Pada semua
situasi ada suatu "tenggang waktu" antara menempatkan pesanan untuk
penggantian persediaan, penerimaan dari pada barang yang masuk kedalam
persediaan. Oleh Sofyan Assauri (2000: 25) Tenggag waktu ini biasanya disebut
dengan delivery lead time. Setelah mengadakan pesanan untuk penggantian,
pemenuhan pesanan dari langganan harus dipenuhi persediaan yang ada. Permintaan
dari langganan biasanya berfluktuasi dan tidak dapat diramalkan dengan tepat,
sehingga adakalanya persediaan menipis.
Maka dengan
sendirinya akan ada resiko yang tidak dapat di hindari bahwa persediaan yang
ada akan habis sama sekali sebelum
penggantian datang sehingga pelayanan kepada langanan tidak dapat dipenuhi
dengan baik. Karena tingkat pelayanan ini
harus dipertahankan dengan menciptakan suatu safety stock yang akan menampung setiap
penyimpanan selama lead time.
Sofjan Assauri dalam bukunya Cost Accounting
and control, (2000 : 114) pengertian tentang safety stock, yaitu Yang dimaksud
dengan persediaan pengaman (safety stock) adalah persediaan tambahan yang
diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan
(stock-out).
Berdasarkan
pengertian tersebut di atas, maka sehubungan dengan kebijaksanaan pengendalian
persediaan bahan mentah yang dilakukan oleh Perusahaan PT Katingan Timber
Company, persediaan pengaman (safety stock) perlu diperhatikan karena terjadi :
- Kemungkinan
terjadinya kekurangan bahan mentah, karena pemakain yang lebih besar dari perkiraan
semula.
- Keterlambatan
dalam penerimaan bahan mentah yang dipesan akibatnya langganan beralih
pada langganan lain.
Untuk dapat mencapai persediaan yang
optimun, harus memenuhi beberapa syarat pengendalian persediaan, syarat-syarat
tersedianya persediaan yang optimun menurut Sofyan Assauri. Dalam bukunya
Management Production, (1998: 229), sebagai berikut :
1. Terdapatnya gudang yang cukup
luas dan teratur dengan pengaturan tempat/barang yang tetap dan identifikasi
bahan/barang tertentu.
2. Sentralisasi kekuasaan dan
tanggung jawab pada satu orang yang dapat dipercaya terutama penjaga gudang.
3. Suatu sistem pencatatan dan
pemeriksaan atas penerimaan barang.
4. Pengawasan mutlak atas
pengeluaran bahan/barang.
5. Pencatatan yang cukup teliti
yang menunjukkan jumlah yang dipesan dibagikan atau dikeluarkan dari yang
tersedia di dalam gudang.
6. Pemeriksaan fisik bahan/barang yang ada
dalam persediaan secara langsung.
7 Perencanaan untuk menggunakan barang-barang
yang lebih dikeluarkan, barang-barang yang telah lama dalam gudang dan
barang-barang yang sudah usang dari keunggulan zaman.
8 Pengecekan untuk
manajemen dapat efektifitasnya kegiatan rutin.
Persediaan atau inventory merupakan
bagian dan aktiva perusahaan yang membutuhkan investasi yang cukup besar dan
merupakan salah satu elemen utama dari modal kerja yang selalu berputar. Oleh
karena itu pihak manajemen dituntut untuk mengelola secara wajar mengenai
bagian dari aktiva tersebut.
Persediaan optimun merupakan batas jumlah
persediaan yang ekonomis yang sebaiknya dapat diadakan oleh perusahaan. Batas
persediaan optimun ini kadang-kadang tidak didasarkan pertimbangan efektivitas
dan efisiensi kegiatan perusahaan, melainkan atas dasar kemampuan perusahaan
terutama kemampuan keuangan serta kemampuan gudang yang dimiliki perusahaan
sehingga sering diadakan jumlah yang besar. Keadaan seperti ini tidak ekonomis
sehingga merugikan perusahaan karena akan terjadi penumpukan beban dan biaya
penyimpanan atas biaya pemeliharaan menjadi besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar