Untuk
menjamin kelangsungan hidup perusahaan memerlukan biaya dalam memenuhi kegiatan
operasional. Tanpa biaya, maka perusahaan tidak akan dapat menjalankan
kegiatan-kegiatan usahanya dengan baik, bahkan dapat menghambat pada perusahaan
untuk memperoleh suatu produk jadi, guna dipasarkan kepada konsumen dengan
sasaran laba yang maksimal.
Untuk mengatasi agar perushaan dapat
memperoleh suatu barang tidak mengalami hambatan dan bahkan dapat mempengaruhi
pula kelangsungan hidup suatu perusahaan, menurut Gorisson H. Ray (1998 : 201)
diperlukan biaya produk yang digunakan untuk memproduksi suatu produk jadi.
Namun pada dasarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam memproduksi suatu
produk jadi dengan jaba yang semaksimal nungkin juga seringkali mengalami
kekurangan dan kelebihan terhadap biaya produksi yang digunakan dalam memproses
produk.
Dengan demikian, maka diperlukan
suatu standar cpst dalam memproduksi suatu produk dengan sasaran laba yang
malsimal. Di mana standar cost adalah merupakan suatu alat pengendalian biaya
dalam proses produksi barang jadi. Sebab kita ketahui dalam memproduksi suatu
produk dengan mengeluarkan biaya produksi yang relatif besar nilainya. Agar
lebih menguntungkan perusahaan, maka diperlukan standar cost sehingga biaya
yang dikeluarkan dapat lebih efisien.
Perkembangan produksi yang sangat
pesat dengan sendirinya mempunyai peranan yang cukup besar sebagai penunjang
terhadap kegiatan perusahaan bahkan dapat dikatakan bahwa sistem produksi yang
tepat akan memberikan dampak positif perkembangan serta kemajuan perusahaan,
bahwa tujuan dan setiap perusahaan adalah merupakan produk guna dipasarkan
kepada konsumen dengan sasaran laba yang maksimal mungkin.
Dalam hubungannya dengan uraian
tersebut di atas, maka masalah produksi dapat dikatakan masalah utama di dalam
perusahaan industri yang hendaknya diperhatikan oleh setiap pimpinan perusahaan
sebab kegagalan di dalam memproduksi bahan baku menjadi produk jadi akan
mengakibatkan perusahaan tidak memperoleh sejumlah dana untuk membiayai
operasinya sehingga menghambat masalah pemasaran pembelanjaan di dalam
perusahaan yang bersangkutan dan selanjutnya masalah personil di dalam
perusahaan.
Selanjutnya, menurut Mas’ud
Machfoedz (1999 : 31) yang memberikan pengertian biaya overhead pabrik adalah
biaya seluruh biaya yang digunakan untuk membuat suatu barang selain bahan
dasar langsung dan upah tenaga kerja langsung. Dalam artian ini biaya overhead
pabrik termasuk biaya bahan dasar tak langsung dan biaya tenaga kerja tak
langsung.
Berdasarkan pengertian yang telah
dikemukakan oleh penulis, maka dapatlah disimpulkan bahwa biaya overhead pabrik
adalah biaya produksi selain biaya tenaga kerja tak langsung dan biaya tenaga
kerja tak langsung serta biaya bahan bakar yang tak langsung digunakan dalam
proses produksi pada suatu perusahaan. Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam
biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa golongan, sebagai berikut
:
- Biaya bahan penolong
Biaya bahan
penolong adalah bahan baku
yang menjadi bagian dari pada produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi
bagian dari pada produk, akan tetapi nilainya relatif kecil. Dalam perusahaan
percetakan yang termasuk dalam bahan penolong antara lain perekat, tinta
koreksi, minyak pelumas, dari pita mesin tik. Bahan penolong dalam proses
produksi kertas adalah soda kaporit, tapioka, bahan warna, tawas, surplus dan
bahan kimia lainnya.
- Biaya reparasi dan pemeliharaan
Biaya
reparasi dan pemeliharaan berupa pemakaian sparts dan factory surplus atau
persediaan yang lain serta pembelian jasa pihak luar perusahaan untuk keperluan
perbaikan dan pemeliharaan emplasement, perumahan, bangunan pabrik, mesin-mesin
kendaraan, perkakas laboratorium, dan aktiva lainnya yang digunakan untuk
keperluan pabrik.
- Biaya tenaga kerja tak langsung
Biaya
tenaga kerja tak langsung adalah merupakan biaya tenaga kerja yang tidak dapat
diidentifikasikan dengan atau tidak dikeluarkan secara langsung dalam proses
produksi barang atau jasa tertentu. Biaya tenaga kerja tak langsung dikeluarkan
utuk kegiatan produksi secara umum.
Biaya
tenaga kerja terdiri dari :
-
Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam departemen
pembantu seperti departemen-departemen pembangkit tenaga listrik, upah bengkel
dan departemen gudang.
-
Biaya tenaga kerja tertentu yang dikeluarkan dalam
departemen produksi. Contoh gaji kepala departemen produksi, gaji pegawai
administrasi pabrik dan mandor.
- Biaya tenaga kerja yang timbul sebagai akibat
penilaian terhadap aktiva tetap
Biaya
overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok ini adalah biaya reparasi yang
diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan sebagainya.
Ditinjau dari tingkah laku unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam hubungannya
dengan perubahan volume pada pada kegiatan, biaya overhead pabrik dapat dibagi
menjadi tiga golongan yaitu biaya overhead pabrik tetap, biaya overhead pabrik
variabel dan biaya overhead pabrik semi variabel. Untuk keperluan
penentuan tarif biaya overhead yang
sifatnya semivariabel dipecah menjadi dua unsur biaya yaitu biaya tetap dan
biaya variabel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar