Upaya pembangunan di berbagai bidang yang
dilakukan pemerintah dewasa ini adalah dalam rangka mewujudkan masyarakat adil
dan makmur dengan cara melibatkan berbagai pihak untuk ikut serta berperan
dalam pembangunan tersebut, sehingga dampak yang ditimbulkan adanya persaingan
yang semakin ketat diantara perusahaan-perusahaan mulai dari penggunaan sarana,
kecepatan menguasai pangsa pasar sampai kepada peningkatan sumber daya manusia
yang merupakan komponen-komponen utama agar perusahaan dapat mempertahankan
kelangsungan hidup aktivitasnya.
Komponen-komponen utama yang dimaksudkan
diatas, yakni dapat berjalan dengan baik, jika manajemen perusahaan melakukan
suatu pengkajian yang rasional dan mendalam dengan menitik beratkan pada tujuan
yang hendak dicapai, dengan kemampuan yang dimiliki, maka perusahaan harus
mengantisipasi persaingan dan menguasai pangsa pasar, sehingga dalam
merealisasikan hal diatas perusahaan harus memperhatikan dua faktor, yakni (1)
faktor internal yang merupakan faktor yang berasal dari dalam perusahaan berupa sumber-sumber daya yang
dimiliki; (2) faktor eksternal yang merupakan faktor yang berasal dari luar
perusahaan berupa pesaing dan kondisi pasar,sehingga akan nampak bahwasanya
perusahaan tidak hanya sekedar mengejar hasil semata, tetapi bagaimana hasilnya
dapat berdaya guna dan berhasil guna. Hal ini cukup mengantar perusahaan pada
perolehan keuntungan yang maksimal sebagai hakekat dari pada tujuan
didirikannya perusahaan, di samping untuk memperdaya tenaga kerja.
Sistem dan prosedur yang digunakan
perusahaan dalam memuat barang antar pulau dan luar pulau yang berarti
menggunakan suatu rangkaian yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya,
sehingga pelaksanaan pengiriman barang secara sistimatis dan prosedural dapat
terlaksana dengan baik.
Jaringan perusahaan bukannya antar pulau
tapi adakalanya ke luar negeri mengadakan transaksi pengiriman barang, karena
perusahaan membangun sistem kepercayaan
kepada pelanggan baik pelanggan baru maupun pelanggan lama tetap menghendaki
PT. XXX sebagai rekanan bisnis untuk kirim barang melalui laut.
Perusahaan yang bergerak dalam bidang
pengiriman barang barang antar pulau dan luar negeri yang melaksanaka aktivitasnya
sesuai dengan latar belakang keberadaan perusahaan mengutamakan pelayanan,
keamanan barang dan tepat waktu sampai pada tujuan. Dengan menurangi
keterlambatan pengiriman barang perusahaan mengadakan pencatatan yang menganut
sistem dan prosedur pengiriman barang agar barang yang lebih duluan masuk tetap
menjadi prioritas utama dalam pengiriman barang.
PT. XXXX (Persero) Cabang Makassar sebagai perusahaan yang bergerak
dibidang jasa transportasi laut telah menyediakan beberapa jasa pelayanan yang
merupakan objek pendapatan. Salah satu jasa pelayanan laut dengan menggunakan
kapal sendiri yang menjadi sumber pendapatan yang cukup besar adalah jasa
pelayanan peti kemas (Container Inventory Control), yang mana faktor internalnya meliputi tingkat
kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki dalam melakukan pengololaan jasa,
yang sipatnya kedalam perusahaan, sedangkan faktor eksternalnya adalah
pemenuhan kebutuhan melalui tingkat pelayanan yang diberikan kepada pengguna
jasa, sehingga perhatian kepada dua faktor tersebut sasarannya tidak lain
adalah memporoleh keuntungan yang maksimal dengan keseimbangan antara kegiatan
dengan tenaga kerja dengan meminimalkan biaya yang dipergunakan, sehingga bisa
memperoleh keuntungan yang diharapkan..
Tarif jasa pelayanan peti kemas/Container
Inventory Control (CIC), adalah salah satu unsur penting dari internal
perusahaan yang dikololah oleh divisi pelayanan petikemas, dimana dalam proses
penetapan tarif jasa tersebut sangat diperlukan suatu pengkajian yang akurat
dan objektif mulai dari waktu atau lamanya penyimpanan barang, sistem pemuatan
dan pembongkaran barang, serta biaya masing-masing jenis petikemas, yang
kesemuanya ini bertujuan agar nilai jasa terhadap konsumen tetap memuaskan,
sehingga kelancaran arus bongkar muat dapat berjalan secara berkelanjutan (Sustainable )mengingat pentingnya usaha
pelayanan antar pulau, maka perusahaan PT. XXX (Persero) Cabang
Makassar memperdaya tenaga kerja dan modal yang dimilikinya..
Peruahaan menganut pencatatan yang
disertai dengan sistem dan prosedur pengiriman barang bahwa perusahaan tidak
akan mengalami suatu celaan terhadap konsumen terhadap barang yang akan dikirim
sebab harus sesuai dengan urut-urutan barang terdaftar pada buku pencatatan dengan
menggunakan penomoran pada label barang.
Perusahaan pelayaran bongkar muat antar
pulau, karena di Kota Makassar sebagai Kota Angin Mammiri dan juga kota yang
paling strategi dari segala penjuru, sehingga sangat cocok bagi pengusaha dalam
hal pengangkutan mengadakan transaksi bongkar muat melalui laut antara pulau
khususnya di Kota Makassar.
A. Pengertian Sistem
dan Prosedur
Sistem dan prosedur yang sesuai dengan
kegiatan manajemen maka sistem akuntansi harus menjamin tersedianya data-data
yang dibutuhkan oleh para manajemen dalam mengarah kan kejadian perusahaan dan
dalam memberikan laporan kepada pemilik, para kreditur dan juga pihak-pihak
lain yang berkepentingan, atau dapat menjamin tersedianya data kepada pemakai
laporan menurut Moekijat, Sistem Informasi Manajemen, (2001 : 115). Oleh sebab
itu suatu sistem akuntansi yang direncanakan secara tepat harus menetapkan
antara lain pengumpulan pencatatan dalam bentuk pelaporan data-data secara
efisien, pengukuran dari semua tahap operasi-operasi suatu perusahaan,
pemberian wewenang dan tanggung jawab serta pengecekan dari
kemungkinan-kemungkinan kesalahan dan penggelapan.
Prosedur dalam suatu sistem biasanya
mempunyai hubungan yang erat dan saling mempengaruhi sehingga sulit untuk
dipisahkan sendiri-sendiri. Keadaan ini akan berakibat jika salah satu prosedur
itu dirubah maka biasanya prosedur lainnya akan terpengaruh sehingga perlu juga
untuk di pertimbangkan. Karena jenis,
bentuk dan besarnya perusahaan itu tidak sama, maka sistem akuntansi yang akan
disusun untuk suatu perusahaan akan tidak sama dengan perusahaan lain, dalam
hal ini perlu diperhatikan sifat-sifat khusus masing-masing perusahaan.
Sebelum menguraikan sistem dan prosedur
lebih lanjut, berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian atau definisi dari pada sistem dan prosedur yang
disimpulkan beberapa ahli.
Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (2001: 950), menyatakan bahwa sistem adalah perangkat dari
unsur-unsur yang secara teratur saling berkaitan satu sama lainnya sehingga
dapat membentuk suatu totalitas.
Moekijat, dalam bukunya Sistem Informasi
Manajemen, (2001 : 157), menyatakan bahwa "sistem adalah suatu
susunan secara teratur dari pada kegiatan-kegiatan yang saling
bergantung dan prosedur-prosedur yang berhubungan saling melengkapi dan
memudahkan pelaksanaan pekerjaan dari suatu kegiatan organisasi yang penting.
Gordon B. Davis, Sistem Informasi
Manajemen, (2001 : 67), mengatakan bahwa Sistem dapat abstrak maupun fisik.
Sebuah sistem abstrak adalah suatu susunan yang teratur mengenai gagasan atau
konsepsi yang saling bergantung. Sebuah sistem fisik terdiri dari bagian-bagian
saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai sasaran atau
maksud.
Selanjutnya, oleh Soegarda Poewodarminta,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2001
329), menyatakan bahwa sistem adalah suatu keseluruhan rangkaian yang
sudah tersusun dari berbagai bagian.
Berdasarkan definisi tersebut di atas,
maka berarti bahwa sebuah sistem bukanlah seperangkat unsur yang tersusun
secara tak teratur, tetapi terdiri dari unsur-unsur yang dapat
dikenal sebagai saling melengkapi karena satu-satunya maksud dan tujuan
atau sasaran sudah tertentu. Dalam hubungan ini dapat dilihat dengan
keterkaitan dengan satu sama lainnya yang saling melengkapi sistem itu yang
berlaku.
Selanjutnya, syarat-syarat sistem dan
prosedur dalam pengertian untuk dapat memberikan pelayanan kepada konsumen yang
membutuhkan sebagai berikut :
- M u r a h
- A m a n
- C e p a t
Mengenai pentingnya prosedur yang sering
disebut untuk apa ada lagi prosedur, yaitu sebagai salah satu alat untuk
pengawasan, maka apabila seseorang pimpinan perusahaan perlu menyadari akan hal
itu hampir dapat dipastikan bahwa salah satu sebab adanya kekeliruan maupun
kecurangan-kecurangan akan segera dapat diatasi sehingga segala macam akibat
yang akan timbul dan berhubungan dengan kekeliruan, kecurangan, penyelewengan
akan dapat dikurangi.
Prosedur mangandung arti secara
keseluruhan ialah yang harus ditempuh mulai dari awal sampai dengan akhir
dengan kata lain prosedur dapat menggambarkan tahap-tahap yang akan dilalui
dalam pelaksanaan sesuatu tugas. Berikut ini penulis mengemukakan batasan
prosedur yang dikemukakan oleh Zaki Baridwan, Sistem Informasi Manajemen, (1998
: 31) menyatakan bahwa prosedur ialah suatu urut-urutan pekerjaan kerani
biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk
menjamin adanya keperluan yang seragam terhadap transaksi perusahaan yang
sering terjadi.
Berdasarkan pengertian di atas, jelas
bahwa prosedur itu adalah suatu urutan pekerjaan, suatu rel atau jalur yang
harus dilalui untuk mencatat kegiatan suatu perusahaan.
B.
Pengertian Jasa Angkutan Laut
Jasa angkatan laut dapat diartikan
sebagai suatu perbuatan yang diberikan seseorang kepada orang lain yang berguna
dan mempunyai nilai dalam memenuhi kebutuhan bagi yang diberikan jasa pengguna
anggkatan laut. Jadi jasa lebih bersifat moral yang diperlihatkan seseorang
melalui tindakan perbuatannya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan
Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(1999: 213) bahwa :jasa adalah perbuatan yang baik atau berguna dan
bernilai tinggi bagi orang lain, negara dan instansi.
Pengertian ini lebih diarahkan pada suatu
bentuk perbuatan apakah apakah itu perbuatan sikap dan perilaku maupun bentuk
kerja yang dihasilkan seseorang tempat ia bekerja dan dirasakan punya nilai dan
sangat berguna.
Pendapat para ahli juga umumnya memberikan pengertian jasa sebagai suatu
kegiatan yang bermamfaat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain dengan maksud
memenuhi kebutuhan atas pihak yang ditawarkan .
Hal ini dapat dilihat apa yang dikatakan
Philip Kotler, Sistem Perpadua Informasi,
(2001: 198) yang dikutip pendapatnya oleh Heryati Purnomo, bahwa jasa
adalah setiap kegiatan atau mamfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak
lain dan pada dasarnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan
sesuatu,proses produksinya mungkin dan mungkin juga tidak dikaitkan dengan
suatu produk fisik.
Pengertian Philip Kotler Sistem Perpadua
Informasi, (2001: 198) mengartikan jasa kedalam ilmu pemasaran, sehingga nampak
bahwasanya jasa adalah nilai perbuatan yang dapat disangguppi seseorang kepada
orang lain yang membutuhkan jasa tersebut, sehingga jasa dapat berbentuk barang
dapat pula tidak. Namun pada prinsipnya tidaklah berwujud, karena unsure
kerelaan dan kesediaan yang paling dominan.
Kemudian oleh William J. Stanton, Analisa
Transportasi Laut, (2000: 219) mendefinisikan, bahwa jasa adalah kegiatan yang
dapat diidentifikasi secara tersendiri yang pada hakekatnya tidak teraba
(Intangible) yang merupakan pemenuhan kebutuhan dan tidak harus terikat pada
penjualan produk atau jasa lain dan untuk menghasilkan jasa mungkin perlu atau
mungkin pula tidak diperlukan benda nyata akan tetapi sekalipun penggunaan
benda, namun tidak terdapat adanya pemindahan hak milik atas benda tersebut.
Dari definisi jasa yang dikaitkan dengan
ilmu pemasaran di atas, maka dapat disimpulkan, bahwasanya jasa mempunyai ciri
ciri, yaitu:
1. Tidak teraba atau tidak berwujud. Hal ini
disebabkan karena jasa tidak dapat
dilihat diraba,atau dicium dan pihak yang menerima jasa tersebut tidak
dapat mengambil suatu sampel sebelum ada transaksi pembelian
2. Tidak terpisahkan. Jasa disini diartikan
sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari pribadi penjualan dan jasa tertentu
harus digunakan habis pada saat bersamaan.
3. Cepat hilang. Jasa cepat hilang dan tidak
dapat disimpan, karena pasaran jasa berubah ubah menurut musim, menurut hari
dalam seminggu atau jam dalam sehari hari.
Istilah pelayanan sering diikuti dengan kata jasa, karena pelayanan
lebih bersifat operasional yang umpan baliknya berupa penghasilan, sedangkan
jasanya adalah perbuatan atau kinerjanya dari yang memberikan pelayanan.
Kata pelayanan sudah mencakup unsure atau orang dan tata cara, sehingga
pelayanan sebagai suatu bentuk pekerjaan yang diberikan seseorang kepada orang
lain yang membutuhkan pelayanan,berarti ada pula unsur prestasi atau hasil yang
diperlihatkan.
Ini sesuai dengan apa yang dikatakan Abdul Rahman, Manajemen Perkantoran
Modern, (2000 : 200) menyatakan bahwa Pelayanan adalah suatu
pekerjaan atau prestasi yang dikorbankan atau dilakukan atau dilakukan untuk
memenuhi permintaan kebutuhan-kebutuhan orang lain atau untuk memenuhi
permintaan yang ada.
Pelayanan menurut Abdul Rahaman, Manajemen Perkantoran Modern, (2000:
201) nampak adanya suatu perbuatan aktivitas yang diberikan seseorang kepada
orang lain diakibatkan adanya kebutuhan, dimana pemberian aktivitas tersebut
mengandung nilai ekonomi sebagai sesuatu yang dikorbankan dengan harapan adanya
umpan balik berupa nilai uang sebagai penghasilan.
Jadi jelas, bahwa pelayanan tergantung pada dua hal,pertama adalah yang
memberikan pelayanan, dimana dalam aktivitasnya berupaya menciptakan suatu
pekerjaan yang bermamfaat bagi yang membutuhkan nya.Kemudian kedua adalah pihak
yang dilayani,dimana dapat merasakan daripada apa yang menjadi
kebutuhannya.untuk itu pelayanan mengandung unsur manusia dan tata cara,
seperti dalam istilah dalam pelayanan jasa ”
Pelayanan adalah perihal atau cara melayani”.
Pelayanan yang menyangkut masalah pemenuhan kebutuhan, maka biasanya
yang memberikan penyediaan sarana, misalnya yang dilakukan oleh PT. Jakarta Lloyd (Persero) Cabang Makassar yang
bergerak dibidang jasa, salah satunya adalah jasa pelayanan peti kemas, dimana
pengguna jasa diberikan suatu tempat atau wadah Khusus untuk menyelenggarakan
kegiatan bongkar muat dengan harapan supaya kegiatan bongkar muat dapat
berjalan lancar.
Sementara pelayanan dihubungkan dengan penyelenggaraan pemerintah,
peleyanan mempunyai beberapa beberapa bentuk yang menurut Muh.Yunus,
Administrasi Modern, (1998: 187) adalah:
1. Pelayanan umum (public
service)
2. Pelayanan mengandung nilai
(public utility)
3. Pelayanan untuk menjaga dan meningkatkan
pertumbuhan usaha. Masyarakat
Pelayanan umum sifatnya berdasarkan
undang –undang atau peraturan
dan
mau tidak mau harus dilaksanakan, seperi pelayanan KTP dan sertifikat tanah.
Kemudian pelayanan yang mengandung nilai kebersamaan antara masyarakat dengan
yang menyediakan pelayanan,seperti pelayanan air minum (air bersih), dimana
masyarakat ikut bertanggung jawab didalamnya melalui pembayaran iura.sementara
pelayanan menjaga dan meningkatkan pertumbuhan usaha masyarakat biasanya
pelayanan yang diberikan pemerintah dalam bentuk penyuluhan,sarasehan dan
sekaligus memberikan bantuan.
C. Pengertian Pengiriman Barang
Pengusaha biasanya mengirim barang baik
melalui laut maupun melalui udara untuk mempercepat proses penerimaan barang
dalam waktu singkat, sehingga barang dagangan tidak mengalami keterlambatan
tiba pada alamat dan tujuan.
Pada umumnya semua kegiaatan dalam
pengawasan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan sebagaimana yang telah
direncanakan sebelumnya. Demikian pula halnya dengan tujuan dijalankannya
pengiriman barang, kalau menurut R. Soemita
Adikoesumah, Ke Sekretariatan dan Administrasi Per Kantoran, (2000 :
121), mengemukakan tujuan internal control, sebagai berikut :
1. Membantu manajemen dalam pelaksanaan
administrasi pada perusahaan yang efektif dan efisien dalam melaksanakan
pengiriman barang untuk menentukan kebijaksanaan kerja organisasi.
2. Memberitahukan
dan bila perlu membetulkan cara kerjanya agar lebih efektif dan efisien.
3. Menentukan
tingkat kebenaran data akuntansi yang dibuat dan keefektifan prosedur intern.
4. Menentukan
sampai sejauhmana perlindungan, pencatatan, dan pengawasan terhadap kekayaan
organisasi yang mungkin dapat menyebabkan kecurian.
Untuk mencapai tujuan ini, maka
pengiriman barang dilakukan pada obyek-obyek yang memungkinkan tercapainya
tujuan tersebut, terhadap :
1. Jumlah hasil
kerja, yaitu banyaknya (kuantitas) daripada hasil yang telah dicapai dalam
suatu proses pelaksanaan kegiatan.
2. Mutu hasil kerja,
yaitu tinjauan dari segi kaulitas dari pada hasil yang telah dicapai.
3. Pegawai, dalam bidang ini sasarannya
adalah untuk mengetahui kesungguhan, kerajinan dan kecakapan kerjanya.
4. Uang
yaitu, dimana obyek ini sangat penting artinya dan yang menjadi sasaran kontrol
adalah apakah pemakaian uang itu sah dan telah dilaksanakan secara efisien atau
tidak.
5.
Barang pembekalan, obyek ini menyangkut pembelian, penggunaan dan
pemeliharaan barang-baramnh inventaris, apakah telah dilakukan dengan baik sesuai
dengan ketentuan atau belum.
6. Ruang
kerja, apakah ruang kerja ini sudah ditata dan dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya atau tidak.
7. Waktu,
dari pengiriman barang ini maka yang menjadi sasaran utama adalah apakah waktu
yang dipergunakan dalam setiap waktu kerja itu untuk kepentingan organisasi
atau tidak.
8. Metode
kerja, yang tenjadi sasaran dengan obyek ini adalah apakah metode kerja yang diterapkan oleh
pimpinan organisasi telah dilaksanakan oleh aparat operasional dengan tepat
atau tidak.
Pelaksanaan pengiriman barang pada dasarnya
adalah merupakan suatu sistem daripada pelaksanaan pengawasan secara
keseluruhan, dimana berdasarkan rumusan-rumusan tentang pengiriman barang
dapatlah dikemukakan bahwa mekanisme kerja dalam pengiriman barang, yang
dilaksanakan perusahaan sebagai berikut :
1.
Rencana organisasi terkontrol dan terkoordinasi
2. Methode dan
ketentuan-ketentuan yang terkoordinir
untuk melindungi harta milik perusahaan.
3.
Personalia.
4.
Kebiasaan-kebiasaan (praktek) yang sehat.
Sehubungan dengan tersebut, maka rekening
yang baik harus dapat memenuhi hal-hal, sebagai berikut :
1. Membantu dan
mempermudah penelusuran barang bila tidak sampai pada tujuan.
2. Meliputi
kontrol dengan pencatatan dan pembukuan dapat diperlukan untuk dapat
menggambarkan dengan baik serta teliti harta-harta milik perusahaan,
hutang-hutang, pendapatan-pendapatan, laba, harga pokok dan biaya-biaya yang
harus diperinci sehingga memuaskan dan berguna bagi manajemen didalam melakukan
pengawasan operasi perusahaan.
3. Menguraikan dengan teliti dan singkat
apa yang harus dimuat didalam setiap pencatatan.
D. Pengertian dan Jenis - Jenis Peti Kemas
Peti kemas adalah peti yang terbuat dari logam atau aluminium yang
berbentuk segi empat yang secara umum dapat diartikan sebagai gudang kecil
berjalan atau bergerak dari satu tempat ke tempat lain sebagai akibat adanya
angkutan oleh WJ. Stanton, Analisa Transfortasi Laut, (2000, 201).
Peti kemas/ Container Inventory Control (CIC) dapat memuat semua jenis barang produksi
industri maupun pertanian dan mempunyai daya tampung muatan yang cukup tinggi
volumenya atau sesuai dengan bwsarnya peti emas tersebut, disamping barang bisa
tahan lama juga dapat menjamin kerusakan barang (pemilik barang)..
Peti kemas yang umum di gunakan digunakan dalam pelayaran dar Indonesia
mempunyai bermacam macam ukuran yaitu :
1. Ukuran 2,5 x
2,5 x 6,0 meter yang biasa disebut 20 Feet container, yang berkapasitas 15 ton.
2. Ukuran 2,5 x
2,5x 12 meter yang biasa disebut 40 Feet container, yang berkapasitas 25 ton.
Peti kemas/Container Inventory Control (CIC) secara umum dapat
digambarkan sebagai gudang kecil bagian yang digunakan mengangkut barang,
merupakan perangkat perdagangan sekaligus merupakan sistem komponen dari pada
pengangkutan.
Sistem pengangkutan Container Inventory Control (CIC) telah berkembang
didunia sebagai bagian dari perkembangan teknologi maju yang mencari upaya
untuk mendapatkan efisiensi yang lebih tinggi,sehingga peti kemas tidak lain
adalah sebuah wadah atau peti besar yang berukuran tertentu sebagai tempat
menyimpan barang yang dimuat oleh kapal.
Adapun jenis-jenis peti kemas yang umum digunakan untuk perdagangan
internasioanal adalah :
1.
Dry Cargo Container
Peti kemas ini mengangkut container
cargo (muatan umum), seperti barang berkolontong dan kering yang memerlukan
perlakuan khusus.
2.
Hard Top Container
Jenis ini nama lain dari peti kemas Dry Cargo Container.
3.
Reefer Container
Digunakan khusus mengangkut barang yang
perlu pendinginan atau beku,seperti daging , ikan,udang atau komoditi tertentu.
4.
Soft Top Container
Container Inventory Control (CIC) terbuka
pada bagian atas,dimana muatan dimasukkan dan dikelurakan dan menggunakan
tarpal sebagai pelindungnya.jenis barang yang dimuat terdiri dari barang barang
berat dan tidak terlalu besar,baik di bungkus maupun dikirim dalam keadaan
loose,seperti mesin atau generator pembangkit listrik ukuran kecil
5.
Open Top Side Container
Container Inventory Control (CIC)
bagian atas dan sisinya terbuka seperti geladak dengan empat tiang sudut dan
empat pengunci pada puncak keempat tiang tersebut.
6.
Flat Rack Container
Jenis container yang hanya terdiri dari
landasan saja dan digunakan mengangkut barang berat seperti besar yang dimuat
lewat atas.
7.
Open Side Container
Container Inventory Control (CIC) ini
pintunya berada disamping memanjang dari ujung ke ujung,tidak di beri daun
pintu melainkan tarpal dan biasanya digunakan untuk mengangkut muatan tertentu
yang panjang yang pemuatannya tidak dapat dilakukan dari bagian belakang.
Analisis laporan keuangan seperti
disebutkam untuk mengetahui kondisi
atau keadaan keuangan perusahaan dan hasil-hasil yang telah dicapai pada
suatu saat atau tanggal tertentu. Dengan demikian para analisis di dalam
melakukan analisis akan membutuhkan laporan keuangan perusahaan dalam suatu
periode tertentu untuk mengetahui perusahaan mengalami peningkatan/ penurunan
keuntungan, bahkan dalam beberapa periode sebagai bahan perbandingan.
Warsono, Dasar-Dasar Perpajakan, (2003
; 35) analisis yang dinyatakan dalam persentase, akan membantu analisis dalam
memahami kondisi keuangan serta hubungan keuntungan perusahaan antara biaya
dengan penjualan dari suatu perusahaan. Prosentase tersebut dapat dihubungkan
dengan total, baik total aktiva/ passiva maupun total penjualan atau terhadap
tahun dasar dari periode-periode yang akan dianalisis. Dengan lapoean keuangan
dalam persentase para analisis keuangan dapat dengan cepat menegetahui
perkembangan daripada posisi keuangan serta hasil-hasil keuangan yang telah
dicapai oleh suatu perusahaan.
Warsono, Dasar-Dasar Perpajakan, (2003
: 35) jika laporan keuangan itu dinyatakan sebagai prosentase dari tahun dasar
dari periode-periode yang akan dianalisis, maka laporan keuangan itu disebut
index statement, sedangkan bila laporan keuangan tersebut dinyatakan sebagai
prosentase dari pada total aktiva/ passiva atau total penjualan, maka laporan
keuangan itu disebut common size statement
1. Tehnik Pelaporan
Warsono,
Dasar-Dasar Perpajakan, (2003 : 37)
analisis prestasi uatu tehnik analisis keuangan untuk mengetahui keadaan
keuangan atau posisi keuangan suatu perusahaan, apakah menunjukkan keadaan
naik, turun atau tetap. Jadi analisis indeks, analisis keuangan dapat
mengetahui trend yang menunjukan hubungan antara masing-masing pos dalam neraca
laporan rugi/ laba dan periode-periode yang di analisis.
Tehnik dalam analisis ini, adalah
masing-masing pos dalam neraca dan laporan rugi/ laba yang menjadi tahun dasar
di berikan indeks seratus. Kemudian pos-pos dari neraca rugi/ laba untuk
periode selebihnya dihubungkan dengan pos yang sama pada neraca dan laporan
rugi/ laba yang menjadi tahun dasar, dengan cara membagi jumlah rupiah
masing-masing pos dalam periode-periode yang dianalisis dengan jumlah rupiah
dan pos yang sama pada periode yang menjadi tahun dasar kemudian diali seratus.
Dengan analisis tingkat prestasi keuntungan (terjadi) akan saat dilihat kecenderungan
dari masing-masing pos dalam neraca dan laporan rugi/laba, apakah menunjukkan
kecenderungan menurun, meningkat atau tetap, atau dengan kata lain apakah
kecenderungan yang ditunjuk oleh masing-masing pos dalam neraca dan laporan
rugi/ laba tersebut menguntungkan atau tidak menguntungkan.
2. Common Size
statament
Soegarda,
Azas-Azas Pelayaran Niaga Pelabuhan, (2001 : 23) analisis common size
memperhatikan atau menunjukkan sejauhmana pengaruh dari perubahan-perubahan
tersebut terhadap totalnya, baik total aktiva/passiva maupun total penjualan.
Analisis common size adalah tehnik analisis keuangan untuk mengetahui perubahan
dari masing-masing pos dalam neraca terhadap total aktiva/ passiva dan
masing-masing pos dan laporan rugi/ laba terhadap total penjualan.
Tehnik
dalam analisis ini, adalah total aktiva/ passiva serta total penjualan di
berikan indeks seratus, kemudian pos dalam neraca dibagi dengan total aktiva/
passiva dan masing-masing pos dalam laporan rugi/laba dengan total penjualan
dikali dengan seratus.
Apabila
laporan keuangan disajikan dalam prosentase yaitu masing-masing pos dalam
laporam rugi/ laba terhadap total penjualan, maka akan diperoleh suatu dasar
atau ukuran umum yang dapat digunakan sebagai pembanding. Analisis common size
untuk meraca akan memperlihatkan investasi pada masing-masing aktiva serta
distribusi daripada utang dan modal sendiri, sedangkan laporan rugi/ laba akan
memperlihatkan harga pokok, biaya-biaya dan laporan rugi/ laba terhadap total
penjualan.
3. Laporan Keuangan
Utama
Neraca adalah
suatu daftar yang memuat secara terperinci semua aktiva, kewajiban perusahaan
serta modal pemilik pada waktu tertentu. Jadi neraca merupakan informasi
mengenai posisi keuangan perusahaan yang dapat menunjukkan perusahaan mengalami
peningkatan/penurunan keuntungan. Dari neracalah pemilik perusahaan dapat
mengetahui beberapa kekayaan perusahaan dan berapa utang usaha yang harus
dilunasi. Melalui neraca pulalah kreditor dapat mengetahui kesanggupan
perusahaan untuk membayar utangnya.
Pengertian
neraca menurut Weston, Analisa Keuangan, (2002 : 39) neraca adalah laporan
keuangan yang menggambarkan posisi keuangan suatu organisasi pada suatu periode
tretentu.
Aktiva
adalah jumlah harta/ kekayaan yang dimiliki perusahaan, sedangkan passiva
adalah jumlah kewajiban-kewajiban perusahaan atau sumber yang digunakan untuk
memperoleh aktivs tersebut. Setiap catatan dalam neraca menyebutkan macam
harta, utang dan modal disebut pos neraca.
Soegarda,
Azas-Azas Pelayaran Niaga Pelabuhan, (2001 : 30) dalam prinsip-prinsip
Akuntansi Indonesia, pos-pos neraca hendaknya dikelompokkan sebagai berikut :
Kelompok
aktiva terdiri dari :
1. Aktiva lancar
2. Aktiva tetap
3. Aktiva tak
berwujud
Kelompok
aktiva terdiri dari :
1. Kewajiban lancar /
jangka pendek
2. kewajiban jangka
panjang
4. Modal pemilik
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki, 1998, Sistem Informasi Manajemen, Edisi Revisi, Penerbit Balai Pustaka, Jakarta.
Kotler, Philip, (2001) Sistem Perpaduan Informasi, Edisi Pertama, Cetakan Kduabelas, Slemba Empat Jakarta,
Moekijat, 2001, Sistem Informasi Manajemen, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Erlangga, Yogyakarta.
Poerwodarminta, 1999, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Revisi, Balai Pustaka, Jakarta.
Poerdarmnta, 2001, Tata Laksana Kantor (Manajemen Per Kantoran), Mandar Maju, Bandung.
Rahman, Abdul, 2000, Manajemen Per Kantoran Modern, Cetakan ke-1 Binarupa Aksara, Jakarta.
Soemarso, SR, 1998, Sistem Informasi Manajemen Untuk Pengambilan Keputusan, Penerbit Gunung Agung, Jakarta.
Soegarda, P, 2001, Azas – Azas Pelayanan Niaga Pelabuhan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
Stanton, William, J , 2000, Prinsip Pemasaran, Jilid II, Edisi Kelima, Terjemahan Sadu Sundari, Erlangga, Jakarta.
Soemita, R, 2000, Ke Sekretariatan dan Administrasi Per Kantoran, seri ke-3, Ghalia Indonesia, Jakarta..
Yunus, M, 1998, Administrasi Modern, Cetakan ke-1 , CV. Titik Terang, Jakarta.
Warsono, 2003, Dasar-Dasar Perpajakan, Edisi Ketujuh, Pustaka Jaya, Jakarta.
Weston, 2002, Analisa Keuangan, Cetakan Kesepuluh, Ghalia Indinesia, Jakarta,