A Pengertian Pemasaran
Sebagaimana diketahui bahwa pemasaran
ialah bagaimana cara meningkat volume penjualan hasil produksi, karena biasanya
hasil produksi susah untuk menembus pemasaran sebab kapan hasil produksi tidak
bersaing, yang tidak bisa bersaing
hasil produksi di pasaran.
Dalam membicarakan pengertian pemasaran
kita harus melihat beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli pemasaran
karena dalam memberikan defenisi pemasaran kita sering menjupai beberapa
penafsiran yang dapat memberikan estimasi bagaimana cara meningkatkan volume
penjualan sesuai dengan titik pandang masing-masing ahli. Pada dasarnya
prinsip-prinsip ini secara umum defenisi-defenisi tersebut mempunyai maksud dan
tujuan yang sama yaitu bahwa kegiatan atau aktivitas pemasaran barang dan jasa
bukan hanya sekedar kegiatan menjual barang/jasa tetapi lebih luas dari pada
itu.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas,
maka pemasaran berarti suatu aktivitas atau kegiatan manusia berlangsung dalam
kaitannya jual beli di pasar, atau berarti bekerja dengan pasar untuk
mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud untuk memuaskan kebutuhan
dan keinginan manusia.
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan
pokok yang dilaksanakan dalam
mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan dengan
tujuan untuk memperoleh laba. Berhasil tidaknya pencapaian
tujuan tersebut tergantung bagaimana memasarkan
suatu produk itu sendiri sehingga tujuan yang diinginkan
dapat tercapai.
Pemasaran merupakan suatu proses
pemilihan, pasar mana yang akan kita masuki, produk apa yang kita pasarkan,
berapa harga yang kita tetapkan serta distributor mana yang akan kita gunakan.
Oleh sebab itu, maka sasaran yang ingin dicapai perusahaan adalah untuk volume
peningkatan penjualan Dalam hal ini bukan semata-mata didasarkan pada selera
dan pemenuhan keinginan di dalam memasarkan produknya agar supaya produk yang
ditawarkan itu dapat terjual.
Untuk memperjelas pengertian pemasaran
ini, maka dikutip oleh beberapa para ahli. Menurut Sofyan Assauri, dalam
bukunya Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Analisis (2001: 2), menyatakan
bahwa, pemasaran adalah untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa
tepat pada orang, atau konsumen pada
tempatnya dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang
tepat.
Selanjutnya, W.S Stanton dalam bukunya
Marketing Praktis, (2000 : 4), mengemukakan bahwa pemasaran adalah stau sistem
dari keseluruhan kegiatan yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosi kan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan untuk
memenuhi kebutuhan baik pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Kalau kita menelaah lebih lebih jauh
didifinisikan tersebut, maka pada dasarnya pemasaran merupakan suatu sistem
yang terkait untuk membuat perencanaan, penentuan harga, melaksanakan promosi,
mendistribusikan
barang dan jasa dalam rangka
memuaskan kebutuhan dan keinginan para konsumen.
Sedangkan Winardi, dalam bukunya Azas-Azas
Marketing (2002 : 10) mendefinisikan bahwa pemasaran adalah pelaksanaan
aktivitas dunia usaha yang mengamati arus benda-benda serta jasa-jasa pada
produsen ke konsumen atau pihak yang menggunakannya.
Dari definisi tersebut di atas
menunjukkan bahwa pemasaran adalah semua kegiatan proses pemindahan barang atau
jasa dari pihak produsen ke pihak konsumen dengan menggunakan suatu keseluruhan
distribusi dalam rangka memperlancar arus pertukaran barang atau jasa hasil
produksi tersebut.
Alex S. Nitisemito dalam bukunya Azas-Azas
Marketing, (2000: 13), memberikan pengertian tentang pemasaran yaitu pemasaran
adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa
dari produsen kekonsumen secara efisien dengan maksud menciptakan permintaan
yang efektif.
Sedangkan Philip Kotler dalam bukunya
Manajemen Pemasaran (2002 : 5) mengemukakan bahwa pemasaran adalah suatu proses
sosial yang memberikan kepada individu atau kelompok, apa yang mereka butuhkan,
inginkan dan ciptakan serta menukarkan produk-produk dan nilai dengan individu
dan kelompok lainnya.
Salah satu beberapa kegiatan manusia dalam
usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan adalah melakukan suatu proses
pertukaran, jadi dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil pemasaran
diciptakan oleh para penjual dan pembeli atau lebih dikatakan bahwa pemasaran
diciptakan oleh para produsen dan konsumen dalam paya memenuhi
kebutuhan
dan
keinginan yang jumlahnya tidak terbatas. Jelas bahwa antara produsen dan
konsumen senantiasa beberapa untuk mencari kepuasan dengan cara meraih
keuntungan, sedangkan dalam pihak para konsumen memenuhi kebutuhan prestasi
pemilikan barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen.
Dengan memperhatikan beberapa definisi
pemasaran yang jelas dikemukakan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk menciptakan hubungan
pertukaran serta usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana
strategis yang diarahkan pada pemasaran kebutuhan dan keinginan konsumen, guna
mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba.
B Pengertian Manajemen Pemasaran
Dalam melakukan pemasaran hasil
produksi pada perusahaan, oleh Philip Kotler, Manajemen Pemasaran,
Analisis Perencanaan (2002 : 201), menyatakan bahwa manajemen pemasaran terhadap
memasarkan hasil produk bagaimana pada tingkat kepuasan konsumen, apakah
sepatutnya barang tersebut diproduksi, ataukah sudah sesuai
dengan selera konsumen. Dengan dasar ini perusahaan perlu adanya
jaminan produk, sehingga mutu dan kualitas tetap menjadi perioritas utama
agar langganan tetap memilih pada produk yang telah lama disenangi.
Jika ditelaah lebih
lanjut, sebenarnya terdapat dalam berbagai faktor
yang dapat mempengaruhi pilihan ditetapkan para konsumen
dalam rangka menentukan pilihannya mengenai mengenai produk yang dikonsumsinya
menurut WS. Stanton, Marketing Praktis (2000 : 11) menyatakan bahwa .
Faktor-faktor manajemen tersebut
pada perusahaan antara lain tingkat pendapatan,
pendidikan dan status sosial yang disandang oleh para
konsumen yang secara potensial akan mengkonsumsi barang yang akan
dipasarkan perusahaan. Ketiga faktor ini akan turut
berpengaruh bagi perilaku
konsumen sehingga perusahaan perlu mengkajinya, dan
meningkatkan produknya sehubungan dengan upaya perusahaan
didalam meningkatkan volume penjualan.
Dengan melakukan suatu kajian
atau studi terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi
suatu barang, akan diperoleh suatu petunjuk yang konkret
mengenai perlu tidaknya
perusahaan melakukan perluasan
dan penyebaran produk-produknya dipasar. Sehubungan
dengan hal ini maka Sofyan Assauri, dalam bukunya Manajemen
Pemasaran Suatu Pendekatan Analisis (2001 : 17) mengemukakan
bahwa dengan mengkaji manajemen pemasaran tersebut,
perusahaan dapat mengetahui diagnosa tentang siap dan apa
serta bagaimana kebenaran
mengenai pemakaian suatu produk.
Beberapa definisi tersebut, maka dapat
ditarik kesimpulan, sebagai berikut
1.
Manajemen
pemasaran bagaimana produk itu memberikan tingkat kepuasan konsumen
2.
Dapat
sesuaikan dengan selera konsumen, dengan merasa puas terhadap hasil produk
3.
Mutu
dan kualitas dijamin yang diprioritaskan produk barang
4.
Bagaimana
memberikan konsumen adalah tetap menjadi pilihan tetap para konsumen.
5.
Diagnosa
tentang siap dan kebenaran mengenai pemakaian produk.
Hasil
pengkajian tentang perilaku konsumen tersebut
digunakan oleh perusahaan untuk menentukan perlu tidaknya
perusahaan merubah strategi pemasaran produknya. Dengan demikian, jelas
terlihat bahwa aspek perilaku konsumen perlu mendapatkan perhatian dari
manajemen perusahaan, saat mana perusahaan yang bersangkutan
merencanakan untuk mempertahankan posisinya di pasar. Meskipun
terdapat banyak faktor yang memungkinkan suatu perusahaan untuk
mempertahankan posisinya dipasar,namun masalah perilaku konsumen ini
perlu mendapatkan perhatian yang cukup serius, khususnya
bagi barang-barang industri yang pangsa pasarnya berada pada kalangan
masyarakat yang berpenghasilan relatif tinggi. Secara lebih konkret dapat
dikemukakan bahwa unsur manajemen yang dijalankan bagian pemasaran barang,
pada dasarnya mencerminkan
tanggapan atau respon mereka terhadap berbagai rangsangan
pemasaran. Tanggapan atau respon tersebut terutama terlihat melalui berbagai bentuk pewadahan produk,
harga, daya tarik advertensi dan unsur lainnya yang berdampak
secara psikologi bagi konsumen.
Mengenai perlunya perusahaan menelaah
mengenai periku konsumen tersebut, maka perlu adanya perincian
mengenai dimensi penting
dari unsur prilaku konsumen. Sehubungan dengan konteks
ini, maka Yanti B. Sugarda dalam bukunya Kerangka Strategi
Perusahaan (2001: 119) membedakan adanya tiga dimensi
perilaku konsumen dalam konteks pembelian suatu
produk, dimana dimensi-dimensi tersebut meliputi :
1.
Dimensi cognitif (pikiran)
2.
Dimensi effective (perasaan)
3.
Dimensi conative (perbuatan)
Komponen cognitive merupakan elemen
rasional yang dipergunakan dalam proses penelaahan secara mental mengenai
adanya perilaku konsumen dalam mengkonsumsi barang. Komponen efective
merupakan elemen emosional serta adanya unsur perasaan yang secara
alamiah berada pada setiap individu yang akan mengkonsumsi barang.
Komponen conative merupakan suatu kecenderungan untuk melakukan
suatu tindakan atau perbuatan sehingga konsumen akan melakukan
pembelian terhadap produk-produk yang ditawarkan oleh perusahaan di pasar.
C Pengertian dan Tujuan Promosi
1.
Pengertian Promosi
Sebagaimana diketahui bahwa sukses
tidaknya kegiatan pemasaran tidak hanya tergantung pada kualitas produk
yang dihasilkan, kebijaksanaan yang tepat, tetapi juga
melalui banyaknya konsumen yang berkelanjutan untuk menjaga
agar hubungan tersebut jangan terputus, maka diperlukan hubungan yang
sistimatis dengan pembeli potensial para perantara.
Kata Promosi atau komunikasi pemasaran
dapat memberikan interprestasi dan bahasa yang berbeda-beda.
Pada dasarnya maksud kata promosi adalah untuk
memberitahu, membujuk dan mengingatkan. Tujuannya untuk
mempengaruhi potensial consumer's atau pedagang perantara melalui komunikasi (bauran promosi). Ditinjau
dari segi ini maka yang termasuk dalam kegiatan ini adalah
advertising, promosi dagang, publisitas penjualan pribadi. Keempat
macam promosi tersebut merupakan komunikasi yang umum
digunakan, guna mempengaruhi pikiran dan tingkalaku pembeli.
Oleh karena itu, peranan promosi dalam pemasaran sangat diperlukan oleh
perusahaan dalam meningkatkan usahanya.
Untuk lebih mengetahui pengertian promosi
sebagaimana yang dikemukakan oleh Winardi, dalam bukunya Manajemen Pemasaran (2003
: 379), bahwa promosi adalah (usaha untuk menunjukkan sesuatu) kerap kali
latihan promosi dihubungkan dengan perdagangan,
kepriwisataan, produksi yang berarti untuk memajukan ketiga usaha
tersebut dengan sasaran laba yang semaksimal mungkin".
Berdasarkan pengertian tersebut di
atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa promosi
adalah merupakan suatu usaha yang digunakan oleh perusahaan
baik yang bergerak di bidang jasa, industri maupun perdagangan.
Promosi penjualan menurut Basu Swastha, dalam bukunya
Manajemen Pemasaran Modern (2002 : 115) mempunyai tujuan,
sebagai berikut :
1.
Memperkenalkan suatu barang atau
jasa yang dihasilkan industri dengan sasaran untuk
meningkatkan penjualan suatu produk sehingga dapat memperoleh laba
yang semaksimal mungkin.
2. Memberikan kesan atau daya tarik
bagi orang akan membeli suatu produk yang ditawarkan jika memenuhi kebutuhan
dan keinginannya.
3.
Menyampaikan pesan menarik dengan cara yang jujur untuk menciptakan
2 . Tujuan Promosi
Promosi pada perusahaan mempunyai
tujuan tertentu, yaitu untuk menyampaikan suatu barang yang sudah
diproduksi pada konsumen, agar informasi dapat meluas, maka digunakan
beberapa media masa menunjang informasi tersebut.
Basu Swasta dan Irawan dalam bukunya
Manajemen Pemasaran Modern (2002 : 10) bahwa dalam praktek promosi mempunyai
beberapa tujuan untuk menyampaikan misi, sebagai berikut :
1. Modifikasi tingkah
laku, dimaksudkan disini adalah penjualan dalam
promosi yang berusaha menciptakan kesan tentang dirinya dan
mendorong pembeli barang dan jasa melalu usaha
perubahan tingkah laku serta pendapat konsumen.
Konsumen sebelumnya tidak senang menggunakan produk perusahaan,
selanjutnya diarahkan agar mau beralih kepada produk yang
ditawarkan atau yang dihasilkan perusahaan, misalnya dengan
mengatakan "Penjualan gas elpiji” pada PT. Nusamin lebih
mudah.
2. Memberitahu, berarti kegiatan
promosi ditujukan untuk memberitahu tentang pasaran
produk perusahaan. Dengan kata
lain promosi ini bersifat informatif
kepada konsumen sehingga dapat membantu mereka dalam
pengambilan keputusan pembeli.
3. Membujuk, dengan cara
promosi yang sifatnya membujuk (persuasif) yang diharapkan
penjualan dapat ditingkatkan dengan terlebih dahulu membujuk konsumen agar mau
membelanjakan uangnya terhadap produk yang ditawarkan oleh
perusahaan. Umumnya metode promosi ini kurang disenangi oleh
masyarakat, tetapi kenyataannya sekarang justru banyak
muncul adalah promosi yang sifatnya persuasif.
Hal ini dimaksudkan untuk mendorong pembeli dan berusaha untuk
menciptakan kesan positif terhadap produk perusahaan serta
memberi pengaruh yang lama pada perilaku pembeli. Di
samping itu promosi yang sifatnya persuasif lebih diutamakan jika produk
bersangkutan mulai memasuki tahap pertumbuhan.
4. Mengingatkan, yaitu promosi yang sifatnya
mengingatkan untuk dilakukan terutama dalam
memperhatikan merek produk dihati masyarakat dan perlu
dilakukan seama tahap kedewasaan di dalam siklus kehidupan produk ini, berarti
pula perusahaan berusaha untuk paling tidak mempertahankan pembeli yang ada.
D Promotion
Mix/ Bauran Promosi
Perusahaan harus mendisrtibusikan biaya
promosi yang digunakan dalam pemasangan iklan, baik melalui
elektronik maupun iklan cetak, sehingga perusahaan selalu mencari cara
untuk bisa mencapai efektivitas dengan beralih dari satu alat
promosi ke alat promosi yang lain karena nilai ekonominya lebih baik. Menurut
Agus Maulana dalam bukunya Azas-Azas Marketing (2003 : 115) dalam merancang
bauran promosi akan lebih rumit bila satu alat promosi
digunakan untuk mempromosikan barang lain.
Banyak
faktor yang mempengaruhi pemasar dalam memilih alat-alat promosi yang bisa
meningkatkan volume penjualan. Promosi yang banyak ragam dan penggunaan iklan,
maka sukar sekali membuat generalisasi yang menyeluruh kualitas
khusus dari iklan sebagai suatu komponen bauran promosi, namun
kualitas kualitas bauran promotion, sebagai berikut :
1) Penampilan publik, artinya iklan model komunikasi
yang paling memasyarakat. Sifat publik iklan
menghasilkan suatu pengesahan terhadap produk yang diiklankan memberi perwatan
standar.
2) Biaya serap, artinya iklan atau media yang
dapat meresap karena penjual bisa mengurani pesan. Juga
memungkinkan pembeli menerima dan membandingkan pesan dari
berbagai saingan. Iklan berskala besar memungkinkan sesuatu
yang positif mengenai besarnya
suatu perubahan.
3) Ungkapan perusahaan yang
diperjelas, artinya iklan mampu mendramatisasi suatu perusahaan beserta
produknya melalui lukisan inilah, bunyi dan warna.
4) Tidak adanya tatapmuka,
artinya iklan tidak begitu memaksa, seperti tenaga
penjual.
E
Pengertian Penjualan
Sebenarnya laba yang diperoleh suatu
perusahaan merupakan pencerminan diri usaha-usaha perusahaan yang memberikan
kepuasan konsumen. Untuk mencapai hal itu, perusahaan harus dapat menyediakan
dan menjual barang atau jasa yang paling sesuai menurut konsumen dengan harga
yang dapat dijangkau tetapi tidak merugikan produsen artinya dengan harga yang
layak.
Dengan demikian, sasaran perusahaan dalam
melaksanakan tugas pokok tersebut serta untuk mencapai tujuan sebagai unit
usaha adalah meningkatkan volume penjualannya, karena penjualan adalah sumber
pendapatan bagi perusahaan.
Stanton, dalam bukunya Strategi
Pemasaran, (1999 : 8) memberikan definisi sederhana tentang penjualan, bahwa
penjualan adalah bagian pemasaran itu sendiri adalah salah satu bagian dari
keseluruhan sistem pemasaran.
Pengertian penjualan berarti bahwa
menyerahkan barang atau jasa aktivitas lainnya dalam suatu periode dengan
membebankan suatu jumlah tertentui pada langganan/ konsumen atau pembeli/
penerima barang atau jasa.
Penjualan barang dagangan oleh sebuah
perusahaan dagang biasanya hanya disebut “Penjualan” diberikan definisi oleh
Soemarso, Akuntansi Manajemen, (1999 : 178) jumlah transaksi penjualan yang
terjadi biasanya cukup besar
dibandingkan dengan jenis transaksi yang lain. Beberapa perusahaan hanya
menjual barangnya secara tunai, perusahaan yang lain hanya menjualnya secara
kredit, dan yang lain lagi menjual barangnya dengan kedua syarat jual beli
tersebut.
Penjualan adalah suatu proses pertukaran
barang dan/ atau jasa antara penjua;l dan pembeli. Tugas pokok adalah
mempertemukan pembeli dan penjual. Hal ini dapat dilakukan secara langsung atau melalui wakil mereka sebagai distrbutor.
Fungsi penjualan mencakup sejumlah
fungsi-fungsi sebagai berikut :
1.
Fungsi perencanaan
2.
Fungsi memberi kontrak ( contractual function )
3. Fungsi menciptakan permintaan
(demand creation)
4. Fungsi ,mengadakan perundingan
(negotiation)
5. Fungsi kontraktual (contractual fungtion)
Pada umumnya, para pengusaha mempunyai
tujuan untuk mendapatkan laba tertentu (mungkin maksimal), dan mempertahankan
atau bahkan meningkatkannya untuk jangka waktu lama. Tujuan tersebut dapat
direalisasikan apabila penjualan dapat dilaksanakan seperti yang direncanakan.
Dengan demikian tidak berarti bahwa barang dan jasa yang terjual selalu akan
menghasilkan laba. Oleh karena itu pengusaha harus memperhatikan beberapa
faktor-faktor sebagai berikut :
1.
Modal yang diperlukan
2.
Kemampuan merencanakan
3.
Kemampuan menentukan tingkat harga yang
tepat
4. Kemampuan
memilih penyalur yang tepat
5. Kemampuan
menggunakan cara-casra promosi yang tepat
6.
Unsur penunjang
Perusahaan, pada umumnya mempunyai tiga
tujuan umum dalam penjualan yaitu
1.
Mencapai tujuan tertentu
2. Mendapatkan laba tertentu
3.
Menunjang pertumbuhan per
F
Pengertian Biaya Promosi
Untuk lebih memperlancar arus barang dan
jasa dari produsen ke konsumen, maka salah satu faktor yang penting adalah
penatapan harga jual, akan tetapi sebelum ditetapkan harga jual terlebih dahulu
dtetapkan besarnya biaya promosi dalam memasarkan barang. Biaya promosi menurut Philip Kotler, dalam bukunya Manajemen
Pemasaran, (2002 : 28), menyatakan bahwa biaya promosi sebagai alat yang digunakan untuk sarana
penghubung terjadinya transaksi jual beli barang dan jasa.
Biaya pemasaran merupakan salah satu
alternatif bagi perusahaan bagaimana untuk memperlancar barang dan jasa hasil
produk, karena bermunculan produk yang
sama, peranan biaya pemasaran dalam memerangi saingan dan tantangan perlu
diatasi serta harus dilewati, kecermatan
dan kelihaian pengelola perusahaan ditentukan oleh keunggulan menghadapi
pesaing muncul dengan sendirinya.
Bilamana terjadi suatu kesalahan dalam
pemlihan dalam penatapan harga jual akan memberikan pengaruh yang dapat
memperlambat atau menghambat usaha penyaluran barang dan jasa. Produk yang
sudah memenuhi Standar Industri Indonesia (SII) dan sudah memenuhi selera
konsumen namun jika ternyata harga tinggi dibandingkan dengan produk perusahaan
lain, maka produk tidak mempunyai kemampuan dan inisiatif atau kurang bertanggung jawab, maka usaha penyaluran
akan mengalami hamabatan.
Secara umum biaya pemasaran dapat
dibedakan dalam beberapa macam menurut rangkaiannya, sebagai berikut :
1.
Produsen ke konsumen, ialah dalam bentuk saluran distribusi yang paling
pendek dan sederhana adalah saluran distribusi dari produsen langsung ke konsumen
tanpa menggunakan perantara, atau bisa disebut distribusi secara langsung.
Produsen disini kurang memperhatikan salurtan distrbusi yang telah terbangun
selama ini.
2. Produsen ke pengecer ke konsumen, ialah
suatu hal dapat dipengaruhi oleh konsumen atau pengecer secara langsung untuk
melakukan penjualan kepada konsumen. Adapun beberapa kriteria produsen yang
mendirikan toko pengecer sehingga secara langsung melayani konsumen, mempunyai
pengaruh kepada masyarakat, bekepribadian tinggi, dikenal oleh masyarakat.
3.
Produsen ke pedagangan besar ke pengecer ke konsumen, yang berarti bahwa saluran distribusi ini banyak digunakan
oleh produsen, dan dinamakan sebagai saluran distribusi tradisional. Produsen
disini hanya berhubungan kepada pedagang besar (pengusaha besar) tidak melayani
pengecer dan penjual. Produsen disini khususnya melayani dalam partai besar
tanpa menghiraukan pengecer dan penjual.
4. Produsen ke agen ke pengecer ke konsumen,
dalam melaksanakan saluran distribusi produsen memilih agen (agen penjualan
atau pabrik) sebagai penyalurannya. Produsen menjalankan kegiatan
perdagangannya besar dalam saluran distribusi yang ada dan sasaran penjualannya
terutama diajukan kepada pengecer.
5.
Produsen ke agen ke pedagangan besar ke pengecer ke konsumen, yang
berarti saluran distribusi ini berfungsi untuk saling menggunakan agen sebagai
perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian
menjualnya kepada toko-toko kecil agen yang terlihat dalam saluran distribusi
ini terutama agen penjualan. DAFTAR
PUSTAKA
Assauri, S, 2001,
Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Analisis, Edisi Kedua, Balai
Penelitian Fakultas Ekonomi, UGM,
Yogyakarta.
Kotler, P, 2002, Manajemen
Pemasaran, Analisis Perencanaan dan Pengendalian, Terjemahan Jaka Wasana,
2000, Edisi kelima, Cetakan Kedua,
Erlangga, Jakarta.
Maulana, A, 2003, Azas
- Azas Marketing, Cetakan Ketiga, Edisi Kedua,
Alumni, Bandung.
Nitisemita, A,S, 2000, Azas
- Azzas Marketing, Edisi Ketiga, Liberty, Yogyakarta.
Sugarda, B.Y, 2001, Kerangka
Strategi Perusahaan, Manajemen dan Usahawan Indonesia, Edisi ke 21, Jakarta.
Soemarso, 1999, Akuntansi
Manajemen, Edisi Ketiga, Cetakan Ketujuh, Liberty, Yogyakarta.
Stanton, W.S, 2000, Marketing
Praktis, Edisi Kedua, Cetakan Pertama,
Liberty Yogyakarta.
Swastha, B, dan Irawan, 2002,
Manajemen Pemasaran
Modern, Edisi Kedua, Cetakan
Kedua, Liberty, Yogyakarta.
Winardi, 2002, Azas -
Azas Marketing, Cetakan Ketiga, Edisi Kedua, Alumni, Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar