Perusahaan dalam menjalankan usahanya
selalu membutuh kan
kas. Kas diperlukan baik untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadaka
investasi baru dalam aktiva tetap. Pengeluaran kas suatu perusahaan dapat
bersifat terus menerus (kontinyu), misalnya pengeluaran kas untuk pembelian
bahan mentah, pembayaran upah buruh gaji dan sebagainya. Di samping itu ada
aliran kas ke luar (cash out flow) yang bersifat tidak kontinyu (intermittent),
misalnya pengeluaran untuk pembayaran pajak pendapatan, bunga, deviden,
pembayaran angsuran hutang, pembelian kembali saham perusahaan, pembelian
aktiva tetap dan sebagainya. Demikian halnya
dalam aliran kas (cash inflow), terdapat
pula aliran kas yang bersifat kontinyu dan bersifat intermittent. Aliran kas
masuk yang bersifat kontinyu, misalnya aliran kas yang berasal dari hasil
penjualan produk secara tunai, penerimaan piutang dan lain-lain, sedangkan
aliran kas masuk yang tidak kontinyu misalnya aliran kas masuk yang berasal
dari penyertaan pemilik perusahaan, penjualan saham, penerimaan kredit dan bank, penjualan aktiva tetap yang tidak
terpakai dan lain-lain.
Penerimaan dan pengeluaran kas dalam perusahaan akan berlangsung terus
selama perusahaan masih hidup. Dengan demikian menurut Bambang Riyanto, (1998;
84), menyatakan bahwa aliran kas itu bagaimana darah yang terus menerus
mengalir dalam tubuh perusahaan yang memungkinkan perusaha an itu dapat kelangsungan hidupnya.
Kelebihan dari aliran kas masuk terhadap aliran kas keluar merupakan
saldo kas yang akan tertahan di dalam perusahaan. Besarnya saldo kas ini akan
mengalami perubahan dari waktu ke waktu karena berbagaifaktor. Jumlah saldo
kas dalam perusahaan akan meningkat,
jika aliram masuknya yang berasal dari penjualan tunai dan piutang yang
terkumpul lebih besar dari pada aliran kas keluar masuk untuk bahan mentah,
tenaga kerja, biaya lain dan pajak. Perubahan dalam tingkat harga, juga
mempunyai pengaruh yang besar terhadap aliran kas di dalam perusahaan.
Perubahan politik pemasaran (maketing), keputusan di bidang produksi,
kebijaksanaan dibidang pembelian dan
personalia juga mempunyai
dampak terhadap aliran kas dalam perusahaan.
Adanya pertimbangan yang baik
mengenai kualitas maupun timming antar cash inflow dengan cash outflow dalam
perusahaan, berarti bahwa pengeluaran kas baik mengenai jumlah maupun mengenai
waktunya akan dapat dipenuhi dari penerimaan kasnya,sehingga perusahaan tidak
perlu mempunyai persediaan brangkas yang besar. Adanya
pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain disebabkan karena adanya
kesesuaian antara syarat pembelian dengan syarat penjualan.
Menurut S. Munawir, (1998; 241),
menyatakan bahwa budget kas adalah gambaran atas seluruh rencana penerimaan dan
pengeluaran uang tunai yang bertalian dengan rencana-rencana keuangan
perusahaan dan transaksi lainnya yang menyebabkan perubahan-perubahan pada
posisi kas atau untuk menunjukkan aliran kas (cash flow) perusahaan tersebut.
Kebijaksanaan untuk mengadakan
advertensi secara besar-besaran, berarti akan mengakibatkan adanya aliran kas
yang segera keluar, sementara efek dari pengeluaran itu belum dirasakan sampai
saat di mana adanya tambahan cash inflow yang berasal dari kenaikan sales.
Apabila dibandingkan dengan analisa
atau laporan sumber dan penggunaan kas, maka perbedaannya terletak pada
tujuannya. Laporan sumber dan penggunaan kas menunjukkan dari mana uang kas
diterima dan digunakan untuk apa saja uang kas yang telah atau akan diterima
dalam periode tersebut, sedangkan cash budget tujuannya lebih dari itu, yaitu
ingin mengetahui saat-saat penerimaan dan pengeluaran uang (dan jumlahnya
masing-masing) serta saat-saat adanya surplus atau defisit kas. Dengan
demikian, dipertimbangkan antara aliran kas masuk dengan aliran kas keluar,
baik dalam kualitas maupun waktunya akan menentukan besarnya saldo kas dalam
perusahaan pada saat tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar