Powered By Blogger

Selasa, 21 Februari 2017

Pengertian dan Jenis - Jenis Peti Kemas

Peti kemas adalah peti yang terbuat dari logam atau aluminium yang berbentuk segi empat yang secara umum dapat diartikan sebagai gudang kecil berjalan atau bergerak dari satu tempat ke tempat lain sebagai akibat adanya angkutan oleh WJ. Stanton, Analisa Transfortasi Laut, (2000, 201).
      Peti kemas/ Container Inventory Control (CIC)  dapat memuat semua jenis barang produksi industri maupun pertanian dan mempunyai daya tampung muatan yang cukup tinggi volumenya atau sesuai dengan bwsarnya peti emas tersebut, disamping barang bisa tahan lama juga dapat menjamin kerusakan barang (pemilik barang)..
      Peti kemas yang umum di gunakan digunakan dalam pelayaran dar Indonesia mempunyai bermacam macam ukuran yaitu :
1. Ukuran 2,5 x 2,5 x 6,0 meter yang biasa disebut 20 Feet container, yang berkapasitas 15 ton.
2. Ukuran 2,5 x 2,5x 12 meter yang biasa disebut 40 Feet container, yang berkapasitas 25 ton.
      Peti kemas/Container Inventory Control (CIC) secara umum dapat digambarkan sebagai gudang kecil bagian yang digunakan mengangkut barang, merupakan perangkat perdagangan sekaligus merupakan sistem komponen dari pada pengangkutan.
      Sistem pengangkutan Container Inventory Control (CIC) telah berkembang didunia sebagai bagian dari perkembangan teknologi maju yang mencari upaya untuk mendapatkan efisiensi yang lebih tinggi,sehingga peti kemas tidak lain adalah sebuah wadah atau peti besar yang berukuran tertentu sebagai tempat menyimpan barang yang dimuat oleh kapal.
      Adapun jenis-jenis peti kemas yang umum digunakan untuk perdagangan internasioanal adalah :
1.  Dry Cargo Container
Peti kemas ini mengangkut container cargo (muatan umum), seperti barang berkolontong dan kering yang memerlukan perlakuan khusus.
2.  Hard Top Container
     Jenis ini nama lain dari peti kemas Dry Cargo Container.
3.  Reefer Container
     Digunakan khusus mengangkut barang yang perlu pendinginan atau beku,seperti daging , ikan,udang atau komoditi tertentu.
4.  Soft Top Container
     Container Inventory Control (CIC) terbuka pada bagian atas,dimana muatan dimasukkan dan dikelurakan dan menggunakan tarpal sebagai pelindungnya.jenis barang yang dimuat terdiri dari barang barang berat dan tidak terlalu besar,baik di bungkus maupun dikirim dalam keadaan loose,seperti mesin atau generator pembangkit listrik ukuran kecil
5.  Open Top Side Container
Container Inventory Control (CIC) bagian atas dan sisinya terbuka seperti geladak dengan empat tiang sudut dan empat pengunci pada puncak keempat tiang tersebut.
6.   Flat Rack Container
Jenis container yang hanya terdiri dari landasan saja dan digunakan mengangkut barang berat seperti besar yang dimuat lewat atas.
7.  Open Side Container
      Container Inventory Control (CIC) ini pintunya berada disamping memanjang dari ujung ke ujung,tidak di beri daun pintu melainkan tarpal dan biasanya digunakan untuk mengangkut muatan tertentu yang panjang yang pemuatannya tidak dapat dilakukan dari bagian belakang.
       Analisis laporan keuangan seperti disebutkam untuk mengetahui kondisi   atau keadaan keuangan perusahaan dan hasil-hasil yang telah dicapai pada suatu saat atau tanggal tertentu. Dengan demikian para analisis di dalam melakukan analisis akan membutuhkan laporan keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu untuk mengetahui perusahaan mengalami peningkatan/ penurunan keuntungan, bahkan dalam beberapa periode sebagai bahan perbandingan.
Warsono, Dasar-Dasar Perpajakan, (2003 ; 35) analisis yang dinyatakan dalam persentase, akan membantu analisis dalam memahami kondisi keuangan serta hubungan keuntungan perusahaan antara biaya dengan penjualan dari suatu perusahaan. Prosentase tersebut dapat dihubungkan dengan total, baik total aktiva/ passiva maupun total penjualan atau terhadap tahun dasar dari periode-periode yang akan dianalisis. Dengan lapoean keuangan dalam persentase para analisis keuangan dapat dengan cepat menegetahui perkembangan daripada posisi keuangan serta hasil-hasil keuangan yang telah dicapai oleh suatu perusahaan.
Warsono, Dasar-Dasar Perpajakan, (2003 : 35) jika laporan keuangan itu dinyatakan sebagai prosentase dari tahun dasar dari periode-periode yang akan dianalisis, maka laporan keuangan itu disebut index statement, sedangkan bila laporan keuangan tersebut dinyatakan sebagai prosentase dari pada total aktiva/ passiva atau total penjualan, maka laporan keuangan itu disebut common size statement
1. Tehnik Pelaporan
Warsono, Dasar-Dasar Perpajakan,  (2003 : 37) analisis prestasi uatu tehnik analisis keuangan untuk mengetahui keadaan keuangan atau posisi keuangan suatu perusahaan, apakah menunjukkan keadaan naik, turun atau tetap. Jadi analisis indeks, analisis keuangan dapat mengetahui trend yang menunjukan hubungan antara masing-masing pos dalam neraca laporan rugi/ laba dan periode-periode yang di analisis.
 Tehnik dalam analisis ini, adalah masing-masing pos dalam neraca dan laporan rugi/ laba yang menjadi tahun dasar di berikan indeks seratus. Kemudian pos-pos dari neraca rugi/ laba untuk periode selebihnya dihubungkan dengan pos yang sama pada neraca dan laporan rugi/ laba yang menjadi tahun dasar, dengan cara membagi jumlah rupiah masing-masing pos dalam periode-periode yang dianalisis dengan jumlah rupiah dan pos yang sama pada periode yang menjadi tahun dasar kemudian diali seratus.
 Dengan analisis tingkat prestasi keuntungan  (terjadi) akan saat dilihat kecenderungan dari masing-masing pos dalam neraca dan laporan rugi/laba, apakah menunjukkan kecenderungan menurun, meningkat atau tetap, atau dengan kata lain apakah kecenderungan yang ditunjuk oleh masing-masing pos dalam neraca dan laporan rugi/ laba tersebut menguntungkan atau tidak menguntungkan. 
1.    Common Size statament
Soegarda, Azas-Azas Pelayaran Niaga Pelabuhan, (2001 : 23) analisis common size memperhatikan atau menunjukkan sejauhmana pengaruh dari perubahan-perubahan tersebut terhadap totalnya, baik total aktiva/passiva maupun total penjualan. Analisis common size adalah tehnik analisis keuangan untuk mengetahui perubahan dari masing-masing pos dalam neraca terhadap total aktiva/ passiva dan masing-masing pos dan laporan rugi/ laba terhadap total penjualan.
Tehnik dalam analisis ini, adalah total aktiva/ passiva serta total penjualan di berikan indeks seratus, kemudian pos dalam neraca dibagi dengan total aktiva/ passiva dan masing-masing pos dalam laporan rugi/laba dengan total penjualan dikali dengan seratus.
Apabila laporan keuangan disajikan dalam prosentase yaitu masing-masing pos dalam laporam rugi/ laba terhadap total penjualan, maka akan diperoleh suatu dasar atau ukuran umum yang dapat digunakan sebagai pembanding. Analisis common size untuk meraca akan memperlihatkan investasi pada masing-masing aktiva serta distribusi daripada utang dan modal sendiri, sedangkan laporan rugi/ laba akan memperlihatkan harga pokok, biaya-biaya dan laporan rugi/ laba terhadap total penjualan.    

3.  Laporan Keuangan Utama


Neraca adalah suatu daftar yang memuat secara terperinci semua aktiva, kewajiban perusahaan serta modal pemilik pada waktu tertentu. Jadi neraca merupakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan yang dapat menunjukkan perusahaan mengalami peningkatan/penurunan keuntungan. Dari neracalah pemilik perusahaan dapat mengetahui beberapa kekayaan perusahaan dan berapa utang usaha yang harus dilunasi. Melalui neraca pulalah kreditor dapat mengetahui kesanggupan perusahaan untuk membayar utangnya. 
Pengertian neraca menurut Weston, Analisa Keuangan, (2002 : 39) neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan suatu organisasi pada suatu periode tretentu.
Aktiva adalah jumlah harta/ kekayaan yang dimiliki perusahaan, sedangkan passiva adalah jumlah kewajiban-kewajiban perusahaan atau sumber yang digunakan untuk memperoleh aktivs tersebut. Setiap catatan dalam neraca menyebutkan macam harta, utang dan modal disebut pos neraca.
Soegarda, Azas-Azas Pelayaran Niaga Pelabuhan, (2001 : 30) dalam prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia, pos-pos neraca hendaknya dikelompokkan sebagai berikut :
Kelompok aktiva terdiri dari :
1.  Aktiva lancar
2.  Aktiva tetap
2.    Aktiva tak berwujud     
Kelompok aktiva terdiri dari :
1.    Kewajiban lancar / jangka pendek
2.   kewajiban jangka panjang

3.    Modal pemilik  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar