pokok produksi dalam per satuan yang akan dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam jangka waktu tertentu dipakai sebgai salah dasar untuk menentukan harga jual per unit produk, sehingga perusahaan dapat mengetahui keutungan atau kerugian yang diderita selama perioide tertentu.           
7        Memamtau realisasi biaya produksi atas perhitungan rugi laba perusahaan. Jika rencana produksi untuk jangka panjang pada waktu tertentu telah diputuskan untuk dilaksanakan, manajemennya memerlukan biaya produksi. Dalam rencanaan produksi yang sesungguhnya agar rugi laba nampak pada perhitungan harga pokok, digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang dikeluarkan sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya. Pengumpulan biaya produksi untuk jangka waktu dilakukan menggunakan metode harga proses.
8        Menghitung laba atau rugi pada periode tertentu, untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan rugi bruto, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang dikeluarkan  untuk memproduksi roduk dalam periode tertentu, maka informasi laba atau rugi periodik diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba atau rugi, oleh karena itu metode harga pokok dalam proses digunakan oleh manajer untuk mengumpulkan informasi biaya sesungguhnya dikeluarkan untuk periode tertentu guna menghasilkan informasi laba atau rugi tiap periode dihitung sebagai berikut :
Hasil penjualan (harga per unit & volume penjualan        Rp. xxxxx
Persediaan produk jadi pada awal                                    Rp.  xxxxx
Persediaan produk dalam proses awal                             Rp.  xxxxx ( + )         

                                                                                                                        Rp. xxxxx

Perbandingan Berbagai Metode Penilaian Persediaan

           Dengan menggunaka metode First In First Out (FIFO), persediaan dilaporkan pada neraca kira-kira sebesar harga pokok saat itu. Dengan Last-In First-Out (LIFO), persediaan yang tidak banyak berubah kuantitasnya dengan jumlah yang kira-kira tetap seperti dulu yang dikaitkan dengan pembelian. Penggunaan metode rata-rata pada umumnya menghasilkan nilai persediaan yang sangat paralel dengan nilai First In First Out, karena pembelian selama suatu periode biasanya First In First Out,  selama suatu periode biasanya beberapa kali lebih banyak dari persediaan awal dan dengan demikian biaya rata-rata amat dipengaruhi oleh biaya periode berjalan.                                                                                                    
Metode harga rata-rata (Average), metode penetapan harga pokok persediaan barang pada perusahaan,  yaitu metode penilaian persediaan dimana dianggap bahwa harga pokok produksi, rata-rata dari barang yang tersedia untuk dijual akan dipergunakan untuk menghitung harga pokok produksi barang yang dijual dan yang terdapat dalam persediaan dan telah diperhitungkan seluruh biaya dalam proses produksi.
  Metode harga pokok rata-rata yang diterapkan perusahaan dalam metode penilaian persediaan barang akan memfokuskan metode persediaan yang telah diperhitungkan dalam produksi, sehingga harga harga pokok rata-rata dapat diketahui nilai persediaan yang dimiliki perusahaan.,
   Metode identifikasi khusus, yaitu metode penetapan harga pokok untuk barang-barang yang dijual  dan guna mengetahui masih terdapat dalam persediaan yang didasarkan atas barang-barang dalam persediaan.


Metode Penilain Persediaan

Metode penilaian persediaan barang adalah menentukan nilai persediaan yang dicantumkan dalam neraca. Persediaan akhir dihitung harga pokoknya dengan menggunakan beberapa cara pencatatan harga pokok persediaan akhir, ketiga     penilaian adalah :
 Metode Harga Pokok
 Metode harga pokok atau harga pasar lebih rendah
 Metode harga jual.
  Metode harga pokok                                                                                                                   
   Metode harga pokok persediaan memakai metode, sebagai berikut :
   a.  Metode Fifo (first in first out)
   b.  Metode lifo (last in first out)
   c.  Harga rata-rata (average)
   d.  Metode identifikasi khusus
         a.  Metode fifo (first in first out)
     Metode penerapan harga pokok persediaan di mana dianggap bahwa barang-barang yang paling terdahulu dibeli merupakan barang yang akan dijual pertama kali dalam metode ini persediaan akhir dinilai dengan harga pokok pembelian yang paling akhir.
         b.  Metode lifo (last in first out) 
         Metode penetapan harga pokok persediaan dimana dianggap bahwa barang-barang yang paling terakhir dibeli akan merupakan barang yang dapat dijual      pertama kali. Dalam metode ini persediaan akhir dinilai dengan harga pokok pembelian yang terdahulu.
         c.  Metode Harga Rata-Rata (Average)
     Metode penetapan harga pokok persediaan dimana dianggap bahwa harga pokok, rata-rata dari barang yang tersedia untuk dijual akan dipergunakan untuk menghitung harga pokok barang yang dijual dan yang terdapat dalam persediaan. 
          d.  Metode Identifikasi Khusus
         Metode penetapan harga pokok untuk barang-barang yang dijual  dan guna yang masih terdapat dalam persediaan yang didasarkan atas barang-barang yang bersangkutan.
               Sumarso S.R ( 1998; 411 )  menyatakan  bahwa  persediaan  barang  dagangan  (merchandise inventory) adalah barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali.
      Metode harga pokok atau harga pasar yang rendah
Penilaian harga pasar yang dilakukan sebagai alat ganti untuk memproduksi barang suatu saat tertentu dengan tujuan untuk menentukan nilai yang sebenarnya dalam laporan keuangan dengan ketentuan bahwa :
            -  Harga pasar tidak boleh rendah dari nilai  bersih yang dapat direalisasikan.
       - Harga pasar tidak boleh lebih rendah dari pada nilai  bersih  yang dapat      direalisasikan  sesudah  dikurangi  dengan laba yang rendah.
      Metode harga jual

       Metode harga jual yang merupakan penerapan  dari prinsip harga pokok untuk menilai persediaan barang yang  mencantumkan dalam persediaan dengan harga jual dan laba bersihnya.

Metode Pencatatan Persediaan

Titik berat dari pencatatan adalah metode penilaian persediaan barang, yang harus memerlukan pengawasan dan pengamatan persediaan guna menentukan persediaan barang. Kalau D. Hartanto ( 2000; 92) membagi prosedur pencatatan persediaan barang di dalam dua metode yaitu metode fisik, metode permanen (perpetual).
 a.   Metode fisik
            Metode fisik adalah metode pencatatan persediaan barang yang tidak mengikuti  mutasi persediaan sehingga untuk mengetahui jumlah persediaan  pada suatu saat tertentu, maka persediaan tersebut sudah menjadi barang jadi.
Pada metode penilaian persediaan  dalam pencatatannya dapat dihubungkan antara transaksi pembelian dengan perkiraan persediaan barang, demikian pula penjualan atau pemakaian  barang dalam proses produksi.
       Pembelian  ............... Rp. XXX
                             Hutang Dagang/ kas  ............ Rp. XXX
    Apabila terjadi penjualan baik tentang barang dagangan maupun hasil produksi maka pencatatan di dalam jurnal, sebagai berikut : 
     Piutang dagang/ kas ............. Rp. XXX
                                    Penjualan  ................ Rp. XXX  
b.  Metode permanen (perpetual)
    Dalam metode ini setiap persediaan dibuktikan dalam rekening sendiri-sendiri   yang merupakan buku pembantu persediaan. Sedangkan Zaki Baridwan (2001; 84) mendefinisikan metode perpetual adalah metode pencatatan persediaan barang yang mengikuti mutasi persediaan dapat menjamin  baik kualitasnya maupun  harga pokoknya.
     Difinisi di atas, bahwa metode perpetual  yang merupakan metode penilaian persediaan yang dapat ditingkatkan baik kualitas maupun harga pokoknya.
     Kalau terjadi pembelian barang,maka pencatatannya adalah : 
    
Persediaan barang dagangan ..... Rp. XXX
                           Hutang dagang/ kas  ............... Rp. XXX  
         Apabila terjadi penjualan atau pemakaian bahan baku adalah
   1. Untuk mencatat transaksi penjualan
      Piutang dagang   ........ Rp. XXX
             Penjualan  ................. Rp. XXX  
   2. Untuk mencatat pembebanan harga pokok penjualan
      Harga pokok penjualan ....... Rp. XXX

         Persediaan barang dagangan  ........ Rp. XXX   

Pos-Pos Yang Dimaksudkan Dalam Persediaan

Pos-pos dalam persediaan oleh Jay M Smith K. Fred Skousen (1998: 327), menyatakan bahwa persediaan barang dagang diterapkan untuk barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan dagang baik perusahaan dagang eceran maupun grosir, apabila barang tersebut diperoleh dalam keadaan siap untuk dijual kembali.
       Kelompok-kelompok persediaan, yaitu :
             - Bahan baku
             - Barang dalam proses
           Pos-pos yang dimaksudkan dalam persediaan, yaitu :
1.  Barang dalam perjalanan
Syarat penjualan harus mempunyai prangko gudang penjual (Free On Board), shipping point adalah hak atas barang yang dipindahkan kepada pembeli ketika barang diangkut ke alat angkut. Dengan syarat penerangan aturan hukum atau pengiriman pada akhir tahun akan memerlukan pencatatan penjualan dan  persediaan dalam pembukuan penjual.
         Jika syarat penjualannya prangko gudang pembeli (FOB) Free On Board destinastion, maka penerapan aturan hukum tidak memerlukan pengakuan transaksi sebelum barang diterima pembeli.    
2.   Barang konsinyasi
Barang konsinyasi selayaknya dilaporkan sebesar biaya (harga pokoknya) dan biaya penanganan serta biaya pengangkutan yang terjadi dalam pentransferannya kepada  konsinyasinya.
3.    Penjualan bersyarat cicilan (conditional and installment sales)

Penerapan penjualan bersyarat dan penjualan cicilan mempunyai syarat penahanan hak oleh penjual sampai  harga jual barang seluruhnya akan diangkut.                  

Pengertian Persediaan

Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang sangat aktif dalam perusahaan dagang maupun perusahaan industri (perusahaan manufactur). Dalam perusahaan dagang persediaan dimiliki dalam kegiatan pembelian barang tanpa mengadakan perubahan bentuk. Sedangkan untuk bagi perusahaan industri persediaan merupakan salah satu unsur penting untuk diproses lebih lanjut sehingga menjadi barang siap jual.
Untuk menguraikan pengertian persediaan penulis mencoba mengutip beberapa ahli ekonomi seperti  Al Haryono Yusuf (1997: 122) menyatakan bahwa persediaan adalah  barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan pada suatu saat tertentu dengan maksud dijual kembali baik secara langsung maupun melalui proses produksi  dalam sirkulasi operasi normal perusahaan  dalam hal ini termasuk pula barang-barang yang masih dalam proses produksi atau menunggu untuk digunakan.
Sedangkan Bambang Riyanto (2002: 89) membahas pengertian persediaan adalah barang untuk perusahaan yang diadakan untuk dijual secara langsung sebagai usaha utama perusahaan atau masih diolah dalam proses produksi kemudian dijual sebagai barang dagangan dalam seluruh  operasi normal perusahaan.
Definisi di atas dapat disimpulkan bahwa persediaan barang yang dapat dinilai dengan metode penilaian barang digunakan untuk menyatakan barang-barang yang berwujud yaitu :
- Tersedia untuk dijual (barang dagangan/barang jadi)
- Masih dalam proses produksi untuk diselesaikan kemudian dijual (barang dalam proses/ pengolahan).
- Akan dipergunakan untuk produksi barang-barang jadi yang akan dijual (bahan baku dan bahan penolong dalam perusahaan), dalam penjualan maupun yang dititipkan pada orang lain.
 Perusahaan dagang biasanya membeli persediaannya dalam bentuk yang sudah siap untuk dijual. Melaporkan harga pokok yang diterapkan dalam unit-unit tersimpan yang belum dijual sebagai persediaan barang dagangan. Persediaan merupakan barang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual kembali atau dipergunakan lebih lanjut untuk merubah bentuk dari    persediaan barang baku menjadi barang jadi yang akan dijual sebagai barang dagangan dalam seluruh operasi normal    perusahaan tertentu. 

           Penjelasan dan standar akuntansi keuangan di atas, memberikan suatu gambaran bahwa persediaan harus digolong kan (dipisahkan) sesuai dengan jenis persediaan tersebut dan disajikan dengan harga perolehan atau harga pokoknya.