Tujuan pemasaran
sebagaimana diketahui bahwa setiap perusahaan atau produsen selalu ingin
berkembang dan berusaha untuk mengetahui mana paling baik untuk menyampaikan
dan berusaha untuk menyampaikan hasil produksinya dipasaran. Setiap perusahaan
selalu berusaha untuk memilih jalan jalan memenuhi keinginan yang paling tepat,
sehingga dapat memberikan keuntungan yang semaksimal mungkin dengan artian
bahwa hasil produksi bisa bersaing.
Winardi,
Azas-Azas Marketing, (2000: 181) menyakan
bahwa ada empat tujuan pemasaran untuk meningkatkan volume penjualan,
sebagai berikut :
1.
Maksimalisasi konsumsi
Banyak kalangan eksekutif dalam dunia usaha menganggap pemasaran sebagai
sebuah fungsi dunia usaha yang harus melaksanakan tugas, memaksimisasi jumlah
barang-barang dan jasa-jasa yang dikomsumsi. Hal tersebut akan memaksimalisasi
konsumsi produksi, kesempatan kerja serta kekayaan. Ada asumsi yang hidup di
dalam masyarakat bahwa makin banyak barang-barang dan jasa-jasa yang dibeli dan
dikomsumsi orang-orang, makin gembiralah mereka. Ada kelompok lain yang mulai
meragukan apakah barang-barang material yang bertambah banyak jumlahnya berarti
bahwa akan lebih senang. Hal tersebut disebabkan oleh karena melihat bahwa
banyak orang kaya raya ternyata tidak dapat mencapai “kegembiraan dalam
kehidupan mereka”. Akibatnya adalah bahwa kelompok kecil tersebut mulai sangsi
bahwa kehidupan “baik” dicapai melalui konsumsi yang kontinyu serta
berkelebihan.
B.
Maksimilisasi Pemasaran Kepuasan
Konsumen
Banyak pihak
pemasaran beranggapan bahwa
tujuan pemasaran adalah
“maksimilisasi kepuasan konsumen dan bukanlah konsumsi”.Patut
disayangkan bahwa kepuasan konsumen sebagai tujuan pada periode sistem
pemasaran menimbulkan problem-problem serta pengukuran yang luas.
a. Perlu diingat bahwa tak seorangpun
diantara para ahli ekonomi kesejahteraan telah menemukan cara bagaimana
menjumlahkan kepuasan orang-orang yang berbeda-beda dengan skala yang berarti,
sehingga kepuasan total yang diciptakan oleh produk tertentu atau aktivitas
pemasaran tertentu dapat dievaluasi.
b. Kepuasan secara langsung yang
diperoleh oleh para konsumen induvidual dari barang-barang tertentu
kadang-kadang lupa perhitungankan kerugian tertentu yang timbul di dalam proses
yang berlangsung, misalnya pencemaran dan kerusakan lingkungan.
c.
Kepuasan yang dialami konsumen atau orang-orang sewaktu-waktu
mengkomsumsi barang-barang tertentu, dalam
kasus ini barang-barang yang “status”, tergantung pula orang-orang lain
memilih barang-barang tersebut. Karena alasan-alasan yang dikemukakan sulit
sekali utuk mengevaluasi suatu sistem pemasaran. Sehubungan dengan persoalan,
berapa banyak kepuasan yang diberikan olehnya.
3. Maksimalisasi Pilihan
Ada pemasaran tertentu yang menganggap
bahwa sistem pemasaran ideal yaitu sistem yang memaksimalisasi pilihan-pilihan
konsumen. Ini merupakan sebuah sistem yang dapat memungkinkan para konsumen
untuk mencapai barang-barang yang tepat sekali memuaskan selera individual
mereka.
Pada perekonomian demikian, para
onsumen individual dapat memaksimalisasi gaya hidup mereka, dengan demikian
juga kepuasan mereka. usaha memaksimalisasi untuk pilihan konsumen mengandung
beberapa keburukan pula, seperti :
a. Barang-barang
dan jasa-jasa yang akan lebih mahal marena varitas luas memaksakan waktu
produksi yang lebih singkat dan persediaan-persediaan yang lebih banyak
memerlukan penyimpangan oleh para pemasar. Biaya barang dan jasa yang lebih
tinggi akan menyebabkan berkurangnya pendapatan nyata para konsumen serta
kemampuan mereka untuk membeli barang-barang dan jasa dalam jumlah lebih
banyak.
b. Bertambahnya kepuasan konsumen karena
varitas barang-barang yang lebih banyak akan ditiadakan oleh biaya yang lebih
besar sehubungan dengan usaha pencaharian. Para konsumen harus mencurahkan
lebih banyak waktu untuk mempelajari sifat-sifat dari pada macam-macam versi.
Lebih banyak waktu untuk melakukan evaluasi dan mungkin pula lebih banyak waktu
untuk menuju kearah lokasi penjualan spesifik, untuk mengetahui dan mencermati
barang atau jasa dalam situasi penjual barang-barang/ jasa-jasa sesuai dengan
pilihan mereka.
c. Pertumbuhan dalam jumlah tidak perlu
berarti suatu pertambahan dalam jarak pilihan real para konsumen. Akhirnya
perlu diingat bahwa adanya varitas dalam jumlah besar, tidak disenangi oleh
semua konsumen. Ada konsumen yang beranggapan bahwa terdapat adanya kelebihan
pilihan pada katagori-katagori produk tertentu menimbulkan kegelisahan dan
frustasi di kalangan para konsumen.
4.
Memaksimalisasi kualitas kehidupan
Tujuan sebuah sistem pemasaran adalah
bahwa ia harus mengandung sebuah konsepsi tentang kepuasan konsumen. Pada
sebuah masyarakat teknologi kompleks ini, banyak kekuatan-kekuatan berbeda
untuk mempengaruhi kegembiraan dan keinginan masyarakat agar tertarik produk
tersebut.
Konsep-konsep “kualitas kehidupan”
kiranya merupakan sebuah cara yang berguna mencakup macam-macam kekuatan
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar