Powered By Blogger

Minggu, 01 Januari 2017

Tenggang Waktu (Lead Time)

      Lead time merupakan bagian dari pemesanan barang atau pengiriman barang yang mempunyai jangka waktu tertentu, sebab kapan lewat waktu yang telah ditentukan oleh Aquilano, Manajemen Produksi, (1998: 334), tingkat pemesanan kembali akan ditinjau kembali. Lead time merupakan batas waktu pemesanan barang yang harus dipenuhi jumlah persediaan yang secara ekonomis untuk siap diproduksi (tenggang waktu) dapat diadakan oleh perusahaan. Batas persediaan optimun ini kadang-kadang tidak didasarkan pertimbangan efektivitas dan efisiensi kegiatan perusahaan, melainkan atas dasar kemampuan perusahaan terutama kemampuan keuangan serta kemampuan gudang yang dimiliki perusahaan sehingga sering diadakan dalam jumlah yang besar. Keadaan seperti ini tidak ekonomis sehingga merugikan perusahaan karena akan terjadi penumpukan beban dan biaya penyimpanan atas biaya pemeliharaan menjadi besar.  
      Untuk mencapai persediaan optimun, hal tertentu tidak terlepas dari besar kecilnya biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan tenggang waktu yang telah ditentukan jumlah pesanan.
      Biaya-biaya pemesanan kembali yang dikeluarkan sehubungan dengan pengadaan persediaan menurut Aquilano, Manajemen Produksi, (1998: 314) membagi dalam beberapa baian yaitu :
1.  Holding costs (carriying costs)
2.  Production changer cost (setup costs)
3.  Ordering costs
4.  Shortage costs
ad 1 Holding costs (carriying costs) atau biaya penyimpanan yaitu biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan adanya penyimpanan persediaan. Besarnya biaya ini berubah-ubah sesuai dengan besar kecilnya persediaan yang disimpan.                                                                                                                         
      Penentuan besarnya biaya ini didasarkan pada prosentase nilai rupiah dari persediaan yang termasuk dalam biaya ini adalah biaya perdagangan (biaya sewa gudang atau biaya penyimpanan), biaya fasilitas pergudangan, biaya pemelihara an, biaya asuransi kerugian atas pencurian, biaya kerusakan  karena usang, biaya bunga dan biaya-biaya penyusutan serta biaya pajak.
ad 2  Production  changer  cost (setup costs), yaitu biaya-biaya yang timbul karena terjadinya penambahan, pengurangan fasilitas produksi sebagai akibat persediaan yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan produksi dan penjualan pada suatu saat yang termasuk dalam production change costs seperti biaya lembur, biaya pemberhentian, biaya pelatihan/ training serta biaya pengangguran. Umumnya biaya-biaya ini sulit ditentukan jumlahnya untuk satu periode produksi sehingga dimasukkan ke dalam Setup Costs.       
ad 3 Ordering costs, yaitu biaya yang dikeluarkan sehubung an dengan adanya pemesanan bahan baku hingga sampai ke dalam gudang perusahaan. Biaya ini besarnya tergantung pada frekuensi pemesnan, yang termasuk dalam biaya ini adalah biaya administrasi, biaya pembelian dan pemesanan biaya pengangkutan dan bongkar muat biaya penerimaan serta biaya pemeriksaan.

ad 4 Shortage  costs, yaitu biaya yang dikeluarkan sebagai akibat dari jumlah persediaan yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah kebutuhan untuk proses produksi sehingga perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen. Dalam keadaan  demikian  perusahaan akan  melakukan pemesanan mendaak yang mengandung banyak resiko seperti kerusakan bahan sehingga harus dikirim kembali dengan mengeluarkan biaya tambahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar