Modal kerja dalam pembahasan ini
merupakan investasi jangka pendek dalam perusahaan seperti investasi pada
piutang, persediaan, kas begitu pula perolehan sumber pembelanjaan jangka
pendek seperti trade credit dan kredit dari lembaga perkreditan.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas,
maka Weston and Brigham, Pembelanjaan Perusahaan, (1999 : 2) mengemukakan bahwa
pengelolaan modal kerja mencakup baik untuk investasi jangka pendek maupun
perolehan sumber dana perusahaan. Pengelolaan modal kerja sangat penting
melihat kegiatan sehari-hari adalah operasi perusahaan yang menyangkut tentang
modal kerja.
Kenyataan lain dapat dilihat bahwa
banyaknya dana yang tertanam pada current assets adalah sangat besar jumlahnya
khususnya bagi perusahaan kecil harus meminimumkan investasinya dalam harta tetap oleh karena tidak ada
cara lain untuk menghindari investsi
dalam biaya, piutang, dan persediaan.
Penentuan besarnya investasi dalam
current assets adalah untuk ini sangat penting untuk menjaga likuiditas dan
profitabilitas perusahaan. Oleh karena kekurangan dana akan mengganggu jalannya
operasi perusahaan seperti untuk membayar utang jangka pendek, pembayaran upah
karyawan, pembayaran utang dagang dan sebagainya.
Demikian pula sebaliknya kelebihan akan
membawa resiko yang harus ditanggung terhadap sejumlah modal kerja yang
menganggur dalam perusahaan, untuk selanjutnya akan memperkecil profitabilitas
perusahaan.
Besar
kecilnya, kebutuhan modal kerja terutama tergantung pada perputaran atau
periode terikatnya modal kerja dan waktu perputarannya, sebab makin besar
jumlah modal kerja yang dibutuhkan .
Periode perputaran atau periode terikatnya
modal kerja adalah merupakan keseluruhan atau jumlah dari pada periode-periode
yang meliputi jangka waktu lamanya pemberian piutang lamanya penyimpanan bahan
mentah digudang, lamanya proses produksi, sedangkan pengeluaran sehari-hari
merupakan pengeluaran untuk pembelian bahan mentah, pembayaran upah buruh dan
biaya-biaya lainnya.
Piutang merupakan investasi dalam modal
kerja yang tidak dapat dihindari adanya dalam dunia usaha. Piutang diberikan
kepada perusahaan lain atau individu dan bunganya dengan perusahaan lainnya. Pemberian
piutang barang kepada pelanggan merupakan hal yang dapat dimengerti sebab tanpa
memberikan piutang, pengusaha mengalami kesulitan untuk dapat menjual barangnya
dengan lancar. Tetapi dilain pihak banyak resiko yang timbul karena memberikan
piutang, yakni mendapat kerugian, kemacetan bahkan membawa kegagalan pada
perusahaan resiko piutang dapat disebutkan, resiko tidak terbayar karena
keterlambatan penerimaan piutang.
Cara memperkecil resiko oleh Alex S. Nitisemito,
Memperkecil Resiko Piutang, (2002 : 11), mengemukakan bahwa kalau perkiraan
piutang yang ada akan memberikan kemungkinan akan menimbulkan resiko yang lebih
besar dari kemungkinan keuntungan yang akan di terima, maka batalkanlah.
Jadi
perlu adanya batas maksimum piutang di berikan dan pertimbangan lain,seperti
kemungkinan dari para pelanggan untuk memenuhi kewajibannya, melihat financial
position perusahaan langganan yang diperlihatkan dengan cash flow, pengaruh
trend ekonomi pada umumnya untuk perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya investasi dalam piutang adalah volume penjualan kredit, ada syarat-syarat
pembayaran, kebiasaaan membayar dari para langganan dan kebijaksanaan dalam
mengumpulkan piutang.
Untuk
lain dari working capital adalah investasi pada persediaan merupakan
peningkatan modal perusahaan untuk jangka waktu tertentu seperti bahan baku , barang setengah jadi
dan barang jadi, sama halnya piutang dan persediaan pada umumnya tidak dapat
dihindari.
Dalam
hubungan ini, maka penetapan sejumlah persediaan adalah penyediaan bahan baku dan bahan pembantu
untuk menghasilkan produk. Di samping itu perlu adanya persediaan barang jadi untuk
menjamin kelancaran penjualan. Besarnya investasi dalam persediaan tergantung
dari pada volume produksi yang direncanakan, estimasi tentang fluktuasi harga
bahan mentah, tingkat kecepatan material menjadi rusak, biaya penyimpanan dan
resiko penyimpanan di gudang.
2. Jenis-Jenis Modal Kerja
Jenis-jenis
modal kerja pada dasarnya terdiri atas modal kerja permanen (permanent working capital) dan modal
kerja variable (variable working capital)
oleh Moelyadi, Akuntansi Biaya, (2001:56), sebagai berikut:
1.
Modal kerja permanent (permanent
working capital) yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan
untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang
secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.
Yang termasuk modal kerja
permanent antara lain:
a.
Modal
Kerja Primer (primary working capital),
yaitu jumlah modal kerja yang harus ada pada perusahaan untuk menjalankan
kontinuitas usahanya. Misalnya; kas, kas paling sedikit ada ditangan supaya
dapat memenuhi kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi dalam waktu
singkat.
Persediaan
akhir harus cukup memenuhi pesanan piutang yang merupakan jumlah minimum untuk
memperluas kredit kepada langganan jadi primary working capital oleh
Adikoesuma, manajemen keuangan , (2003 : 112) akan tetap diinvestasikan dalam
perusahaan selama perusahaan itu bekerja.
b.
Modal
Kerja Normal (normal working capital),
yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan dalam menyelenggarakan luas produksi
normal.
Pengertian normal disini
dalam arti yang dinamis, yaitu selalu dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan
bahan produksi dengan keadaan kebutuhannya.
2.
Modal
Kerja Variabel (Variable working capital),
modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan.
Variable
working capital dapat dibagi kedalam :
a.
Modal
kerja musiman (seasonal working capital),
yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi
musim. Misalnya pabrik payung, pabrik gula dan sebagainya.
b.
Modal
kerja siklus ( Cyclical working capital),
yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena konyuntur.
c.
Modal
kerja darurat (Emergency working capital),
yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang
tidak diketahui sebelumnya. Misalnya perubahan ekonomi mendadak, bencana alam,
buruh mogok dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar