2.1.1. Pengertian Piutang
Sebagaimana kita ketahui bahwa
terjadinya piutang berarti penjualan barang secara kredit, oleh Moekijat (1999:
125) Manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh sesuatu
hasil dalam rangka perencanaan tujuan melalui kegiatan orang lain.
Dari definisi tersebut di atas, maka
penulis dapat menarik suatu kesimpulan bahwa management adalah merupakan suatu
proses kegiatan dan usaha manusia untuk mencapai suatu tujuan dengan melalui
suatu kerja sama dengan orang lain tau meperdayakan beberapa orang. Maka
melihat batasan pengertian management, maka yang memegang peranan adalah
faktor-faktor tenaga kerja, dalam hal mana disebabkan karena faktor manusia
sebagai tenaga kerja yang mempunyai dan memiliki akal dan pikiran, perencanaan
serta kehendak.
Disimpulkan bahwa unsur management
menurut penguraian diatas sifatnya universil. Oleh karena diberikan penguraian
menurut M. Manullang, (1997, 12), sebagai berikut manajer adalah orang yang
mencapai hasil tertentu melalui orang lain atau dengan kata lain manager adalah
orang yang mempunyai keahlian untuk menggerakkan orang untuk melakukan
pekerjaan tertentu, untuk menghasilkan sesuatu tujuan tertentu, dengan
kterampilan khusus yang dimiliki oleh
seorang manajer, maka dapat memperdayakan tenaga sumber daya manusia untuk
bekerja.
Dari beberapa definisi
tersebut di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa manajemen adalah
suatu proses kegiatan/ usaja penyampaian tugas tertentu melalui kerja sama
dengan orang-orang lain. Berdasarkan pengertian tersebut di atas, nampaknya
banyak kunci pengawasan adalah proses kerja sama yang baik diantara para
pegawai atau pada karyawan masing-masing.
Kalau menurut Moekijat, (1999: 151),
memberikan batasan mengenai manajemen sebagai berikut Manajemen adalah proses
di mana pimpinan ingin mengetahui apakah bawahan sudah melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam hubungan dengan penjelasan
tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa setiap pekerjaan yang dilimpahkan
diikuti dengan saksama, sehingga apa yang telah diberikan padanya atau pada
masing-masing karyawan. Dari definisi ini dapat juga dijelaskan mengenai
tentang kewenangan terhadap pelaksanaan tugas dengan diawasi secara tidak
langsung apa yang ia kerjakan apakah bisa diselesaikan atau tidak yang jelas
harus selesai.
Setiap karyawan mempunyai job dalam
struktur organisasi tersendiri, maka olehnya itu tentu mempunyai pembagian
tugas dan pembatasan hak dari masing-masing karyawan. Dan untuk lebih
efisiensinya terhadap tugas yang dilimpahkan perlu memperhatikan apa yang telah
digariskan oleh struktur organisasi perusahaan.
Dalam rangka upaya untuk memperbesar
volume penjualan perusahaan pada umumnya, khususnya perusahaan yang berskala
besar menjual produknya dengan kredit. Penjualan kredit ini tidak segera
menghasilkan uang kas, melainkan menimbulkan piutang langganan
akan piutang dagang. Pada saatnya nanti
akan jatuh tempo yang menimbulkan aliran kas masuk yang biasa disebut
cash inflow yang berasal dari pengumpulan piutang yang tertagih.
Untuk lebih jelasnya tentang pahaman
piutang, maka akan dikemukakan beberapa pengertian. Menurut Zaki Baridwan
(2001, 94), pengertian piutang dagang adalah Piutang dagang menujukkan piutang
yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang normal, biasanya
piutang dagang akan dilunasi dalam jangka waktu satu tahun dan dikelompokkan ke
dalam aktiva lancar.
Selanjutnya J.D.Wilson dan J.B. Campbell yang dikutip oleh Mulyadi (2000, 418)
mendefinisikan piutang yaitu yang dimaksud dengan piutang (recevable) bukan
hanya piutang para langganan, tetapi meliputi piutang para pegawai, wesel tagih, piutang
klaim, biaya transpor, piutang klaim asuransi, saldo debet perkiraan lain.
Namun piutang para langganan merupakan yang terpenting dalam totalnya.
Dari pengertian di atas, termasuk
kemponen piutang dagang adalah tagihan-tagihan yang akan dilunasi dengan uang.
Oleh karena itu mengirim (penitipan) atau penjualan barang
dalam bentuk konsinyasi tidak dapat dicatat sebagai piutang sampai pada saat
barang tersebut terjual.
Sedangkan piutang yang timbul dari
angsuran akan dipisahkan menjadi aktiva lancar, dan hal ini tergantung pada
jangka waktu angsuran tersebut. Piutang yang terjadi akibat penjualan barang
atau jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan tidak termasuk dalam kelompom
piutang dagang, melainkan dikelompokkan sendiri dengan sebutan piutang bukan
dagang.
Sebagaimana disebutkan dalam uraian
di atas bahwa, piutang terjadi akibat transaksi penjualan barang dan jasa
secara kredit, atau terjadi karena kegiatan lain seperti memberian pinjaman.
Dalam hubungan ini, Soemarsono SR, (2001, 331) menyatakan, sebagai berikut :
"1.
Piutang dagang atau piutang usaha,
yaitu piutang yang berasal dari penjualan kredit barang-barang
dan jasa-jasa yang merupakan kegiatan
utama perusahaan.
2. Piutang
yang selain piutang dagang atau
piutang usaha seperti piutang
pegawai, piutang bunga, piutang dari perusahaan afiliasi dan piutang persero
dan lain-lain".
Mengenai piutang dagang,
Al Haryono Yusuf (1998: 72) memberikan pengertian yaitu Piutang dagang adalah
tagihan-tagihan kepada perorarangan atau
organisasi timbul dari penjualan barang-barang dan jasa-jasa secara kredit
tanpa disertai dengan suatu perjanjian secara tertulis yang formil.
Apabila pengertian
terakhir ini diperhatikan dengan saksama, menujukkan bahwa piutang pada
dasarnya adalah suatu tuntutan keuangan kepada pihak lain. Dalam
pengertian piutang ini. Ikatan Akuntansi
Indonesia
(1984, 32) memberipandangan sebagai berikut :
"1.
Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan
dalam dua katagori, yaitu piutang piutang usaha yang meliputi
piutang yang timbul karena
penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan normal
perusahaan. Piutang yang timbul dari transaksi dikatagorikan usaha tersebut
digolongkan dalam katagori piutang lain-lain.
2. Piutang yang diperkuat dengan promes
disebut wesel tagih".
Dari beberapa pengertian piutang tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa piutang merupakan aktiva lancar perusahaan yang meliputi
hal-hal, sebagai berikut :
1) Penjualan barang dan jasa secara
kredit
2) Wessel tagih
3) Piutang klaim biaya transfer
4) Pinjaman kepada pegawai
5) Pinjaman kepada perusahaan lain.
6) Lain-lain pinjaman.
Penjualan barang dan jasa banyak
dilakukan dengan cara kredit, sehingga ada tenggang waktu sejak penyerahan
barang dan jasa diterimanya uang (hasil penjualan). Dalam tenggang waktu
tersebut penjual mempunyai tagihan kepada pembeli. Salin tagihan dapat tercipta
dari penjualan barang dan jasa, tagihan dapat juga terjadi dari berbagai
kegiatan lain seperti memberikan pinjaman kepada karyawan, membayar uang muka
kepada akan perusahaan atau dapat terjadi dari
penjualan aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi dalam perusahaan
serta pengakuan akuntansi karena dasar waktu (acrrual basis).
Sebagai akibat diberikannya pinjaman,
adlah timbulnya tuntutan kepada pihak
lain, sebagaimana dikemukakan oleh Zaki
Baridwan (2001: 931), yaitu tagihan disini dimaksudkan dengan klaim perusahaan
atau uang, barang - barang dan jasa jasa kepada pihak-pihak lain.
Piutang sesungguhnya merupakan elemen
modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar secara terus menerus dalam
siklus perputaran modal kerja yang berawal dari keinventory, piutang dan
kembali menjadi kas.Dalam keadaan yang normal, penjualan pada umumnya dilakukan
dengan cara kredit, piutang mempunyai tingkat likwiditas (kemampuan perusahaan
untuk membayar kewajiban-nya yang segera harus dipenuhi.
2.1.2. Pengertian Piutang
Dagang
Salah satu
faktor yang menunjang suksesnya perusahaan dalam mencapai tujuannya adalah
menyangkut penjualan suatu produk dari suatu produsen ke konsumen. Selanjutnya
Gunawan Adisaputra (1997: 61), mengemukakan piutang adalah salah satu bentuk
investasi, dia tidak berbeda dengan investasi lain seperti investasi yang
berwujud dana kas dan bank.
Menurut Farid Jahidin (1998: 29)
piutang adalah juga disebut piutang dagang adalah tagihan pada pihak lain
(pada kreditur atau pelanggan) sebagai
akibat dari penjualan barang kredit (on Account) atau karena memberikan
pinjaman kepada pengawai, kepada pejabat perusahaan, atau anak perusahaan dan
lain-lain sebagainya.
Dari definisi tersebut di atad dapat
dijelaskan bahwa piutang adalah tagihan kepada pihak lain (para kreditur) atau
pihak lain sebagai akibat dari penjualan barang secara kredit, atau karena
pemberian pinjaman kepada pihak lain.
Sebagai salah satu bentuk investasi, maka dapat disebut piutang dagang :
a. Menyerap sejumlah dana modal kerja
b. Mempunyai usia tertentu sesuai
dengan keterkaitannya
c. Perlu dimotori
tingkat efisiensi pengolahannya
dari waktu ke waktu.
d. Mempengaruhi tingkat resiko
perusahaan secara keseluruhan.
Sebagai salah satu bentuk kekayaan
piutang dagang masuk sebagai unsur aktiva lancar. Dengan demikian piutang
memiliki waktu perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun. Piutang dagang
sebagai investasi akan memberikan manfaat tertentu bagi perusahaan.
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh
untuk dapat melakukan penjualan kredit antara lain :
1. Merupakan upaya untuk meningkatkan omzet
penjualan
2.
Dengan meningkatkan volume penjualan, maka keuntungan iharapkan
akan meningkat. Dengan demikian, kredit
ini mempunyai akibat yang positif dari segi penilaian investasi.
3.
Dengan adanya hubungan hutang piutang, maka hubungan dagangan antara perusahaan
dengan para pembeli menjadi lebih erat, sehingga kredit menjamin kontinutas
hubungannya.
4.
Pada usaha jenis usaha tertentu, seperti
produsen rumah murah dan perdagangan kendaraan bagi penjual.
Kalau Gunawan Adisaputro,
(1999 : 25) berbagai jenis benan biaya yang timbul karena perusahaan memjual
dengan kredit antara lain :
1.
Beban biaya modal
piutang sebagai salah satu bentuk investasi yang menyerap
sebagai dari modal perusahaan yang tersedia.
2.
Selain benan biaya maka piutang juga akan menimbulkan jenis biaya lain
yaitu-biaya administrasi piutang terdiri dari :
a. Biaya organisasi atau unit kerja yang diserahi tugas
mengelola piutang yaitu gajianm dan
jaminan sosial lain bagi petugas penagihan dan pengadministrasian piutang.
b. Biaya penagihan piutang. Piutang agar
dibayar pada waktunya perlu dilakukan usaha
untuk menagih berupa biaya telpon, surat
menyurat, telegram atau biaya perjalanan.
3. Piutang tidak seluruhnya dapat ditagih,
karena debitur lari atau bangkrut. Terdapat piutang macet atau
tak dapat tertagih sama sekali. Sehingga mengakibatkan
tak
tertagih (beddebets) sehingga dibentuk cadangan
piutang ragu-ragu yang dibantu
lewat penyisihan sebagian dan keuntungan penjualan.
Selanjutnya, karena piutang dapat
memberikan tambahan keuntungan tetapi juga mengakibatkan tumbuhnya kerugian,
maka perlu dibuat suatu kebijaksanaan yang jelas mengatur tentang masalah itu.
Menurut Gunawan Adisaputra (1999: 25), sebagai langkah yang perlu dipersiapkan
antara lain meliputi :
1.
Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus ditugaskan untuk mengurusi
piutang. Tugas pokok dari unit ini meluputi :
a. Mencari
langganan potensial yang
dapat diberikan kredit.
b. Menyeleksi para calon debitur
c. membukukan transaksi kredit yang terjadi.
d. Melakukan penagihan piutang
e. membuka mutasi/ kredit atau piutang.
f. Menyusun dan mengklasifikasikan piutang
out standing menurut usianya masing-masing.
g. Menyusun dan memperkirakan arus masuk
dari piutang
h. Membuat laporan tentang pengelolaan
piutang bagi pengambilan kebijaksanaan tentang piutang.
2.
Digariskan kebijaksanaan piutang yang jelas untuk dapat digunakan sebagai
pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang kebijaksanaan itu meliputi :
a. Penentuan
flafon kredit untuk berbagai jenis atau tingkatan debitur
langganan yang harus dibatasi dalam pengambilannya.
b.
Penentuan jangka waktu kredit.
c.
Pedoman melakukan seleksi calon debitur berdasarkan 5 C atau 3 R.
d.
Penentuan jumlah piutang ragu - ragu
maksimal yang dapat dibenarkan
sebagai dasar penentuan
besarnya cadangan piutang ragu –
ragu untuk pencatatan.
e.
Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk mengadministrasikan piutang.
3.
Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang. Berdasarkan
kriteria yang dapat digunakan sebagai indikasi.
a. Tingkat penjualan piutang
yang rumusnya, adalah
Penjualan Kredit Netto
(satahun)
---------------------------------------------------
Piutang
ragu-ragu (Awal dan akhir tahun
Prosentase piutang yang
tak tertagih sebenarnya. Tingkat ini perlu dibandingkan dengan rata-rata
piutang tak tertagih untuk industri ataupun usaha lain yang sejenis. Selama
tingkat prosentase ini relatif sebanding maka efisiensi pengelolaan piutang
oleh perusahaan masih dapat dianggap dalam batas kewajaran. Bilamana prosentase
ini melebihi industri atau usaha lain yang sejenis, maka perlu dilakukan
penganalisaan khusus untuk mengetahui sebab-sebabnya secara jelas, usia piutang
rata-rata. Dalam pencatatan piutang
ragu-ragu pada perusahaan memang susah untuk mengukur karena piutang ragu-ragu
penafsirannya biasanya meleset.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar