Powered By Blogger

Kamis, 22 Desember 2016

Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Prosedur Penerimaan Kas
      Di dalam suatu perusahaan prosedur penerimaaan uang melibatkan beberapa bagian transaksi-transaksi penerimaan uang tidak terpusat pada suatu bagian saja agar dapat     memenuhi prinsip-prinsip internal control.
Diantara bagian-bagian yang terlibat di dalam proses penerimaan uang, sebagai berikut :
1) Bagian surat masuk
2) K a s i r
3) Bagian piutang
4) Bagian pemeriksaan interen
            Bagian surat masuk bertugas menerima semua surat-surat yang diterima perusahaan. Surat yang berisi pelunasan piutang harus dipisahkan dari surat-surat lainnya. Setiap hari bagian surat membuat daftar penerimaan uang harian, mengumpulkan chek dan remittance advice. Kecocokan antara jumlah dalam chek dengan jumlah dalam remittance menjadi tanggung jawab bagian surat masuk.Setelah daftar penerimaan uang harian selesai dikerjakan oleh bagian surat masuk, maka  daftar tersebut  didistribusi oleh kepala bagian yang bersangkutan, satu lembar bersama-sama dengan chek diserahkan kepada kasir.
Dari Satu lembar bersama dengan remitttance advice diserahkan kepada seksi piutang. Jika dalam surat yang diterima oleh bagian surat masuk terdapat remittance  sesudah diterima, amplop dari langganan dapat digunakan sebagai remittance sesudah ditulis jumlahnya pada halaman muka amplop tersebut.
Kasir bertugas menerima uang yang berasal dari bahan surat masuk pembayaran langsung atau dari penjualan oleh salesman.  Kasir harus membuat surat setoran kebank dan menyetorkan semua uang yang diterimanya.
Agar penerimaan uang ini dapat diawasi dengan baik,   maka satu lembar bukti sebagai setoran dari bank langsung dikirm ke bagian akuntansi. Bukti setoran yang diterima di   bagian akuntansi dicocokkan dengan daftar penerimaan uang yang dibuat oleh bagian surat masuk dan oleh kasir. Salah satu cara pengawasan penerimaan uang langsung oleh kasir dapat dilakukan dengan dibuatnya bukti kas masuk yang diberi nomor urut yang dicetak
Sumber dan bentuk penerimaan uang menurut Zaki Baridwan ( 2001; 199), sebagai berikut penerimaan uang/ kas biasanya berasal dari berbagai bentuk sumber, ada sumber yang sering terjadi seperti pelunasan piutang, penjualan tunai, tetapi ada pula sumber penerimaan yang jarang    terjadi, seperti penjualan aktiva tetap.
Selain  sumber-sumber tersebut, penerimaan-penerimaan uang bisa juga berasal dari adanya pinjaman baik dari bank maupun dari pinjaman wesel.  Apabila terjadi setoran model baru, maka ini juga merupakan sumber penerimaan kas. Formulir-formulir yang digunakan dalam prosedur penerimaan uang menurut Zaki Baridwan (2001; 100) adalah sebagai berikut
1) Dokumen  (bukti) asli  pendukung setiap  penerimaan uang  yang terdiri dari :
    - Pemberitahuan tentang pelunasan dari para langganan (remittance advice) atau amplop.
    - Bukti penerimaan uang yang diberi nomor urut yang  dicetak dan dibuat oleh kasir untuk penerimaan uang   langsung.
    - Pita daftar penjualan tunai
    - Pemberitahuan tentang pelunasan, daftar penjualan salesman.
    - Pemberitahuan dari bank tentang pinjaman, penagihan   oleh bank.                                                                                                                                                               
2) Data  harian  yang  menunjukkan  kumpulan  ataukah   ringkasan  penerimaan kas yang terdiri dari :
    - Bukti setoran ke bank
    - Daftar  penerimaan  kas  harian (dibuat oleh kasir)  dan  daftar penerimaan kas  harian   (yang dibuat oleh bagian surat masuk).
    - Ringkasan cash register
    - Proof tapes
3) Buku jurnal (book of original entry)                                                         
    - Jurnal penerimaan uang (terperinci)
    - Kombinasi proof shhet dengan jurnal penerimaan uang.
4) Buku pembantu piutang dan buku besar"

Uang tunai/ kas adalah barang yang mudah menjadi sasaran pencurian dan penyelewengan, karena uang itu mudah dibawa, maka mudah disimpang dan mudah digunakan untuk mengadakan transaksi. Oleh karena itulah pengawasan yang baik sangat diperlukan, sejak saat diterimannya sampai dimaksudkan  ke dalam basi peti atau ( brankas ), atau langsung disimpang kebank agar uang tersebut dapat terhindar dari beberapa bahaya (resiko) yang bisa melanda perusahaan. 

Prosedur Pengeluaran Kas 
  Untuk bisa menyusun suatu manual atau pedoman tentang   sistem dan prosedur pencatatan kas, maka terlebih dahulu harus diadakan analisa tentang fungsi daripada pengeluaran  kas tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, Ruchiyat Kosasi, (1997; 102) mengemukakan, sebagai berikut :
1) Pengeluaran kas harus diperinci agar dapat disusun suatu ikhtisar laporan dan pencatatan, dari kedalam jurnal pengeluaran kas.
2)  Dalam perusahaan kecil, pos-pos debet dapat berasal dari "voucher register", jurnal pembelian (buku pembelian), atau dari perincian faktur-faktur terpisah dari prosedur jurnal ataukah catatan harian. Jadi buku jurnal atau pencatatan pengeluaran kas dipakai sebagai kontrol chek terhadap buku-buku tersebut di atas.                                                        
3)  Sebagian  besar pos-pos debet sebagai lawan pengeluaran  kas adalah pos-pos harta, utang dan biaya tetapi juga bisa berakibat pos debet pada kelompok rekening dalam neraca serta rugi laba. Catatlah pengeluaran kas dengan baik dan posting ke pos debet. Suatu sistem  efektif mengenai  pengeluaran kas  hal sangatlah penting sehingga tidak kalah pentingnya dengan sistem yang ada pada penerimaan kas.
   Oleh karena pengurus dan pimpinan suatu perusahaan harus  mengirim surat  dan   dapat  menjelaskan  mengenai  siapa yang  berwewenang untuk menandatangani chek. Semua pembayaran/pengeluaran kas, sebaiknya dilakukan dengan chek atau nama perusahaan ataukah chek voucher, merupakan suatu formulir yang dikirim kepada kreditur sebagai pemberitahuan tentang pembayaran bersama dengan cheknya, tembusannya merupakan catatan utang yang menunjukkan suatu persetujuan  pembayaran, sehingga bukti tanda terima dapat diperoleh secara otonomi.
   Oleh karena penandatanganan chek-chek yang cukup banyak ini yang memerlukan suatu ketelitian dan keamanan sehingga mereka yang menandatangani chek harus mempertanggung jawabkan setiap transaksi yang meragukan atau tidak dimengerti sepenuhnya. Meskipun sistem pengendalian interen tidak dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi, tetapi dalam hal ini perlu adanya pedoman dalam pembukuan.
Sistem dan pembukuan  dalam pengendalian interen yang perlu diperhatikan, sebagai berikut :                                                      
 1)  Sebelum faktor pembelian disetujui untuk dibayar, harus dilakukan pemeriksaan perhitungan-perhitungannya dalam faktur dan dokumen-dokumen pendukungnya.
 2)  Dalam hal adanya retur pembelian, maka jumlahnya harus dapat ditentukan untuk mengurangi hutang yang akan dibayar.
 3) Semua hutang dibayar dalam periode potongan sehingga diperoleh potongan pembelian.
 4) Jumlah saldo dalam buku pembantu hutang harus cocok dengan besarnya saldo rekening kontrolnya dan dengan  surat pernyataan piutang dari penjual (kreditur).
 5)   Semua pengeluaran uang harus dengan chek kecuali untuk pengeluaran dari kas kecil.
 6)   Pembentukan dana kas kecil dengan inpers sistem.
 7)   Penandatanganan chek harus dipisahkan dari orang yang memegang buku chek.
 8) Petugas yang menandatangani chek dibedakan dari petugas yang menyetujui pengeluaran kas dan sedapat mungkin keduanya harus menyarankan uang jaminan.
 9)   Harus ada pertanggung jawaban dari pemegang buku chek tentang nomor-nomor chek yang digunakan, serta yang   dibatalkan.
10)  Tanggung  jawab  penerimaan  uang harus dipisahkan dari tanggung jawab atas pengeluaran kas, dimana prinsip ini  tidak  berlaku untuk lembaga-lembaga keuangan seperti bank.                                                        
11)  Petugas  pengeluaran  uang  harus  dipisahkan  dari petugas yang mengerjakan pembukuan kas.
12)  Rekonsiliasi laporan dilakukan oleh petugas yang tidak menandatangani chek, atau menyetujui pengeluaran.
13)  Persetujuan pengeluaran uang harus didukung dengan faktur dari penjual yang sudah disetujui serta dokumen-dokumen pendukung lainnya.
14) Chek untuk pengisian kas kecil dan gaji pegawai harus dibuat atas nama penerima.
15)  Sesudah dibayar, semua dokumen pendukung harus di cap lunas atau dilubang agar tidak digunakan lagi.
16)  Dilakukan cuti berkala untuk petugas-petugas pengeluaran uang kas.
17) Transfer uang antara bank harus dengan izin khusus dan dibuat rekening perantara. 


Pengertian Aliran Kas

Perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuh kan kas. Kas diperlukan baik untuk membiayai operasi  perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadaka investasi baru dalam aktiva tetap. Pengeluaran kas suatu perusahaan dapat bersifat terus menerus (kontinyu), misalnya pengeluaran kas untuk pembelian bahan mentah, pembayaran upah buruh gaji dan sebagainya. Di samping itu ada aliran kas ke luar (cash out flow) yang bersifat tidak kontinyu (intermittent), misalnya pengeluaran untuk pembayaran pajak pendapatan, bunga, deviden, pembayaran angsuran hutang, pembelian kembali saham perusahaan, pembelian aktiva tetap dan  sebagainya. Demikian   halnya  dalam  aliran kas (cash inflow), terdapat pula aliran kas yang bersifat kontinyu dan bersifat intermittent. Aliran kas masuk yang bersifat kontinyu, misalnya aliran kas yang berasal dari hasil penjualan produk secara tunai, penerimaan piutang dan lain-lain, sedangkan aliran kas masuk yang tidak kontinyu misalnya aliran kas masuk yang berasal dari penyertaan pemilik perusahaan, penjualan saham, penerimaan kredit   dan bank, penjualan aktiva tetap yang tidak terpakai dan lain-lain.
  Penerimaan dan pengeluaran kas dalam perusahaan akan berlangsung terus selama perusahaan masih hidup. Dengan demikian menurut Bambang Riyanto, (1998; 84), menyatakan bahwa aliran kas itu bagaimana darah yang terus menerus mengalir dalam tubuh perusahaan yang memungkinkan perusaha an  itu dapat kelangsungan hidupnya.
  Kelebihan dari aliran kas masuk terhadap aliran kas keluar merupakan saldo kas yang akan tertahan di dalam perusahaan. Besarnya saldo kas ini akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu karena berbagaifaktor. Jumlah saldo kas  dalam perusahaan akan meningkat, jika aliram masuknya yang berasal dari penjualan tunai dan piutang yang terkumpul lebih besar dari pada aliran kas keluar masuk untuk bahan mentah, tenaga kerja, biaya lain dan pajak. Perubahan dalam tingkat harga, juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap aliran kas di dalam perusahaan. Perubahan politik pemasaran (maketing), keputusan di bidang produksi, kebijaksanaan dibidang pembelian dan  personalia  juga  mempunyai  dampak terhadap aliran kas dalam perusahaan.
Adanya pertimbangan yang baik mengenai kualitas maupun timming antar cash inflow dengan cash outflow dalam perusahaan, berarti bahwa pengeluaran kas baik mengenai jumlah maupun mengenai waktunya akan dapat dipenuhi dari penerimaan kasnya,sehingga perusahaan tidak perlu mempunyai persediaan brangkas yang besar. Adanya pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain disebabkan karena adanya kesesuaian antara syarat pembelian dengan syarat penjualan.
Menurut S. Munawir, (1998; 241), menyatakan bahwa budget kas adalah gambaran atas seluruh rencana penerimaan dan pengeluaran uang tunai yang bertalian dengan rencana-rencana keuangan perusahaan dan transaksi lainnya yang menyebabkan perubahan-perubahan pada posisi kas atau untuk menunjukkan aliran kas (cash flow) perusahaan tersebut.
Kebijaksanaan untuk mengadakan advertensi secara besar-besaran, berarti akan mengakibatkan adanya aliran kas yang segera keluar, sementara efek dari pengeluaran itu belum dirasakan sampai saat di mana adanya tambahan cash inflow yang berasal dari kenaikan sales.
Apabila dibandingkan dengan analisa atau laporan sumber dan penggunaan kas, maka perbedaannya terletak pada tujuannya. Laporan sumber dan penggunaan kas menunjukkan dari mana uang kas diterima dan digunakan untuk apa saja uang kas yang telah atau akan diterima dalam periode tersebut, sedangkan cash budget tujuannya lebih dari itu, yaitu ingin mengetahui saat-saat penerimaan dan pengeluaran uang (dan jumlahnya masing-masing) serta saat-saat adanya surplus atau defisit kas. Dengan demikian, dipertimbangkan antara aliran kas masuk dengan aliran kas keluar, baik dalam kualitas maupun waktunya akan menentukan besarnya saldo kas dalam perusahaan pada saat tertentu.


Pengertian Perencanaan Pengendalian / Pengendalian Keuangan

Perencanaan yang penulis maksudkan disini menyangkut masalah perencanaan anggaran belanja rutin sebagaimana apa yang digariskan dalam Keputusan Presiden adalah sebagai    berikut :
       1. Suatu rencana yang sudah disyahkan
       2. Rencana bagian dari pada rencana keseluruhan yang berupa anggaran.
       3. Kalkulasi dari pembiayaan kegiatan pemerintah.
Dengan fungsinya yang demikian itu, maka rencana anggaran adalah perkiraan untuk waktu yang akan datang disusun berdasarkan perjalanan-perjalanan masa lalu dan masa kini. Penyusunannya yang sistimatis haruslah dilakukan atas dasar klasifikasi anggaran yang digunakan.
Untuk lebih jelasnya klasifikasi anggaran yang dimuat maka terlebih dahulu dijelaskan dalam berbagai macam klasifikasi anggaran, dalam anggaran sebagai klasifikasinya meliputi :
 1. Klasifikasi obyek
 2. Klasifikasi organik
 3. Klasifikasi fungsional
 4. Klasifikasi ekonomi
 5. Klasifikasi program perfomance.
Dari pengertian klasifikasi obyek pengelompokkan pengeluaran-pengeluaran ke dalam jenis barang jasa yang akan dibeli. Sedangkan untuk klasifikasi organik adalah pengelompokan anggaran atas kategori suatu organisasi.
Klasifikasi Fungsional adalah merupakan salah satu pengelompokkan pengeluaran atas dasar fungsi-fungsi yang  akan dijelaskan oleh pemerintah. Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokkan pengeluaran atas dasar kelompok kegiatan fungsi dan proyek yang akan dicapai sehingga dari pengeluaran-pengeluaran anggaran nantinya dapat diukur efisiensi dan penegasan yang dapat dijalankan. Dengan mengetahui macam-ma-cam klasifikasi anggaran tersebut di atas, dengan  data yang ada dapatlah ditentukan perencanaan anggaran belanja rutin pada lokasi penelitian yang terpilih disusun berdasarkan dengan sistimasi sebagai dasar dalam pertimbangan klasifikasi anggaran yang sesuai.
Untuk itu penulis akan menyajikan data-data dalam  penyusunan anggaran belanja rutin pada lokasi yang terpilih dimana anggaran tersusun sebagai berikut :
1. Belanja Pegawai terbagi atas :
   a. Gaji Pokok
   b. Tunjangan Tambahan
   c. Tunjangan istri / suami
   d. Tunjangan anak
   e. Tunjangan jabatan
   f. Belanja Pegawai lainnya yang meliputi :
      1) Tunjangan pangan/beras                                                        
      2) Biaya lembur
      3) Honor untuk juru pemelihara bangunan purbakala
2. Belanja barang terdiri atas :
   a. Keperluan sehari-hari perkantoran, dipergunakan untuk :
      1) Keperluan bahan/ alat tulis menulis                                            
      2) Perlatan kantor ketata usahaan        
      3) Perlatan bahan/ alat tulis menulis dan bahan lain
      4) Perlatan rumah tangga kantor         
      5) Bahan rumah tangga kantor          
      6) Pembiayaan benda-benda pos          
      7) Biaya rapat dinas                     
      8) Biaya penerimaan tamu                  
      9) Biaya transportasi                
     10) Biaya petugas jaga malam.             
   b. Belanja barang inventaris kantor :                               
       - Semua barang-barang yang berhubungan dengan barang  inventaris kantor.
       - Barang-barang keperluan tambahan
   c. Belanaja langganan daya jasa yang terbai atas :
      - Biaya langganan listrik
      - Biaya langganan telepon
      - Biaya langganan gas dan air
   d. Bahan alat-alat dan barang-barang lain, meliputi belanja :
      - Peralatan pemeliharaan benda-benda dan bangunan kuno
      - Peralatan penggambaran                                
      - Peralatan fotografi                                   
      - Peralatan pemerataan                                   
      - Peralatan laboratorium                                
      - Bahan-bahan untuk fotografi                           
      - Ganti rugi tanah                                      
      - Pembelian benda-benda kuno/ benda-benda bersejarah    
      - Pembelian benda-benda seni                            
      - Perlatan survey                                       
   e. Lasin-lain belanaja terdiri dari :
      - Biaya  pengamanan/ penjagaan  pemilikan benda-benda,  situs-situs, bangunan-bangunan bersejarah.
      - Biaya ganti rugi tanah/ barang dalam rangka perlindungan sejarah dan kepurbakalan.
      - Biaya pemerataan obyek-obyek sejarah dan ke purbakalaan.
3) Belanja Pemerintah terdiri dari :
   a. Belanja pemeliharaan gedung kantor
   b. Belanja pemeliharaan kendaraan dinas
   c. Belanja pemeliahraan barang-barang inventaris kantor

   d. Belanjan pemeliharaan perlatan teknis
  
   e. Lain-lain belanja pemeliahraan, yaitu :
      - Pemeliharaan bangunan kuno        
      - Pemeliharaan benda-benda bersejarah/ kuno.
4) Belanja perjalanan dinas 
          Untuk perjalanan dinas disini, maka semua unit kerja harus dapat menentukan, daerah mana saja yang direncanakan   dan  perlu  ditinjau,  dibina,  diarahkan kegiatan yang mana harus dilaksanakan oleh semua daerah atau suaka-suaka yang ada di daerah.
        Setelah penulis mengemukakan sistimatika perencanaan pembelanjaan tersebut dibagi atas :
a. Jenis belanja pegawai
b. Jenis belanja barang
c. Jenis belanja perjalanan dinas
       Ketiga jenis pengeluaran ini dapat dibagi pula pada masing-masing mata anggaran yang direrminkan dalam rangka pengoperasian, antara lain :
1) Jenis belanja pegawai terdiri dari :
   a. Gaji dengan kode mata anggaran 110
   b. Tunjangan beras dengasn kode mata anggaran 120



Pengertian Pengendalaian

      Kartanegoro (1997 : 18) menyatakan bahwa pengendalian adalah usaha sistematis untuk menetapkan standar kegiatan dengan tujuan menyusun sistem informasi umpan balik membandingkan kegiatan yang dilakukan dengan standar menentukan serta mengukur penyimpangan dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
            Bila diperhatikan pengertian tersebut di atas, maka ada 4 (empat) langkah pokok yang terkandung dalam pengendalian, yaitu :
  1. Penentuan standar dan metode mengukuran kegiatan. Pada langkah pertama ini adalah penentuan  standar dan ukuran pada beberapa kegiatan, seperti penentuan target penyelesaian tugas pada proses pembayaran, pencatatan dan sebagainya. Standar dan ukuran ini harus ditentukan secara tepat dan dapat diterima oleh pelaksananya.
  2. Mengukur kegiatan yang dilakukan. Langkah kedua adalah merupakan proses pengulangan penentuan pengukuran kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, tergantung dari jenis kegiatan yang diukur atau standar yang ditentukan.
  3. Membandingkan kegiatan dengan standar dan menginterprestasikan penyimpangan, bila ada penyimpangan. Dalam langkah kedua ini yaitu membandingkan dengan standar atau targetnya. Namun kompleksitasnya dapat terjadi pada menginterprestasi penyimpangan dengan berbagai deviasi yang bersifaty sementara dan tidak terlalu penting.
  4. Melakukan tidakan koreksi. Langkah iuni menyangkut pengecekan, yaitu apabila menunjukkan hasil kegiatan yang ternyata dibawah standar, sehingga perlu dilakukannya tindakan secara tubntas agar dapat dikatakan sebagai pengawasan dan bukan merupakan pengamatan saja.
    Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pengendalian adalah suatu proses yang merupakan kunci dari fungsi manajemen dalam rangka mengendalikan jalannya kegiatan organisasi sebagai usaha untuk mencapai yang telah direncanakan. Atau dengan kata lain bahwa pengendalian merupakan suau sistrem atau metode yang menghendaki agar pelaksanaan suatu kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, dan bila terjadi penyimpangan maka segera dilakukan tindakan koreksi yang dapat memperbaiki penyimpangan yang terjadi.
    Pendapat lain tentang pengawasan dikemukakan oleh Siagian (1997 : 13) menyatakan bahwa pengendalian adalah proses pengamatan dan pelaksanaan dari seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua kegiatan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
   Selanjutnya, menurut |Hazil dan Laykim (1997 : 6) menyatakan bahwa pengendalian tidaklah berarti mengontrol saja, tetapi mengikuti pula aspek penelitian, apakah yang dicapaiu itu sesuai dan sejalan dengan tujuan yang telah ditetapkan lengkap dengan rencana, kebijaksanaannya dan program.
   Berdasarkan kedua  rumusan di atas, menunjukkan bahwa perencanaan dan pengendalian merupakan dua hal yang saling berkaitan dan harus dijalankan secara bersamaan, karena pada hakekatnya suatu pengendalian tanpa perencanaan, pelaksanaan pengendalian itu tidak dapat berjalan dengan baik, oleh karena itu tidak ada dasar (pedoman) untuk melakukannya. Begitu pula sebaliknya perencanaan tanpa pengawasan akan banyak penyimpangan atau penyelewengan karena tidak ada alat pencegahannya. Dengan demikian, berarti bahwa tujuan utama pengendalian adalah mengusahakan agar apa yang direncanakanb dapat terwujud menjadi suatu kenyataan.
  Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting sebab dengan perencanaan yang baik sudah dapat mencerminkan kegiatan dan hasil yang dapat dicapai dari pelaksanaan pengendalian intern. Di samping itu pengendalian juga harus mendapat perhatian uyang cukup besar karena pelaksanaan suatu kegiatan yang telah direncanakan dapat menyimpan dari perencanaan tersebut.
    Untuk melakukan pengendalian dengan baik, maka perlu dipergunakan sistem pengendalian yang efektif dan sistem trersebut hanya dapat tercipta bila memenuhi 2 (dua) prinsip, yaitu :
1.               Merupakan suatu keharusan, karena seperti telah dikemukakan bahwa rencana merupakan alat dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan. Rencana tersebut mrtupakan petunjuk apakah suatu pekerjaan telah selesai dan berhasil.
2.               Merupakan suatu keharusan bagi suatu organisasi agar sistem pengendalian tersebut benar-benar efektif pelaksanaannya. Wewenang dan instruksi-instruksi yang jelas harus diberikan kepada bawahan karena berdasarkan hal itu dapat diawasi pekerjaan seorang bawahan.
             Penjelasan di atas, secara langsung menggambarkan bahwa pengendalian bertujuan bukan untuk mencari kesalahan dalam menjalankan tugas kemudian menghukumnya, tetapi justru bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan, sehingga seluruh kegiatan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana, bahkan bilamana menemukan kesalahan maka diupayakan untuk mencari jalan keluarnya sehingga kelak kemudian hari tidak terjadiu lagi kesalahan yang sama.                 

Pengertian Cas Flow

Pada dasarnya setiap penanaman investasi mengandung dua macam aliran kas. Bambang Riyanto (1999: 98) aliran kas terdiri dari :
1. Aliran kas keluar netto ( net out flow cash ) yaitu yang diperlukan untuk investasi baru.
2. Aliran kas masuk netto tahunan (net anual inflow of cash), yaitu sebagai hasil dari investasi baru yang ini sering pula disebut net cash proceceeds atau cukup dengan istilah proceeds.
Berdasarkan pengertian di atas menunjukkan bahwa yang dianggap sebagai aliran kas keluar adalah sejumlah dana yang dikeluarkan untuk keperluan investasi, sedangkan aliran kas masuk secara netto tahunan adalah hasil dari investasi yang ditanamkan. Ada perbedaan pengertian antara cash flow atau proceeds dengan laba yang dilaporkan dari laporan keuangan. Laporan keuangan akan menujukkan data tentang laba yang  belum tentu menunjukkan kas perusahaan, karena ada pos yang dianggap pengeluaran menurut laporam rugi laba sementara itu konsep cash flow menganggap bukan pengeluaran. Pos yang dianggap pengeluaran menurut laporan rugi laba adalah depresiasi. Oleh karena itu pada konsep cash flow dapatlah dihitung dengan metode proceeds atau cash flow dengan menggunakan rumus (Subajah E. 2000: 32), yaitu :
1. Kas masuk bersih = laba  setelah  pajak  +  penyusutan :kalau kita menganggap bahwa proyek tersebut dibelanjai dengan modal sendiri seluruhnya.

2. Kas  masuk  bersih = laba  setelah  pajak + penyusutan + bunga ( 1 - Tax ) : kalau proyek tersebut dibelanjai sebagian dengan modal pinjaman.

Pengertian Pengendalian

      Pengendalian  pada  prinsipnya  dapat   memperhatikan suatu kegiatan dan selalu mengawasi aktivitas  sehari-hari, maka  pengendalian  menurut Sondang. S.Giagian  (1999:  16) draft  manajemen  yang  didefinisikan  bahwa,  pengendalian adalah  proses atau usaha yang sistimatis  dalam  penetapan standar  pelaksanaan  dengan  tujuan  perencanaan,   sistem informasi  umpan  balik,  membandingkan  pelaksanaan  nyata  dengan  perencanaan menentukan dan  mengatur  penyimpangan-penyimpangan  serta  melakukan  koreksi  perbaikan   sesuai dengan  rencana  yang  telah  ditetapkan,  sehingga  tujuan tercapai secara efektif dan efisien. 

      Kegiatan pengendalian sangat erat hubungannya  dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya, karena kegiatan  pengenda­lian  ini dapat dilihat apakah tujuan kegiatan  yang  telah direncanakan dapat dicapai dalam pelaksanaan secara riil.
      Dilihat  dari  tahapan perencanaan  dan  pengendalian merupakan  unsur-unsur yang dominan dalam manajemen  20  % dari seluruh kegiatan yang dapat dilaksanakan unsur  fungsi pelaksanaan   dalam  pengendalian  yang  merupakan bagian   terbesar  dalam manajemen. Kagiatan pengendalian  mencukupi perencanaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan koreksi.
      Perencanaan  dan pengendalian merupakan sesuatu  yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan kegiatan. Pelaksa­naan yang memerlukan usaha yang sungguh-sungguh dan  sangat tergantung pada sistem pengendalian yang efektif dan sistem informasi yang digunakan.
      Agar  dapat melaksanakan pengendalian  yang  efektif, maka  seorang  pimpinan atau  pelaksanan  tugas  memerlukan informasi, sebagai berikut :

a. Biaya  yang digunakan  apakah sesuai dengan  hasil  dari bagian  pekerjaan yang telah dilaksanakan. Jika  terjadi perbedaan  (lebih  besar atau lebih kecil  dari  rencana
 biaya)  di mana dimana hal terjadi dan siapa  yang  bertanggung     jawab    dan    apa    yang     dikerjakan.                                                         

b. Merupakan  biaya yang akan datang sesuai dengan  rencana  atau melebihi rencana. Tanggung jawab pengendalian tidak hanya  pada manajer saja tetapi merupakan  tanggungjawab semua  orang yang terlihat pada aktivitas tersebut  agar dapat mengerjakan bagiannya dengan baik dan tepat waktu.
c. Menurut  Suprityono, dalam pengertian yang  sama,  namun diungkapkan dengan sederhana.    
Pengendalian  adalah proses untuk memberikan  kembali menilai dan selalu memonitor laporan-laporan aapakah pelak­sanaan  tidak menyimpang dari tujuan yang sudah yang  sudah ditentukan.

      Nupriyoni  (1989: 5) berpendapat  bahwa  pengendalian bertumpu  pada  konsep umpan balik,  yang  secara  kontinyu mengharuskan adanya pengukuran pelaksanaan dan  pengambilan tindakan koreksi yang ditujulkan untuk menjamin  pencapaian tujuan-tujuan.  Untuk proses pengendalian ini,  maka  yakni manajemen sedapat mungkin mendapatkan informasi yang  tepat dan  up to date, agar para manajer dapat segera  mengadakan  tindakan-tindakan pengendalian sebelum sesuatu penyimpangan  
serius. Karena pengendalian yang teratur akan  menghasilkan suatu pencapaian yang efektif.
      Aspek-aspek  yang  perlu  diperhatikan  dalam  proses pengendalian  menurut  Glenn A. Welch  (1990:  9),  sebagai berikut :
.
1. Measurement  of performance against predetermined  objec tive, plans and standard.
2. Communication (reporting) of the result of the measure1ment process to the approriate individu and groups.

3. An  analysis of the deviations from the objective  plans policies  and standard in order to determinc the  under­ line causes.
      Jadi  menurut pengertian di atas, bahwa  dalam  suatu proses pengendalian mencakup pengukuran pelaksanaan  dengan rencana  yang telah dibuat dan pelaporan hasil  pengukuran kepada  manajer yang bersangkutan. Untuk mengukur pelaksanaan dilakukan dengan cara analisis varians, untuk menentukan  sebab-sebabnya,  sehingga dapat  dilakukan  pemilihan alternatif yang terbaik untuk menentukan rencana yang akan datang.  Agar lebih efektif proses pengendalian  ini  harus pada titik atau pada waktu mulai dilakukan kegiatan, artin­ya  seorang  manajer yang  bertanggungjawab akan  tindakan tertentu sebelumnya harus mengusahakan suatu bentuk pengen­dalian.  Untuk itu tujuan-tujuan rencana-rencana dan  kebi­jaksanaan-kebijaksanaan  dan  standar-standar  yang   telah ditetapkan  harus disampaikan kepada manajer  dan  dipahami sepenuhnya  oleh  manajer tersebut  terlebih  dahulu  untuk kemudian dilaksanakan pelaksanaan itu harus tetao dimonitor apakah sesuai dengan rencana semula.
   


Fungsi Anggaran

. Untuk mendapatkan gambaran atas kegunaan dari anggaran dapat disamakan rute atau arah yang harus ditempuh untuk sasaran. Gunawan Adisaputro (1990: 21) mengemukakan tentang manfaat  penggunaan  budget sebagai  alat  perencanaan  dan pengawasan yakni :
1. Anggaran  sebagai alat penaksiran dan segi  manfaat yang dapat  diperoleh ini merupakan barang yang  paling  awal dari anggaran sebagai alat perencanaan.
2. Anggaran sebagai alat flapon dan sekaligus alat pengatur otorisasi, tahapan ini sudah setingkat lebih maju.
3. Anggaran  sebagai alat penilaian efisiensi  tahapan  ini merupakan tingkat perkembangan yang paling akhir. Dari  penjelasan  di atas, kegunaan  budget  terdapat  
pula  batas  atau kekurangan terdapat  penyusunan  anggaran yang patut di sadari bahwa kendati perusahaan sudah memili­ki  nudget, belum tentu manajemen secara  spontan  berhasil merealisir  tujuan  perusahaan, hal  ini  dapat  disebabkan karena  anggaran  itu sendiri masih terdapat  batasan  yang dikemukakan oeh Hartanto D, (1991: 135) menyatakan bahwa :
1. Dalam  budget  planning  menggunakan taksiran – taksiran (yang tidak selalu terdapat).


  1. Bahwa budget itu harus terus menerus disesuaikan  dengan keadaan yang berubah-ubah.
  2. Peranan anggaran berfungsi sebagai alat penentu  arah (alat  perencanaan). Anggaran sebagai flapon dan  sekaligus alat pengatur otorisasi, tahapan ini sudah setingkat  lebih maju.  Pada tahapan berikutnya anggaran boleh dirubah  asal perubahan ini mempunyai alasan tertentu yang dapat  diterima.       

Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran

      Anggaran  dalam berbagai pengertian banyak  diartikan sebagai  pernyataan kuantitatif. Hal ini  terlihat  antara lain pada pengertian anggaran yang dikemukakan oleh Charles T.  Hongren dan George Foster (1982: 146), sebagai  berikut anggaran  adalah suatu pernyataan kuantitatif  tentang  apa rencana  atau tindakan dan alat bantu untuk koordinasi  dan implementasi.
      Dalam  hal ini anggaran dirumuskan  untuk  organisasi secara  keseluruhan ataupun  sub unit,  di  mana  anggaran tersebut  merupakan suatu prosedur yang disebut  budgenting system,  Budgeting  system  mempunyai  empat  alasan  untuk digunakan.
      Perencanaan  dengan anggaran dengan  mengidentifikasi pada manajemen mengenai :
1. Jumlah laba yang ditetapkan untuk dicapai perusahaan

2. Sumber dana yang diperlukan dalam mencatatkan laba

      Pengendalian biaya, yaitu membandingkan antara  hasil aktual  dengan anggaran yang akan membantu manajemen  untuk mengevaluasi kinerja dari individu, departemen divisi  atau keseluruhan organisasi perusahaan. Komunikasi  dan  koordinasi,  yaitu  anggaran   mampu mengkomunikasikan  dan  mengkoordinasikan  keseluruh  level dalam departemen, karena anggaran merupakan bagian integral dari tujuan-tujuan tersebut departemen divisi dan  organisasi perusahaan.
      Selanjutnya,   definisi  anggaran   yang   mengandung  pengertian yang sama dilakukan oleh Ray H. Garisson  (1995: 297), menyatakan bahwa a budget is a detail plan  outlining acquistion  and use of financial and other  resources  some gives time period.
      Selain  mencakup  ramalan atau  perencanaan  mengenai pendapatan  dan pengeluaran  penerimaan  dan  biaya  untuk mempermudah  proses  perencanaan ini sendiri,  maka  semua kegiatan  operasi  dari perusahaan yang  menyusun  anggaran harus dikonversikan kedalam bentuk kesatuan nilai uang. Hal ini  dimaksudkan  agar  kegiatan-kegiatan  tersebut   dapat diukur dalam alat kesatuan yang sama.
      Pengertian anggaran yang mengandung pengertian  seba­gaimana  disebutkan  di atas, ditemukan  oleh,  Teguh  Pajo Mulyono (1990: 287) yang menyatakan bahwa budget is a  plan of  operation  expessed in monetary terms  it  consequently includes  a forecast a forecast of income and  expenditures and of receipts and cost for a specific period.


 Setiap   organisasi  perusahaan  utamanya   perusahaa dengan  organisasi  yang besar, tidak  akan  terlepas  dari kegiatan  pengendalian.  Pengendalian  (  control  )  dapat memberikan  keputusan  bahwa sumber-sumber  yang  diperoleh telah  digunakan secara efektif dan efisien  sesuai  dengan tujuan  yang ingin dicapai. Untuk maksud tersebut di  atas, budgeting adalah salah satu tehnik yang tersedia.   
      Budgeting merupakan rencana kegiatan yang  terperinci ditetapkan  sebagai suatu pedoman pelaksanaan  dan  sebagai suatu dasar penilaian terhadap prestasi kerja manajer. Jika kita melihat pengertian budget yang dikemukakan, maka  dimensi waktu juga turut dimasukkan  sebagai  batasan anggaran, karena dapat menyebabkan semua biaya total menja­di  variabel atau semua biaya tidak dapat dibedakan  antara biaya  yang dapat dikendalikan (controllable  cost)  dengan biaya yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable cost).
      Pada  perusahaan yang sudah sedemikian stabil,  biasa saja  membuat peramalan untuk beberapa tahun,  atau  dengan kata lain dalam jangka panjang. Namun bagi perusahaan  yang banyak  menghadapi  ketidak pastian,  hanya  mungkin  untuk membuat  peramalan  jangka  waktu yang  pendek  saja,  jadi jangka  waktu yang dicukupi oleh anggaran juga,  tergantung dari  sifat  suatu perusahaan itu sendiri,  namun  anggaran yang disusun menurut kurun waktu bulanan adalah yang paling baik karena rencana kegiatan nampak. Di samping itu anggaran bulanan  sangat menunjang pelaksanaan pengendalian  yang terjadi dengan segera dapat diketahui.

Proses penganggaran mempunyai beberapa tujuan :
1. Anggaran menyajikan  perencanaan keuangan yang memungkinkan  perusahaan  untuk  dapat  mengkoordinasikan   semua aktivitasnya.  Dengan menggunakan anggaran para  manajer dapat  memproyeksikan hasil dan mengatur  strategi  yang  dibutuhkan  sebelum  operasi perusahaan  dapat  dimulai, sehingga  dapat menghindari  kesalahan  yang  merugikan perusahaan.                                                         
 

2. Proses penganggaran mendorong para manajer untuk menguji kembali  prestasi  yang pernah diraih  dan  memungkinkan mereka  mengubah kembali dan mengoreksi  metode  operasi yang kurang efisiensi ketinggalan jaman.

  1. Anggaran memungkinkan para manajer untuk  mengimpelemen­tasikan fungsi perencanaan dan pengawasan.
  2. Berdasarkan pengertian di atas, Calvin Engler  (1990: 305), mengemukakan bahwa, A budget is a financial plan that sets forth resources neccesary to carry out activities  and meet financial golas for a future period time.
      Agar  supaya  anggaran dapat berfungsi  sebagai  alat koordinasi  dan kontrak, maka masing-masing  manajer  harus satu  tahun jelas luas kekuasaan dan tanggungjawabnya.  Ini supaya  tidak terjadi overlapping yang mungkin  menyebabkan keruwetan  dan kekaburan mengenai tugas masing-masing  yang telah  dibebankan.  Demikian  pula  dengan  anggaran  dapat berfungsi  sebagai alat motivasi kalau setiap  manajer  dan kepala  bagian diikutsertakan dalam penyusunan  perencanaan anggaran  ini berarti perlu adanya  pendelegasian  wewenang kepada masing-masing  manajer,  untuk itu menyusun anggaran operasionya.  Dengan demikian masing-masing  manajer  akan merasa bertanggung jawab sehingga timbul partisipasi  untuk mencapai target yang telah ditetapkan dalam anggaran.
      Dari berbagai pengertian yang dikemukakan  kesemuanya itu  menunjukkan sifat yang sama, yaitu bahwa anggaran  itu merupakan suatu rencana kegiatan yang tertulis mengenai apa yang dilakukan oleh suatu organisasi yang meliputi  peramalan  pendapatan dan pengeluaran penerimaan dan  biaya-biaya selama  periode  tertentu yang  dikonversi  dalam  kesatuan nilai atau moneter.
      Menurut  D. Hartanto (1989: 131) ada 4 (empat)  macam anggaran sebagai berikut :1. Appropriation budget

2. Performance budget

3. Fixed budget

4. Flexible budget.

ad  1. Appropriation budget

 adalah untuk  memberikan  batas pengeluaran yang boleh dilakukan. Batas tersebut  merupakan jumlah  maximun yang dapat dikeluarkan untuk satu hal  ter­tentu. Macam anggaran ini umumnya digunakan dalam  pemerin­

tahan. Namun bagi perusahaan untuk hal-hal tertentu  sangat terbatas  keinginannya seperti, hanya untuk penelitian  dan advertising saja.
ad  2. Performance budget adalah anggaran  yang  didasarkan pada  atas fungsi aktivitas dan proyek. Pada  anggaran  ini perhatian  ditujukan pada penilaian atau  biaya-biaya  yang dikeluarkan  untuk  suatu  hal  tertentu.  Dengan  demikian efisiensi dan efektifitas operasi dapat diketahui. Di dalam perusahaan  anggaran yang lazim digunakan  adalah  formance budget.
ad  3. Fixed budget

 adalah anggaran yang dibuat untuk  satu tingkat  kegiatan  selama  jangka  waktu  tertentu,  dimana tingkat kegiatan ini dapat dinyatakan dalam prosentase  dan kapasitas jumlah produk yang dihasilkan selama jangka waktu tertentu  pada Foxed budget hanya digunakan jika  diketahui dengan pasti bahwa volume real yang akan dicapai tidak jauh berbeda dengan volume yang direncanakan semula.  

ad  4.  Flexible budget

 adalah bahwa untuk  setiap  tingkat kegiatan  terdapat norma-norma atau ketentuan  antar  biaya yang  diperlukan. Norma itu merupakan patokan  dari  penge­luaran yang seluruhnya dilakukan pada masing-masing tingkat kegiatan tersebut.


Dalam  penyusunan  anggaran  suatu  perusahaan  perlu diperlukan  beberapa  syarat seperti  yang  dilakukan  oleh Gunawan  Adisaputra  dan Marwan Asri (1992:  7)  menyatakan bahwa  di dalam penyusunan anggaran perusahaan, maka  perlu diperlukan  beberapa syarat bahwa anggaran harus  realitis, luwes dan kontinyu.  

Pengertian Kas dan Anggaran Kas

Untuk menjaga likuiditas perusahaan perlu membuat perkiraan atau estimasi mengenai aliran kas di dalam suatu instansi pemerintah. Dalam hal ini instansi tersebut perlu menyusun anggaran kas.
Untuk lebih jelasnya oleh Bambang Riyanto (1999: 19) menyatakan bahwa kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Kalau Syafaruddin (1997: 27) memberikan batas tertentu tentang penggunaan dana yaitu pengertian anggaran kas atau cash forecast (ramalan kas), adalah kebutuhan kas dalam jangka pendek yang merupakan bagian dari financial planning perusahaan.
Periode anggaran kas umumnya disusun untuk jangka waktu satu tahun yang dibagi dalam interval tertentu  seperti bulanan, kuartalan dan enam bulan, untuk menyusun anggaran kas yaitu dalam mingguan atau bulanan. Sedangkan perusahaan yang mempunyai pola cash flow relatif dapat menyusun anggaran kas dalam kuartalan atau tahunan. Namun demikian jarang sekali anggaran kas disusun untuk lebih dari waktu satu tahun. Walaupun dengan interval bulanan. Karena sukar untuk menjamin validitas ramalan baik ramalan penerimaan kas namun ramalan pengeluaran kas. Apabila jika dihadapkan dengan situasi ekonomi yang kurang stabil. Pada tingkat inflasi yang tinggi misalnya, anggaran kas lebih baik disusun dalam interval yang lebih pendek yaitu dalam bulanan.
Masukan kunci dari anggaran kas adalah ramalan penjualan atas sales forecash yang diberikan oleh bagian penjualan. berdasaekan ramalan tersebut, manajer financial dapat mengestimasikan cash flow bulanan yang dihasilkan dari produksi penerimaan baik penerimaan dari penjualan tunai maupun dari penjualan kredit dan pengeluaran.


Pengertian Realisasi

      Welsch, Hilton, Gordon dalam bukunya Anggaran Perencanaan dan Pengendalian (1999: 7), menyatakan bahwa realisasi adalah melakukan sesuatu sehingga menjadi.
      Sedangkan realisasi aggaran dapat digunakan sebagai alat pengendalian kegiatan perusahaan. Mulyadi dalam bukunya Akuntansi Biaya Manajemen (1999 : 91) menyatakan bahwa realisasi anggaran, yaitu :
1.    Tidak dapat diabaikan bahwa anggaran sendiri mempunyai peranan penting dalam mengendalikan operasi perusahaan. Pengendalian dalam arti membandingkan anggaran dengan realisasinya. Dari anggaran tersebut tidak hanya untuk mengukur jumlah penyimpangan yang terjadi juga menyebabkan penyimpangan tersebut dan bagaimana tindakan koreksinya.
2.    Mengendalian merupakan suatu usaha kegiatan atau proses yang mana pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan keadaan yang diinginkan. Di dalam pelaksanaan suatu anggaran ada kemungkinan ditemui keadaan-keadaan yang tidak diperkirakan sebelumnya yang membutuhkan perlunya suatu perubahan pada anggaran tersebut. Suatu sistem pengendalian yang baik dapat memberikan kemudahan untuk melaksanakan penyesuaian terhadap hal-hal yang tidak diperkirakan sebelumnya.
Realisasi anggaran tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran tetapi mempunyai beberapa fungsi antara lain :

  1. Sebagai alat perencanaan kegiatan organisasi atau pusat pertanggujawaban perusahaan dalam jangka pendek.
  2. Membantu mengkoordinasikan rencana jangka pendek.
  3. Sebagai aaaaaalat komunikasi rencana kepada berbagai manajer pusat petanggungjawaban.
  4. Alat untuk memotivasi para manajer untuk mencapai tujuan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
  5. Alat pengendalian kegiatan dari penilaian prestasi pusat pertanggungjawaban dari para manajernya.
  6. Alat untuk mendidik para manajer mengenai bagaimana bekerja secara terinci pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya dan sekaligus menghubungkan pusat pertanggungjawaban lain di dalam organisasi.   

Pengertian Kas dan Anggaran Kas

      Untuk menjaga likuiditas perusahaan perlu membuat perkiraan atau estimasi mengenai aliran kas di dalam suatu instansi pemerintah. Dalam hal ini instansi tersebut perlu menyusun anggaran kas.
      Untuk lebih jelasnya oleh Bambang Riyanto (1999: 19) menyatakan bahwa kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Kalau Syafaruddin (1997: 27) memberikan batas tertentu tentang penggunaan dana yaitu pengertian anggaran kas atau cash forecast (ramalan kas), adalah kebutuhan kas dalam jangka pendek yang merupakan bagian dari financial planning perusahaan.
      Periode anggaran kas umumnya disusun untuk jangka waktu satu tahun yang dibagi dalam interval tertentu  seperti bulanan, kuartalan dan enam bulan, untuk menyusun anggaran kas yaitu dalam mingguan atau bulanan. Sedangkan perusahaan yang mempunyai pola cash flow relatif dapat menyusun anggaran kas dalam kuartalan atau tahunan. Namun demikian jarang sekali anggaran kas disusun untuk lebih dari waktu satu tahun. Walaupun dengan interval bulanan. Karena sukar untuk menjamin validitas ramalan baik ramalan penerimaan kas namun ramalan pengeluaran kas. Apabila jika dihadapkan dengan situasi ekonomi yang kurang stabil. Pada tingkat inflasi yang tinggi misalnya, anggaran kas lebih baik disusun dalam interval yang lebih pendek yaitu dalam bulanan.

      Masukan kunci dari anggaran kas adalah ramalan penjualan atas sales forecash yang diberikan oleh bagian penjualan. berdasaekan ramalan tersebut, manajer financial dapat mengestimasikan cash flow bulanan yang dihasilkan dari produksi penerimaan baik penerimaan dari penjualan tunai maupun dari penjualan kredit dan pengeluaran. 

Jenis-Jenis Pengendalian Keuangan

      Pada dasarnya setiap penanaman investasi mengandung dua macam unsur-unsur pengendalian keuangan menurut Bambang Riyanto (1999: 98) aliran kas terdiri dari :
1. Pengendalian keuangan berdasarkan aliran kas keluar netto ( net out flow cash ) yaitu yang diperlukan untuk investasi baru.
2. Pengendalian keuangan berdasarkan aliran kas masuk netto tahunan (net anual inflow of cash), yaitu sebagai hasil dari investasi baru yang ini sering pula disebut net cash proceceeds atau cukup dengan istilah proceeds.
      Berdasarkan pengertian di atas menunjukkan bahwa yang dianggap sebagai aliran kas keluar harus dikendalikan adalah sejumlah dana yang dikeluarkan untuk keperluan investasi, sedangkan aliran kas masuk secara netto tahunan adalah hasil dari investasi yang ditanamkan. Ada perbedaan pengertian antara cash flow atau proceeds dengan laba yang dilaporkan dari laporan keuangan. Laporan keuangan akan menujukkan data tentang laba yang  belum tentu menunjukkan kas perusahaan, karena ada pos yang dianggap pengeluaran menurut laporam rugi laba sementara itu konsep cash flow menganggap bukan pengeluaran. Pos yang dianggap pengeluaran menurut laporan rugi laba adalah depresiasi. Oleh karena itu pada konsep cash flow dapatlah dihitung dengan metode proceeds atau cash flow dengan menggunakan rumus (Subajah E. 2000: 32), yaitu :
1. Kas masuk bersih = laba  setelah  pajak  +  penyusutan :kalau kita menganggap bahwa proyek tersebut dibelanjai dengan modal sendiri seluruhnya.

2. Kas  masuk  bersih = laba  setelah  pajak + penyusutan + bunga ( 1 - Tax ) : kalau proyek tersebut dibelanjai sebagian dengan modal pinjaman.

Pengertian Pengendalian dan Pengendalian Keuangan

      Pengendalian  pada  prinsipnya  dapat   memperhatikan suatu kegiatan dan selalu mengawasi aktivitas  sehari-hari, maka  pengendalian  menurut Sondang. S.Giagian (1999:  16) draft  manajemen  yang  didefinisikan  bahwa,  pengendalian adalah proses atau usaha yang sistimatis  dalam  penetapan standar  pelaksanaan  dengan tujuan  perencanaan,   sistem informasi  umpan  balik,  membandingkan  pelaksanaan nyata  dengan  perencanaan menentukan dan  mengatur  penyimpangan-penyimpangan  serta  melakukan  koreksi  perbaikan   sesuai dengan  rencana  yang telah  ditetapkan,  sehingga  tujuan tercapai secara efektif dan efisien. 
      Kegiatan pengendalian sangat erat hubungannya  dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya, karena kegiatan  pengenda­lian  ini dapat dilihat apakah tujuan kegiatan  yang  telah direncanakan dapat dicapai dalam pelaksanaan secara riil.
       Perencanaan  dan pengendalian merupakan sesuatu  yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan kegiatan. Pelaksa­naan yang memerlukan usaha yang sungguh-sungguh dan  sangat tergantung pada sistem pengendalian yang efektif dan sistem informasi yang digunakan.
      Agar  dapat melaksanakan pengendalian  yang  efektif, maka  seorang  pimpinan atau  pelaksanan  tugas  memerlukan informasi, sebagai berikut :
a. Biaya  yang digunakan  apakah sesuai dengan  hasil  dari bagian  pekerjaan yang telah dilaksanakan. Jika  terjadi perbedaan  (lebih  besar atau lebih kecil  dari  rencana biaya)  di mana dimana hal terjadi dan siapa  yang  bertanggung     jawab dan    apa yang dikerjakan.                                                        
b. Merupakan  biaya yang akan datang sesuai dengan  rencana  atau melebihi rencana. Tanggung jawab pengendalian tidak hanya  pada manajer saja tetapi merupakan tanggungjawab semua  orang yang terlihat pada aktivitas tersebut  agar dapat mengerjakan bagiannya dengan baik dan tepat waktu.
c. Menurut  Suprityono, dalam pengertian yang  sama,  namun diungkapkan dengan sederhana. 
      Pengendalian  adalah proses untuk memberikan  kembali menilai dan selalu memonitor laporan-laporan aapakah pelak­sanaan  tidak menyimpang dari tujuan yang sudah yang  sudah ditentukan.Nupriyoni  (1989: 5) berpendapat  bahwa  pengendalian
bertumpu  pada  konsep umpan balik,  yang  secara  kontinyu mengharuskan adanya pengukuran pelaksanaan dan  pengambilan tindakan koreksi yang ditujulkan untuk menjamin  pencapaian tujuan-tujuan.  Untuk proses pengendalian ini,  maka  yakni manajemen sedapat mungkin mendapatkan informasi yang  tepat dan  up to date, agar para manajer dapat segera  mengadakan tindakan-tindakan pengendalian sebelum sesuatu penyimpangan serius. Karena pengendalian yang teratur akan  menghasilkan
suatu pencapaian yang efektif.
      Untuk mengukur pelaksanaan dilakukan dengan cara analisis varians, untuk menentukan  sebab-sebabnya,  sehingga dapat  dilakukan  pemilihan alternatif yang terbaik untuk menentukan rencana yang akan datang.  Agar lebih efektif proses pengendalian  ini harus pada titik atau pada waktu mulai dilakukan kegiatan, artin­ya  seorang  manajer yang  bertanggungjawab akan tindakan tertentu sebelumnya harus mengusahakan suatu bentuk pengen­dalian.  
      Untuk itu tujuan-tujuan rencana-rencana dan  kebi­jaksanaan-kebijaksanaan  dan standar-standar  yang   telah ditetapkan  harus disampaikan kepada manajer  dan dipahami sepenuhnya  oleh  manajer tersebut  terlebih  dahulu  untuk kemudian dilaksanakan pelaksanaan itu harus tetao dimonitor apakah sesuai dengan rencana semula.
Kartanegoro (1997 : 18) menyatakan bahwa pengendalian adalah usaha sistematis untuk menetapkan standar kegiatan dengan tujuan menyusun sistem informasi umpan balik membandingkan kegiatan yang dilakukan dengan standar menentukan serta mengukur penyimpangan dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
      Bila diperhatikan pengertian tersebut di atas, maka ada 4 (empat) langkah pokok yang terkandung dalam pengendalian, yaitu :
  1. Penentuan standar dan metode mengukuran kegiatan. Pada langkah pertama ini adalah penentuan  standar dan ukuran pada beberapa kegiatan, seperti penentuan target penyelesaian tugas pada proses pembayaran, pencatatan dan sebagainya. Standar dan ukuran ini harus ditentukan secara tepat dan dapat diterima oleh pelaksananya.
  2. Mengukur kegiatan yang dilakukan. Langkah kedua adalah merupakan proses pengulangan penentuan pengukuran kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, tergantung dari jenis kegiatan yang diukur atau standar yang ditentukan.
  3. Membandingkan kegiatan dengan standar dan menginterprestasikan penyimpangan, bila ada penyimpangan. Dalam langkah kedua ini yaitu membandingkan dengan standar atau targetnya. Namun kompleksitasnya dapat terjadi pada menginterprestasi penyimpangan dengan berbagai deviasi yang bersifaty sementara dan tidak terlalu penting.
  4. Melakukan tidakan koreksi. Langkah iuni menyangkut pengecekan, yaitu apabila menunjukkan hasil kegiatan yang ternyata dibawah standar, sehingga perlu dilakukannya tindakan secara tubntas agar dapat dikatakan sebagai pengawasan dan bukan merupakan pengamatan saja.
    Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pengendalian adalah suatu proses yang merupakan kunci dari fungsi manajemen dalam rangka mengendalikan jalannya kegiatan organisasi sebagai usaha untuk mencapai yang telah direncanakan. Atau dengan kata lain bahwa pengendalian merupakan suau sistrem atau metode yang menghendaki agar pelaksanaan suatu kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, dan bila terjadi penyimpangan maka segera dilakukan tindakan koreksi yang dapat memperbaiki penyimpangan yang terjadi.
Untuk melakukan pengendalian dengan baik, maka perlu dipergunakan sistem pengendalian yang efektif dan sistem trersebut hanya dapat tercipta bila memenuhi 2 (dua) prinsip, yaitu :
1.    Merupakan suatu keharusan, karena seperti telah dikemukakan bahwa rencana merupakan alat dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan. Rencana tersebut mrtupakan petunjuk apakah suatu pekerjaan telah selesai dan berhasil.

2.    Merupakan suatu keharusan bagi suatu organisasi agar sistem pengendalian tersebut benar-benar efektif pelaksanaannya. Wewenang dan instruksi-instruksi yang jelas harus diberikan kepada bawahan karena berdasarkan hal itu dapat diawasi pekerjaan seorang bawahan.