Untuk menunjang perkembangan dunia bisnis
pada saat sekarang, maka salah aspek penting ditelaah adalah masalah peranan
dalam memainkan strategi pemasaran sebagai bagian dari kegiatan perusahaan baik
perusahaan pemerintah maupun perusahaan swasta. Apabila perusahaan dapat
menjalankan prinsip pemasaran atau marketing dengan baik, tentunya perusahaan
mempunyai strategi tentang upaya penjualan barang dagangan dengan di fungsikan
perwakilan dalam memenuhi permintaan konsumen.
Selanjutnya, perusahaan mempunyai
kegiatan-kegiatan lain dalam percaturan dunia perdagangan yang berjalan dengan
baik tetapi apabila perusahaan akan memperbaiki strategi dan situasi persaingan
pasar kian hari semakin ketat, sehingga perlu mempunyai visi dan pandangan
terhadap barang apa yang akan dipasarkan.
Sejalan dengan perkembangan tersebut maka
sebagai bangsa yang sedang membangun, khususnya bangsa Indonesia sangat penting
artinya untuk membangun disegala sektor baik pembangunan disektor pertanian,
pertambangan dan sektor lain yang tak
kala pentingnya yaitu pada bidang pemasaran make up, semprot, sabun mandi dan
barang-barang lainnya, kondisi ini merupakan dorongan bagi perkembangan dunia
usaha yang dapat menunjang timbulnya perusahaan-perusahaan yang mendukung
pembangunan.
Akan tetapi pihak swasta dalam hal ini
para pengusaha keberhasilannya banyak ditentukan oleh kecermatan dan keuletan
dalam mengelola usahanya untuk kelangsungan hidup serta untuk tingkat
keuntungan yang diharapkan. Juga
bagaimana mengambil suatu keputusan yang tepat dalam menghadapi berbagai
masalah. Dengan perkembangan teknologi
yang semakin canggih, maka jumlah barang yang dihasilkan semakin banyak
jumlahnya dan beraneka ragam sehingga dapat menimbulkan masalah yaitu
bertumpuknya barang dipihak produsen yang tentunya memerlukan pemikiran
bagaimana memasarkannya atau dengan kata lain bagaimana upaya sampai di tangan
konsumen.
Penilaian terhadap strategi pemasaran
dimasa yang akan datang tidaklah terlepas dari analisis tentang keadaan masa
silam, keadaan masa sekarang, keadaan perubahan industri, yang selanjutnya kita
dapat merencanakan, menulis dan menentukan kondisi apa dan bagaimana yang akan
dialami perusahaan yang akan datang.
Untuk kelancaran dalam penjulan barang
dagangan, maka yang harus diperhatikan adalah lembaga niaga maka yang paling tepat digunakan mana yang lebih
efisien. Karena barang yang satu belum tentu sama saluran distribusinya dengan
barang yang lain. Apabila tidak demikian, maka dapat mengakibatkan hambatan dalam penyaluran
barang dagangan dari produsen ke konsumen yang selanjutnya barang lambat tiba
dan kemungkinan besar tidak terjual, sehingga dapat merugikan perusahaan.
Strategi pemasaran dapat memecahkan
persoalan tentang semua kegiatan atau usaha agar barang-barang hasil produksi
sedapat mungkin di distribusikan atau digerakan dengan lancar dari sektor
produsen kepada konsumen melalui proses pertukaran atau penjualan yang saling
menguntungkan. Terjadinya transaksi jual beli karena adanya kemupakatan antara
penjual dan pembeli, sehingga antara penjual dan pembeli saling ketergantungan
dalam memainkan perannya sebagai penjual sesuai dengan strategi pemasaran.
A. Pengertian
Pemasaran
Sebagaimana diketahui bahwa pemasaran
ialah bagaimana cara meningkat volume penjualan hasil produksi, karena biasanya
hasil produksi susah untuk menembus pemasaran sebab kapan hasil produksi tidak
bersaing, yang tidak bisa bersaing
hasil produksi di pasaran.
Dalam membicarakan pengertian pemasaran
kita harus melihat beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli pemasaran
karena dalam memberikan defenisi pemasaran kita sering menjupai beberapa
penafsiran yang dapat memberikan estimasi bagaimana cara meningkatkan volume
penjualan sesuai dengan titik pandang masing-masing ahli. Pada dasar nya
prinsip-prinsip ini secara umum defenisi-defenisi tersebut mempunyai maksud dan
tujuan yang sama yaitu bahwa kegiatan atau aktivitas pemasaran barang dan jasa
bukan hanya sekedar kegiatan menjual barang/jasa tetapi lebih luas dari pada
itu.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas,
maka pemasaran berarti suatu aktivitas atau kegiatan manusia berlangsung dalam
kaitannya jual beli di pasar, atau berarti bekerja dengan pasar untuk
mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud untuk memuaskan kebutuhan
dan keinginan manusia.
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan
pokok yang dilaksanakan dalam
mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan dengan
tujuan untuk memperoleh laba. Berhasil tidaknya pencapaian
tujuan tersebut tergantung bagaimana memasarkan
suatu produk itu sendiri sehingga tujuan yang diinginkan
dapat tercapai.
Pemasaran merupakan suatu proses
pemilihan, pasar mana yang akan kita masuki, produk apa yang kita pasarkan,
berapa harga yang kita tetapkan serta distributor mana yang akan kita gunakan.
Oleh sebab itu, maka sasaran yang ingin dicapai perusahaan adalah untuk volume
peningkatan penjualan Dalam hal ini bukan semata-mata didasarkan pada selera
dan pemenuhan keinginan di dalam memasarkan produknya agar supaya produk yang
ditawarkan itu dapat terjual.
Untuk memperjelas pengertian pemasaran
ini, maka dikutip oleh beberapa para ahli Sarjana menurut Sofyan Assauri (2001:
2), menyatakan bahwa, pemasaran adalah untuk menyediakan dan menyampaikan
barang dan jasa tepat pada orang, pada tempatnya dan waktu serta harga yang
tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat.
Selanjutnya, W.S Stanton (2000 : 4),
mengemukakan bahwa pemasaran adalah stau sistem dari keseluruhan kegiatan yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosi kan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan untuk memenuhi kebutuhan baik
pembeli yang ada maupun pembeli
potensial.
Kalau kita menelaah lebih lebih jauh
didifinisikan tersebut, maka pada dasarnya pemasaran merupakan suatu sistem
yang terkait untuk membuat perencanaan, penentuan harga, melaksanakan promosi,
mendistribusikan barang dan jasa dalam rangka
memuaskan kebutuhan dan keinginan para konsumen.
Sedangkan Winardi (2002 : 10)
mendefinisikan bahwa pemasaran adalah pelaksanaan aktivitas dunia usaha yang
mengamati arus benda-benda serta jasa-jasa pada produsen ke konsumen atau pihak
yang menggunakannya.
Dari definisi tersebut di atas
menunjukkan bahwa pemasaran adalah semua kegiatan proses pemindahan barang atau
jasa dari pihak produsen ke pihak konsumen dengan menggunakan suatu keseluruhan
distribusi dalam rangka memperlancar
arus pertukaran barang atau jasa tersebut.
Alex S. Nitisemito (2000: 13), memberikan
pengertian tentang pemasaran yaitu pemasaran adalah semua kegiatan yang
bertujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa dari produsen kekonsumen
secara efisien dengan maksud menciptakan permintaan yang efektif.
Sedangkan Philip Kotler (2002 : 5)
mengemukakan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial yang memberikan kepada
individu atau kelompok, apa yang mereka butuhkan, inginkan dan ciptakan serta
menukarkan produk-produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya.
Salah satu beberapa kegiatan manusia dalam
usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan adalah melakukan suatu proses
pertukaran, jadi dengan demikian dapat diketakan bahwa pemasaran diciptakan
oleh para penjual dan pembeli atau lebih dikatakan bahwa pemasaran diciptakan
oleh para produsen dan konsumen dalam upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan
yang jumlahnya tidak terbatas. Jelas bahwa antara produsen dan konsumen
senantiasa beberapa untuk mencari kepuasan dengan cara meraih keuntungan,
sedangkan dalam pihak para konsumen memenuhi kebutuhan prestasi pemilikan
barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen.
Dengan memperhatikan beberapa definisi
pemasaran yang jelas dikemukakan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk menciptakan hubungan
pertukaran serta usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana
strategis yang diarahkan pada pemasaran kebutuhan dan keinginan konsumen, guna
mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba.
B. Strategi
Pemasaran
Strategi pemasaran adalah masalah
penentuan cara dalam mana perusahaan untuk mencoba untuk menjual
produk-produknya ke pasar, apakah akan menggunakan penyalur X, Y, ataupun
penyalur lain. Ini bukanlah masalah yang sederhana. Untuk itu manajemen harus
berusaha untuk membedakan semua alternatif saluran yang ada dan menggunakan
beberapa metode analisis untuk menilai masing-masing alternatif. Agar
memperoleh gambaran yang lebih jelas, dpatlah dilihat pada kasus berikut
ini.
Pada skhema dapat dilihat adanya lima cara
yang berbeda untuk memasarkan produk baru tersebut dengan cara sebagai berikut
:
1. Menggunakan penyalur yang ada (strategi
distribusi 1)
Strategi
ini dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan saluran distribusi yang ada
dalam pemasaran produknya. Dalam hal ini, perusahaan ingin mempertahankan
penggunaan penyaluran yang ada.
2. Menggunakan penyalur baru (strategi
distribusi 2)
Strategi
ini dilakukan oleh perusahaan dengan memasukkan penyalur baru ke dalam saluran
distribusinya. Penyalur baru dapat mengambil pengalaman dari penyalur lama
untuk mengetahui cara-cara yang pernah ditempuhnya.
3. Membeli perusahaan
kecil yang berfungsi sebagai penyalur untuk (strategi distribusi 3)
Strategi
ini memberikan kemungkinan pada perusahaan untuk membeli atau menambah
perusahaan baru yang berfungsi untuk memasarkan preoduknya. Jadi perusahaan
yang dibeli tersebut mempunyai kegiatan khusus di bidang pemasaran.
6 Penjualan produk
dalam jumlah besar kepada perusahaan
lain ( Strategi
Penjualan
4)
Strategi
distribusi ini dapat ditempuh perusahaan dengan menjual produk baru kepada
perusahaan lain dalam jumlah besar, yang kemudian mendistribusikannya kepada
konsumen akhir. Alternatif ini mempunyai konsekkuensi profitabilitas perusahaan
yang rendah, namun pada saat yang sama tingkat resiko perusahaan jadi
berkurang.
7 Kemasan dan
penjualan produk melalui pos (strategi penjualan 5)
Strategi
distribusi ini dilakukan oleh perusahaan dengan mengadakan kemasan penjualannya
melalui pos. Strategi ini perlu didukung dengan usaha periklanan.
Kelima
strategi tersebut dapat diambil suatu keputusan strategi mana yang paling
menguntungkan. Untuk menentukan pilihan strategi dapat digunakan sebuah metode
yang disebut metode nilai tertimbang (wirght
factor score method) dan tidak diuraikan secara sistimatis dalam tulisan
ini.
C Definisi Marketing
Mix/ Bauran Pemasaran
Sebagai
implikasi konkret dari adanya kemajuan yang dicapai dalam
ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi dewasa ini, antara lain
terlihat melalui kian dinamisnya kegiatan dunia usaha yang pada gilirannya memberikan
corak tersendiri bagi pola
konsumsi masyarakat. Sejalan dengan hal ini, perusahaan-perusahaan
memandang bahwa hanya kepada masyarakatlah semata-mata tempat pelemparan
produk-produk yang diproduksi oleh perusahaan. Dengan demikian perusahaan
senantiasa mencapai tujuan memaksimasi penjualannya.
Stanto dalam
bukunya Marketing Praktis (2000 : 112) meyatakan bahwa dengan
memanfaatkan semaksimal mungkin sejumlah
tensi yang ada seperti penerapan konsep dan kebijaksanaan
bauran pemasaran atau marketing mix, yaitu terdiri dari
kebijakan dibidang harga, promosi, distribusi dan produk.
Kebijakan-kebijakan tersebut lebih dikenal
sebagai the fourth's yaitu P'S (Price, Place, Promotion, Product).
Mengenai
konsep marketing mix ini, menurut Philip Kotler dalam bukunya
Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan
dan Pengendalian (2002 : 112), bahwa marketing mix adalah perangkat variabel-variabel
pemasaran terkontrol yang perusahaan gabungan untuk menghasilkan tanggapan yang
diinginkannya dalam pasar sasaran".
Jika perusahaan
telah memutuskan suatu strategi penentuan posisinya di pasar, maka hal tersebut
bahwa perusahaan telah siap memulai
suatu perencanaan yang tersinci mengenai marketing mix. Dengan
demikian maka konsep marketing mix merupakan suatu konsep utama dalam
pelaksanaan pemasaran modern dewasa ini.
Marketing
mix terdiri dari segala tindakan yang
mengakibatkan perusahaan melakukan suatu kebijaksanaan yang sifatnya
mempengaruhi peningkatan permintaan akan produk-produknya di
pasar. Kegiatan yang dilaksanakan
guna mempengaruhi permintaan akan produk-produk perusahaan tersebut,
pada dasarnya mencakup faktor-faktor internal yang
dapat dikendalikan perusahaan sehingga dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk
dijalankan terpadu.
Dalam marketing
mix terdapat empat faktor yang pelaksanaannya dapat dikendalikan perusahaan
yaitu :
1. Produk
Kombinasi pertama dari marketing
mix adalah produk, hal ini disebabkan karena obyek yang utama dari
pemasaran adalah produk. Produk ada yang berupa barang
dan jasa.
Dalam menentukan keputusan tentang produk, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan meliputi :
a. Quality,
yaitu menyangkut suatu barang/ jasa yang dihasilkan oleh produsen
untuk ditawarkan kepada konsumen.
b. Fetures, yaitu
menyangkut tentang penampilan dari produk yang dihasilkan meliputi
faktor kuantitas dan hygiene dari
produk agar dapat menimbulkan daya tarik konsumsi.
c. Options,
yaitu menyangkut tentang kesediaan perusahaan untuk menghasilkan
berbagai produk (produktline)
d. Style,
yaitu menyangkut tentang modal dari produk yang bersangkutan.
Olehnya itu perusahaan harus senantiasa menciptakan
model yang sesuai selera konsumen yang setiap saat
mengalami perubahan.
e. Brand nama, yaitu menyangkut
tentang pemberian mareka pada
produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Pemberian merk
tersebut sedapat mungkin memberikan kesan kepada konsumen.
f. Packaging, yaitu menyangkut
tentang bagaimana cara memberikan pembungkus atau
pengepakan pada produk dengan mempertimbangkan unsur biaya, daya tahan
dan lain-lain yang sasaran utamanya agar pembung kus tersebut
tetap menarik.
g. Produck
line, yaitu menyangkut sejumlah jenis produk yang
dihasilkan oleh perusahaan dengan memperhatikan faktor
mutu, hygiene, ukuran dan lain-lain.
h. Warranty, yaitu menyangkut
jaminan perusahaan akan produk yang dihasilkan. Dengan
demikian konsumen merasa aman dari berbagai kemungkinan yang
tidak diinginkan dalam pemakaian batas waktu yang wajar.
i. Service level, yaitu menyangkut tentang
pelayanan untuk perusahaan dalam menghadapi konsumen misalnya
fasilitas transport yang dapat menunjang dan memperlancar penyerahan
produk ke tangan konsumen. Other service, yaitu menyangkut pelayanan di
luar dari service level misalnya oafter sales service atau dengan
penyediaan spare parts terjamin, serta kesiapan tukar barang
rusak/ baik bila perlu.
2 Price
Kombinasi kedua dari marketing mix adalah menentukan
kebijaksanaan tingkat harga yang tepat bagi perusahaan.
Penetapan harga terhadap suatu produk mengandung resiko
yang sangat besar. Olehnya itu pada beberapa patokan dalam menentukan kebijaksa naan tentang harga yang
meliputi :
a. List
Price, yaitu penyediaan daftar harga barang yang dihasilkan
oleh perusahaan yang tujuannya agar kombinasi antara perusahaan dan konsumen
dapat lebih besar.
b. Discoount,
yaitu untuk pemberian potongan harga kepada langganan dengan
memperhatikan jumlah dan frekuensi dari pembelian barang.
c. Allowance,
yaitu pemberian harga
khusus pada produk tertentu
yang dihasilkan oleh perusahaan dengan maksud untuk memikat
konsumen.
d. Payment
Proidicredit Terms, yaitu dalam penentuan waktu pembayaran/
syara-syarat kredit lainnya yang dapat
dikontrol oleh perusahaan serta dapat menimbulkan keringanan bagi pembeli
(konsumen).
3 Place
Penentuan place dengan tepat akan lebih memudahkan
dilancarkannya program pemasaran secara efektif dan efisien.
Place dalam memasarkan meliputi kegiatan sebagai
berikut :
a. Channel Distribution,yaitu menentukan saluran
distribusi terutama dalam
artian fisik yang
meliputi sasaran penyimpangan/ pemeliharaan dan banyaknya pedagang
perantara yang terdapat dalam channel. Dengan memperhatikan
kedua hal tersebut maka penyaluran barang ke konsumen dapat
lebih dan tepat.
b. Coverage, yaitu
menyangkut tentang pemberian informasi secara cepat dan tepat dari
perusahaan ke konsumen dan sebaliknya. Hal ini dimaksudkan untuk
secepatnya dapat memperoleh informasi atas segala perobahan yang
terjadi terutama dalam lingkungan perusahaan.
c. Outlet lokation, yaitu menyangkut penempatan
lokasi yang merupakan pusat barang untuk dialokasikan ke
berbagai daerah penjualan (konsumen).
d. Sales therry, yaitu menyangkut
jangkauan produk yang dihasilkan oleh perusahaan dengan
memperhatikan klasifikasi tertentu dari pola konsumen misalnya
pendapatan selera dan lain-lain.
e. Inventory levels, yaitu tentang jumlah
persediaan yang harus ada dalam perusahaan pada pedagang perantara
yang tujuannya untuk menjaga timbulnya kekosongan produk di
daerah pemasaran. Kekosongan produk dapat menyebabkan masunya
produk dari perusahaan lain atau hilangnya
kepercayaan konsumen pada perusahaan.
f. Transportations, yaitu menyangkut kelancaran
operasional perusahaan terutama kemampuan perusahaan untuk mengkafer daerah
konsumen sampai jarak terdekat.
4 Promotion
Setiap kegiatan perusahaan yang berhubungan
dengan penyampaian berita mengenai
produk yang dihasilkan kepada konsumen yang dapat dilihat dalam bentuk :
a. Advertising,
yaitu kegiatan komunikasi individu
dengan menggunakan sejumlah biaya melalui cara berbagai media yang
dilakukan oleh perusahaan, lembaga non lembaga
serta individu-individu.
Salah satu pertimbangan utama dalam
pelaksanaan program periklanan
adalah faktor biaya. Berbeda halnya dengan kegiatan publitas
yang disiarkan tanpa memerlukan banyak biaya.
Periklanan dilaksanakan oleh
pihak penjual dan pihak pembeli yang bermotifkan penawaran atas
sesuatu produk, jasa dan secara lisan dan tulisan.
Ada beberapa pertimbangan dalam
menentukan kebijaksanaan periklanan diantaranya sebagai berikut :
- Periklanan merupakan suatu
cara penyampaian yang bernilai ekonomi pada suatu
penawaran produk.
- Periklanan yang merupakan suatu alat
persuasif jadi produsen dapat mengadakan periklanan
untuk membujuk masyarakat agar tertarik untuk mencoba atau
membeli produk yang diiklankan.
- Periklanan merupakan suatu
alat untuk menciptakan image
(kesan).
- Periklanan merupakan suatu
alat untuk
memuaskan keinginan pembeli dan penjual.
b. Personal
selling Sasaran dari kegiatan pemasaran adalah untuk meningkatkan volume
penjualan sehingga dapat menghasilkan laba
maksimal dan akhirnya menciptakan kepuasan konsumen
yang merupakan sasaran jangka panjang.
Persenal selling merupakan
salah satu metode promosi untuk mencapai tujuan tersebut. Metode
ini memerlukan lebih banyak tenaga penjual (salesman). Personal
selling adalah intensifikasi antara individu yang saling bertemu muka
yang tujuannya untuk menciptakan, memperbaiki,
menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling
menguntungkan dengan pihak lain.
D. Pengertian
Penjualan
Sebenarnya laba
yang diperoleh suatu perusahaan merupakan pencerminan diri usaha-usaha
perusahaan yang memberikan kepuasan konsumen. Untuk mencapai hal itu,
perusahaan harus dapat menyediakan dan menjual barang atau jasa yang paling
sesuai menurut konsumen dengan harga yang dapat dijangkau tetapi tidak
merugikan produsen artinya dengan harga yang layak.
Sasaran perusahaan dalam melaksanakan
tugas pokok tersebut serta untuk mencapai tujuan sebagai unit usaha adalah
meningkatkan volume penjualannya, karena penjualan adalah sumber pendapatan
bagi perusahaan.
Stanton, (2000 : 8) memberikan definisi
sederhana tentang penjualan, bahwa penjualan adalah bagian pemasaran itu
sendiri adalah salah satu bagian dari keseluruhan sistem pemasaran.
Pengertian penjualan berarti bahwa
menyerahkan barang atau jasa aktivitas lainnya dalam suatu periode dengan
membebankan suatu jumlah tertentui pada langganan/ konsumen atau pembeli/
penerima barang atau jasa.
Penjualan barang dagangan oleh sebuah
perusahaan dagang biasanya hanya disebut
“Penjualan” (Soemarso, 2002 : 178) jumlah transaksi penjualan yang
terjadi biasanya cukup besar
dibandingkan dengan jenis transaksi yang lain. Beberapa perusahaan hanya
menjual barangnya secara tunai, perusahaan yang lain hanya menjualnya secara
kredit, dan yang lain lagi menjual barangnya dengan kedua syarat jua; beli
tersebut.
Penjualan adalah suatu proses pertukaran
barang dan/ atau jasa antara penjua;l dan pembeli. Tugas pokok adalah mempertemukan
pembeli dan penjual. Hal ini dapat dilakukan secara langsung atau melalui wakil mereka. Fungsi penjualan
mencakup sejumlah fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Fungsi perencanaan
6 Fungsi memberi
kontrak ( contractual function )
7 Fungsi menciptakan
permintaan (demand creation)
8 Fungsi, mengadakan
perundingan (negotiation)
9 Fungsi kontraktual
(contractual fungtion)
Pada umumnya, para pengusaha mempunyai
tujuan untuk mendapatkan laba tertentu (mungkin maksimal), dan mempertahankan
atau bahkan meningkatkannya untuk jangka waktu lama. Tujuan tersebut dapat
direalisasikan apabila penjualan dapat dilaksanakan seperti yang direncanakan.
Dengan demikian tidak berarti bahwa barang dan jasa yang terjual selalu akan
menghasilkan laba. Oleh karena itu pengusaha harus memperhatikan beberapa
faktor-faktor sebagai berikut :
1.
Modal yang diperlukan
2.
Kemampuan merencanakan
6 Kemampuan
menentukan tingkat harga yang tepat
4. Kemampuan memilih
penyalur yang tepat
5. Kemampuan
menggunakan cara-casra promosi yang tepat
6. Unsur penunjang
Perusahaan, pada umumnya mempunyai tiga
tujuan umum dalam penjualan yaitu :
1.
Mencapai tujuan tertentu
2.
Mendapatkan laba tertentu
6 Menunjang pertumbuhan perusahaan.
E. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Peningatan Penjualan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
peningkatkan minat konsumen sebagai
salah satu bagian daripada peningkatan volume penjualan, Agus Maulana
dalam bukunya Manajemen Pemasaran Modern, (2000 : 157) mengemukakan bahwa
strategi pemasaran adalah pernyataan pokok tentang dampak yang diharapkan akan
dicapai dalam hal permintaan pada pasar target tertentu. Peningkatan pemasaran
mengharuskan para manager untuk memuasatkan perhatian pada empat tugas untuk
dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan :
1. Analisis
kesempatan pasar
2. Pemilihan pasar
sasaran
3. Pengembangan
bauran pemasaran
4. Manajemen
pemasaran
Philip Kotler dalam bukunya Manajemen
Pemasaran, (2002: 96) menyatakan bahwa yang mempengaruhi peningkatan penjualan
adalah logika pemasaran dan berdasarkan hal itu, unit bisnis diharapkan untuk
mencapai sasaran-sasaran pemasarannya. Peningkatan penjualan terdiri dari
pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran dalam hubungannya dengan keadaan
lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan dalam pemasaran.
Kalau Sofyan Assauri (2002: 15)
menerangkan bahwa peningktan perilaku konsumen adalah sebagai usaha untuk
menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang
tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan kondisi
komunikasi yang tepat.
Berdasarkan uraian maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa perilaku konsumen merupakan serangkaian tujuan dan sasaran,
kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu
ke waktu, pada masing-masing angkatan dan acuan serta alokasinya, utamanya
sebagai tanggapan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang
selalu berubah-ubah setiap saat.
Simorangkir, (2001 : 48) memberikan
definisi tentang perilaku konsumen adalah merupakan suatu keputusan terpadu
(marketing mix)
yang diteliti
keseimbangannya dan diberikan identitasnya yang jelas agar sasaran tercapai dan
dapat meningkatkan usaha kecil..
Beberapa definisi di atas, bahwa strategi
pemasaran memang perlu ditetapkan, agar produk yang akan dilemparkan ke pasar
tidak lagi memili sasaran yang akan dicapai, tetapi yang terpenting, yaitu :
1. Produk yang akan
dipasarkan telah dikenal oleh masyarakat umum yang disertai dengan penyuluhan.
2. Lokasi dimana
perusahaan berproduksi tidak menyulitkan bagi konsumen. Untuk mendapatkan
kredit.
3. Kualitas produk
terjamin dan telah mendapat pengakuan dari masyarakat umum.
4. Sumber daya
manusia yang digunakan sebagai tenaga kerja sudah terdidik dan terlatih,
sehingga tidak dikhawatirkan lagi tentang service dan pelayanan kepada konsumen
tidak diragukan lagi.
5. Dapat memberikan
kepuasan kepada konsumen terhadap produk yang ditawarkan kepada konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofyan, 2001, Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Analisis, Edisi Kedua, Balai Penelitian Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta.
Kotler, Philip, 2001, Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan dan Pengendalian, Terjemahan Jaka Wasana, 2000, Edisi kelima, Cetakan Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Nitisemita, Alex, S, 2000, Azas - Azzas Marketing, Edisi Ketiga, Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Sugarda, B. Yanti, 2000, Kerangka Strategi Perusahaan, Penerbit Manajemen dan Usahawan Indonesia, Edisi ke 21, Jakarta.
Simurangkir, 1998, Marketing Praktis, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Stanton, W.S, 1997, Marketing Praktis, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Liberty Yogyakarta.
Soemarso, SR, 1999, Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga, Cetakan Kedua, Penerbit Alumni, Bandung.
Swastha, Basu, dan Irawan, 2000, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua, Cetakan Kedua, Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Winardi, 1999, Azas - Azas Marketing, Cetakan Ketiga, Edisi Kedua, Penerbit Alumni, Bandung.