A Pengertian dan
Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Analisa
laporan keuangan perusahaan berkaitan erat dengan bidang akuntansi yang pada
dasarnya merupakan kegiatan mencatat, menganalisa, dan menafsirkan data keungan
dari lembaga perusahaan dan lembaga lainnya dengan aktivitasnya
berhubungan dengan produksi dan pertukarang barang dan jasa.
Untuk lebih jelasnya pengertian laporan
keuangan menurut Djarwanto, Pokok-Pokok
Analisa Laporan Keuangan, (2000 : 1), menyatakan bahwa kondisi keuangan dan
hasil operasi perusahaan yang tercermin pada laporan-laporan keuangan
perusahaan pada hakekatnya merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi
perusahaan.
Pengertian di atas sebagai informasi tentang
kondisi keuangan dari hasil operasi perusahaan yang berguna bagi berbagai
pihak, baik pihak-pihak yang ada dalam perusahaan maupun diluar perusahaan.
Pimpinan perusahaan, dengan mengadakan analisa laporan keuangan pada suatu
perusahaan akan dapat mengetahui keadaan perkembang an keuangan dari hasil yang dicapai baik pada analisa laporan
keuangan yang dicapai maupun keberhasilan dan kegagalan pada waktu lalu. Dari
laporan keuangan memang penting untuk penyusunan kebijaksanaan yang akan
dilakukan.
Laporan keuangan disusun guna memberikan informasi
kepada berbagai pihak
terdiri dari meraca, laporan rugi laba, laporan bagian laba yang ditahan
atau laporan modal sendiri. Dan laporan perubahan posisi keuangan atau laporan
sumber dan penggunaan dana.
Neraca menggambarkan kondisi
keuangan perusahaan pada tanggal tertentu, umumnya pada akhir tahun pada saat
penutup an buku. Neraca ini memuat aktiva (harta kekayaan yang dimiliki
perusahaan), hutang kewajiban perusahaan untuk membayar dengan uang
atau aktiva lain kepada pihak lain pada waktu tertentu yang akan datang dan
modal sendiri (kelebihan aktiva di atas hutang).
Laporan laba rugi perusahaan
memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penjualan barang-barang atas jasa-jasa
yang telah dikurangi dengan ongkos-ongkos yang timbul dalam proses pencapaian
hasil. Laporan ini juga memperlihatkan adanya pendapatan bersih atau kerugian
bersih sebagai hasil dari operasi perusahaan
Laporan merupakan bagian dari pada laba
perusahaan yang ditahan, yaitu untuk digunakan dalam perusahaan yang berbentuk
perseroan, menunjukkan penambahan suatu analisa perubahan besarnya bagian laba
yang ditahan selama jangka waktu tertentu.
Sedangkan laporan modal sendiri
diperuntukkan bagi perusahaan perseroan dan bentuk persekutuan, meringkaskan
perubahan besarnya modal pemilik atau pemilik selama periode tertentu, agar
perusahaan ini ada penambahan modal tertentu.
Laporan perubahan
posisi keuangan memperlihatkan aliran modal kerja selama periode tertentu.
Laporan ini memperlihatkan sumber-sumber dari mana modal kerja telah
diperoleh dan penggunaan atau
pengeluaran modal kerja yang telah dilakukan selama jangka waktu tertentu.
Kalau menurut Ikatan Akuntan
Indonesia Norma-Norma Pemeriksaan (1997 : 12) menyatakan bahwa laporan keuangan
sebagai pertanggungan jawab kepada pihak ekstern harus disusun sedemikian rupa,
sehingga :
1. Memenuhi keperluan untuk :
a. Memberikan informasi keuangan secara
kuantitatif mengenai perusahaan
tertentu, guna memenuhi keperluan para pemakai dalam mengambil
keputusan-keputusan ekonomi.
b. Menyajikan informasi yang dapat dipercaya menganai posisi laporan
keuangan dan perubahan-perubahan
bersih perusahaan.
c. Menyajikan informasi keuangan yang dapat
membantu para pemakai dalam menaksir kemampuan
memperoleh laba dari perusahaan.
d. Menyajikan
informasi yang diperlukan mengenai suatu perubahan dalam harta dan kewajiban
serta mengungkap kan
lain-lain informasi yang sesuai dengan keperluan para pemakai.
2. Mencapai mutu sebagai berikut :
a. Relevan
b. Jelas
dan dapat dimengerti
c. Dapat
diuji kebenarannya
d. Mencerminkan
keadaan perusahaan
e. Dapat
dibandingkan
f. Lengkap
g. Netral.
B Pengertian dan Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Analisa penilaian terhadap kinerja
keuangan di masa lalu, sekarang dan yang
akan datang. Tujuan untuk menemukan kelemahan-kelemahan di dalam kinerja
keuangan perusahaan yang dapat menyebabkan masalah-masalah masa yang akan
datang dan untuk menentukan kekuatan-kekuatan perusahaan yang dapat diandalkan.
Misalnya analisa internal yang dilakukan oleh karyawan suatu perusahaan dapat
ditujuan terhadap penilaian likuiditas perusahaan atau penilaia
penyelenggarakan-penyelenggaraan
perusahaan di masa lalu.
Analisa rasio
finacial juga berasal dari luar perusahaan sebagian usaha untuk menentukan
keandalan kredibilitas perusahaan atau potensi industri. Dari manapun analisa berasal
alat yang digunakan pada dasarnya sama. Rasio finansial merupakan alat utama
dalam analisa keuangan, karena dapat dipergunakan untuk menjawab berbagai
pertanyaan mengenai kesehatan keuangan perusahaan.
Dalam implementasi analisa
rasio finansial terhadap kerja keuangan biasanya terdapat dua cara perbandingan
yang akan dipergunakan perusahaan. Menurut apa yang dijelaskan oleh Van Horne
dan Wachowichz, Manajemen, dan Kebijakan Keuangan Perusahaan, (1999 : 133)
tentang kedua cara perbandingan tersebut, sebagai berikut :
1. Perbandingan internal
Analisa dapat membandingkan rasio saat ini
dengan rasio masa lalu dan masa yang akan datang dalam perusahaan yang sama. Rasio lancar, rasio dari aktiva dibagi kewajiban lancar
untuk tahun sekarang dapat di bandingkan rasio lancar tahun sebelumnya.
Jika rasio
finansial diurutkan dalam beberapa
periode tahun, analisa dapat mempelajari mempelajari komposisi perubahan
dan menentukan apakah terdapat perbaikan atau menurunan dalam kondisi keuangan
dan kinerja perusahaan.
2. Perbandingan eksternal dan sumber-sumber
rasio industri
Metode perbandingan yang kedua melibatkan perbandingan rasio satu
perusahaan dengan perusahaan dengan perusahaan-perusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri titik
waktu yang sama. Perbandingan ini
memberikan pandangan mendalam tentang kondisi keuangan dan kinerja
relatif dari perusahaan. Rasio ini juga membantu dalam mengidentifi kasikan
penyimpangan dari rata-rata standar industri.
Dengan perbandingan internal, perusahaan
akan dapat mengetahui kecenderungan perubahan yang terjadi selama beberapa
periode tahun buku yang akan dianalisis. Sedangkan melalui perbandingan
eksternal perusahaan dapat melihat kekuatan persaingan (competition power) yang ada pada perusahaannya, yaitu dengan
membandingkan rasio-rasio finansial internal perusahaan dengan suatu standar
atau norma indutri. Akan tetapi industri yang dimaksudkan adalah rasio - rasio
finansial yang diterbitkan oleh badan-badan atau lembaga-lembaga keuangan
sebagai standar atau ukuran atau ukuran yang dapat dibandingkan dengan rasio
finansial suatu perusahaan.
Pendapat lain dari
Bambang Cahyono, Analisa Kinerja Keuangan, (2002 : 392) juga membagi
metode-metode penganalisaan rasio-rasio finansial menjadi 2 (dua) perbandingan,
yaitu :
1. Membandingkan rasio sekarang (
present ratio ) dengan
ratio-ratio kita dari waktu ke waktu yang lalu (ratio historis) dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk
waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama. Misalnya current rasio,
tahun 2002 dibandingkan dengan current
ratio dari tahun-tahun
sebelumnya. Dengan cara perbandingan tersebut akan dapat diketahui
perubahan-perubahan dari ratio tersebut dari tahun ke tahun. Dengan menganalisa
satu macam rasio saja tidak banyak
artinya, karena dapat mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan adanya perubahan.
2. Membandingkan rasio-rasio dari suatu
perusahaan (rasio perusahaan/ company
ratio) dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau
industri rasio (rasio industri/rasio rata-rata/rasio standar) untuk waktu yang
sama.
Dengan membandingkan rasio
perusahaan dengan rasio industri, maka akan dapat diketahui apakah perusahaan
yang bersangkutan itu dalam aspek finansial tertentu berada di atas rata-rata
industri (above average), berada pada
rata-rata (average) atau terletak dibawah rata-rata (below average).
Jadi ada 2 (dua) metode
perbandingan yang digunakan perusahaan untuk menganalisa rasio finansial oleh
Amin Tunggal, Analisa Laporan Keuangan,
(1998: 125) yaitu analisa internal dan eksternal. Perbandingan internal,
yaitu rasio-rasio internal yang dibandingkan antara rasio-rasio (rasio historis) yang lalu dengan rasio
sekarang (present ratio).
Perbandingan eksternal yaitu rasio-rasio yang sengaja dikeluarkan oleh
lemaga-lembaga keuangan atau badan-badan keuangan untuk dijadikan standar bagi
perusahaan dalam menganalisa rasio-rasio finansialnya.
Dengan demikian, perbandingan
internal dan eksternal merupakan indikator perusahaan dalam menyusun rasio
finansial Manajer keuangan dapat mengambil salah satu indikator dari keduanya.
Indikator ini untuk menjawab kondisi kinerja keuangan perusahaan, sehingga
dapat mengambil kebijaksanaan strategis tentang pembelanjaan perusahaan di masa
yang akan datang. Di Amerika Serikat perbandingan rasio perusahaan dengan rasio
industri sudah sangat luas penggunaannya karena di negara tersebut ada beberapa
badan atau bank yang menyusun rasio-rasio industri antara lain "DUN and
Bradstreef dan Robert Morris Associates
( RMA )" (Anonim 1999 : 214). Di Indonesia jika perusahaan hendak
mengadakan analisa rasio, mungkin pada saat ini hanya dapat mengadakan analisa
rasio internal belum adanya lembaga atau badan yang menyusun rasio industri.
Analisa ratio financial adalah
alat yang digunakan untuk mengukur kelemahan dan kekuatan yang dihadapi oleh
perusahaan dalam bidang keuangan dengan membandingkan angka-angka yang stau
dengan yang lainnya dari suatu laporan, financial yaitu dari neraca dan laporan
rugi laba, yang akan menimbulkan bermacam-macam ratio yang dapat dijadikan
sebagai ukuran dalam menganalisa.
C. James Van Horne, Manajemen dan Kebijakan
Keuangan Perusahaan, (1999 : 171) memberikan batasan sebagai berikut, Analisa
dimaksudkan untuk memudahkan penganalisa dalam mendapatkan gambaran kondisi
keuangan dan kebijaksanaan pembelanjaan suatu perusahaan, maka maksud
diadakannya analisa ratio untuk mengadakan penilaian likwiditas, solvabilitas, rentabilitas dan
aktivitas perusahaan untuk dapat memberikan gambaran penggunaan sumber-sumber
keuangan yang ada dalam perusahaan.
Ratio financial tersebut bukan saja
dibutuhkan oleh pimpinan perusahaan tetapi juga oleh pihak luar dalam hal ini
investor atau calon kreditur. Bagi pimpinan perusahaan berkepentingan terhadap
ratio-ratio keuangan tersebut untuk memperoleh
gambaran tentang kelemahan dan kekuatan yang dihadapi sehingga
perencanaan dan penanggulangannya dapat dipikirkan, sedangkan bagi investor
dengan ratio dapat dijadikan pegangan apakah akan membeli saham yang ditawarkan
perusahaan tersebut atau tidak.
Dengan
demikian, maka jelaslah bahwa mengadakan analisis financial sangat penting
artinya baik terhadap perusahaan sendiri maupun terhadap investor atau calon
kreditur. Untuk memudahkan dalam usaha mengetahui apakah suatu perusahaan
mengerjakan sumber-sumber dananya secara efisien atau tidak maka ada beberapa
ratio yang dapat digunakan.
C Pengertian Kinerja Keuangan dan
Jenis-Jenisnya
Tinjauan
struktur keuangan suatu perusahaan dalam kegiatan hubungannya dengan
profitabilitas adalah merupakan kebijaksanaan kinerja keuangan. Hal ini
disebabkan karena profitabilitas muncul sebagai akibat dari kebijaksanaan
kinerja keuangan dalam hal memperoleh dana atau modal untuk membiayai kegiatan
perusahaan dalam pencapaian tujuannya.
Bambang
Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, (2004 : 2) bahwa kinerja keuangan
meliputi semua aktivitas yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana yang
dibutuhkan oleh perusahaan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut
seefisien mungkin.
Definsi
kinerja keuangan yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja
keuangan meliputi usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk menarik dan
mengumpulkan dana beserta modal dengan biaya yang rendah dan dengan syarat yang
menguntungkan serta secara efisien dan efektif.
Sebagai
bagian dan ilmu ekonomi, sesungguhnya kinerja keuangan itu merupakan
prinsip-prinsip ekonomi dalam pengambilan keputusan keuangan dan secara luas
kinerja keuangan tersebut menyangkut berbagai aspek sehingga keputusan kinerja
keuangan dapat mempengaruhi tingkat harga bahkan kelancaran jalannya perusahaan
secara keseluruhan.
Jadi
pengertian kinerja keuangan tersebut dapat disimpulkan kinerja keuangan bukan
saja bagaimana mendapatkan laba akan tetapi juga bagaimana penggunaan dana
sehingga efisien dan efektif. Efisien yang dimaksud adalah perbandingan terbaik
antara input dengan output dan antara daya usaha dan hasil yang dicapai.
Penggunaan efektif adalah usaha pencapaian prestasi yang sebesar-sebesarnya
dari suatu kegiatan.
Kinerja
pada suatu perusahaan sebenarnya aktivitas dalam mel
akukan pekerjaan
apapun sesuai tugas masing-masing karyawan, untuk memberikan gambaran mengenai
kinerja oleh para ahli di bawah ini.
Oleh Suad Husnan, Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan, (2003 : 236), menyatakan bahwa jenia-jenis kinerja keuangan itu
bagaimana memberdayakan sesuatu untuk dapat menghasilkan sesuatu barang dan
jasa.
Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan
Perusahaan, (2004: 59) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
1. Ratio likwiditas
adalah ratio yang
dimaksud mengukur likwiditas perusahaan (Current ratio, acid test ratio)
2. Ratio leverage adalah ratio yang dimaksud untuk
mengukur sampai seberapa jauh aktiva
perusahaan dibiayai dengan hutangnya (Debt to total Assets ratio, Net worth to
debt ratio dan lain-lain).
3. Ratio
aktivitas yaitu ratio
yang dimaksud untuk mengukur
sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber
dananya (Inventory turnover, Average
collection period dan lain-lain).
4. Ratio profitabilitas yaitu yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan
keputusan (profit margin on sales, Return
on total Assets, Return on net worth dan lain-lain). Ratio satu dan dua
disebut sebagai balance sheet ratio,
yang ketiga dikenal dengan istilah inter statement ratio sedangkan yang keempat
dikenal dengan income statement ratio.
D Pengertian
Solvabilitas
Perusahaan yang bonafit dan dapat
mengimbangi seluruh hutang-hutangnya, maka perusahaan tersebut dapat
berkelanjutan. Solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar
seluruh kewajiban-kewajibannya baik berupa hutang jangka pendek maupun hutang
jangka panjang seandainya perusahaan diliquidir/dibubarkan. Apabila perusahaan
mampu membayar seluruh hutang-hutangnya bilamana diliquidir/ dibubarkan, maka
perusahaan dikatakan bahwa dalam keadaan solvabel. Tetapi sebaliknya bilamana
perusahaan tidak mampu membayar seluruh hutang-hutangnya baik berupa jangka
pendek maupun jangka panjang bila diliquidir, maka perusahaan tersebut
dikatakan dalam keadaan insolvabel atau tidak solvabel.
Kemampuan suatu perusahaan dapat
diketahui melalui neraca suatu perusahaan yang menunjukkan posisi aktiva
lancar, aktiva tetap dan kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang
yang dapat dianalisa untuk mengetahui perusahaan tersebut solvalbel atau
insolvabel.
Solvabilitas suatu perusahaan, oleh Bambang
Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, (2004 : 129) dapat diketahui melalui neraca perusahaan yang
bersangkutan dan perhitungan pada tingkat solvabilitas menggunakan dua macam
ratio, yaitu :
Total Assets

Total debt
Total assets suatu
perusahaan adalah jumlah seluruh aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan, yang terdapat pada sebelah debet suatu neraca
atau pada bagian atas suatu debet. Perlu diperhatikan, bahwa di dalam
total assets ini, tidak diperhitungkan
aktiva bersifat inmaterial (yang tidak nyata), kalau total debt pada suatu
perusahaan adalah sejumlah hutang perusahaan, baik hutang jangka pendek maupun
hutang jangka panjang dengan rumus dibawah ini.
Net worth

Total debt
Net worth
adalah jumlah modal sendiri yang dimiliki perusahaan yang mengcakup modal,
saham, cadangan, surplus dan lain-lain.
Pengertian lain net worth adalah selisih antara jumlah hutang perusahaan
dikurangi dengan total assets. Sedangkan net worth to debt ratio yang normal
adalah 100% yang berarti bahwa jumlah hutang sama dengan jumlah modal sendiri.
E Pengertian dan Jenis-Jenis Profitabilitas
1
Pengertian Profitabilitas
Untuk
mengukur prestasi perusahaan, maka rasio profitabilitas merupakan salah satu
alat yang digunakan oleh para manajer untuk mengetahui kondisi dan keadaan perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya agar diketahui perkembangannya.
Rasio profitabilitas juga akan memberikan gambaran
efisiensi dan penggunaannya. Mengenai hasil akan memberikan dampak kepada
profitabilitas dapat dilihat setelah membandingkan pendapatan bersih setelah
pajak dan bunga dengan harta.
Alex S. Nitisemita Pembelanjaan Perusahaan (1999 : 78)
menyatakan bahwa rasio profitabilitas adalah suatu rasio keuangan yang mengukur
kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan sejumlah modal
tertentu. Selain
itu, rasio tersebut dapat memberikan gamaran tentang control perusahaan dalam
pengambilan keputusan keuangan.
D.
Hartanto Akuntansi Untuk Usahawan ( 1999 : 23 ) menyatakan bahwa profitabilitas
ialah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba.
Bambang
Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan (2004 : 29) menytakan bahwa
profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu.
Beberapa
definisi tersebut rasio profitabilitas adalah perbandingan dari laba yang
diperoleh dengan jumlah atau laba dengan investasi yang ada, juga dapat
dikatakan kemampuan untuk mencapai keuntungan tertentu sebagai akibat dari
kebijaksanaan dan keputusan atas penggunaan dana dalam perusahaan sehingga
efisiensi dalam perusahaan dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan operasional.
Dalam
perhitungan rasio profitabilitas ada beberapa cara atau rumus yang dapat
dipilih tergantung dari kepentingan penganalisa terhadap masalah keuangan
tersebut (profit margn on sales, return
on total assets return worth dan lain sebagainya)
2 Jenis-Jenis
Rasio Profitabilitas
Erwin
Dukat Alat-Alat Analisa Laporan Keuangan (1998 : 3) mengemukakan bahwa jenis
rasio profitabilitas yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa data
antara lain :
a. Net profit margin (sales margin) adalah untuk melihat
efisiensi perusahaan dalam mencapai volume penjualan untuk menghasilkan laba
yang diharapkan, sedangkan operation assets turnover untuk melihat efektivitas
perusahaan yang dapat terjamin dan kecepatan operating assets turn over
perusahaan.
Suatu
factor yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan adalah sampai sejauhmana
perusahaan untuk mengelola usahanya agar dapat menghasilkan laba yang maksimal
mungkin, sedangkan laba itu sangat dipengaruhi oleh sejauhmana perusahaan
mencapai tingkat volume penjualan dengan biaya yang sewajarnya, karena tingkat
efisiensi dalam perusahaan akan menyebabkan semakin tinggi pula pencapaian net profit margin perusahaan.
Adapun
rumus net profit tersebut adalah :
Laba bersih setelah
pajak

Hasil
penjualan netto
Untuk
menaikkan net profit margin ada beberapa cara yang dapat ditempuh :
1. Menaikkan hasil
penjualan (net sales) yang lebih
besar dari kenaikan operating expenses.
2. mempertahankan net
sales dengan menekan operating espenses.
3. Mengusahakan net sales dengan harapan terjadi
penurunan operating expenses yang
lebih besar.
b. Rentabilitas
ekonomis (return on total assets)
yang sering juga disebut dengan istilah earning
power adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dengan keseluruhan
modal perusahaan. Adapun laba yang dimaksud adalah laba operasi dan modal
adalah jumlah aktiva.
Syarifuddin
Alwi Alat-Alat Analisa Dalam Pembelanjaan (1999 : 13) mengemukakan bahwa rasio
rentabilitas ekonomis adalah salah satu rasio rentabilitas yang dimaksud untuk
dapat mengukur tingkat kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aktiva yang digunakan pada operasi perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan.
Dermikian
rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dan operasi perusahaan (net operating Income) dengan jumlah
investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan operasi tersebut (net operating assets).
Dari batas penjelasan tersebut diberikan suatu rumusan,
adalah :
Laba bersih sebelum pajak

Jumlah modal perusahaan
Dari
rumus tersebut memperlihatkan bahwa rasio rentabilitas ekonomis adalah hasil
perkalian profit margin dengan operating turn over, dimana keduanya
sangat mempengaruhi tingkat rendahnya rasio rentabilitas ekonomis (return on total assets).
c. Rentabilitas modal
sendiri (return on net worth) dengan rumus sebagai berikut :
Laba bersih
sebelum pajak

Jumlah
modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri tersebut
menyangkut bagaimana tingkat kemampuan modal sendiri dengan menghasilkan
keuntungan yang dibandingkan adalah bukan keseluruhan modal tetapi khususnya
modal sendiri.
Bambang Riyanto Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan (2004
: 37) menyatakan bahwa rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan anyata
jumlah jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di suatu pihak
dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut dipihak lain.
Alex S. Nitisemito Pembelanjaan Perusahaan (1999 : 60)
menyatakan bahwa rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara laba
bersih (setelah dikurangi dengan biaya-biaya untuk pihak lain termasuk pajak
perseroan dan bunga tetap) dibandingkan dengan modal sendiri.
F Pengertian Rasio Standar
S Munawri Analisa Laporan
Keuangan (1998 : 78) menyatakan bahwa pengertian rasio standar dalam analisa
laporan keuangan adalah menunjukkan hukuman antara satu unsur dengan unsur
lainnya dalam laporan keuangan.
Hubungan antara unsur-unsur laporan
keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Secara
individuil rasio itu kecil artinya kecuali jika dibandingkan dengan rasio
standar yang layak dijadikan dasar perbandingan. Bila tidak ada standar yang
dipakai sebagai asart perbandingan dari penafsiran rasio-rasio suatu
perusahaan, menganalisa tidak dapat menyimpulkan apakah rasio-rasio itu
menunjukkan kondisi yang menguntungkan.
Rasio standar ini
dapat ditentukan berdasarkan alternatif, sebagai berikut :
1.
Didasarkan pada
catatan, kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan tahun-tahun yang telah
lampau.
2.
Didasarkan pada
rasio dari perusahaan lain yang menjadi pesainhgnya dipilih satu perusahaan
yang tergolong maju dan berhasil.
3.
Didasarkan pada data laporan keuangan yang dibandingkan
disebut goat rasio.
4.
Didasarkan pada
rasio industri, dimana perusahaan yang bersangkutan masuk sebagai anggotannya.
Dengan perbandingan rasio
standar ini akan dapat diketahui apakah rasio perusahaan yang bersangkutan
terletak di atas average, atau dibawah average. Rasio standar yang baik adalah
yang memberikan rata-rata. Gambaran
rata-rata yang paling tepat adalah rasio industri (gabungan perusahaan yang
sejenis).
Perlu dipahami bahwa laporan
keuangan itu merupakan kombinasi dari fakta yang telah dicatat, kesempatan
akuntansi dan pertimbangan pribadi, sehingga rasio itu bukan ,erupakan ikiran
sesaat, maka rasio standar janganlah dianggap sebagai kondisi yang ideal.
Walaupun rasio industri
memberikan gambaran rata-rata yang baik, seperti umumnya rasio industri sukar
diperoleh untuk keperluan perbandingan dapat dipakai dalam bentuk rasio standar
yang lain, misalnya “goal ratio” atau rasio dari perusahaan itu sendiri yang
memodifikasi dengan megantisipasikan perubahan-perubahan yang diharapkan
terjadi selama satu periode akuntansi.
S. Munawir, Analisa Laporan
Keuangan menyatakan bahwa rasio standar dapat ditentukan dengan cara-cara,
sebagai berikut :
a.
Mengumpulkan data
laporan keuangan dari
perusahaan-perusahaan (dalam industri) yang diperbandingkan.
Perusahaan-perusahaan tersebut hendaknya mempunyai keseragaman dalam sistem
akuntansi dan prosedur akuntansi termasuk keseragaman dalam penggolongan
rekening-rekening dan metode penyusutan, keseragaman periode akuntansi,
kesamaan dalam penilaian aktiva dan kebijaksanaan manajemen.
b.
Menghitung
angka-angka rasio yang dipilih dari tiap-tiap perusahaan dalam industri.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Syarifuddin, Analisa
Keuangan, Edisi Ketujuh, Cetakan Delapan, Salemba Empat, Yogyakarta.
Anonim, 1999, Standar Akuntansi
Keuangan, (PSAR No. 31) Ikatan Akuntans Indonesia ,
Penerbit Salemba Empatr, Jakarta ,
Cahyono, Bambang,
2002, Analisa Kinerja Keuangan, TPWT,
Jakarta .
Djarwanto, 2000, Pokok-Pokok
Analisa Laporan Keuangan, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Dukat, Erwin, 1997,
Analisa Laporan Keuangan,
Analisa Rasio, Edisi Pertama, Cetakan Pertama,
Liberty Yogyakarta.
Husnan, Suad,
2002, Pembelanjaan Perusahaan,
(Dasar-Dasar Manajemen Keuangan), Liberty , Yogyakarta .
Horne, Van dan Wacwichz, 2000, Manajemen Pemasaran, Edisi Kelima, Cetakan Pertama, Ghalia
Indonesia, Jakarta.
Tunggal, Amin,
1999, Analisa Laporan Keuangan,
Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta.
Van Horn, James C,
1999, Manajemen dan Kebijakan Keuangan
Perusahaan, Edisi Ketujuan, Intermedia, Jakarta .
Riyanto, Bambang,
2004, Dasar-Dasar Pembelanjaan
Perusahaan, Edisi Kedua, Yayasan Penerbit
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta .
Tirok, Junior,
1999, Analisa Laporan Keuangan, Edisi
Kedua, Salemba Empat, Yogyakarta .
Wasana, Jaka,
2001, Dasar-Dasar Laporan Keuangan,
Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta .
Ikatan Akuntan Indonesia, 1997, Norma-Norma
Pemeriksaan Akuntnasi, Penerbit Bank Indonesia, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar