Pengertian Penjualan
Penjualan merupakan salah satu fungsi pemasaran
yang sangat penting dan menentukan bagi perusahaan dalam mencapai tujuan
perusahaan yaitu memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
Sebenarnya pengertian penjualan sangat luas, beberapa para ahli mengemukakan
tentang definisi penjualan antara lain :
Menurut Basu
Swastha dalam buku Manajemen
Penjualan yaitu :
“Menjual adalah ilmu dan
seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain
agar bersedia membeli barang/jasa yang ditawarkannya”. (1998 ; 8)
Menurut Moekijat
dalam buku Kamus Istilah Manajemen yaitu
:
“Selling
: melakukan penjualan adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mencari
pembeli, mempengaruhi dan memberikan pentunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan
kebutuhannya dengan produk ditawarkan serta mengadakan perjanjian mengenai
harga yang menguntungkan bagi kedua belah pihak”. (2000 ; 488)
Menurut Win’s
Anorga dalam buku Kamus Istilah Ekonomi yaitu:
“Selling: aktivitas menjual adalah tindakan
yang membangkitkan bagi yang membeli barang/jasa dan melaksanakan jual beli
yang meliputi penyerahan hak milik dan pembayaran harga dalam jangka waktu
perjanjian”. (1993 ; 217)
Menurut Kusnadi
dalam buku Akuntansi Keuangan Lanjutan
yang menjelaskan bahwa :
“Penjualan (sales) adalah sejumlah uang yang dibebankan kepada
pembeli atas barang atau jasa yang dijual ”. (2000 ; 19)
Menurut
Aliminyah & Padji dalam buku Kamus Istilah Akuntansi, pengertian Volume Penjualan adalah :
“Jumlah
penjualan yang berhasil dicapai atau ingin dicapai oleh suatu perusahaan pada
periode tertentu”. (2003 ; 126)
Menurut Soemarso dalam buku Akuntansi Suatu Pengantar Jilid I
menyatakan bahwa :
“Penjualan bersih (net
sales) adalah penjualan dikurangi dengan pengembalian, pengurangan harga,
biaya transpor yang dibayar untuk langganan dan potongan penjualan yang
diambil”. (1995 ; 253)
Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah suatu proses
pembuatan dan cara untuk mempengaruhi pribadi agar terjadi pembelian
(penyerahan) barang atau jasa yang ditawarkan berdasarkan harga yang telah
sepakati oleh kedua belah pihak yang terkait di dalam kegiatan tersebut.
Jenis dan Bentuk Penjualan
Terdapat beberapa jenis
penjualan yang biasa dikenal dalam masyarakat, diantaranya adalah :
1.
Trade Selling,
penjualan yang terdapat terjadi bilamana prodesen dan pedagang besar
mempersilahkan pengecer untuk berusaha memperbaiki distribusi produk mereka.
Hal ini melibatkan para penyalur dengan kegiatan promosi, peragaan, persediaan
dan produk baru. Jadi titik beratnya adalah pada penjualan melalui penyalur
bukan pada penjualan ke pembeli akhir.
2.
Missionary
Selling, penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli untuk
membeli barang dari penyalur perusahaan.
3.
Technical Selling,
berusaha meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan nasihat kepada
pembeli akhir dari barang dan jasa.
4.
New Business
Selling, berusaha membuka transaksi baru dengan membuat calon pembeli
menjadi pembeli seperti halnya yang dilakukan perusahaan asuransi.
5.
Responsive
Selling, setiap tenaga penjual diharapkan dapat memberikan reaksi terhadap
permintaan pembeli melalui route driving and retailing. Jenis penjualan ini
tidak akan menciptakan penjualan yang besar, namun terjalinnya hubungan
pelanggan yang baik yang menjurus pada pembelian ulang.
Selain
dari jenis-jenisnya, penjualan juga mempunyai bentuk-bentuk sebagai berikut:
1.
Penjualan secara tunai
Adalah
penjualan yang bersifat “cash and carry”
dimana penjualan setelah terdapat kesepakatan harga antara penjual dengan
pembeli, maka pembeli menyerahkan pembayaran secara kontan dan bisa langsung
dimiliki oleh pembeli.
2.
Penjualan kredit
Adalah
penjualan non cash dengan tenggang waktu rata-rata di atas 1 bulan.
3.
Penjualan secara tender
Adalah
penjualan yang dilaksanakan melalui prosedur tender untuk memenuhi permintaan
pihak pembeli yang membuka tender.
4.
Penjualan ekspor
Adalah
penjualan yang dilaksanakan dengan pihak pembeli luar negeri yang mengimpor
barang yang biasanya mengunakan fasilitas letter
of credit (LC).
5.
Penjualan secara konsiyasi
Adalah
penjualan barang secara “titipan” kepada pembeli yang juga sebagai penjual.
Apabila barang tersebut tidak terjual maka akan dikembalikan pada penjual.
6.
Penjualan secara grosir
Adalah
penjualan yang tidak langsung kepada pembeli, tetapi melalui pedagang perantara
yang menjadi perantara pabrik/importir dengan pedagang eceran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan
Dalam praktek, kegiatan penjualan ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu :
a.
Kondisi dan Kemampuan Penjual
Transaksi jual beli atas
barang atau jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak yaitu penjual pada
pihak pertama dan pembeli pada pihak yang kedua. Di sini penjual harus dapat
meyakinkan pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran penjualan yang
diharapkan. Untuk maksud tersebut penjual harus dapat beberapa masalah penting
yang berkaitan yaitu :
-
Jenis dan karateristik barang yang akan ditawarkan.
-
Syarat penjualan
-
Harga produk
-
Pelayanan purna jual, seperti pembayaran, garansi, dan
sebagainya.
Masalah-masalah
di atas biasa menjadi pusat perhatian pembeli sebelum melakukan pembelian.
Dengan tenaga penjual yang baik dapat dihindari timbulnya rasa kecewa pada para
pembeli dalam pembeliannya. Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki seorang
penjual antara lain sopan, pandai bergaul, pandai berbicara, mempunyai
kepribadian yang menarik.
b.
Kondisi Pasar
Pasar sebagai pihak
pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan dapat pula mempengaruhi
kegiatan penjualan. Adapun faktor-faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan
adalah :
-
Jenis pasarnya, apabila pasar konsumen, pasar industri,
pasar penjual, pasar pemerintah, ataukah pasar internasional.
-
Kelompok pembeli atau segmen pasarnya
-
Daya beli konsumen
-
Frekuensi pembeliannya
-
Keinginan atau kebutuhan
c.
Modal
Akan lebih sulit bagi
penjual untuk menjual barangnya apabila barang yang dijual belum dikenal oleh
calon pembeli atau apabila lokasi pembeli jauh dari tempat penjual dalam
keadaan seperti ini, penjual harus memperkenalkan dulu/membawa barangnya
ketempat pembeli. Untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukan adanya sarana
serta usaha seperti usaha promosi dan lain sebagainya. Semua ini hanya dapat
dilakukan apabila penjual memiliki sejumlah modal yang diperlukan untuk itu.
d.
Kondisi Organisasi Perusahaan
Pada perusahaan yang
besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian penjualan yang
dipegang oleh ahli bidang penjualan, lain halnya dengan perusahaan kecil dimana
masalah penjualan juga ditangani oleh orang yang melakukan fungsi-fungsi lain.
Hal ini disebabkan karena jumlah tenaga kerjanya lebih sedikit, sistem
organisasinya lebih sederhana, masalah yang dihadapi serta sarana yang
dimilikinya juga tidak sekomplek perusahaan besar, biasanya masalah penjualan
ini ditangani oleh pimpinan dan tidak diberikan pada yang lain.
e.
Faktor Lain
Faktor-faktor lain
seperti periklanan, peragaan, kampanye, pemberian hadiah, seiring mempengaruhi
penjualan. Ada pengusaha yang berpegang pada satu prinsip bahwa “paling penting
membuat barang yang baik”. Bilamana prinsip tersebut dilaksanakan maka
diharapkan pembeli akan membeli lagi barang yang sama. Maka oleh karena itu
perusahaan tersebut akan melakukan upaya para pembeli tertarik pada produknya.
Penjualan secara garis besar bisa dipengaruhi oleh
dua faktor lingkungan, yaitu :
1. Faktor
lingkungan terkendali
a. produk
b. harga
c. distribusi
d. promosi
2. Faktor
lingkungan tidak terkendali
a. lingkungan
sosial dan budaya
b. lingkungan
ekonomi
c. situasi
bisnis yang ada
d. lingkungan
politik dan hukum
e. sumber
dan tujuan perusahaan
Fungsi danTujuan Penjualan
Fungsi penjualan meliputi aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh penjual untuk
merealisasikan penjualan seperti :
1.
menciptakan permintaan
2.
mencari pembeli
3.
memberikan saran-saran
4.
membicarakan syarat-syarat penjualan
5.
memindahkan hak milik.
Secara
umum penjualan juga biasa diartikan sebagai suatu bentuk perpindahan (transfer) dari penjual kepada pembeli
sesuai dengan syarat dan kondisi yang disepakati. Tujuan dari penjualan yaitu
menjual dari apa yang telah dihasilkan dan bukan menghasilkan apa yang dapat
dijual. Penjualan dalam perusahaan mempunyai tujuan diantaranya
adalah sebagai berikut :
- Mencapai volume penjualan tertentu
- Mendapatkan laba tertentu
- Menunjang pertumbuhan perusahaan
Perusahaan
yang kegiatan utamanya melakukan penjualan biasanya menyatakan jumlah
penjualannya dalam bentuk unit. Unit ini merupakan bagian dari hasil (penjualan
produk yang terjual dibandingkan dengan produk yang tersedia yang biasa
dinyatakan dalam bentuk data nomerik/deretan angka.
Perbedaan antara Penjualan dengan Pemasaran
Perbedaan
Antara Penjualan (Selling) dan
Pemasaran (Marketing) ialah :
Selling :
- Emphasis is on the product (menekankan kegiatan produk)
- Company first makes the product and then figures out how to sell it (perusahaan mula-mula membuat produk, kemudian berusaha menjualnya)
- Management is sales volume oriented (manajemen di sini berorientasi pada bagaimana tercapainya volume penjualan sebesar-besarnya)
- Planning is short run oriented, in terms of today’s products and markets (rencananya biasanya berjangka pendek, dengan kata lain produk sekarang, harus dipasarkan sekarang).
Marketing :
- Emphasis is on customer’s wants (menekankan pada apa yang diinginkan oleh konsumen)
- Company first determines what the customer want, and then figures out how to make and delivera product to satisfy those wants (perusahaan mula-mula meneliti apa keinginan konsumen, kemudian merancang bagaimana membuat produk tersebut, agar memuaskan selera konsumen)
- Management is profit oriented (manajemen berorientasi pada profit dalam arti laba total bukan laba perunit barang).
- Planning is long run oriented, in terms of new product, tomorrow’s markets, and future growth (rencana dibuat jangka panjang, dalam arti memikirkan pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang)
Pengertian Laba.
Pengertian laba menurut Sofyan Syafri Harahap dalam bukunya Teori
akuntansi adalah sebagai berikut :
Menurut FASB Gains (laba) adalah :
“Naiknya
nilai equity dari transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan kegiatan utama
entity dan dari transaksi atau kejadian lainnya yang mempengaruhi entity selama
satu periode tertentu kecuali yang berasal dari hasil atau investasi dari
pemilik”. (2002 ; 228)
Menurut Committee on Terminology mendefinisikan laba sebagai :
“Jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain,
dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi”. (2002 ; 228)
Menurut APB
Statement mengartikan laba sebagai :
“Laba adalah kelebihan (defisit)
penghasilan di atas biaya selama satu periode akuntansi”. (2002 ; 228)
Pengertian
laba diungkapkan oleh Zaki Baridwan
dalam bukunya Intermediate Accounting
menyebutkan bahwa :
“Gains (laba) adalah kenaikan modal
(aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang
jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian
lain yang mempengaruhi badan usaha selama satu periode kecuali yang timbul dari
pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik. Contoh : laba dari penjualan
aktiva tetap”. (1997 ;31)
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka penulis
mengambil kesimpulan bahwa pada dasarnya laba kotor adalah merupakan selisih
lebih dari pendapatan, penjualan bersih dengan harga pokok penjualan.
Jenis-Jenis Laba.
Jenis-jenis
laba dalam hubungannya dengan perhitungan laba, yaitu :
- Laba kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan dengan harga pokok penjualan.
- Laba dari operasi yaitu selisih antara laba kotor dengan total beban operasi.
- Laba bersih yaitu angka terakhir dalam perhitungan laba-rugi dimana untuk mencarinya laba operasi ditambah pendapatan lain-lain dikurangi dengan beban lain-lain.
2.2.3. Pengklasifikasian
Laba.
Dalam
menyajikan laporan laba-rugi akan terlihat pengklasifikasian dalam penetapan
pengukuran laba sebagai berikut :
1.
Laba kotor atas
penjualan, merupakan selisih dari penjualan bersih dan harga pokok penjualan,
laba ini dinamakan laba kotor hasil penjualan bersih belum dikurangi dengan
beban operasi lainnya untuk periode tertentu.
2.
Laba bersih
operasi perusahaan yaitu laba kotor dikurangi dengan sejumlah biaya penjualan,
biaya administrasi dan umum.
3.
Laba bersih
sebelum potongan pajak, merupakan pendapatan perusahaan secara keseluruhan
sebelum potongan pajak perseroan, yaitu perolehan apabila laba operasi
dikurangi atau ditambah dengan selisih pendapatan dan biaya lain-lain.
4.
Laba bersih
sesudah potongan pajak yaitu laba bersih setelah ditambah atau dikurangi dengan
pendapatan dan biaya non operasi dan dikurangi dengan pajak perseroan.
2.2.4. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Laba.
Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap laba,
antara lain :
1. Biaya.
Biaya
yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk atau jasa akan
mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.
2. Harga jual.
Harga
jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk atau
jasa yang bersangkutan.
3. Volume penjualan dan produksi.
Besarnya
volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi produk atau jasa
tersebut, selanjutnya volume produksi akan mempengaruhi besar kecilnya biaya
produksi.
2.2.5. Konsep
laba.
Didalam kehidupan yang nyata konsep laba sangat
diperlukan dalam proses dunia usaha atau bisnis, dimana konsep ini sebagai
pedoman dalam pembuatan laporan keuangan bagi pihak-pihak tertentu, dan berguna
dalam pengambilan keputusan atau kebijakan yang akan dikeluarkan.
Salah satu sasaran penting bagi organisasi yang
berorientasi pada profit orientied adalah menghasilkan laba. Oleh
karena itu jumlah laba yang dihasilkan dapat dipakai sebagai salah satu alat
ukur efektivitas, karena laba adalah selisih antara pandapatan dan pengeluaran.
Laba merupakan keuntungan yang diterima perusahaan karena
perusahaan telah melakukan pengorbanan untuk kepentingan pihak lain.
Konsep laba terdiri dari beberapa macam bentuk atau jenis
diantaranya adalah :
A. Konsep laba akuntansi, dimana konsep ini
menyatakan lima sifat laba akuntansi diantaranya adalah :
1.
Laba akuntansi
didasarkan pada transaksi actual yang dilakukan oleh sebuah perusahaan
(terutama pendapatan yang timbul dari penjualan barang atau jasa dikurangi
biaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut).
2.
Laba akuntansi
didasarkan pada postulat periodik dan berhubungan dengan prestasi keuangan
perusahaan selama periode tertentu.
3.
Laba akuntansi
didasarkan pada prinsip pendapatan dan membutuhkan definisi, pengukuran dan pengakuan
pendapatan.
4.
Laba akuntansi
membutuhkan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya histories yang
dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu.
5.
Laba akuntansi
didasarkan pada prinsip “Matching”
artinya hasil dikurangi biaya yang diterima atau dikeluarkan dalam periode yang
sama.
B. Konsep laba ekonomi yang menyatakan bahwa laba
adalah kenaikan dalam kekayaan dan dikaitkan dengan praktis bisnis. Menurut
Fischer laba ekonomi mencakup tiga
tahapan yaitu :
1.
Physical Income, yaitu konsumsi barang dan jasa pribadi yang sebenarnya memberikan kesenangan fisik dan pemenuhan
kebutuhan, laba jenis ini tidak dapat diukur.
2. Real Income adalah ungkapan kejadian yang memberikan
peningkatan terhadap kesenangan fisik. Ukuran yang digunakan adalah “Biaya
hidup” (Cost of living).
3.
Money Income merupakan hasil uang yang diterima dan
dimaksudkan untuk konsumsi dalam
memenuhi kebutuhan hidup.
C. Konsep “capital maintenance” menurut belkaoui ada dua konsep utama
pemeliharaan modal atau pemulihan biaya yaitu :
1.
Financial Capital (dalam satuan unit uang) yang terdiri dari :
a.. Money
Maintenance yaitu modal keuangan
diukur dengan jumlah unit uang. Modal keuangan diinvestasikan, dipelihara dan
laba yang dihasilkan sama dengan perubahan aktiva bersih yang disesuaikan
dengan transaksi modal yang dinyatakan dalam satuan uang.
b. General
Purchasing power money maintenance
yaitu modal keuangan diukur dengan jumlah unit daya beli yang sama. Daya beli
modal keuangan yang diinvestasikan dipelihara, laba yang dihasilkan sama dengan
perubahan dalam aktiva bersih diselesaikan dengan transaksi modal yang
dinyatakan dalam jumlah unit daya beli.
2. Physical Capacity (dalam satuan unit daya beli umum) terdiri dari :
a. Productive
Capacity Maintenance yaitu modal fisik diukur dalam jumlah unit uang.
Kapasitas produksi yang digunakan
dipelihara, kapasitas produksi dapat diartikan sebagai kapasitas fisik
kapasitas untuk berproduksi, volume barang dan jasa yang sama dengan kapasitas atau
memproduksi nilai barang dan jasa yang sama.
b. General
Purchasing Power Productive Capacity Maintenance, yaitu modal fisik diukur
dalam jumlah unit daya beli yang sama. Konsep ini disesuaikan dengan tingkat
harga umum.
2.2.6. Analisa Perubahan Laba Kotor.
Analisa perubahan laba kotor (Gross Profit Analysis) adalah suatu analisis untuk mengetahui
sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari satu periode ke periode
yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan
untuk periode tersebut.
Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan
laba kotor adalah sebagai berikut :
1. Perubahan
harga jual (Sales Price Variance), yaitu
ada perubahan harga jual realisasi dengan harga jual anggaran. Perubahan laba
kotor yang disebabkan adanya perubahan harga jual ditentukan dengan rumus (HJR-HJA)KR.
Dimana
:
HJR = Harga Jual Realisasi (tahun yang berlaku sekarang).
HJA = Harga Jual Anggaran tahun lalu.
KR = Kuantitas Realisasi.
Apabila
(HJR-HJA) hasilnya positif berarti ada
kenaikan harga yang menunjukan keadaan yang menguntungkan, sebaliknya bila
hasilnya negatif berarti ada penurunan harga jual dan menunjukan keadaan yang
merugikan.
2. Perubahan
kuantitas produk yang dijual (Sales
Volume Variance), yaitu ada perbedaan antara kuantitas produk anggaran
(tahun lalu) dengan kuantitas produk realisasi. Perubahan laba kotor yang
disebabkan adanya perubahan kuantitas produk yang dijual ditentukan dengan
rumus : (KR-KA).HJA.
Apabila
(KR-KA) hasilnya positif menunjukan bahwa kuantitas produk yang sesungguhnya
dijual lebih dari kuantitas yang dianggarkan hal ini menunjukan keadaan yang
menguntungkan atau bagian penjualan bekerjanya lebih baik, sebaliknya bila
hasilnya negatif berarti penjualan turun dan menunjukan keadaan yang merugikan.
3. Perubahan harga pokok penjualan persatuan produk
(Cost Price Variance), yaitu adanya
perbedaan antara harga pokok penjualan persatuan dengan produk (Unit Cost) menurut perencanaan tahun
sebelumnya dengan harga pokok penjualan, realisasi perubahan laba kotor yang
disebabkan adanya perubahan harga pokok penjualan atau satuan produk yang
dijual ditentukan dengan rumus : (HPPR-HPPA).KR
Apabila
hasil (HPPR- HPPA) positif, maka HPP mengalami kenaikan dalam sektor biaya dan
sebaliknya bila hasilnya negatif maka menunjukan keadaan yang merugikan
4. Perubahan
kuantitas Harga pokok penjualan (Cost
Volume Variance), yaitu ada
perubahan harga pokok penjualan, karena perubahan kuantitas atau volume
penjualan. Perubahan laba kotor yang disebabkan adanya kuantitas harga pokok
penjualan per satuan produk yang dijual ditentukan dengan rumus : (KR-KA).HPPA.
Apabila
(KR-KA) hasilnya positif berarti kuantitas yang dijual atau yang diproduksi
bertambah (mengalami kenaikan), jika kuantitas bertambah maka harga pokok
penjualan akan mengalami kenaikan pula, Hal ini menunjukan keadaan yang
merugikan.
Pengertian Laporan Laba Rugi
Menurut Munawir
dalam buku Analisa Laporan Keuangan
yang menjelaskan bahwa :
“Laporan Laba Rugi adalah merupakan suatu laporan yang sistematis tentang
penghasilan, biaya, rugi-laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama
periode tertentu”. ( 1995 ; 26)
Menurut Soemarso dalam buku Pengantar Akuntansi Suatu Pengantar yang menjelaskan bahwa :
“Perhitungan Laba Rugi adalah
ikhtisar pendapatan biaya suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu
yang menunjukkan hasil usaha perusahaan jangka waktu tertentu”. (1995 ; 58)
Menurut Budi
Rahardjo dalam buku Memahami
laporan keuangan menyatakan bahwa :
“Perhitungan Laba Rugi yaitu
berisi informasi mengenai jumlah yang diterima dari penjualan barang dan
pendapatan lain, dikurangi dengan biaya dan beban pengeluaran yang telah
dikeluarkan perusahaan untuk beroperasi atau melaksanakan kegiatan usahanya,
yang hasilnya adalah suatu laba atau keuntungan bersih atau kerugian untuk
tahun tersebut”. (1994 ; 33)
Menurut
Kusnadi dalam buku akuntansi keuangan lanjutan yang
menjelaskan bahwa :
“Laporan laba rugi adalah
suatu laporan yang disusun secara sistematis berdasarkan prinsip akuntansi
hasil operasi perubahan selama satu tahun atau satu periode akuntansi”. (2000 ;
19)
Prinsip-Prinsip Umum Laporan Laba Rugi
Walaupun belum ada keseragaman
tentang susunan laporan laba rugi bagi tiap tiap perusahaan, namun prinsip yang
umumnya diterapkan adalah sebagai berikut :
1. Bagian
yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan
(penjualan barang dagang atau memberikan service) diikuti dengan harga
pokok dari barang/service yang dijual,
sehingga diperoleh laba kotor.
2. Bagian
kedua menunjukkan biaya-biaya operationil yang terdiri dari biaya penjualan dan
biaya umum/administrasi (operating
expenses).
3.
Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh
di luar operasi pokok perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi
di luar usaha pokok perusahaan (non
operating/financial income dan expenses).
4. Bagian
keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil (extra ordinary gain or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba
bersih sebelum pajak pendapatan.
Bentuk
Laporan Laba Rugi
Bentuk dari laporan laba rugi
yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:
1.
Bentuk single
step, yaitu dengan mengabungkan semua penghasilan menjadi satu kelompok dan
semua biaya dalam satu kelompok, sehingga untuk menghitung rugi/laba bersih
hanya memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap total
penghasilan. Bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
PT.
X
Laporan
Laba Rugi

Penghasilan pokok (operating
revenue)………………Rp. xxx
Penghasilan
non-operasional………………………….Rp. xxx
Penghasilan
insidentil…………………………………Rp. xxx
(+)
Total
Penghasilan……………………………...Rp. xxx
Harga pokok yang dijual……………..Rp.
xxx
Biaya Operasionil…………………….Rp. xxx
Biaya non operasionil………………...Rp.
xxx
Kerugian yang insidentif……………..Rp.
xxx (+)
Total
Biaya……………………………………Rp. xxx (-)
Pendapatan
Bersih…………………………….Rp. xxx
2.
Bentuk multi step,
yaitu dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan yang lebih teliti sesuai dengan prinsip
yang digunakan secara umum. Bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
PT.
X
Laporan
Laba Rugi

Penjualan
Bruto………………………………………….Rp. xxx
Potongan/retur
Penjualan………………………………..Rp. xxx
(-)
Penjualan
Netto………………………………………….Rp. xxx
Harga pokok
Penjualan………………………………….Rp. xxx
(-)
Laba
Penjualan…………………………………..Rp. xxx
Biaya-biaya Operasi :
Biaya Penjualan…………………Rp. xxx
Biaya umum dan administrasi…..Rp.
xxx (+)
Rp. xxx (-)
Laba Bersih
Operasionil………………………...Rp. xxx
Penghasilan dan biaya
non-operasionil :
Penghasilan……………………..Rp. xxx
Biaya……………………………Rp. xxx
Rp. xxx (+)
Rp.
xxx
Rugi/laba
insidentil…………………………………….Rp. xxx
(+)
Pendapatan netto sebelum
pajak……………………….Rp. xxx
Elemen-elemen
Laporan Laba Rugi
Ada tiga elemen pokok dalam
laporan laba rugi antara lain :
1. Pendapatan
operasional yang didefinisikan sebagai asset masuk atau asset yang naik
nilainya atau hutang yang semakin berkurang atau kombinasi ketiga hal dimuka,
selama periode dimana perusahaan memproduksi dn menyerahkan barang atau
memberikan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi pokok perusahaan.
2. Beban
operasional yang didefinisikan sebagai asset keluar atau pihak lain
memanfaatkan asset perusahaan atau munculnya hutang atau kombinasi antar
ketiganya selama periode dimana perusahaan memproduksi dan menyerahkan barang,
memberikan jasa, atau melaksanakan aktivitas lain yang merupakan operasi pokok
perusahaan.
3. Untung
atau Rugi
Untung yang didefinisikan sebagai
kenaikan modal saham dari transaksi yang bersifat insidentil dan bukan merupakan
kegiatan pokok perusahaan dan dari transaksi lainnya yang mempengaruhi
perusahaan selama periode tertentu, kecuali yang berasal dari pendapatan
operasional dan investasi pemilik saham. Rugi didefinisikan sebagai penurunan
modal saham dari transaksi yang bersifat insidental dan bukan merupakan
kegiatan pokok perusahaan dan dari transaksi lainnya yang mempengaruhi
perusahaan selama periode tertentu, kecuali yang berasal dari beban operasional
dan distribusi ke pemilik saham.
2.4. Hubungan Antara Volume Penjualan Dengan Laba
Bersih
Dalam hal ini untuk mengetahui hubungan antara
volume penjualan dengan laba bersih dapat di lihat pada komponen-komponen dalam
laporan laba rugi perusahaan yang saling terkait yang menyatakan adanya
hubungan yang erat mengenai hubungan antara keduanya. Karena dalam hal ini
dapat diketahui bahwa laba akan timbul jika penjualan produk perusahaan lebih
besar dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan. Faktor utama yang
mempengaruhi besar kecilnya laba adalah pendapatan. Pendapatan dapat diperoleh
dari hasil penjualan barang dagangan perusahaan.
Keberhasilan
suatu perusahaan dapat dilihat pada tingkat laba yang diperoleh perusahaan itu
sendiri karena tujuan utama perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh
laba yang sebesar-besarnya dan laba merupakan faktor yang menentukan bagi
kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri.
Seperti diketahui bahwa
pendapatan utama perusahaan dagang adalah pendapatan penjualan biasa disingkat
menjadi penjualan, yang menunjukkan penambahan dalam ekuitas pemilik dari
pengiriman persediaannya kepada para pelanggan. (Penjualan bersih adalah
pendapatan penjualan dikurangi dengan berbagai pengurangan penjualan). Beban
utama dari perusahaan dagang adalah harga pokok penjualan. Pada saat persediaan
di jual kepada pelanggan maka biaya persediaan menjadi beban bagi perusahaan.
Kelebihan pendapatan penjualan dari harga pokok penjualan disebut sebagai laba
bruto (gross profit). Ukuran usaha
ini dapat membantu mengukur keberhasilan suatu usaha. Laba kotor yang tinggi
merupakan kunci keberhasilan.