A. Pengertian dan Jenis-Jenis Biaya
1 Pengertian Biaya
Untuk
menghasilkan sesuatu apakah itu barang atau jasa maka perlulah dihitung dan
diketahui besarnya biaya yang dikeluarkan atau yang perlu dan kemungkinan
memperoleh pendapatan yang mungkin diterima. Setiap pengorbanan biaya selalu
diharapkan akan mendatangkan hasil yang lebih besar dari pada yang telah
dikorbankan tersebut pada masa yang akan datang.
Dengan
demikian, seorang pengusaha hendaknya dapat mengetahui bagaimana besarnya
pengorbanan dalam proses produksi pada dasarnya setiap untuk yang merupakan
komponen biaya peruhaan. Dalam hal ini, total biaya selalu dapat dihitung dan
dapat dibandingkan dengan total penerimaan yang mungkin dapat diperoleh dengan
kemungkinan laba yang akan diperoleh.
Berbicara
mengenai masalah biaya merupakan suatu masalah yang cukup luas, oleh karena di
dalamnya terlihat dua pihak yang saling berhubungan. Oleh Winardi, Kapita
Selecta ( 2000 : 147), menyatakan bahwa bahwa bilamana kita memperhatikan
biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu proses produksi, maka dapat
dibagi ke dalam dua sifat, yaitu yang merupakan biaya bagi produsen adalah
mendapat bagi pihak yang memberikan faktor produksi yang terbaik pada
perusahaan bersangkutan.
Demikian
halnya bagi konsumen, biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh alat pemuas
kebutuhannya atau merupakan pendapatan bagi pihak yang memberikan alat pemuas
kebutuhan tersebut. Oleh Ikatan Akuntansi Indonesia, (1998: Pasal I ayat 1)
dikatakan bahwa biaya (cost) adalah jumlah yang diukur dalam satuan uang, yaitu
pengeluaran-pengeluaran dalam bentuk konstan atau dalam bentuk pemindahan kekayaan pengeluaran
modal saham, jasa-jasa yang disertakan atau kewajiban-kewajiban yang
ditimbulkannya, dalam hubungannya dengan barang-barang atau jasa-jasa yang
diperoleh atau yang akan diperoleh pada masa yang datang, karena mengeluarkan
biaya berarti mengharapkan pengembalian lebih banyak.
Dari definisi
dan pengertian biaya di atas, dapatlah
dikatakan bahwa pengertian biaya yang dikemukakan di atas adalah suatu hal yang masih merupakan
pengertian secara luas oleh karena semua yang tergolong dalam pengeluaran
secara nyata keseluruhannya termasuk biaya.
Sejalan
dengan definisi dan pengertian di atas, maka D. Hartanto, Akuntansi Untuk
Usahawan ( 2002 : 89), memberikan atasan tentang biaya (cost) dan ongkos (expense),
sebagai berikut cost adalah biaya-biaya yang dianggap akan memberikan manfaat
atau service potensial di waktu yang akan datang dan karenanya merupakan aktiva
yang dicantumkan dalam neraca. Sebaliknya expense atau expred cost adalah biaya
yang telah digunakan untuk menghasilkan prestasi. Jenis-jenis biaya ini tidak
dapat memberikan manfaat lagi diwaktu yang akan datang, maka tempatnya adalah
pada perkiraan laba rugi.
2. Jenis-Jenis Biaya
Sehubungan
dengan jnis-jenis biaya tersebut, maka D. Hartanto, (2002 : 37) mengelompokkan
biaya menurut tujuan perencanaan dan pengawasan, sebagai berikut :
"1)
Biaya variabel dan biaya tetap
2) Biaya
yang dapat dikendalikan".
Sedangkan
menurut Mulyadi, Akuntansi Biaya, Penentuan Harga Pokok (2000 : 57) menetapkan
biaya adalah sejumlah pengeluaran yang tidak bisa dihindari menghubungkan
tingkah laku biaya dengan perubahan volume kegiatan sebagai berikut biaya
variabel adalah sejumlah biaya yang secara total berfluktuasi secara
langsung sebanding dengan volume
penjualan atau produksi, atau ukuran kegiatan yang lain.
Sedangkan
biaya tetap atau biaya kapasitas merupakan biaya untuk
mempertahankan kemampuan beroperasi perusahaan pada tingkat kapasitas
tertentu.
Dari gambaran umum di
atas, maka dapat diketahui sebagai
berikut :
1. Biaya variabel adalah sejumlah
biaya yang ikut berubah untuk mengikuti
volume produksi atau penjualan. Misalnya atau bahan langsung hanya yang ikut dalam proses
produk, bahan baku langsung yang dipakai dalam proses produksi biaya tenaga
kerja langsung.
2. Biaya tetap adalah sejumlah biaya yang tidak berubah
walaupun ada perubahan volume
produksi atau penjualan. Misalnya gaji bulanan, asuransi, penyusutan, biaya
umum dan lain-lain. Sifat-sifat biaya tersebut sangat penting untuk dikethui
seorang manajer dalam perencanaan usaha pengembangan karena dengan demikian
akan didapatkan suatu gambaran klasifikasi biaya yang baik untuk tujuan dan perencanaan
serta pengawasan.
B. Pengertian Perencanaan dan Pengendalian
Perencanaan dan
pengendalian yang penulis maksudkan disini menyangkut masalah dalam hubungannya
dengan perencanaan anggaran belanja rutin sebagaimana apa yang digariskan dalam
Keputusan Presiden Nomor : 15 Tentang Penataan Balai Diklat Tahun 2000, sebagai
berikut :
1. Suatu rencana yang sudah disyahkan
2. Rencana
bagian dari pada
rencana keseluruhan yang berupa
anggaran.
3. Kalkulasi dari
pembiayaan kegiatan pemerintah.
Dengan
fungsinya yang demikian itu, maka rencana anggaran adalah perkiraan untuk waktu
yang akan datang disusun berdasarkan perjalanan-perjalanan masa lalu dan masa
kini. Penyusunannya yang sistimatis haruslah dilakukan atas dasar klasifikasi
anggaran yang digunakan.
Untuk lebih
jelasnya klasifikasi anggaran yang dimuat maka terlebih dahulu dijelaskan dalam
berbagai macam klasifikasi anggaran, dalam anggaran sebagai klasifikasinya
meliputi :
1. Klasifikasi obyek
2. Klasifikasi organik
3. Klasifikasi fungsional
4. Klasifikasi ekonomi
5. Klasifikasi program perfomance.
Dari
pengertian klasifikasi obyek pengelompokkan pengeluaran-pengeluaran ke dalam
jenis barang jasa yang apakan dibeli.
Sedangkan untuk klasifikasi organik adalah pengelompokan anggaran atas kategori
suatu organisasi.
Klasifikasi
Fungsional adalah merupakan salah satu pengelompokkan pengeluaran atas dasar
fungsi-fungsi yang akan dijelaskan oleh pemerintah. Klasifikasi ekonomi adalah
pengelompokkan pengeluaran atas dasar kelompok kegiatan fungsi dan proyek yang
akan dicapai sehingga dari pengeluaran-pengeluaran anggaran nantinya dapat
diukur efisiensi dan penegasan yang dapat dijalankan. Dengan mengetahui
macam-macam klasifikasi anggaran tersebut, dengan data yang ada dapatlah
ditentukan perencanaan anggaran belanja rutin pada lokasi penelitian yang
terpilih disusun berdasarkan dengan sistimasi sebagai dasar dalam pertimbangan
klasifikasi anggaran yang sesuai.
Untuk itu
penulis akan menyajikan data-data dalam penyusunan anggaran belanja rutin pada
lokasi yang terpilih dimana anggaran tersusun sebagai berikut :
1. Belanja Pegawai terbagi atas :
a. Gaji Pokok
b.
Tunjangan Tambahan
c. Tunjangan istri / suami
d. Tunjangan anak
e. Tunjangan jabatan
f. Belanja Pegawai lainnya yang meliputi :
1. Tunjangan pangan/beras
2. Biaya lembur
3. Honor untuk juru pemelihara bangunan
purbakala
2.
Belanja barang terdiri atas :
a. Keperluan sehari-hari perkantoran,
dipergunakan untuk :
1. Keperluan bahan/ alat tulis
menulis
2. Perlatan kantor ketata usahaan
3. Perlatan bahan/ alat tulis menulis dan
bahan lain
4. Perlatan rumah tangga kantor
5. Bahan
rumah tangga kantor
6. Pembiayaan
benda-benda pos
7. Biaya
rapat dinas
8. Biaya
penerimaan tamu
9. Biaya
transportasi
10 Biaya
petugas jaga malam.
b. Belanja
barang inventaris kantor :
- Semua barang-barang yang berhubungan
dengan barang inventaris kantor.
-
Barang-barang keperluan tambahan
c. Belanaja
langganan daya jasa yang terbai atas :
- Biaya
langganan listrik
- Biaya
langganan telepon
-
Biaya langganan gas dan air
d. Bahan alat-alat dan barang-barang lain,
meliputi belanja :
- Peralatan pemeliharaan benda-benda dan bangunan kuno
- Peralatan
penggambaran
- Peralatan
fotografi
- Peralatan
pemerataan
- Peralatan
laboratorium
- Bahan-bahan
untuk fotografi
- Ganti rugi
tanah
- Pembelian
benda-benda kuno/ benda-benda bersejarah
- Pembelian
benda-benda seni
- Perlatan
survey
e. Lasin-lain
belanaja terdiri dari :
- Biaya pengamanan/ penjagaan pemilikan
benda-benda, situs-situs, bangunan-bangunan bersejarah.
- Biaya ganti rugi tanah/ barang dalam
rangka perlindungan sejarah dan kepurbakalan.
- Biaya
pemerataan obyek-obyek sejarah dan ke purbakalaan.
3. Belanja Pemerintah terdiri dari :
a. Belanja
pemeliharaan gedung kantor
b.
Belanja pemeliharaan kendaraan dinas
c. Belanja pemeliahraan barang-barang
inventaris kantor
d. Belanjan pemeliharaan perlatan teknis
e. Lain-lain belanja pemeliahraan, yaitu :
- Pemeliharaan bangunan kuno
- Pemeliharaan benda-benda bersejarah/
kuno.
4.
Belanja perjalanan dinas
Untuk perjalanan dinas disini, maka semua
unit kerja harus dapat menentukan, daerah mana saja yang direncanakan dan perlu ditinjau,
dibina, diarahkan kegiatan yang
mana harus dilaksanakan oleh semua daerah atau suaka-suaka yang ada di daerah.
Setelah penulis mengemukakan sistimatika
perencanaan anggaran dalam pembelanjaan tersebut dibagi atas :
a. Jenis belanja pegawai
b. Jenis belanja barang
c. Jenis belanja perjalanan dinas
C. Pengertian Pengendalian Biaya Operasional
Pengendalian biaya operasional pada
prinsipnya dapat memperhatikan suatu kegiatan dan selalu mengawasi aktivitas
sehari-hari, maka pengendalian menurut Sondang. S.Giagian, Pengantar Manajemen,
(1999 : 16) draft manajemen yang didefinisikan bahwa, pengendalian biaya adalah
proses atau usaha yang sistimatis dalam penetapan standar biaya dalam
pelaksanaan kegiatan dengan tujuan perencanaan, sistem informasi umpan
balik, membandingkan
pelaksanaan nyata dengan
perencanaan menentukan dan mengatur penyimpangan-penyimpangan serta melakukan
koreksi perbaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga tujuan
tercapai secara efektif dan efisien.
Kegiatan pengendalian biaya sangat erat
hubungannya dengan fungsi-fungsi manajemen perenacaan anggaran lainnya, oleh
karena kegiatan pengendalian ini dapat dilihat apakah tujuan kegiatan yang
telah direncanakan dapat dicapai dalam pelaksanaan secara riil.
Dilihat dari tahapan perencanaan dan
pengendalian biaya operasional merupakan unsur-unsur yang dominan dalam penggunaan
anggaran rutin dari seluruh kegiatan
yang dapat dilaksanakan unsur fungsi pelaksanaan dalam pengendalian yang
merupakan bagian terbesar dalam manajemen. Kagiatan pengendalian mencukupi
perencanaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan koreksi.
Perencanaan dan pengendalian merupakan
sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan kegiatan. Pada
pelaksanaan yang memerlukan usaha yang sungguh-sungguh dan sangat tergantung
pada sistem pengendalian yang efektif dan sistem informasi yang digunakan.
Agar dapat melaksanakan pengendalian yang
efektif, maka seorang pimpinan atau pelaksanan tugas memerlukan informasi,
sebagai berikut :
a. Biaya
yang digunakan apakah sesuai dengan
hasil dari bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan. Jika terjadi perbedaan
(lebih besar atau lebih kecil dari rencana biaya) di mana dimana hal terjadi
dan siapa yang bertanggung jawab dan apa yang dikerjakan.
b. Merupakan
biaya yang akan datang sesuai dengan rencana atau melebihi rencana. Tanggung
jawab pengendalian tidak hanya pada manajer saja tetapi merupakan tanggungjawab
semua orang yang terlihat pada aktivitas tersebut agar dapat mengerjakan
bagiannya dengan baik dan tepat waktu.
c. Menurut
Suprityono, dalam pengertian yang sama, namun
diungkapkan dengan sederhana.
Pengendalian adalah proses untuk
memberikan kembali menilai dan selalu memonitor laporan-laporan aapakah
pelaksanaan tidak menyimpang dari tujuan yang sudah yang sudah ditentukan.
Nupriyoni, Riset Akuntansi (1999: 5)
berpendapat bahwa pengendalian biaya bertumpu pada konsep umpan balik, yang
secara kontinyu mengharuskan adanya pengukuran pelaksanaan dan pengambilan
tindakan koreksi yang ditujulkan untuk menjamin pencapaian tujuan-tujuan. Untuk
proses pengendalian ini, maka yakni manajemen sedapat mungkin mendapatkan
informasi yang tepat dan up to date, agar para manajer dapat segera mengadakan
tindakan-tindakan pengendalian sebelum sesuatu penyimpangan serius. Karena
pengendalian yang teratur akan menghasilkan suatu pencapaian yang efektif.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
proses pengendalian menurut Glenn A. Welch (1999 : 9), sebagai berikut :
- Measurement of performance against
predetermined objec tive, plans and standard.
- Communication (reporting) of the result
of the measurement process to the approriate individu and groups.
- An analysis of the deviations from the
objective plans policies and standard in order to determinc the under line
causes.
Jadi
menurut pengertian di atas, bahwa dalam suatu proses pengendalian
mencakup pengukuran pelaksanaan dengan rencana yang telah
dibuat dan pelaporan hasil
pengukuran kepada manajer yang bersangkutan. Untuk mengukur dalam pelaksanaan
dilakukan dengan cara analisis varians, untuk menentukan sebab-sebabnya,
sehingga dapat dilakukan pemilihan alternatif yang terbaik untuk menentukan
rencana yang akan datang. Agar lebih efektif proses pengendalian ini harus pada
titik atau pada waktu mulai dilakukan
kegiatan, artinya seorang manajer yang bertanggungjawab akan tindakan
tertentu sebelumnya harus mengusahakan suatu bentuk pengendalian. Untuk itu
tujuan-tujuan rencana-rencana dan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan
standar-standar yang telah ditetapkan harus disampaikan kepada manajer dan
dipahami sepenuhnya oleh manajer tersebut terlebih dahulu untuk kemudian
dilaksanakan pelaksanaan itu harus tetao dimonitor apakah sesuai dengan rencana
semula.
D. Pengertian Biaya Operasional
Untuk
memproduksi sesuatu barang dan biasanya mempunyai kendala dalam memperlancar
produk akibat dari fator biaya operasional, karena biaya merupakan objek yang
menjadi kendala di samping tenaga kerja dari kegiatan produksi. Mulyadi,
Akuntansi Biaya (2000 : 8) mengemukakan bahwa biaya operasional dalam arti luas
adalah sejumlah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang
telah menjadi atau yang dimungkinkan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Dalam kaitannya dengan
pengertian biaya operasional dalam arti luas sebagai berikut :
1. Biaya merupakan
pengorbanan sumber ekonomi
- Diukur dalam
satuan uang
- Yang telah terjadi atau yang secarta potensial akan
terjadi
- Pengorbanan
tersebut untuk tujuan tertentu.
Selanjutnya,
Mulyadi, Akuntansi Biaya, (2000 : 10)
mengemukakan bahwa biaya dalam, arti sempit dapat diartikan sebagai
pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Untuk membedakan pengertian
biaya dalam arti luas, pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva ini
disebut dengan istilah “Harga Pokok”. Jika pengorbanan sumber ekonomi tidak
menghasilkan manfaat, maka pengorbanan tersebut merupakan rugi. Kalau pengusaha
telah mengeluarkan biaya operasional akan tetapi pengorbanan tidak mendatangkan
keuntungan (revenue), maka pengorbanan ini disebut rugi.
Secara lebih terperinci
tehnik-tehnik pengukuran kerja dapat digunakan untuk maksud-maksud tersebut,
sebagai berikut :
1. Mengevaluasi pelaksanaan kerja karyawan. Dalam
pelaksanaan evaluasi ini dapat dilakukan melalui perbandingan keluaran yang
nyata selama periode wakti tertentu dengan keluaran standar yang ditentukan
dari alokasi tenaga kerja.
2. Menentukan tingkat kepastian, untuk suatu kegiatan
tertentu dalam menggunakan tenaga kerja dan peralatan yang tersedia (sarana dan
prasarana), maka standar-standar pengukuran kerja dapat digunakan untuk
menentukan tingkat kepastian yang harus tersedia.
3. Menetapkan tingkat upah atau insentif, dengan menggunakan
istilah upah dan insentif, para karyawan yang menerima pembayaran lebih untuk
keluaran yang lebih besar. Standar waktu melatar belakangi rencana-rencana
insentif mencantumkan keluaran 100 persen.
E. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Biaya Operasional
Dengan Anggaran Rutin
Haryani, Anggaran Perusahaan, (2003 : 28)
dalam pelaksanaan anggaran rutin hubungannya dengan biaya operasional terdapat
dua macam prosedur penilaian anggaran yaitu :
1. Perbandingan tahun
berjalan
Laba yang ditargetkan untuk setiap
divisi/departemen sebaiknya disesuaikan dengan potensi laba dari divisi yang
bersangkutan, jika potensi laba dibatasi oleh tersedianya fasilitas produk, kondisi
personalia, produk dan pasar, maka tidak akan terjadi perubahan hasil yang
besar antara tahun tertentu dengan tahun berikutnya. Akibat penilaian anggaran
pada umunya dimulai dengan penilaian anggara tahun berjalan dan membahas
parubahan-perubahan yang diusulkan untuk tahun yang akan datang dan pengaruhnya
terhadap presentasi keuangan perusahaan.
Jika dalam melakukan penilaian anggaran
diperlukan analisa perubahan dari presentasi tahun berjalan, maka suatu usulan
anggaran sebaiknya memperhitungkan hak-hal sebagai berikut :
a. Perubahan
terhadap presentasi laba
aktual tahun yang
sedang
berjalan diuraikan dalam terminologi
kegiatan manajerial.
b.
Perubahan
presentasi laba yang
disebabkan karena kegiatan
operasional manajerial sebaiknya
diidentifikasikan dengan jelas,
sehingga manajer puncak dapat mengetahui
tindakan koreksi yang
tepat untuk dikembalikan pada target
semula, sementara
perubahan laba yang disebabkan oleh faktor
yang berada dibawah
kendali manajer divisi sebaiknya
dikendalikan secara terpisah.
c. Usulan anggaran
sebaiknya mempertimbangkan secara terpisah
pengaruh
beberapa proyek investasi atau penanaman modal
terhadap presentasi
keuangan untuk tahun yang akan datang.
2. Anggaran berdasarkan program
Penilaian
anggaran yang didahului dengan penyusunan program biasanya mencakup periode dua
dan lima tahun,
setelah program dinilai dan disahkan, maka disusun anggaran tahun pertama untuk
program tersebut, prosedur ini memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan
keuntungan prosedur biasa, yaitu :
a. Proses perencanaan
hampir terjadi sepanjang tahun dan bukan
Terpusat pasa bulan-bulan tertentu
menjelang akhir tahun,
sehingga dimungkinkan untuk meyusun
rencana dalam waktu yang
lebih leluasa.
b. Manajer puncak
memiliki waktu yang lebih lama dalam memutuskan anggaran.
c. Program untuk masa
yang akan datang tidak perlu disusun secara terperinci, sehingga jika terjadi
revisi akan dapat disusun anggaran yang lebih terperinci sesuai dengan
kebutuhan untuk keperluan analisiss varians
d. Tahun kedua dari
program manjadi dasar untuk membandingkan program-program tahun berikutnya.
Kata efektif menjadi efektivitas adalah
pencapaian prestasi yang sebesar-besarnya dari suatu kegiatan melalui suatu
produktivitas kerja, untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan melalui
perencanaan sebelumnya.
Menurut The Liang Gie (1999 : 30)
menyatakan efektivitas adalah suatu kegiatan terbaik antara usaha dengan
hasilnya, antara suatu kerja dengan hasil yang dicapai untuk suatu tujuan,
yaitu :
1. Hasil disini
dimaksudkan adalah suatu pekerjaan dapat disebut efektif kalau dengan usaha
tertentu dapat memberikan hasil yang maksimal mengenai mutu atau jumlah satuan
hasil itu atau dengan kata lain terjaminnya kualitas dan kuantitasnya.
2. Dalam usaha,
maksudnya adalah suatu pekerjaan dapat dikatakan efektif jika suatu hasil
tertentu tercapai suatu tujuan yang diinginkan sesuai dengan tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Adisapoetra dan Marwan, Asri, 2000, Anggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Penerbit
Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta.
Hartanto, D, 2002, Akuntansi Untuk Usahawan, Edisi Pertama, Bagian Penerbit Fakultas
Ekonomi, UGM, Yogyakarta .
Liang, The Gie, 1999, Bunga Rampai Manajemen, cetakan Kedua,
Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Mardiasmo, 2002, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah,
Andy, Yogyakata.
Mulyono,
Teguh, Pajo , 2000, Analisis dan Disain
Sistem Informasi, Cetakan Pertama, Edisi Kelima, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Nupriyoni, 1999, Riset Akuntansi, cetakan Kedua, Penerbit
PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta .
Ray H. Garisson,
1995, Akuntansi Pemerintahan, Edisi Ketiga, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta .
Sondang, S.
Siagian, 1999, Pengantar Manajemen,
Cetakan Ketiga, Edisi Ketiga, Penerbit STIE-YKPN, Yogyakarta .
Widjaya, Haw, 2002, Otonomi
Daerah dan Daerah Otonomi Daerah, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Winardi, 2000, Kapita
Selecta, Alumni, Bandung
Ikatan Akuntansi Indonesia, 1998, Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia, LPFE, Universitas Indonesia,
Jakarta.
Keputusan Presiden, Nomor 15 Tahun 2000, Penataan Balai
Diklat Peningkatan Prestasi Kerja.