Suatu kenyataan bahwa setiap perusahaan
senantiasa memperhatikan masalah peruputaran modalnya, di mana perputaran modal
yang cepat menunjukkan kemajuan perusahaannya. Keuntungan modal sendiri (return on net worth)
Return on net worth tersebut menyangkut
bagaimana tingkat kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan. Dalam
hal ini return on worth tersebut yang
dibandingkan adalah bukan keseluruhan modal tetapi khusus modal sendiri. Adapun
batasan oleh Bambang Riyanto (1988:37) mengatakan bahwa laba modal sendiri juga
dikenakan laba yang tersedia bagi para pemilih modal sendiri disatu pihak dengan
jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut dipabrik lain.
Besar kecilnya kebutuhan akan modal
kerja, tergantung pada kebutuhan perusahaan dalam memenuhi permintaan pasar.
Menurut Bambang Riyanto Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan (2004:12), hal itu
ditentukan oleh dua faktor yaitu :
1.
Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
2.
Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja.
a.
Pengeluaran kas rata-rata setiap hari.
Kas merupakan alat yang mempunyai penggunaan
yang tinggi karena dengan tersedianya kas, maka akan membiayai kewajiban-kewajiban
setiap harinya seperti untuk keperluan pembelian bahan mentah, bahan penolong,
upah buruh dan apa saja yang dapat memenuhi segala kewajiban perusahaan.
Hal ini
tidak berarti bahwa perusahaan harus mempunyai simpanan kas yang tinggi. Karena dengan demikian
berarti hanya mengutamakan kepentingan faktor likuiditas,tetapi akan menekan
rentabilitas perusahaan di lain pihak ada keharusan untuk menahan jumlah
minimal pada kas supaya perusahaan dapat memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan
baik.
Persediaan minimal adalah apa yang disebut
dengan persediaan bersih kas. Dan persediaan bersih kas itu dapat dihasilkan
untuk memperoleh keuntungan, besarnya
persediaan bersih kas tergantung pada :
a.
Sifat
transaksi komersial dan keuangan
Sifat pada transaksi dalam arti bagaimana
pembelian bahan dan penjualan hasil akhir dilakukan, misalnya dengan tunai atau
kredit. Bila transaksi dilakukan dengan tunai, maka tidak perlu persediaan kas
yang tinggi. Begitupula dengan sering tidaknya transaksi keuangan
(penerimaan/pembayaran) akan berpengaruh terhadap bersihnya kas.
b.
Selisih
antara penerimaan dan pengeluaran
Besar kecilnya selisih antara penerimaan
dan jumlah pengeluaran kas dalam satu periode tertentu, untuk menentukan pula
suatu tingkat persediaan bersih kas.
Disamping itu, penerimaan dan pengeluaran
yang dapat diramalkan atau diduga terlebih dahulu. Misalnya: ada pemogokan,
kegagalan penjualan produksi dan lain-lain.
Apabila telah dapat ditentukan besarnya
persediaan bersih kas, maka diatur penerimaan dan pengeluaran kontinuitas dapat
terjamin dengan tidak menurunkan likuiditas di atas, maupun rentabilitas untuk
dapat mengatur penerimaan dan pengeluaran alat dengan baik dan efisiensi perlu
dibuat cash budget.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan cash budget oleh Djahidin, Analisa Laporan Keuangan (2003:114)
adalah:
Jumlah penerimaan selama periode
tertentu, misalnya dalam satu bulan,
pada umumya penerimaan hal ini berasal dari:
1.
Penjualan
tunai
2.
Debitur
yang membayar hutang-hutangnya.
3.
Sumber-sumber
lain misalnya penjualan aktiva tetap
4.
Jumlah kas yang ada pada permulaan periode
5.
Jumlah
pengeluaran-pengeluaran selama periode tertentu
6.
Pembelian
bahan-bahan lain secara tunai
7.
Pembayaran
hutang perniagaan dan hutang lain
8.
Adanya
surplus dan defisit
Dalam pengertian ini adalah termasuk
simpanan dalam bank yang setiap hari atau setiap saat dapat dipergunakan untuk
menguasai atau memilih barang atau jasa yang diinginkan oleh konsumen, sehingga
dalam keadaan ini istilah surplus atau defisit pada perusahaan tergantung dari
pengelola.
b. Periode
perputaran dan terikatnya modal kerja.
Dalam pengertian periode perputaran yang
relatif singkat, karena perputaran dari piutang ke kas hanya memerlukan satu
tingkat saja. Adanya piutang dagang, terutama dimaksudkan sebagai salah satu
alat untuk memperbesar volume penjualan. Untuk mengukur periode perputaran dari
piutang oleh Djarwanto, pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan, (2001:29) dilihat
dan dihitung dengan rumus:
Perputaran piutang =
|
Penjualan kredit
|
Piutang rata-rata
|
Makin
tinggi tingkat perputarannya berarti bahwa modal yang ditanamkan dalam piutang
tersebut makin banyak berputar dalam satu periode. Pada transaksi penjualan
dengan kredit tertentu, berarti makin tinggi turn over, juga akan berarti bahwa modal yang ditanamkan dalam
piutang adalah sedikit. Disamping itu perusahaan harus menahan sejumlah piutang
sebagai kredit penjualan untuk dapat memelihara transaksi normalnya yang
merupakan inti dari permanent kebutuhan modal, piutang yang ditanam dalam
piutang.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan
dalam menentukan besarnya piutang bersih, (Djarwanto 2001:89) yaitu:
1.
Syarat
pembayaran dari penjualan kredit
Biasanya
dinyatakan dalam term 2/10 n/30, artinya pembayaran dinyatakan dalam waktu 10
hari sesudah penyerahan barang si pembeli mendapatkan potongan 2 % hari sesudah
penyerahan barang.
2.
Kebiasaan
para langganan dalam pembayaran, menurut pengalaman banyak yang membayar dalam
waktu yang telah ditentukan untuk mendapatkan cash discount, maka persediaan
bersih piutang di atas untuk mendapatkan cash discount.
3.
Sifat
dan kesediaan para pelanggan dalam membayar hutangnya, sebab sering terdapat
langganan yang mampu, tetapi enggan memenuhi kewajibannya.