A Pengertian
Anggaran
Anggaran dalam berbagai pengertian banyak
diartikan sebagai pernyataan kuantitatif. Hal ini terlihat antara lain pada
pengertian anggaran yang dikemukakan oleh Charles T. Hongren dan George Foster
dalam bukunya Cost Accounting, (2002: 146), sebagai berikut anggaran adalah
suatu pernyataan kuantitatif tentang apa rencana atau tindakan dan alat bantu
untuk koordinasi dan implementasi.
Dalam hal ini anggaran dirumuskan untuk
organisasi secara keseluruhan ataupun
sub unit, di mana anggaran merupakan suatu prosedur yang disebut budgenting
system.
Perencanaan dengan anggaran dengan
mengidentifikasi pada manajemen mengenai :
1. Jumlah laba
yang ditetapkan untuk dicapai perusahaan
2. Sumber dana
yang diperlukan dalam mencatatkan laba
Pengendalian biaya, yaitu membandingkan
antara hasil aktual dengan anggaran yang akan membantu manajemen untuk
mengevaluasi kinerja dari individu, departemen divisi atau keseluruhan
organisasi perusahaan.
Komunikasi dan koordinasi, yaitu anggaran
mampu untuk mengkomunikasikan dan
mengkoordinasikan keseluruh level dalam departemen, karena anggaran merupakan
bagian integral dari tujuan-tujuan
tersebut departemen divisi dan organisasi perusahaan.
Selanjutnya, definisi anggaran yang
mengandung pengertian yang sama dilakukan oleh Ray H. Garisson (1995: 297),
menyatakan bahwa a budget is a detail
plan outlining acquistion and use of financial and other resources some gives
time period.
Selain mencakup ramalan atau perencanaan
mengenai pendapatan dan pengeluaran penerimaan dan biaya untuk mempermudah
proses perencanaan ini sendiri, maka semua kegiatan operasi dari perusahaan
yang menyusun anggaran harus dikonversikan kedalam bentuk kesatuan nilai uang.
Hal ini dimaksudkan agar
kegiatan-kegiatan tersebut dapat
diukur dalam alat
kesatuan yang sama.
Pengertian anggaran yang mengandung
pengertian sebagaimana disebutkan di atas, ditemukan oleh, Teguh Pajo Mulyono
(2000 : 287) yang menyatakan bahwa budget
is a plan of operation expessed in monetary terms it consequently includes a
forecast a forecast of income and expenditures and of receipts and cost for a
specific period.
Setiap organisasi perusahaan utamanya
perusahaa dengan organisasi yang besar, tidak akan terlepas dari kegiatan
pengendalian. Pengendalian ( control )
dapat memberikan keputusan bahwa sumber-sumber yang diperoleh telah digunakan
secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk
maksud tersebut di atas, budgeting adalah salah satu tehnik yang tersedia.
Budgeting
merupakan rencana kegiatan yang terperinci ditetapkan sebagai suatu
pedoman pelaksanaan dan sebagai suatu dasar penilaian terhadap prestasi kerja
manajer.
Jika kita melihat pengertian budget yang
dikemukakan, maka dimensi waktu juga turut dimasukkan sebagai batasan anggaran,
karena dapat menyebabkan semua biaya total menjadi variabel atau semua biaya
tidak dapat dibedakan antara biaya yang dapat dikendalikan (controllable cost) dengan biaya yang
tidak dapat dikendalikan (uncontrollable
cost).
Pada perusahaan yang sudah sedemikian
stabil, biasa saja membuat peramalan untuk beberapa tahun, atau dengan kata
lain dalam jangka panjang. Namun bagi
perusahaan yang banyak menghadapi ketidak pastian, hanya mungkin untuk membuat
peramalan jangka waktu yang pendek saja, jadi jangka waktu yang dicukupi oleh
anggaran juga, tergantung dari sifat suatu perusahaan itu sendiri, namun
anggaran yang disusun menurut kurun waktu bulanan adalah yang paling baik
karena rencana kegiatan nampak. Disamping itu anggaran bulanan sangat menunjang
pelaksanaan pengendalian yang terjadi dengan segera dapat diketahui.
Proses penganggaran mempunyai beberapa
tujuan :
1. Anggaran menyajikan
perencanaan keuangan yang memungkin
kan
perusahaan untuk dapat mengkoordinasikan semua aktivitasnya. Dengan menggunakan
anggaran para manajer dapat memproyeksikan hasil dan mengatur strategi yang
dibutuhkan sebelum operasi perusahaan dapat dimulai, sehingga dapat menghindari
kesalahan yang merugikan perusahaan.
2. Proses penganggaran mendorong para manajer untuk menguji
kembali prestasi yang pernah diraih dan memungkinkan mereka mengubah kembali
dan mengoreksi metode operasi yang kurang efisiensi ketinggalan jaman.
3. Anggaran memungkinkan para manajer untuk
mengimpelementasikan fungsi perencanaan dan pengawasan.
Berdasarkan pengertian di atas, Calvin
Engler (1999 : 305), mengemukakan bahwa, A budget
is a financial plan that sets forth resources neccesary to carry out activities
and meet financial golas for a future period time.
Agar
supaya anggaran dapat
berfungsi sebagai alat koordinasi dan kontrak, maka masing-masing
manajer harus satu tahun jelas luas kekuasaan dan tanggungjawabnya. Ini supaya
tidak terjadi overlapping yang mungkin menyebabkan keruwetan dan kekaburan
mengenai tugas masing-masing yang telah dibebankan. Demikian pula dengan
anggaran dapat berfungsi sebagai alat motivasi kalau setiap manajer dan kepala
bagian diikutsertakan dalam penyusunan perencanaan anggaran ini berarti perlu
adanya pendelegasian wewenang kepada masing-masing manajer,
untuk itu menyusun anggaran operasionya. Dengan demikian masing-masing
manajer akan merasa bertanggung jawab sehingga timbul partisipasi untuk
mencapai target yang telah ditetapkan dalam anggaran.
Dari berbagai pengertian yang dikemukakan
kesemuanya itu menunjukkan sifat yang sama, yaitu bahwa anggaran itu merupakan
suatu rencana kegiatan yang tertulis mengenai apa yang dilakukan oleh suatu
organisasi yang meliputi peramal an
pendapatan dan pengeluaran penerimaan dan biaya-biaya selama periode tertentu
yang dikonversi dalam kesatuan nilai atau moneter.
Menurut D. Hartanto dalam bukunya
Akuntansi Untuk Usahawan (2003 : 131) ada 4 (empat) macam anggaran sebagai
berikut :
1. Appropriation
budget
2. Performance
budget
3. Fixed budget
4. Flexible
budget.
ad 1. Appropriation budget adalah untuk memberikan batas
pengeluaran yang boleh dilakukan. Batas
tersebut merupakan jumlah maximun yang dapat dikeluarkan untuk satu hal
tertentu. Dalam macam anggaran ini umumnya digunakan dalam pemerintahan. Namun
bagi perusahaan untuk hal-hal tertentu sangat terbatas keinginan seperti, hanya
untuk penelitian dan advertising saja.
ad 2. Performance budget adalah anggaran yang didasarkan
pada atas fungsi aktivitas dan proyek. Pada anggaran ini perhatian ditujukan
pada penilaian atau biaya-biaya yang dikeluarkan untuk suatu hal tertentu.
Dengan demikian efisiensi dan efektifitas operasi dapat diketahui. Di dalam
perusahaan anggaran yang lazim digunakan adalah formance budget.
ad 3. Fixed budget adalah anggaran yang dibuat untuk satu
tingkat kegiatan selama jangka waktu tertentu, dimana tingkat kegiatan ini
dapat dinyatakan dalam prosentase dan kapasitas jumlah produk yang dihasilkan
selama jangka waktu tertentu pada Foxed budget hanya digunakan jika diketahui
dengan pasti bahwa volume real yang akan dicapai tidak jauh berbeda dengan
volume yang direncanakan semula.
ad 4. Flexible budget adalah bahwa untuk setiap tingkat
kegiatan terdapat norma-norma atau ketentuan antar biaya yang diperlukan. Norma
itu merupakan patokan dari pengeluaran yang seluruhnya dilakukan pada
masing-masing tingkat kegiatan tersebut.
Dalam penyusunan anggaran suatu
perusahaan perlu diperlukan beberapa syarat seperti yang dilakukan oleh
Gunawan Adisaputra dan
Marwan Asri dalam bukunya Anggaran Perusahaan (2000 : 7) menyatakan
bahwa di dalam penyusunan anggaran perusahaan, maka perlu diperlukan beberapa
syarat bahwa anggaran harus realitis, luwes dan kontinyu.
B Pengertian
Penggunaan Anggaran
Penggunaan yang penulis maksudkan disini
menyangkut masalah perencanaan anggaran belanja rutin sebagaimana yang
disamiapiakn oleh Haw Widjaya, dalam bukunya Otonomi Daerah dan Daerah Otonomi
(2002 : 15) apa yang digariskan dalam dalam penetapan penggunaan anggaran
rutin, sebagai berikut :
1.
Suatu rencana yang sudah disyahkan
2. Rencana bagian
dari pada rencana keseluruhan yang berupa anggaran.
3. Kalkulasi dari pembiayaan kegiatan
pemerintah.
Dengan fungsinya yang demikian itu, maka
rencana anggaran adalah perkiraan untuk
waktu yang akan datang disusun berdasarkan perjalanan-perjalanan masa lalu dan
masa kini. Penyusunannya yang sistimatis haruslah dilakukan atas dasar
klasifikasi anggaran yang digunakan.
Untuk lebih jelasnya klasifikasi anggaran
yang dimuat maka terlebih dahulu dijelaskan dalam berbagai macam klasifikasi
anggaran, dalam anggaran sebagai klasifikasinya meliputi :
1. Klasifikasi
obyek
2. Klasifikasi
organik
3. Klasifikasi
fungsional
4. Klasifikasi
ekonomi
5. Klasifikasi
program perfomance.
Dari pengertian klasifikasi obyek
pengelompokkan pengeluaran-pengeluaran ke dalam jenis barang jasa yang apakan dibeli. Sedangkan untuk klasifikasi
organik adalah pengelompokan anggaran atas kategori suatu organisasi.
Klasifikasi Fungsional adalah merupakan
salah satu pengelompokkan pengeluaran atas dasar fungsi-fungsi yang akan
dijelaskan oleh Mardiasmo, dalam bukunya Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah,
(2002 : 1240 menytakan bahwa ekonomi adalah pengelompokkan pengeluaran atas
dasar kelompok kegiatan fungsi dan proyek yang akan dicapai sehingga dari
pengeluaran-pengeluaran anggaran nantinya dapat diukur efisiensi dan penegasan
yang dapat dijalankan. Dengan mengetahui macam-macam klasifikasi anggaran
tersebut di atas, dengan data yang ada
dapatlah ditentukan perencanaan anggaran belanja rutin pada lokasi penelitian
yang terpilih disusun berdasarkan dengan sistimasi sebagai dasar dalam pertimbangan
klasifikasi anggaran yang sesuai.
Untuk itu penulis akan menyajikan
data-data dalam penyusunan anggaran belanja rutin pada lokasi yang terpilih
dimana anggaran tersusun sebagai berikut :
1. Belanja Pegawai terbagi atas :
a. Gaji Pokok
b. Tunjangan Tambahan
c. Tunjangan istri / suami
d. Tunjangan anak
e. Tunjangan jabatan
f.
Belanja Pegawai lainnya yang meliputi :
1. Tunjangan pangan/beras
2. Biaya lembur
3. Honor untuk juru pemelihara bangunan
purbakala
2. Belanja barang
terdiri atas :
a. Keperluan sehari-hari perkantoran,
dipergunakan untuk :
1. Keperluan bahan/ alat tulis
menulis
2. Perlatan kantor ketata usahaan
3. Perlatan bahan/ alat tulis menulis dan
bahan lain
4. Perlatan rumah tangga kantor
5. Bahan rumah tangga kantor
6. Pembiayaan benda-benda pos
7. Biaya rapat dinas
8. Biaya penerimaan tamu
9. Biaya transportasi
10 Biaya petugas jaga malam.
b. Belanja barang inventaris kantor :
- Semua
barang-barang yang berhubungan dengan barang inventaris kantor.
-
Barang-barang keperluan tambahan
c. Belanaja langganan daya jasa yang terbai
atas :
-
Biaya langganan listrik
- Biaya langganan telepon
- Biaya langganan gas dan air
d. Bahan alat-alat dan barang-barang lain,
meliputi belanja :
- Peralatan pemeliharaan benda-benda dan
bangunan kuno
- Peralatan penggambaran
- Peralatan fotografi
- Peralatan pemerataan
- Peralatan laboratorium
- Bahan-bahan untuk fotografi
- Ganti rugi tanah
- Pembelian benda-benda kuno/ benda-benda
bersejarah
- Pembelian benda-benda seni
- Perlatan survey
e. Lasin-lain belanaja terdiri dari :
- Biaya
pengamanan/ penjagaan pemilikan benda-benda, situs-situs, bangunan-bangunan
bersejarah.
- Biaya ganti
rugi tanah/ barang dalam rangka perlindungan sejarah dan kepurbakalan.
- Biaya pemerataan obyek-obyek sejarah
dan ke purbakalaan.
3. Belanja
Pemerintah terdiri dari :
a. Belanja pemeliharaan gedung kantor
b. Belanja pemeliharaan kendaraan dinas
c. Belanja pemeliahraan barang-barang
inventaris kantor
d. Belanjan pemeliharaan perlatan teknis
e. Lain-lain belanja pemeliahraan, yaitu :
- Pemeliharaan bangunan kuno
- Pemeliharaan benda-benda bersejarah/
kuno.
4) Belanja
perjalanan dinas
Untuk perjalanan dinas disini, maka semua
unit kerja harus dapat menentukan, daerah mana saja yang direncanakan dan
perlu ditinjau, dibina,
diarahkan kegiatan yang mana harus dilaksanakan oleh semua daerah atau
suaka-suaka yang ada di daerah.
Setelah penulis mengemukakan sistimatika
perencanaan pembelanjaan tersebut dibagi atas :
a. Jenis belanja
pegawai
b. Jenis belanja
barang
c. Jenis belanja
perjalanan dinas
C Pengertian
Pengendalian Anggaran
Pengendalian anggaran pada prinsipnya
dapat memperhatikan suatu kegiatan dan selalu mengawasi aktivitas sehari-hari
terhadap pengelolaan keuangan hubungannya penggunaan anggaran, maka
pengendalian menurut Sondang. S.Giagian (1999 : 16) draft manajemen yang
didefinisikan bahwa, pengendalian anggaran adalah proses atau usaha yang sistimatis
dalam penetapan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan kegiatan, sistem
informasi penggunaan keuangan, membandingkan
pelaksanaan nyata dengan
perencanaan menentukan dan mengatur penyimpangan-penyimpangan serta melakukan
koreksi perbaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga tujuan
tercapai secara efektif dan efisien.
Kegiatan pengendalian sangat erat hubungannya dengan fungsi-fungsi
manajemen lainnya, oleh karena kegiatan pengendalian ini dapat dilihat apakah
tujuan kegiatan yang telah direncanakan dapat dicapai dalam pelaksanaan secara
riil.
Dilihat dari tahapan perencanaan dan
pengendalian merupakan unsur-unsur yang dominan dalam manajemen 20 % dari
seluruh kegiatan yang dapat dilaksanakan unsur fungsi pelaksanaan dalam
pengendalian yang merupakan bagian terbesar dalam manajemen. Kagiatan
pengendalian anggaran mencukupi perencanaan, pengawasan, monitoring, evaluasi
dan koreksi.
Perencanaan dan pengendalian anggaran merupakan
sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan kegiatan. Pada
pelaksanaan yang memerlukan usaha yang sungguh-sungguh dan sangat tergantung
pada sistem pengendalian yang efektif dan sistem informasi yang digunakan. Agar
dapat melaksanakan pengendalian yang efektif, maka seorang pimpinan atau
pelaksanan tugas memerlukan informasi, sebagai berikut :
a. Biaya yang digunakan apakah sesuai dengan hasil dari bagian
pekerjaan yang telah dilaksanakan. Jika terjadi perbedaan (lebih besar atau
lebih kecil dari rencana biaya) di mana dimana hal terjadi dan siapa yang bertanggung jawab dan apa yang
dikerjakan.
b. Merupakan biaya yang akan datang sesuai
dengan rencana atau melebihi rencana. Tanggung jawab pengendalian tidak hanya
pada manajer saja tetapi merupakan tanggungjawab semua orang yang terlihat pada
aktivitas tersebut agar dapat mengerjakan bagiannya dengan baik dan tepat
waktu.
c. Menurut
Suprityono, dalam pengertian
yang sama, namun
diungkapkan dengan sederhana.
Pengendalian anggaran adalah proses untuk
memberikan kembali menilai dan selalu memonitor laporan-laporan aapakah pelak
sanaan tidak menyimpang dari tujuan yang sudah yang sudah ditentukan.
Nupriyoni (1999 : 5) berpendapat bahwa
pengendalian bertumpu pada konsep umpan balik, yang secara kontinyu
mengharuskan adanya pengukuran pelaksanaan dan pengambilan tindakan koreksi
yang ditujulkan untuk menjamin pencapaian tujuan-tujuan. Untuk proses
pengendalian ini, maka yakni manajemen sedapat mungkin mendapatkan informasi
yang tepat dan up to date, agar para manajer dapat segera mengadakan
tindakan-tindakan pengendalian sebelum sesuatu penyimpangan serius. Karena
pengendalian yang teratur akan menghasilkan suatu pencapaian yang efektif.
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
proses pengendalian menurut Glenn A. Welch (2000 : 9), sebagai berikut :
1. Measurement
of performance against predetermined objec tive, plans and standard.
2.
Communication (reporting) of the result of the measurement process to the
approriate individu and groups.
3.
An analysis of the deviations from the objective plans policies and standard in
order to determinc the under line causes.
Jadi
menurut pengertian di atas, bahwa dalam suatu proses
pengendalian mencakup pengukuran pelaksanaan dengan rencana yang telah
dibuat dan pelaporan hasil
pengukuran kepada manajer yang bersangkutan. Untuk mengukur dalam pelaksanaan
dilakukan dengan cara analisis varians, untuk menentukan sebab-sebabnya,
sehingga dapat dilakukan pemilihan alternatif yang terbaik untuk menentukan
rencana yang akan datang. Agar lebih efektif proses pengendalian ini harus pada
titik atau pada waktu mulai dilakukan kegiatan, artinya seorang manajer yang
bertanggungjawab akan tindakan tertentu sebelumnya harus mengusahakan suatu
bentuk pengendalian. Untuk itu tujuan-tujuan rencana-rencana dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan dan standar-standar yang telah ditetapkan harus
disampaikan kepada manajer dan dipahami sepenuhnya oleh manajer tersebut
terlebih dahulu untuk kemudian dilaksanakan pelaksanaan itu harus tetao
dimonitor apakah sesuai dengan rencana semula.
D Pengertian Kas dan
Anggaran Kas
Untuk menjaga likuiditas perusahaan perlu
membuat perkiraan atau estimasi mengenai aliran kas di dalam suatu instansi
pemerintah. Dalam hal ini instansi tersebut perlu menyusun anggaran kas.
Untuk lebih jelasnya oleh Bambang Riyanto
(2004 : 19) menyatakan bahwa kas adalah salah satu unsur modal kerja yang
paling tinggi tingkat likuiditasnya.
Kalau Syafaruddin (1998 : 27) memberikan
batas tertentu tentang penggunaan dana yaitu pengertian anggaran kas atau cash
forecast (ramalan kas), adalah kebutuhan kas dalam jangka pendek yang merupakan
bagian dari financial planning perusahaan.
Periode anggaran kas umumnya disusun
untuk jangka waktu satu tahun yang dibagi dalam interval tertentu seperti
bulanan, kuartalan dan enam bulan, untuk menyusun anggaran kas yaitu dalam
mingguan atau bulanan. Sedangkan perusahaan yang mempunyai pola cash flow
relatif dapat menyusun anggaran kas dalam kuartalan atau tahunan. Namun
demikian jarang sekali anggaran kas disusun untuk lebih dari waktu satu tahun.
Walaupun dengan interval bulanan.
Karena sukar untuk menjamin validitas
ramalan baik ramalan penerimaan kas namun ramalan pengeluaran kas. Apabila jika
dihadapkan dengan situasi ekonomi yang kurang stabil. Pada tingkat inflasi yang
tinggi misalnya, anggaran kas lebih baik disusun dalam interval yang lebih
pendek yaitu dalam bulanan.
Masukan kunci dari anggaran kas adalah
ramalan penjualan atas sales forecash yang diberikan oleh bagian penjualan.
berdasaekan ramalan tersebut, manajer financial dapat mengestimasikan cash flow
bulanan yang dihasilkan dari produksi penerimaan baik penerimaan dari penjualan
tunai maupun dari penjualan kredit dan pengeluaran.
Pada dasarnya setiap penanaman investasi
mengandung dua macam aliran kas. Bambang Riyanto (1999: 98) aliran kas terdiri
dari :
1. Aliran kas keluar netto ( net out flow cash ) yaitu yang diperlukan
untuk investasi baru.
2. Aliran kas masuk netto
tahunan (net anual inflow of cash), yaitu sebagai hasil dari investasi baru
yang ini sering pula disebut net cash proceceeds atau cukup dengan istilah
proceeds.
Berdasarkan pengertian di atas menunjukkan
bahwa yang dianggap sebagai aliran kas keluar adalah sejumlah dana yang
dikeluarkan untuk keperluan investasi, sedangkan aliran kas masuk secara netto
tahunan adalah hasil dari investasi yang ditanamkan.
1. Kas masuk bersih = laba setelah
pajak + penyusutan :
Kalau kita menganggap bahwa proyek tersebut
dibelanjai dengan modal sendiri seluruhnya.
2. Kas
masuk bersih = laba setelah
pajak + penyusutan + bunga ( 1 - Tax ) : kalau proyek tersebut
dibelanjai sebagian dengan modal pinjaman.
F
Pengertian Efektivitas
Kata efektif menjadi efektivitas adalah
pencapaian prestasi yang sebesar-besarnya dari suatu kegiatan melalui suatu
produktivitas kerja, untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan melalui
perencanaan sebelumnya.
Menurut The Liang Gie (1999 : 30)
menyatakan efektivitas adalah suatu kegiatan terbaik antara usaha dengan
hasilnya, antara suatu kerja dengan hasil yang dicapai untuk suatu tujuan,
yaitu :
1. Hasil disini dimaksudkan
adalah suatu pekerjaan dapat disebut efektif kalau dengan usaha tertentu dapat
memberikan hasil yang maksimal mengenai mutu atau jumlah satuan hasil itu atau
dengan kata lain terjaminnya kualitas dan kuantitasnya.
2. Dalam usaha,
maksudnya adalah suatu pekerjaan dapat dikatakan efektif jika suatu hasil
tertentu tercapai suatu tujuan yang diinginkan sesuai dengan tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
Calvin
Engler, 1990, Controllership, Tugas
Akuntansi Manajemen, Alih Bahasa, Gunawan Hutahuruk, Edisi Ketigaa,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Gunawan,
Adisapoetra dan Marwan, Asri, 2000, Anggaran
Perusahaan, Edisi Revisi, Penerbit Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta .
Hartanto, D, 2002,
Analisa Laporan Keuangan, Edisi
Pertama, Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta .
Horgren, Charles,
T, 1999, Cost Accounting,
A.Managerial Emphasis, Fourth
Edition, Prentice-Hall, of India Private
Limited, New Delhi .
Liang, The Gie,
1999, Bunga Rampai Manajemen, cetakan Kedua,
Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta .
Mardiasmo, 2002, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah,
Andy, Yogyakata.
Mulyono,
Teguh, Pajo , 2000, Analisis dan Disain
Sistem Informasi, Cetakan Pertama, Edisi Kelima, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Nupriyoni, 1999, Riset Akuntansi, cetakan Kedua, Penerbit
PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta .
Ray H. Garisson,
1995, Akuntansi Pemerintahan, Edisi Ketiga, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta .
Sondang, S. Siagian,
1999, Pengantar Manajemen, Cetakan
Ketiga, Edisi Ketiga, Penerbit STIE-YKPN, Yogyakarta .
Syafaruddin, 1998, Pembelanjaan
Perusahaan, Edisi Ketiga, Cetakan Kedua, Penerbit Liberty, Yogyakrta.
Widjaya, Haw,
2002, Otonomi Daerah dan Daerah Otonomi
Daerah, Ghalia Indonesia ,
Jakarta .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar