A Pengertian dan
Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Analisa laporan keuangan perusahaan
berkaitan erat dengan bidang akuntansi yang pada dasarnya merupakan salah satu
kegiatan mencatat, menganalisa, dan menafsirkan data keungan
dari lembaga perusahaan dan lembaga lainnya dengan aktivitasnya
berhubungan dengan produksi dan pertukarang barang dan jasa.
Untuk lebih jelasnya analisa laporan
keuangan menurut Djarwanto, dalam bukunya Pokok-Pokok Analisa Laporan Keuangan,
(2000: 1), menyatakan bahwa kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang
tercermin pada laporan-laporan keuangan perusahaan pada hakekatnya merupakan
hasil akhir dari kegiatan akuntansi perusahaan.
Pengertian di atas sebagai informasi
tentang kondisi keuangan dari hasil operasi perusahaan yang berguna bagi
berbagai pihak, baik pihak-pihak yang ada dalam perusahaan maupun diluar
perusahaan. Pimpinan perusahaan, dengan mengadakan analisa laporan keuangan
pada suatu perusahaan akan dapat mengetahui keadaan perkembang an keuangan
dari hasil yang dicapai baik pada
analisa laporan keuangan yang dicapai maupun keberhasilan dan kegagalan pada
waktu lalu. Dari laporan keuangan memang penting untuk penyusunan kebijaksanaan
yang akan dilakukan.
Laporan keuangan
disusun guna memberikan informasi kepada
berbagai pihak terdiri dari meraca, laporan rugi laba,
laporan bagian laba yang ditahan atau laporan modal sendiri. Dan laporan
perubahan posisi keuangan atau laporan sumber dan penggunaan dana.
Neraca menggambarkan kondisi
keuangan perusahaan pada tanggal tertentu, umumnya pada akhir tahun pada saat
penutup an buku. Neraca ini memuat aktiva (harta kekayaan yang dimiliki
perusahaan), hutang kewajiban perusahaan untuk membayar dengan uang
atau aktiva lain kepada pihak lain pada waktu tertentu yang akan datang dan
modal sendiri (kelebihan aktiva di atas hutang).
Laporan laba rugi perusahaan
memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penjualan barang-barang atas jasa-jasa
yang telah dikurangi dengan ongkos-ongkos yang timbul dalam proses pencapaian
hasil. Laporan ini juga memperlihatkan adanya pendapatan bersih atau kerugian
bersih sebagai hasil dari operasi perusahaan
Laporan merupakan bagian dari
pada laba perusahaan yang ditahan, yaitu untuk digunakan dalam perusahaan yang
berbentuk perseroan, menunjukkan penambahan suatu analisa perubahan besarnya
bagian laba yang ditahan selama jangka waktu tertentu.
Sedangkan laporan modal sendiri
diperuntukkan bagi perusahaan perseroan dan bentuk persekutuan, meringkaskan
perubahan besarnya modal pemilik atau pemilik selama periode tertentu, agar
perusahaan ini ada penambahan modal tertentu.
Laporan perubahan posisi
keuangan memperlihatkan aliran modal kerja selama periode tertentu. Laporan ini
memperlihatkan sumber-sumber dari mana modal kerja telah diperoleh dan penggunaan atau pengeluaran modal kerja
yang telah dilakukan selama jangka waktu tertentu.
Kalau menurut Ikatan Akuntan
Indonesia dalam bukunya Norma-Norma Pemeriksaan (1997: 12) menyatakan bahwa
laporan keuangan sebagai pertanggungan jawab kepada pihak ekstern harus disusun
sedemikian rupa, sehingga :
1. Memenuhi keperluan untuk :
a. Memberikan informasi keuangan secara
kuantitatif mengenai perusahaan
tertentu, guna memenuhi keperluan para pemakai dalam mengambil
keputusan-keputusan ekonomi.
b. Menyajikan
informasi yang dapat dipercaya menganai
posisi laporan keuangan dan perubahan-perubahan bersih perusahaan.
c. Menyajikan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam
menaksir kemampuan memperoleh laba dari perusahaan.
d. Menyajikan informasi yang
diperlukan mengenai suatu perubahan dalam harta dan kewajiban serta mengungkap
kan lain-lain informasi yang sesuai dengan keperluan para pemakai.
2. Mencapai mutu sebagai berikut :
a. Relevan
b. Jelas dan dapat dimengerti
c. Dapat diuji kebenarannya
d. Mencerminkan keadaan perusahaan
e. Dapat dibandingkan
f. Lengkap
g. Netral.
B Pengertian Analisa
Laporan Keuangan
Analisa penilaian terhadap kinerja
keuangan di masa lalu, sekarang dan yang
akan datang. Tujuan untuk menemukan kelemahan-kelemahan di dalam kinerja
keuangan perusahaan yang dapat menyebabkan masalah-masalah masa yang akan
datang dan untuk menentukan kekuatan-kekuatan perusahaan yang dapat diandalkan.
Misalnya analisa internal yang dilakukan oleh karyawan suatu perusahaan dapat
ditujuan terhadap penilaian likuiditas perusahaan atau penilaia
penyelenggarakan-penyelenggaraan
perusahaan di masa lalu.
Analisa rasio
finacial juga berasal dari luar perusahaan sebagian usaha untuk menentukan
keandalan kredibilitas perusahaan atau potensi industri. Dari manapun analisa
berasal alat yang digunakan pada dasarnya sama. Rasio finansial merupakan alat
utama dalam analisa keuangan, karena dapat dipergunakan untuk menjawab berbagai
pertanyaan mengenai kesehatan keuangan perusahaan.
Dalam implementasi analisa
rasio finansial terhadap kerja keuangan biasanya terdapat dua cara perbandingan
yang akan dipergunakan perusahaan. Menurut apa yang dijelaskan oleh Van Horne
dan Wachowichz, dalam bukunya Manajemen, dan Kebijakan Keuangan Perusahaan,
(1999 : 133) tentang kedua cara perbandingan tersebut, sebagai berikut :
1. Perbandingan internal
Analisa dapat
membandingkan rasio saat ini dengan rasio masa lalu dan masa yang akan datang
dalam perusahaan yang sama. Rasio lancar, rasio dari aktiva dibagi kewajiban
lancar untuk tahun sekarang dapat di bandingkan rasio lancar tahun sebelumnya.
Jika rasio
finansial diurutkan dalam beberapa
periode tahun, analisa dapat mempelajari mempelajari komposisi perubahan
dan menentukan apakah terdapat perbaikan atau menurunan dalam kondisi keuangan
dan kinerja perusahaan.
2. Perbandingan eksternal dan sumber-sumber
rasio industri
Metode perbandingan yang kedua melibatkan perbandingan rasio satu
perusahaan dengan perusahaan dengan perusahaan-perusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri titik
waktu yang sama. Perbandingan ini memberikan
pandangan mendalam tentang
kondisi keuangan dan kinerja relatif dari perusahaan. Rasio ini juga membantu
dalam mengidentifiasikan penyimpangan dari rata-rata standar industri.
Dengan perbandingan internal,
perusahaan akan dapat mengetahui kecenderungan perubahan yang terjadi selama
beberapa periode tahun buku yang akan dianalisis. Sedangkan melalui
perbandingan eksternal perusahaan dapat melihat kekuatan persaingan (competition power) yang ada pada
perusahaannya, yaitu dengan membandingkan rasio-rasio finansial internal
perusahaan dengan suatu standar atau norma indutri. Akan tetapi industri yang
dimaksudkan adalah rasio - rasio finansial yang diterbitkan oleh badan-badan
atau lembaga-lembaga keuangan sebagai standar atau ukuran atau ukuran yang
dapat dibandingkan dengan rasio finansial suatu perusahaan.
Pendapat lain dari Bambang
Cahyono, dalam bukunya Analisa Kinerja Keuangan, (2002 : 392) juga membagi
metode-metode penganalisaan rasio-rasio finansial menjadi 2 (dua) perbandingan,
yaitu :
1. Membandingkan rasio sekarang (
present ratio ) dengan
ratio-ratio kita dari waktu ke waktu yang lalu (ratio historis) dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk
waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama. Misalnya current rasio,
tahun 2002 dibandingkan dengan current
ratio dari tahun-tahun
sebelumnya. Dengan cara perbandingan tersebut akan dapat diketahui
perubahan-perubahan dari ratio tersebut dari tahun ke tahun. Dengan menganalisa
satu macam rasio saja tidak banyak
artinya, karena dapat mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan adanya perubahan.
2. Membandingkan rasio-rasio dari suatu
perusahaan (rasio perusahaan/ company
ratio) dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau
industri rasio (rasio industri/rasio rata-rata/rasio standar) untuk waktu yang
sama.
Dengan membandingkan rasio
perusahaan dengan rasio industri, maka akan dapat diketahui apakah perusahaan
yang bersangkutan itu dalam aspek finansial tertentu berada di atas rata-rata
industri (above average), berada pada
rata-rata (average) atau terletak dibawah rata-rata (below average).
Jadi ada 2 (dua) metode
perbandingan yang digunakan perusahaan untuk menganalisa rasio finansial oleh
Amin Tunggal, dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan, (1998: 125) yaitu analisa internal dan
eksternal. Perbandingan internal, yaitu rasio-rasio internal yang dibandingkan
antara rasio-rasio (rasio historis)
yang lalu dengan rasio sekarang (present
ratio). Perbandingan eksternal yaitu rasio-rasio yang sengaja dikeluarkan
oleh lemaga-lembaga keuangan atau badan-badan keuangan untuk dijadikan standar
bagi perusahaan dalam menganalisa rasio-rasio finansialnya.
Dengan demikian, perbandingan
internal dan eksternal merupakan indikator perusahaan dalam menyusun rasio
finansial Manajer keuangan dapat mengambil salah satu indikator dari keduanya.
Indikator ini untuk menjawab kondisi kinerja keuangan perusahaan, sehingga
dapat mengambil kebijaksanaan strategis tentang pembelanjaan perusahaan di masa
yang akan datang. Di Amerika Serikat perbandingan rasio perusahaan dengan rasio
industri sudah sangat luas penggunaannya karena di negara tersebut ada beberapa
badan atau bank yang menyusun rasio-rasio industri antara lain "DUN and
Bradstreef dan Robert Morris Associates
( RMA )" (Anonim 1999 : 214). Di Indonesia jika perusahaan hendak
mengadakan analisa rasio, mungkin pada saat ini hanya dapat mengadakan analisa
rasio internal belum adanya lembaga atau badan yang menyusun rasio industri.
Analisa ratio financial adalah
alat yang digunakan untuk mengukur kelemahan dan kekuatan yang dihadapi oleh
perusahaan dalam bidang keuangan dengan membandingkan angka-angka yang stau
dengan yang lainnya dari suatu laporan, financial yaitu dari neraca dan laporan
rugi laba, yang akan menimbulkan bermacam-macam ratio yang dapat dijadikan
sebagai ukuran dalam menganalisa.
C. James Van Horne, dalam
bukunya Manajemen dan Kebijakan Keuangan Perusahaan, (1999, 171) memberikan
batasan sebagai berikut, Analisa dimaksudkan untuk memudahkan penganalisa dalam
mendapatkan gambaran kondisi keuangan dan kebijaksanaan pembelanjaan suatu
perusahaan, maka maksud diadakannya analisa ratio untuk mengadakan
penilaian likwiditas, solvabilitas,
rentabilitas dan aktivitas perusahaan untuk dapat memberikan gambaran penggunaan
sumber-sumber keuangan yang ada dalam perusahaan.
Ratio financial tersebut bukan
saja dibutuhkan oleh pimpinan perusahaan tetapi juga oleh pihak luar dalam hal
ini investor atau calon kreditur. Bagi pimpinan perusahaan berkepentingan
terhadap ratio-ratio keuangan tersebut untuk memperoleh gambaran tentang kelemahan dan kekuatan yang
dihadapi sehingga perencanaan dan penanggulangannya dapat dipikirkan, sedangkan
bagi investor dengan ratio dapat dijadikan pegangan apakah akan membeli saham
yang ditawarkan perusahaan tersebut atau tidak.
Dengan demikian, maka jelaslah bahwa
mengadakan analisis financial sangat penting artinya baik terhadap perusahaan
sendiri maupun terhadap investor atau calon kreditur. Untuk memudahkan dalam
usaha mengetahui apakah suatu perusahaan mengerjakan sumber-sumber dananya
secara efisien atau tidak maka ada beberapa ratio yang dapat digunakan.
C Pengertian Pengendalian Keuangan
Pengendalian keuangan pada prinsipnya
dapat memperhatikan suatu kegiatan dan selalu mengawasi aktivitas keuangan
sehari-hari, maka pengendalian menurut Sondang. S.Giagian (1999: 16) draft
manajemen yang didefinisikan bahwa, pengendalian keuangan adalah proses atau
usaha yang sistimatis dalam penetapan standar keuangan dalam pelaksanaan dengan
tujuan perencanaan, sistem informasi
umpan balik, membandingkan
pelaksanaan nyata dengan
perencanaan menentukan dan mengatur terhadap alokasi keuangan serta melakukan
koreksi perbaikan sesuai dengan rencana keuangan yang telah ditetapkan,
sehingga tujuan tercapai secara efektif dan efisien.
Kegiatan pengendalian keuangan sangat
erat hubungannya dengan fungsi-fungsi manajemen keuangan lainnya, oleh karena
kegiatan pengendalian keuangan ini dapat dilihat apakah tujuan kegiatan yang
telah direncanakan dapat dicapai dalam pelaksanaan secara riil.
Dilihat dari tahapan perencanaan dan
pengendalian keuangan merupakan unsur-unsur yang dominan dalam manajemen 20 %
dari seluruh kegiatan yang dapat dilaksanakan unsur fungsi pelaksanaan dalam
pengendalian yang merupakan bagian terbesar dalam manajemen. Kagiatan
pengendalian mencukupi perencanaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan
koreksi.
Perencanaan dan pengendalian keuangan
merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan kegiatan. Pada
pelaksanaan yang memerlukan usaha yang sungguh-sungguh dan sangat tergantung
pada sistem pengendalian yang efektif dan sistem informasi yang digunakan.
Agar dapat melaksanakan pengendalian
keungan yang efektif, maka seorang pimpinan atau pelaksanan tugas memerlukan
informasi, sebagai berikut :
a. Biaya yang digunakan
apakah sesuai dengan hasil dari bagian pekerjaan yang telah
dilaksanakan. Jika terjadi perbedaan (lebih besar atau lebih kecil dari rencana
biaya) di mana dimana hal terjadi dan siapa yang bertanggung jawab dan apa yang
dikerjakan.
b. Merupakan biaya yang akan datang sesuai dengan rencana
atau melebihi rencana. Tanggung jawab pengendalian tidak hanya pada manajer
saja tetapi merupakan tanggungjawab semua orang yang terlihat pada aktivitas
tersebut agar dapat mengerjakan bagiannya dengan baik dan tepat waktu.
c. Menurut Suprityono,
dalam pengertian yang
sama, namun diungkapkan dengan sederhana.
Pengendalian adalah proses untuk
memberikan kembali menilai dan selalu memonitor laporan-laporan aapakah pelak
sanaan tidak menyimpang dari tujuan yang sudah yang sudah ditentukan.
Nupriyoni (1989: 5) berpendapat bahwa
pengendalian bertumpu pada konsep umpan balik, yang secara kontinyu
mengharuskan adanya pengukuran pelaksanaan dan pengambilan tindakan koreksi
yang ditujulkan untuk menjamin pencapaian tujuan-tujuan. Untuk proses
pengendalian ini, maka yakni manajemen sedapat mungkin mendapatkan informasi
yang tepat dan up to date, agar para manajer dapat segera mengadakan tindakan-tindakan
pengendalian sebelum sesuatu penyimpangan serius. Karena pengendalian yang
teratur akan menghasilkan suatu pencapaian yang efektif.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
proses pengendalian menurut Glenn A. Welch (1990: 9), sebagai berikut :
1. Measurement of
performance against predetermined objec tive, plans and standard.
2. Communication (reporting) of the result of
the measure1 ment process to the approriate individu and groups.
3. An analysis of
the deviations from the objective plans policies and standard in order to
determinc the under line causes.
Jadi
menurut pengertian di atas, bahwa dalam suatu proses
pengendalian mencakup pengukuran pelaksanaan dengan rencana yang telah
dibuat dan pelaporan hasil
pengukuran kepada manajer yang bersangkutan. Untuk mengukur dalam pelaksanaan dilakukan
dengan cara analisis varians, untuk menentukan sebab-sebabnya, sehingga dapat
dilakukan pemilihan alternatif yang
terbaik untuk menentukan rencana yang akan datang. Agar lebih efektif proses
pengendalian ini harus pada titik atau pada waktu mulai dilakukan kegiatan,
artinya seorang manajer yang bertanggungjawab akan tindakan tertentu sebelumnya
harus mengusahakan suatu bentuk pengendalian. Untuk itu tujuan-tujuan
rencana-rencana dan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan standar-standar yang telah
ditetapkan harus disampaikan kepada manajer dan dipahami sepenuhnya oleh
manajer tersebut terlebih dahulu untuk kemudian dilaksanakan pelaksanaan itu
harus tetao dimonitor apakah sesuai dengan rencana semula.
D Pengertian Laba
Konsep mengenai laba dari hasil penjualan
yang telah dikurangi dengan biaya dalam proses produksi, sehingga selisihnya
adalah merupakan keuntungan (laba), karena laba itu sebagai hasil yang sudah
dikurangi dengan seluruh komponen biaya yang digunakan dalam proses produksi.
Dengan demikian, laba tersebut sebagai
nilai atau hasil yang diperoleh dari pertukaran ( penjualan ) atas barang dan
jasa yang dihasilkan, menurut Zaki Baridwan, Akuntansi Manajemen, (2000 : 215),
menyatakan bahwa keuntungan (laba) yang dihasilkan dengan penjualan barang dan
jasa jumlahnya dapat diukur dengan pembebanan yang dilakukan terhadap atas
pembeli, klien atau penyewa untuk barang-barang atau jasa-jasa yang diserahkan
kepada mereka.
Dalam pendapatan (laba) juga termasuk
penjualan atau penukaran aktiva diluar barang-barang penukaran aktiva diluar
barang-barang dagangan, bunga dan deviden atau pembagian laba untuk
penanaman-penanaman dan penambahan-penambahan lain daripada kekayaan pemilik
dalam usaha yang bersangutan, diluar penambahan dan penyesuaian atau
transaksi-transaksi lainnya dalam rangka kegiatan yang merupakan tujuan dari
usaha yang bersangkutan disebut dengan istilah laba operasi.
Penjelasan tersebut, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan, sebagai berikut :
1. Laba dapat terjadi
setiap saat, dan dapat pula terjadi dalam waktu-waktu tertentu atau secara
berkala.
2. Pendapatan
diperoleh melalui penjualan barang-barang dagangan atau jasa diserahkan kepada
pembeli dan dapat diperoleh karena pertukaran aktiva, sebagai hasil dari
penanaman-penanaman atau investasi seperti bunga, deviden dan lain-lain.
3. Laba dalam
pembebanannya kepada pembeli atau langganan, harus diukur dengan satuan mata
uang tertentu yang telah diperoleh.
4. Pendapatan
mempunyai sifat menaikkan atau menambah nilai kekayaan pembeli perusahaan,
namun perlu diketahui bahwa tidak semuanya yang menaikkan atau menambah nilai
kekayaan pemilik itu, dapat dikatagorikan sebagai pendapatan, seperti halnya dengan penilaian aktiva tetap
yang mengakibatkan naiknya atau meningkatnya nilai kekayaan pemilik dengan
jalan menimbulkan perkiraan baru yaitu perkiraan penyesuaian modal.
E Pengertian dan
Jenis-Jenis Biaya Operasional
Untuk memproduksi sesuatu barang dan
biasanya mempunyai kendala dalam memperlancar produk akibat dari fator biaya
operasional, karena biaya merupakan objek yang menjadi kendala di samping
tenaga kerja dari kegiatan produksi. Mulyadi (1998 : 8) mengemukakan bahwa
biaya operasional dalam arti luas adalah sejumlah pengorbanan sumber ekonomi
yang diukur dalam satuan uang yang telah menjadi atau yang dimungkinkan akan
terjadi untuk tujuan tertentu.
Dalam kaitannya
dengan pengertian biaya operasional dalam arti luas sebagai berikut :
1. Biaya merupakan
pengorbanan sumber ekonomi
2. Diukur dalam
satuan uang
3.
Yang telah terjadi
atau yang secarta potensial akan terjadi
4. Pengorbanan
tersebut untuk tujuan tertentu.
Selanjutnya, Mulyadi dalam bukunya
Akuntansi Biaya, (2000 : 10)
mengemukakan bahwa biaya dalam, arti sempit dapat diartikan sebagai
pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Untuk membedakan pengertian
biaya dalam arti luas, pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva ini
disebut dengan istilah “Harga Pokok”. Jika pengorbanan sumber ekonomi tidak
menghasilkan manfaat, maka pengorbanan tersebut merupakan rugi. Kalau pengusaha
telah mengeluarkan biaya operasional akan tetapi pengorbanan tidak mendatangkan
keuntungan (revenue), maka pengorbanan ini disebut rugi.
Secara
lebih terperinci tehnik-tehnik pengukuran kerja dapat digunakan untuk
maksud-maksud tersebut, sebagai berikut :
1. Mengevaluasi
pelaksanaan kerja karyawan. Dalam pelaksanaan evaluasi ini dapat dilakukan
melalui perbandingan keluaran yang nyata selama periode wakti tertentu dengan
keluaran standar yang ditentukan dari alokasi tenaga kerja.
5. Menentukan tingkat
kepastian, untuk suatu kegiatan tertentu dalam menggunakan tenaga kerja dan
peralatan yang tersedia (sarana dan prasarana), maka standar-standar pengukuran
kerja dapat digunakan untuk menentukan tingkat kepastian yang harus tersedia
bahan baku dalam persediaan.
6. Menetapkan tingkat
upah atau insentif, dengan menggunakan istilah upah dan insentif, para karyawan
yang menerima pembayaran lebih untuk keluaran yang lebih besar. Standar waktu
melatar belakangi rencana-rencana insentif mencantumkan keluaran 100 persen.
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki, 2001,
Sistem Akuntansi,
Penyusutan dan Metode, Edisi Kedua, Cetakan Ketiga,
Bagian Penerbit Akademi Akuntansi, YKPN, Jakarta.
………………, Zaki,
2003, Sistem Akuntansi, Penyusutan
dan Metode, Edisi Kedua,
Cetakan Ketiga, Bagian Penerbit Akademi Akuntansi, YKPN, Jakarta.
…………….. , 2003, Prosedur Akuntansi, Edisi Kelima,
Cetakan Ketujuh, Akuntansi YKPN, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 1997, Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia, LPFE, Universita Indonesia, Jakarta.
Ruchiyat. Kosasi,
2001. Auditing, Prinsip Accounting, Edisi Baru. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar