Powered By Blogger

Jumat, 23 Desember 2016

Persediaan Pengaman (Safety Stock)

      Pada semua situasi ada suatu "tenggang waktu" antara menempatkan pesanan untuk penggantian persediaan, penerimaan dari pada barang yang masuk kedalam persediaan. Oleh Sofyan Assauri (2000: 25) Tenggag waktu ini biasanya disebut dengan delivery lead time. Setelah mengadakan pesanan untuk penggantian, pemenuhan pesanan dari langganan harus dipenuhi persediaan yang ada. Permintaan dari langganan biasanya berfluktuasi dan tidak dapat diramalkan dengan tepat, sehingga adakalanya persediaan menipis.
      Maka dengan sendirinya akan ada resiko yang tidak dapat di hindari bahwa persediaan yang ada akan habis sama sekali  sebelum penggantian datang sehingga pelayanan kepada langanan tidak dapat dipenuhi dengan baik. Karena tingkat pelayanan ini  harus dipertahankan dengan menciptakan suatu  safety stock yang akan menampung setiap penyimpanan selama lead time.
       Sofjan Assauri dalam bukunya Cost Accounting and control, (2000 : 114) pengertian tentang safety stock, yaitu Yang dimaksud dengan persediaan pengaman (safety stock) adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock-out).
       Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka sehubungan dengan kebijaksanaan pengendalian persediaan bahan mentah yang dilakukan oleh Perusahaan PT Katingan Timber Company, persediaan pengaman (safety stock) perlu diperhatikan karena terjadi :
  1. Kemungkinan terjadinya kekurangan bahan mentah, karena   pemakain yang lebih besar dari perkiraan semula.
  2. Keterlambatan dalam penerimaan bahan mentah yang dipesan akibatnya langganan beralih pada langganan lain.
      Untuk dapat mencapai persediaan yang optimun, harus memenuhi beberapa syarat pengendalian persediaan, syarat-syarat tersedianya persediaan yang optimun menurut Sofyan Assauri. Dalam bukunya Management Production, (1998: 229), sebagai berikut :
     1.   Terdapatnya gudang yang cukup luas dan teratur dengan pengaturan tempat/barang yang tetap dan identifikasi bahan/barang tertentu.
  2.  Sentralisasi kekuasaan dan tanggung jawab pada satu orang yang dapat dipercaya terutama penjaga gudang.
  3.    Suatu sistem pencatatan dan pemeriksaan atas penerimaan barang.
  4.   Pengawasan mutlak atas pengeluaran bahan/barang.
  5.  Pencatatan yang cukup teliti yang menunjukkan jumlah yang dipesan dibagikan atau dikeluarkan dari yang tersedia di dalam gudang.
 6. Pemeriksaan fisik bahan/barang yang ada dalam persediaan secara langsung.
7    Perencanaan untuk menggunakan barang-barang yang lebih dikeluarkan, barang-barang yang telah lama dalam gudang dan barang-barang yang sudah usang dari keunggulan zaman.
8     Pengecekan untuk manajemen dapat efektifitasnya kegiatan rutin.
      Persediaan atau inventory merupakan bagian dan aktiva perusahaan yang membutuhkan investasi yang cukup besar dan merupakan salah satu elemen utama dari modal kerja yang selalu berputar. Oleh karena itu pihak manajemen dituntut untuk mengelola secara wajar mengenai bagian dari aktiva tersebut.
      Persediaan optimun merupakan batas jumlah persediaan yang ekonomis yang sebaiknya dapat diadakan oleh perusahaan. Batas persediaan optimun ini kadang-kadang tidak didasarkan pertimbangan efektivitas dan efisiensi kegiatan perusahaan, melainkan atas dasar kemampuan perusahaan terutama kemampuan keuangan serta kemampuan gudang yang dimiliki perusahaan sehingga sering diadakan jumlah yang besar. Keadaan seperti ini tidak ekonomis sehingga merugikan perusahaan karena akan terjadi penumpukan beban dan biaya penyimpanan atas biaya pemeliharaan menjadi besar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar