Jika ditelaah lebih lanjut, sebenarnya
terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi para konsumen dalam rangka
menentukan pilihannya mengenai produk apa yang dikonsumsinya. Faktor-faktor
tersebut antara lain tingkat pendapatan, pendidik-an dan status sosial yang disandang oleh para
konsumen yang secara potensial akan mengkonsumsi barang yang akan dipasarkan
diperusahaan. Ketiga faktor ini akan turut berpengaruh bagi perilaku konsumen
sehingga perusahaan perlu mengkajinya, sehubungan dengan upaya perusahaan
didalam meningkatkan volume penjualan.
Melakukan suatu kajian atau studi
terhadap perilaku konsumen dalam
memainkan peranan untuk meningkatkan volume penjualan barang, akan diperoleh
suatu petunjuk yang konkret mengenai perlu tidaknya perusahaan melakukan
perluasan dan penyebaran
produk-produknya dipasar yang telah disesuaikan dengan perilaku konsumen.
Sehubungan dengan hal ini maka Sofyan
Assauri dalam bukunya Manajmen Pemasaran (2001: 12) dalam tulisannya
mengemukakan bahwa dengan mengkaji perilaku konsumen tersebut, perusahaan dapat
mengetahui diagnosa tentang siap dan apa serta bagaimana kebenaran mengenai
pemakaian suatu produk. Hasil pengkajian tentang perilaku konsumen tersebut
digunakan oleh perusahaan untuk menentukan perlu tidaknya perusahaan merubah
strategi pemasaran produknya.
Dengan demikian, jelas terlihat bahwa
aspek perilaku konsumen perlu mendapatkan perhatian dari unsur manajemen
perusahaan, saat mana perusahaan yang bersangkutan akan merencanakan untuk
mempertahankan posisinya dipasar. Meskipun terdapat banyak faktor yang
memungkinkan suatu perusahaan untuk mem-pertahankan posisinya dipasar, namun
masalah perilaku konsumen ini perlu mendapatkan perhatian yang cukup serius,
khususnya bagi barang-barang
industri yang pangsa pasarnya berada
pada kalangan masyarakat yang berpenghasilan relatif tinggi.
Secara lebih konkret dapat dikemukakan bahwa unsur perilaku konsumen dalam pembelian barang, pada
dasarnya mencerminkan tanggapan atau respon mereka terhadap berbagai rangsangan
pemasaran. Tanggapan atau respon tersebut
terutama terlihat melalui
berbagai bentuk pewadahan produk, harga, daya tarik advertensi dan unsur
lainnya yang berdampak secara psikologi bagi konsumen serta sosial budaya.
Mengenai perlunya perusahaan menelaah
mengenai perilaku konsumen tersebut,
maka perlu adanya perincian mengenai dimensi penting dari unsur prilaku
konsumen. Sehubungan dengan konteks ini, maka Yanti B. Sugarda dalam bukunya
Kerangka Strategi Perusahaan (2000: 214) membedakan adanya tiga dimensi
perilaku konsumen dalam konteks pembelian suatu produk, dimana dimensi-dimensi
tersebut meliputi :
1) Dimensi
cognitif (pikiran)
2) Dimensi
effective (perasaan)
3) Dimensi
conative (perbuatan)
Komponen cognitive merupakan elemen
rasional yang dipergunakan dalam proses penelaahan secara mental mengenai
adanya perilaku konsumen dalam mengkonsumsi barang. Konponen efektive merupakan
elemen emosional serta adanya unsur perasaan yang secara alamiah berada pada
setiap individu yang akan mengkonsumsi barang. Komponen conative merupakan
suatu kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan sehingga konsumen akan melakukan pembelian terhadap
produk-produk yang ditawarkan oleh perusahaan di pasar.
Meskipun adanya kebebasan bagi konsumen
untuk dapat menentukan pilihannya dalam
mengkonsumsi suatu produk-produk industri yang mana, namun dalam kenyataannya
ini konsumen senantiasa dibatasi oleh berbagai variabel yang secara kualitatif
berkembang dalam lingkungan pemasaran. Variabel-variabel tersebut adalah nilai
sosial merupakan kemasyarakatan yang senantiasa berkem-bang, seperti dengan
menjamurnya penjualan minuman keras dengan berbagai mereknya yang tentu saja
hal ini bertolak belakang dengan nilai religius yang dianut oleh berbagai
pemeluk agama yang ada disekitarnya.
Untuk kepentingan penelaahan seperti ini,
perusahaan semakin dituntut untuk mencermati kondisi sosial masyarakat
yang sedang berkembang. Implisit di
dalamnya adalah orientasi tingkah
laku konsumen atau masyarakat yang tidak
mungkin dilakukan suatu proses sosialisasi dalam usaha menyukseskan
kegiatan pemasaran.
Dengan demikian, unsur tingkah laku
manusia dalam memilih dan mengkonsumsi barang dan jasa, juga akan dipengaruhi
oleh faktor-faktor sosial budaya dan nilai religius yang dianut oleh masyarakat
yang bersangkutan. Hal ini tentu saja membawa implikasi yang penting artinya
dicermati oleh perusahaan-perusahaan yang dalam kegiatannya mempro-duksi
sejumlah produk yang akan di pasarkannya kepada mas-yarakat tersebut. Secara
konkret, persoalan perilaku tersebut mencerminkan nilai-nilai budaya yang masih
dijunjung tinggi masyrakat, sehingga perusahaan perlu melakukan tindakan yang
bersifat hati-hati guna menghindari kemungkinan terjadinya dampak yang dapat
merugikan proses kelangsungan usaha pemasaran yang dijalankannya.
Derajat pengaruh perilaku konsumen
terhadap usaha pemasaran yang
dilaksanakan perusahaan, akan sangat ditunjang oleh besarnya kaitan
barang dan jasa yang ditawarkan di pasar, serta
dengan nilai-nilai budaya dan
standar normatif dari komunitas,masyarakat dan sejumlah pranata sosial yang
melembaga dalam sistim sosial
ke masyarakat setempat. Unsur
ini, selain unsur-unsur lainnya adalah sama pentingnya untuk dijadikan sebagai
salah satu rujukan di dalam menetapkan strategi pemasaran perusahaan.