Powered By Blogger

Kamis, 22 Desember 2016

Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Prosedur Penerimaan Kas
      Di dalam suatu perusahaan prosedur penerimaaan uang melibatkan beberapa bagian transaksi-transaksi penerimaan uang tidak terpusat pada suatu bagian saja agar dapat     memenuhi prinsip-prinsip internal control.
Diantara bagian-bagian yang terlibat di dalam proses penerimaan uang, sebagai berikut :
1) Bagian surat masuk
2) K a s i r
3) Bagian piutang
4) Bagian pemeriksaan interen
            Bagian surat masuk bertugas menerima semua surat-surat yang diterima perusahaan. Surat yang berisi pelunasan piutang harus dipisahkan dari surat-surat lainnya. Setiap hari bagian surat membuat daftar penerimaan uang harian, mengumpulkan chek dan remittance advice. Kecocokan antara jumlah dalam chek dengan jumlah dalam remittance menjadi tanggung jawab bagian surat masuk.Setelah daftar penerimaan uang harian selesai dikerjakan oleh bagian surat masuk, maka  daftar tersebut  didistribusi oleh kepala bagian yang bersangkutan, satu lembar bersama-sama dengan chek diserahkan kepada kasir.
Dari Satu lembar bersama dengan remitttance advice diserahkan kepada seksi piutang. Jika dalam surat yang diterima oleh bagian surat masuk terdapat remittance  sesudah diterima, amplop dari langganan dapat digunakan sebagai remittance sesudah ditulis jumlahnya pada halaman muka amplop tersebut.
Kasir bertugas menerima uang yang berasal dari bahan surat masuk pembayaran langsung atau dari penjualan oleh salesman.  Kasir harus membuat surat setoran kebank dan menyetorkan semua uang yang diterimanya.
Agar penerimaan uang ini dapat diawasi dengan baik,   maka satu lembar bukti sebagai setoran dari bank langsung dikirm ke bagian akuntansi. Bukti setoran yang diterima di   bagian akuntansi dicocokkan dengan daftar penerimaan uang yang dibuat oleh bagian surat masuk dan oleh kasir. Salah satu cara pengawasan penerimaan uang langsung oleh kasir dapat dilakukan dengan dibuatnya bukti kas masuk yang diberi nomor urut yang dicetak
Sumber dan bentuk penerimaan uang menurut Zaki Baridwan ( 2001; 199), sebagai berikut penerimaan uang/ kas biasanya berasal dari berbagai bentuk sumber, ada sumber yang sering terjadi seperti pelunasan piutang, penjualan tunai, tetapi ada pula sumber penerimaan yang jarang    terjadi, seperti penjualan aktiva tetap.
Selain  sumber-sumber tersebut, penerimaan-penerimaan uang bisa juga berasal dari adanya pinjaman baik dari bank maupun dari pinjaman wesel.  Apabila terjadi setoran model baru, maka ini juga merupakan sumber penerimaan kas. Formulir-formulir yang digunakan dalam prosedur penerimaan uang menurut Zaki Baridwan (2001; 100) adalah sebagai berikut
1) Dokumen  (bukti) asli  pendukung setiap  penerimaan uang  yang terdiri dari :
    - Pemberitahuan tentang pelunasan dari para langganan (remittance advice) atau amplop.
    - Bukti penerimaan uang yang diberi nomor urut yang  dicetak dan dibuat oleh kasir untuk penerimaan uang   langsung.
    - Pita daftar penjualan tunai
    - Pemberitahuan tentang pelunasan, daftar penjualan salesman.
    - Pemberitahuan dari bank tentang pinjaman, penagihan   oleh bank.                                                                                                                                                               
2) Data  harian  yang  menunjukkan  kumpulan  ataukah   ringkasan  penerimaan kas yang terdiri dari :
    - Bukti setoran ke bank
    - Daftar  penerimaan  kas  harian (dibuat oleh kasir)  dan  daftar penerimaan kas  harian   (yang dibuat oleh bagian surat masuk).
    - Ringkasan cash register
    - Proof tapes
3) Buku jurnal (book of original entry)                                                         
    - Jurnal penerimaan uang (terperinci)
    - Kombinasi proof shhet dengan jurnal penerimaan uang.
4) Buku pembantu piutang dan buku besar"

Uang tunai/ kas adalah barang yang mudah menjadi sasaran pencurian dan penyelewengan, karena uang itu mudah dibawa, maka mudah disimpang dan mudah digunakan untuk mengadakan transaksi. Oleh karena itulah pengawasan yang baik sangat diperlukan, sejak saat diterimannya sampai dimaksudkan  ke dalam basi peti atau ( brankas ), atau langsung disimpang kebank agar uang tersebut dapat terhindar dari beberapa bahaya (resiko) yang bisa melanda perusahaan. 

Prosedur Pengeluaran Kas 
  Untuk bisa menyusun suatu manual atau pedoman tentang   sistem dan prosedur pencatatan kas, maka terlebih dahulu harus diadakan analisa tentang fungsi daripada pengeluaran  kas tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, Ruchiyat Kosasi, (1997; 102) mengemukakan, sebagai berikut :
1) Pengeluaran kas harus diperinci agar dapat disusun suatu ikhtisar laporan dan pencatatan, dari kedalam jurnal pengeluaran kas.
2)  Dalam perusahaan kecil, pos-pos debet dapat berasal dari "voucher register", jurnal pembelian (buku pembelian), atau dari perincian faktur-faktur terpisah dari prosedur jurnal ataukah catatan harian. Jadi buku jurnal atau pencatatan pengeluaran kas dipakai sebagai kontrol chek terhadap buku-buku tersebut di atas.                                                        
3)  Sebagian  besar pos-pos debet sebagai lawan pengeluaran  kas adalah pos-pos harta, utang dan biaya tetapi juga bisa berakibat pos debet pada kelompok rekening dalam neraca serta rugi laba. Catatlah pengeluaran kas dengan baik dan posting ke pos debet. Suatu sistem  efektif mengenai  pengeluaran kas  hal sangatlah penting sehingga tidak kalah pentingnya dengan sistem yang ada pada penerimaan kas.
   Oleh karena pengurus dan pimpinan suatu perusahaan harus  mengirim surat  dan   dapat  menjelaskan  mengenai  siapa yang  berwewenang untuk menandatangani chek. Semua pembayaran/pengeluaran kas, sebaiknya dilakukan dengan chek atau nama perusahaan ataukah chek voucher, merupakan suatu formulir yang dikirim kepada kreditur sebagai pemberitahuan tentang pembayaran bersama dengan cheknya, tembusannya merupakan catatan utang yang menunjukkan suatu persetujuan  pembayaran, sehingga bukti tanda terima dapat diperoleh secara otonomi.
   Oleh karena penandatanganan chek-chek yang cukup banyak ini yang memerlukan suatu ketelitian dan keamanan sehingga mereka yang menandatangani chek harus mempertanggung jawabkan setiap transaksi yang meragukan atau tidak dimengerti sepenuhnya. Meskipun sistem pengendalian interen tidak dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi, tetapi dalam hal ini perlu adanya pedoman dalam pembukuan.
Sistem dan pembukuan  dalam pengendalian interen yang perlu diperhatikan, sebagai berikut :                                                      
 1)  Sebelum faktor pembelian disetujui untuk dibayar, harus dilakukan pemeriksaan perhitungan-perhitungannya dalam faktur dan dokumen-dokumen pendukungnya.
 2)  Dalam hal adanya retur pembelian, maka jumlahnya harus dapat ditentukan untuk mengurangi hutang yang akan dibayar.
 3) Semua hutang dibayar dalam periode potongan sehingga diperoleh potongan pembelian.
 4) Jumlah saldo dalam buku pembantu hutang harus cocok dengan besarnya saldo rekening kontrolnya dan dengan  surat pernyataan piutang dari penjual (kreditur).
 5)   Semua pengeluaran uang harus dengan chek kecuali untuk pengeluaran dari kas kecil.
 6)   Pembentukan dana kas kecil dengan inpers sistem.
 7)   Penandatanganan chek harus dipisahkan dari orang yang memegang buku chek.
 8) Petugas yang menandatangani chek dibedakan dari petugas yang menyetujui pengeluaran kas dan sedapat mungkin keduanya harus menyarankan uang jaminan.
 9)   Harus ada pertanggung jawaban dari pemegang buku chek tentang nomor-nomor chek yang digunakan, serta yang   dibatalkan.
10)  Tanggung  jawab  penerimaan  uang harus dipisahkan dari tanggung jawab atas pengeluaran kas, dimana prinsip ini  tidak  berlaku untuk lembaga-lembaga keuangan seperti bank.                                                        
11)  Petugas  pengeluaran  uang  harus  dipisahkan  dari petugas yang mengerjakan pembukuan kas.
12)  Rekonsiliasi laporan dilakukan oleh petugas yang tidak menandatangani chek, atau menyetujui pengeluaran.
13)  Persetujuan pengeluaran uang harus didukung dengan faktur dari penjual yang sudah disetujui serta dokumen-dokumen pendukung lainnya.
14) Chek untuk pengisian kas kecil dan gaji pegawai harus dibuat atas nama penerima.
15)  Sesudah dibayar, semua dokumen pendukung harus di cap lunas atau dilubang agar tidak digunakan lagi.
16)  Dilakukan cuti berkala untuk petugas-petugas pengeluaran uang kas.
17) Transfer uang antara bank harus dengan izin khusus dan dibuat rekening perantara. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar