Lead time merupakan bagian dari pemesanan
barang atau pengiriman barang yang mempunyai jangka waktu tertentu, sebab kapan
lewat waktu yang telah ditentukan oleh Aquilano, Manajemen Produksi, (1998:
334), tingkat pemesanan kembali akan ditinjau kembali. Lead time merupakan
batas waktu pemesanan barang yang harus dipenuhi jumlah persediaan yang secara
ekonomis untuk siap diproduksi (tenggang waktu) dapat diadakan oleh perusahaan.
Batas persediaan optimun ini kadang-kadang tidak didasarkan pertimbangan
efektivitas dan efisiensi kegiatan perusahaan, melainkan atas dasar kemampuan
perusahaan terutama kemampuan keuangan serta kemampuan gudang yang dimiliki
perusahaan sehingga sering diadakan dalam jumlah yang besar. Keadaan seperti
ini tidak ekonomis sehingga merugikan perusahaan karena akan terjadi penumpukan
beban dan biaya penyimpanan atas biaya pemeliharaan menjadi besar.
Untuk mencapai persediaan optimun, hal
tertentu tidak terlepas dari besar kecilnya biaya-biaya yang dikeluarkan
sehubungan dengan tenggang waktu yang telah ditentukan jumlah pesanan.
Biaya-biaya pemesanan kembali yang
dikeluarkan sehubungan dengan pengadaan persediaan menurut Aquilano, Manajemen
Produksi, (1998: 314) membagi dalam beberapa baian yaitu :
1. Holding
costs (carriying costs)
2. Production changer
cost (setup costs)
3. Ordering costs
4. Shortage costs
ad 1 Holding costs (carriying costs) atau biaya penyimpanan
yaitu biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan adanya penyimpanan persediaan.
Besarnya biaya ini berubah-ubah sesuai dengan besar kecilnya persediaan yang
disimpan.
Penentuan
besarnya biaya ini didasarkan pada prosentase nilai rupiah dari persediaan yang
termasuk dalam biaya ini adalah biaya perdagangan (biaya sewa gudang atau biaya
penyimpanan), biaya fasilitas pergudangan, biaya pemelihara an, biaya asuransi
kerugian atas pencurian, biaya kerusakan
karena usang, biaya bunga dan biaya-biaya penyusutan serta biaya pajak.
ad 2 Production
changer cost (setup costs), yaitu biaya-biaya yang
timbul karena terjadinya penambahan, pengurangan fasilitas produksi sebagai
akibat persediaan yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan produksi dan penjualan
pada suatu saat yang termasuk dalam production change costs seperti biaya
lembur, biaya pemberhentian, biaya pelatihan/ training serta biaya
pengangguran. Umumnya biaya-biaya ini sulit ditentukan jumlahnya untuk satu
periode produksi sehingga dimasukkan ke dalam Setup Costs.
ad 3 Ordering costs, yaitu biaya yang dikeluarkan sehubung an dengan
adanya pemesanan bahan baku hingga sampai ke dalam gudang perusahaan. Biaya ini
besarnya tergantung pada frekuensi pemesnan, yang termasuk dalam biaya ini
adalah biaya administrasi, biaya pembelian dan pemesanan biaya pengangkutan dan
bongkar muat biaya penerimaan serta biaya pemeriksaan.
ad 4 Shortage costs, yaitu biaya yang dikeluarkan
sebagai akibat dari jumlah persediaan yang lebih kecil dibandingkan dengan
jumlah kebutuhan untuk proses produksi sehingga perusahaan tidak dapat memenuhi
permintaan konsumen. Dalam keadaan
demikian perusahaan akan melakukan pemesanan mendaak yang mengandung
banyak resiko seperti kerusakan bahan sehingga harus dikirim kembali dengan
mengeluarkan biaya tambahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar