Titik berat
dari pencatatan adalah metode penilaian persediaan barang, yang harus
memerlukan pengawasan dan pengamatan persediaan guna menentukan persediaan
barang. Kalau D. Hartanto ( 2000; 92) membagi prosedur pencatatan persediaan
barang di dalam dua metode yaitu metode fisik, metode permanen (perpetual).
a.
Metode fisik
Metode fisik adalah metode pencatatan persediaan barang yang tidak
mengikuti mutasi persediaan sehingga
untuk mengetahui jumlah persediaan pada
suatu saat tertentu, maka persediaan tersebut sudah menjadi barang jadi.
Pada
metode penilaian persediaan dalam
pencatatannya dapat dihubungkan antara transaksi pembelian dengan perkiraan
persediaan barang, demikian pula penjualan atau pemakaian barang dalam proses produksi.
Pembelian ............... Rp. XXX
Hutang Dagang/
kas ............ Rp. XXX
Apabila terjadi penjualan baik tentang
barang dagangan maupun hasil produksi maka pencatatan di dalam jurnal, sebagai
berikut :
Piutang dagang/ kas ............. Rp. XXX
Penjualan ................ Rp.
XXX
b. Metode permanen (perpetual)
Dalam metode
ini setiap persediaan dibuktikan dalam rekening sendiri-sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan.
Sedangkan Zaki Baridwan (2001; 84) mendefinisikan metode perpetual adalah
metode pencatatan persediaan barang yang mengikuti mutasi persediaan dapat
menjamin baik kualitasnya maupun harga pokoknya.
Difinisi di
atas, bahwa metode perpetual yang
merupakan metode penilaian persediaan yang dapat ditingkatkan baik kualitas
maupun harga pokoknya.
Kalau
terjadi pembelian barang,maka pencatatannya adalah :
Persediaan
barang dagangan ..... Rp. XXX
Hutang dagang/
kas ............... Rp. XXX
Apabila terjadi penjualan atau
pemakaian bahan baku adalah
1. Untuk mencatat transaksi penjualan
Piutang dagang ........ Rp. XXX
Penjualan ................. Rp. XXX
2. Untuk mencatat pembebanan harga pokok
penjualan
Harga pokok penjualan ....... Rp. XXX
Persediaan barang dagangan ........ Rp. XXX
Tidak ada komentar:
Posting Komentar