Sebagaimana
kita ketahui bahwa terjadinya piutang berarti penjualan barang secara kredit,
oleh Moekijat (1999: 125) Manajemen adalah
kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka
perencanaan tujuan melalui kegiatan orang lain.
Dari definisi tersebut di atas, maka
penulis dapat menarik suatu kesimpulan bahwa management adalah merupakan suatu
proses kegiatan dan usaha manusia untuk mencapai tujuan dengan melalui suatu
kerja sama dengan orang lain. Maka melihat batasan pengertian management, maka
yang memegang peranan adalah faktor-faktor tenaga kerja, dalam hal mana
disebabkan karena faktor manusia sebagai tenaga kerja yang mempunyai dan
memiliki akal dan pikiran, perencanaan serta kehendak. Disimpulkan bahwa unsur
management menurut penguraian di atas
sifatnya universil. Oleh karena di
berikan penguraian menurut M. Manullang, (1997: 12), sebagai berikut manajer adalah orang yang
mencapai hasil tertentu melalui orang lain atau dengan kata lain manager adalah
orang yang mempunyai keahlian untuk menggerakkan orang untuk melakukan
pekerjaan tertentu, untuk menghasilkan sesuatu tujuan tertentu.
Dari beberapa definisi tersebut di
atas, maka dapat ditarik suatu
kesimpulan
bahwa manajemen adalah suatu proses kegiatan/ usaha penyampaian tugas
tertentu melalui kerja sama dengan orang-orang lain. Berdasarkan pengertian
tersebut di atas, nampaknya banyak kunci pengawasan adalah proses kerja sama
yang baik diantara para pegawai atau pada karyawan masing-masing.
Kalau menurut Moekijat, (1999: 151),
memberikan batasan mengenai manajemen sebagai berikut Manajemen adalah
proses di mana pimpinan ingin mengetahui apakah bawahan sudah
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Dalam hubungan dengan penjelasan
tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa setiap pekerjaan yang dilimpahkan
diikuti dengan saksama, sehingga apa yang telah diberikan padanya atau pada
masing-masing karyawan. Dari definisi ini dapat juga dijelaskan mengenai
tentang kewenangan terhadap pelaksanaan tugas dengan diawasi secara tidak langsung
apa yang ia kerjakan sesuai perintah apakah bisa diselesaikan atau tidak.
Setiap karyawan mempunyai job dalam
struktur organisasi tersendiri, maka olehnya itu tentu mempunyai pembagian
tugas dan pembatasan hak dari masing-masing karyawan. Dan untuk lebih
efisiensinya terhadap tugas yang dilimpahkan perlu memperhatikan apa yang telah
digariskan oleh struktur organisasi perusahaan itu sendiri.
Dalam rangka upaya untuk memperbesar
volume penjualan perusahaan pada umumnya, khususnya perusahaan yang berskala
besar menjual produknya dengan kredit. Penjualan kredit ini tidak segera
menghasilkan uang kas, melainkan menimbulkan piutang langganan
akan piutang dagang. Pada saatnya nanti akan jatuh tempo yang
menimbulkan aliran kas masuk yang biasa disebut cash inflow yang berasal dari
pengumpulan piutang yang tertagih.
Untuk lebih jelasnya tentang pahaman
piutang, maka akan dikemukakan beberapa pengertian. Menurut Zaki Baridwan
(2001: 94), pengertian piutang dagang adalah Piutang dagang menujukkan piutang yang
timbul dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang normal, biasanya
piutang dagang akan dilunasi dalam jangka waktu satu tahun dan dikelompokkan ke
dalam aktiva lancar.
Selanjutnya J.D.Wilson dan J.B.
Campbell yang dikutip oleh Mulyadi (2000: 418) mendefinisikan piutang yaitu
yang dimaksud dengan piutang (recevable) bukan hanya piutang para langganan,
tetapi meliputi piutang para pegawai, wesel tagih, piutang klaim, biaya
transpor, piutang klaim asuransi, saldo debet perkiraan lain. Namun piutang
para langganan merupakan yang terpenting dalam totalnya.
Dari pengertian di atas, termasuk
kemponen piutang dagang adalah tagihan-tagihan yang akan dilunasi dengan uang.
Oleh karena itu mengirim (penitipan) atau penjualan barang
dalam bentuk konsinyasi tidak dapat dicatat sebagai piutang sampai pada saat
barang tersebut terjual. Sedangkan piutang yang timbul dari angsuran akan
dipisahkan menjadi aktiva lancar, dan hal ini tergantung pada jangka waktu
angsuran tersebut.
Piutang yang terjadi akibat
penjualan barang atau jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan tidak termasuk dalam kelompom piutang dagang, melainkan
di kelompokkan sendiri dengan sebutan piutang bukan dagang.
Sebagaimana disebutkan dalam uraian
di atas bahwa, piutang yang terjadi
akibat transaksi penjualan barang dan jasa secara kredit, atau terjadi
karena kegiatan lain seperti memberian pinjaman. Dalam hubungan ini, Soemarsono
SR, (2001, 331) menyatakan, sebagai berikut :
"1. Piutang dagang atau piutang usaha, yaitu piutang yang berasal dari penjualan
kredit barang-barang dan jasa-jasa yang merupakan kegiatan utama perusahaan.
2. Piutang yang
selain piutang dagang atau piutang usaha seperti piutang pegawai, piutang bunga,
piutang dari perusahaan afiliasi dan piutang persero dan lain-lain".
Mengenai piutang dagang, Al Haryono
Yusuf (1998: 72) memberikan pengertian yaitu Piutang dagang adalah
tagihan-tagihan kepada perorarangan atau
organisasi timbul dari penjualan barang-barang dan jasa-jasa secara kredit
tanpa disertai dengan suatu perjanjian secara tertulis yang formil.
Apabila pengertian terakhir ini
diperhatikan dengan saksama, menujukkan bahwa piutang pada dasarnya adalah
suatu tuntutan keuangan kepada pihak lain. Dalam pengertian piutang ini. Ikatan
Akuntansi Indonesia
(1994, 32) memberipandangan sebagai berikut :
"1. Menurut
sumber terjadinya, piutang
digolongkan dalam dua katagori, yaitu
piutang usaha yang meliputi piutang
yang timbul karena
penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan normal
perusahaan. Piutang yang timbul dari transaksi dikatagorikan usaha tersebut
digolongkan dalam katagori piutang lain-lain.
2. Piutang yang diperkuat dengan promes
disebut wesel tagih".
Dari beberapa pengertian piutang
tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa piutang merupakan aktiva lancar
perusahaan yang meliputi hal-hal, sebagai berikut :
1)
Penjualan barang dan jasa secara kredit
2) Wessel
tagih
3) Piutang
klaim biaya transfer
4) Pinjaman
kepada pegawai
5) Pinjaman
kepada perusahaan lain.
Penjualan barang dan jasa banyak
dilakukan dengan cara kredit, sehingga ada tenggang waktu sejak penyerahan
barang dan jasa diterimanya uang (hasil penjualan). Dalam tenggang waktu
tersebut penjual mempunyai tagihan kepada pembeli. Salin tagihan dapat tercipta
dari penjualan barang dan jasa, tagihan dapat juga terjadi dari berbagai
kegiatan lain seperti memberikan pinjaman kepada karyawan, membayar uang muka
kepada akan perusahaan atau dapat terjadi dari penjual-an aktiva tetap yang
sudah tidak digunakan lagi dalam perusahaan serta pengakuan akuntansi karena
dasar waktu (acrrual basis).
Sebagai akibat diberikannya
pinjaman, adlah timbulnya tuntutan kepada pihak
lain, sebagaimana
dikemukakan oleh Zaki Baridwan
(2001: 931), yaitu tagihan disini dimaksudkan dengan klaim perusahaan atau
uang, barang - barang dan jasa jasa kepada pihak-pihak lain.
Piutang sesungguhnya merupakan
elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar secara terus menerus
dalam siklus perputaran modal kerja yang berawal dari keinventory, piutang dan
kembali menjadi kas.
Dalam keadaan yang normal, penjualan
pada umumnya dilakukan dengan cara kredit, piutang mempunyai tingkat likwiditas
(kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-nya yang segera harus dipenuhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar