1 Pengertian Modal Kerja
Modal kerja dalam pembahasan ini dimaksudkan adalah merupakan investasi jangka pendek
dalam perusahaan seperti investasi pada piutang, persediaan kas. Begitu pula
perolehan sumber pembelanjaan jangka pendek seperti trade credit dan kredit
dari lembaga perkreditan. Kenyataan yang dapat dilihat banyaknya dana yang
tertanam pada modal kerja sangat tergantung pada jenis skala perusahaan.
Perusahaan skala kecil harus meminimkan investasninya dalam harta tetap agar
dana yang dimiliki terbatas jumlahnya dapat dioptimunkan pemanfaatannya.
Mendapatkan
gambaran yang jelas, maka Weston Brigham Manajemen Keuangan (2000 : 2) mengemukakan
bahwa pengelolaan modal kerja mencakup baik untuk investasi jangka pendek
maupun perolehan sumber dana perusahaan. Pengelolaan modal kerja sangat penting
melihat kegiatan sehari-hari adalah operasi perusahaan yang menyangkut tentang
modal kerja.
Kenyataan
lain dapat dilihat bahwa banyaknya dana yang tertanam pada aktiva lancar adalah
sangat besar jumlahnya khususnya bagi perusahaan kecil harus meminimunkan investasinya
dalam harta tetap oleh karena tidak ada cara lain untuk menghindari investasi
dalam biaya, piutang dan persediaan.
Penentuan
besarnya investasi dalam current assets adalah untuk pengelolaan ini sangat
penting untuk menjaga likuiditas dan profitabilitas perusahaan. Kekurangan dana
akan terganggu operasi perusahaan seperti untuk membayar utang jangka pendek,
pembayaran upah, pembayaran utang dagang dan sebagainya.
Kelebihan
akan membawa resiko yang harus ditanggung
terhadap sejumlah modal kerja yang
menganggur dalam perusahaan, untuk selanjutnya Akan memperkecil
profitabilitas perusahaan. Besarnya kecilnya kebutuhan modal kerja terutama
tergantung pada perputaran atau periode terikatnya modal kerja dan waktu
perputarannya, makin besar jumlah modal kerja yang dibutuhkan.
Periode
perputaran atau periode terikatnya modal kerja adalah merupakan keseluruhan
atau jumlah dana yang telah tertanam pada periode yang meliputi jangka waktu
lamanya pemberian piutang, biasanya lama penyimpangan bahan mentah di gudang,
lamanya proses produksi, sedangkan pengeluaran sehari-harinya merupakan
pengeluaran untuk pembelian bahan mentah, pembayaran upah buruh dan biaya-biaya
lainnya.
Piutang
merupakan investasi dalam modal kerja yang tidak dapat dihindari adanya dalam dunia usaha. Piutang diberikan kepada
perusahaan lain atau individu dan bunganya dengan perusahaan lainnya. Pemberian
piutang barang kepada pelanggan merupakan hal yang dapat dimengerti sebab tanpa
memberikan piutang. Pengusaha mengalami kesulitan untuk dapat dijual barangnya
dengan lancar. Tetapi dilain pihak banyak resiko yang timbul karena memberikan
piutang, yakni mendapat kerugian, kemacetan bahkan membawa kegagalan pada
perusahaan resiko piutang dapat disebutkan, resiko tidak terbayar, resiko
piutang dapat disebutkan resiko tidak terbayar karena keterlambatan penerimaan
piutang.
Cara
memperkecil resiko oleh Alex S. Nitisemito Manajemen Resiko Piutang, (2003 :
29) mengemukakan bahwa kalau perkiraan piutang yang ada akan memberikan
kemungkinan akan menimbulkan resiko yang lebih besar dari kemungkinan
keuntungan yang akan diterimanya, batalkanlah kemungkinan resiko yang akan
muncul yang tidak diguga.
Perlu adanya
batas maksimun piutang yang akan diberikan dan
pertimbangan lain, seperti kemungkinan untuk memenuhi kewajibannya,
untuk melihat financial position perusahaan langganan yang diperlihatkan dengan
cash flow, pengaruh trend ekonomi pada umumnya untuk perusahaan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi besarnya investasi dalam piutang adalah volume penjualan
kredit, ada syarat-syarat pembayaran, kebiasaan membayar dan kebijaksanaan
mengumpulkan piutang.
Unsur lain
dari working capital adalah investasi pada persediaan merupakan peningkatan
modal perusahaan untuk persediaan merupakan peningkatan modal perusahaan untuk
jangka waktu tertentu seperti bahan baku ,
barang setengah jadi dan barang jadi, sama halnya piutang dan persediaan pada
umumnya tidak dapat dihindari.
Hubungan ini,
maka penetapan sejumlah persediaan adalah penyediaan bahan baku dan bahan pembantu untuk menghasilkan
produk. Perlu adanya persediaan barang, jadi untuk menjamin kelancaran
penjualan.
Besarnya
investasi dalam persediaan tergantung dari pada volume produksi yang
direncanakan, estimasi tentang fluktuasi harga bahan mentah, tingkat kecepatan
material menjadi rusak, baiay penyimpangan dan resiko penyimpangan digudang.
2 Jenis-Jenis
Modal Kerja
Jenis-jenis modal kerja pada dasarnya terdiri dari atas
modal kerja permanen (permanent working capital) dan modal kerja variabel
(variabel working capital) oleh Mulyadi Akuntansi Biaya (2002 : 56) sebagai berikut :
1. Modal kerja permanent (permanent working
capital), yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat
menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus
menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Yang termasuk modal kerja permanent,
antara lain :
2.
Modal kerja primer (primary working capital), yaitu jumlah modal kerja
yang harus ada pada perusahaan untuk menjalankan kontinutas usahanya.misalnya,
kas paling sedikit ada ditangan supaya dapat memenuhi kewajiban-kewajibannya
yang segera harus dipenuhi dalam waktu singkat. Persediaan akhir harus cukup
untuk memenuhi pesanan piutang yang merupakan jumlah minimun untuk memperluas
kredit kapada langganan.
a. Modal kerja normal (normal working capital), yaitu jumlah
modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan perluasan produksi normal.
b. Pengertian normal disini dalam arti yang dinamis yaitu
selalu dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan bahan produksi dengan keadaan
kebutuhannya.
3.
Modal kerja variabel (variabel working capital), yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan.
a.
Modal kerja musiman (seasonal working
capital), yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena
fluktuasi musim. Misalnya pabrik payung, pabrik gula dan sebagainya.
b.
Modal kerja siklus (cyclical working capital), yaitu modal kerja yang besarnya
berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.
c.
Modal kerja darurat (emergency working capital), yaitu modal kerja yang
besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui
sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar