A. Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah bagaimana cara
meningkat volume penjualan hasil produksi, pemasaran itu dlam arti bagaimana
pemberikan kepuasan kepada konsumen, karena biasanya hasil produksi susah untuk
menembus pemasaran sebab kapan hasil produksi tidak bersaing, kegiatan usaha
yang menitiberatkan dari fungsinya, sebagai proses konsentrasi, ekualisasi dan
penyebaran, ada pula yang menitiberat6kan pemasaran sebagai sistem dalam
lmelaksanakan pemasaran.
Kata
pemasaran (marketing) oleh Maulana, Azas-Azas Marketing (2003 : 19) yang sebenarnya sangatlah luas, tidak hanya
terbatas pada aspek penjualan saja, tetapi masih ada aspek-aspek lain, yaitu :
1) Mengidentifikasi kebutuhan konsumen;
2) Pengembangan produk-produk dan jasa-jasa
yang benar-benar diperlukan oleh konsumen;
3)
Menetapkan harga secara tepat;
4)
Mempromosikan barang-barang dan jasa-jasa;
5) Mendistribusikan dengan tepat yang
merupakan penentuan bagi suksesnya
penjualan barang-barang dan jasa tersebut.
Dengan begitu
pemasaran mencakup kegiatan yang banyak sekali dan apabila ditarik suatu
pengertiannya, maka pemasaran adalah suatu fungsi bisnis yang
mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan
mengukur seberapa besarnya, menentukan target mana yang paling baik untuk
dilayani dan menentukan berbagai produk, jasa serta program pendistribusian
yang tepat untuk melayani pasar tersebut. Pemasaran dalam perusahaan tidak jauh
berbeda dengan maksud pemasaran dalam pengertian di atas. Semua aspek pemasaran
akan dijadikan pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan
perusahaan dalam bidang pemasaran. Tujuan pemasaran secara umum adalah
mendorong konsumen/pelanggan membeli produk kita, untuk memakai produk dalam
jumlah besar yang akan menimbulkan kepuasan konsumen.
Sehubungan hal di atas, pemasaran
berarti suatu aktivitas atau kegiatan manusia berlangsung dalam kaitannya jual
beli di pasar, atau berarti bekerja dengan pasar untuk mewujudkan pertukaran
yang potensial dengan maksud untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
Pemasaran merupakan salah satu
kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam mempertahankan kelangsungan hidup suatu
perusahaan dengan tujuan untuk
memperoleh laba. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan tersebut tergantung
bagaimana memasarkan suatu produk itu sendiri sehingga tujuan yang diinginkan
dapat tercapai.
Pemasaran merupakan suatu
proses pemilihan, pasar mana yang akan kita masuki, produk apa yang kita
pasarkan, berapa harga yang kita tetapkan serta distributor mana yang akan kita
gunakan. Oleh sebab itu, maka sasaran yang ingin dicapai perusahaan adalah
untuk volume peningkatan penjualan Dalam hal ini bukan semata-mata didasarkan
pada selera dan pemenuhan keinginan di dalam memasarkan produknya agar supaya
produk yang ditawarkan itu dapat terjual.
Untuk memperjelas pengertian
pemasaran ini, maka dikutip oleh beberapa para ahli Sarjana menurut Sofyan
Assauri, dalam bukunya Manajemen Pemasaran suatu Pendekatan Analisis (2001: 2),
menyatakan bahwa, pemasaran adalah untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan
jasa tepat pada orang, pada tempatnya dan waktu serta harga yang tepat dengan
promosi dan komunikasi yang tepat.
Selanjutnya, W.S Stanton
Marketing Praktis, (2000 : 4), mengemukakan bahwa pemasaran adalah stau sistem
keseluruhan kegiatan yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosi kan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan untuk
memenuhi kebutuhan baik pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Ditelaah lebih jauh, pada dasarnya pemasaran merupakan suatu sistem
yang terkait untuk membuat perencanaan, penentuan harga, melaksanakan promosi,
mendistribusikan barang dan jasa dalam rangka
memuaskan kebutuhan dan keinginan para konsumen.
Sedangkan Winardi Azas-Azas
Marketing (2002 : 10) mendefinisikan bahwa pemasaran adalah pelaksanaan
aktivitas dunia usaha yang mengamati arus benda-benda serta jasa-jasa pada
produsen ke konsumen atau pihak yang menggunakannya.
Dari definisi tersebut di atas
menunjukkan bahwa pemasaran adalah semua kegiatan proses pemindahan barang atau
jasa dari pihak produsen ke pihak konsumen dengan menggunakan suatu keseluruhan
distribusi dalam rangka memperlancar
arus pertukaran barang atau jasa tersebut.
Alex S.Nitisemito, Azas-Azas
Marketing, (2000: 13), memberikan pengertian tentang pemasaran yaitu pemasaran
adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa
dari produsen kekonsumen secara efisien dengan maksud menciptakan permintaan
yang efektif.
Sedangkan Philip Kotler,
Manajemen Pemasaran (2002 : 5) mengemukakan bahwa pemasaran adalah suatu proses
sosial yang memberikan kepada individu atau kelompok, apa yang mereka butuhkan,
inginkan dan ciptakan serta menukarkan produk-produk dan nilai dengan individu
dan kelompok lainnya.
Salah satu beberapa kegiatan
manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan adalah melakukan
suatu proses pertukaran, jadi dengan demikian dapat diketakan bahwa pemasaran
diciptakan oleh para penjual dan pembeli atau lebih dikatakan bahwa pemasaran diciptakan
oleh para produsen dan konsumen dalam upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan
yang jumlahnya tidak terbatas. Jelas bahwa antara produsen dan konsumen
senantiasa beberapa untuk mencari kepuasan dengan cara meraih keuntungan,
sedangkan dalam pihak para konsumen memenuhi kebutuhan prestasi pemilikan
barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen.
Dengan memperhatikan beberapa
definisi pemasaran yang jelas dikemukakan, bagaimana menciptakan suasana
konsumen akan tertarik pada suatu interaksi yang berusaha untuk mempertemukan
pembeli dan penjualan, sehingga pertukaran serta usaha yang terpadu untuk
mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada pemasaran kebutuhan
dan keinginan konsumen, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba.
B.
Tujuan
Pemasaran
Tujuan pemasaran
sebagaimana diketahui bahwa setiap perusahaan atau produsen selalu ingin
berkembang dan berusaha untuk mengetahui mana paling baik untuk menyampaikan
dan berusaha untuk menyampaikan hasil produksinya dipasaran. Setiap perusahaan
selalu berusaha untuk memilih jalan jalan memenuhi keinginan yang paling tepat,
sehingga dapat memberikan keuntungan yang semaksimal mungkin dengan artian
bahwa hasil produksi bisa bersaing.
Winardi,
Azas-Azas Marketing, (2000: 181) menyakan
bahwa ada empat tujuan pemasaran untuk meningkatkan volume penjualan,
sebagai berikut :
1.
Maksimalisasi konsumsi
Banyak kalangan eksekutif dalam dunia usaha menganggap pemasaran sebagai
sebuah fungsi dunia usaha yang harus melaksanakan tugas, memaksimisasi jumlah
barang-barang dan jasa-jasa yang dikomsumsi. Hal tersebut akan memaksimalisasi konsumsi produksi,
kesempatan kerja serta kekayaan. Ada asumsi yang hidup di dalam masyarakat
bahwa makin banyak barang-barang dan jasa-jasa yang dibeli dan digunakan sesuai
dengan tujuannya dan puas. Ada
kelompok lain yang mulai meragukan apakah barang-barang material yang bertambah
banyak jumlahnya berarti bahwa akan lebih senang. Hal tersebut disebabkan oleh
karena melihat bahwa banyak orang kaya raya ternyata tidak dapat mencapai
“kegembiraan dalam kehidupan mereka”. Akibatnya adalah bahwa kelompok kecil
tersebut mulai sangsi bahwa kehidupan “baik” dicapai melalui konsumsi yang
kontinyu serta berkelebihan.
B.
Maksimilisasi Pemasaran Kepuasan
Konsumen
Banyak pihak
pemasaran beranggapan bahwa
tujuan pemasaran adalah
“maksimilisasi kepuasan konsumen dan bukanlah konsumsi”.Patut
disayangkan bahwa kepuasan konsumen sebagai tujuan pada periode sistem pemasaran
menimbulkan problem-problem serta pengukuran yang luas.
a. Perlu diingat bahwa tak seorangpun
diantara para ahli ekonomi kesejahteraan telah menemukan cara bagaimana
menjumlahkan kepuasan orang-orang yang berbeda-beda dengan skala yang berarti,
sehingga kepuasan total yang diciptakan oleh produk tertentu atau aktivitas
pemasaran tertentu dapat dievaluasi.
b. Kepuasan secara langsung yang
diperoleh oleh para konsumen induvidual dari barang-barang tertentu
kadang-kadang lupa perhitungankan kerugian tertentu yang timbul di dalam proses
yang berlangsung, misalnya pencemaran dan kerusakan lingkungan.
c.
Kepuasan yang dialami konsumen atau orang-orang sewaktu-waktu
mengkomsumsi barang-barang tertentu, dalam
kasus ini barang-barang yang “status”, tergantung pula orang-orang lain
memilih barang-barang tersebut. Karena
alasan-alasan yang dikemukakan sulit sekali utuk mengevaluasi suatu sistem
pemasaran. Sehubungan dengan persoalan, berapa banyak kepuasan yang diberikan
olehnya.
3. Maksimalisasi
Pilihan
Ada pemasaran
tertentu yang menganggap bahwa sistem pemasaran ideal yaitu sistem yang
memaksimalisasi pilihan-pilihan konsumen. Ini merupakan sebuah sistem yang
dapat memungkinkan para konsumen untuk mencapai barang-barang yang tepat sekali
memuaskan selera individual mereka.
Pada perekonomian
demikian, para onsumen individual dapat memaksimalisasi gaya hidup mereka,
dengan demikian juga kepuasan mereka. usaha memaksimalisasi untuk pilihan
konsumen mengandung beberapa keburukan pula, seperti :
a. Barang-barang dan jasa-jasa yang akan lebih mahal
marena varitas luas memaksakan waktu produksi yang lebih singkat dan
persediaan-persediaan yang lebih banyak memerlukan penyimpangan oleh para
pemasar. Biaya barang dan jasa yang lebih tinggi akan menyebabkan berkurangnya
pendapatan nyata para konsumen serta kemampuan mereka untuk membeli
barang-barang dan jasa dalam jumlah lebih banyak.
b. Bertambahnya
kepuasan konsumen karena varitas barang-barang yang lebih banyak akan
ditiadakan oleh biaya yang lebih besar sehubungan dengan usaha pencaharian.
Para konsumen harus mencurahkan lebih banyak waktu untuk mempelajari
sifat-sifat dari pada macam-macam versi. Lebih banyak waktu untuk melakukan
evaluasi dan mungkin pula lebih banyak waktu untuk menuju kearah lokasi
penjualan spesifik, untuk mengetahui dan mencermati barang atau jasa dalam
situasi penjual barang-barang/ jasa-jasa sesuai dengan pilihan mereka.
c. Pertumbuhan
dalam jumlah tidak perlu berarti suatu pertambahan dalam jarak pilihan real
para konsumen. Akhirnya perlu diingat bahwa adanya varitas dalam jumlah besar,
tidak disenangi oleh semua konsumen. Ada konsumen yang beranggapan bahwa
terdapat adanya kelebihan pilihan pada katagori-katagori produk tertentu
menimbulkan kegelisahan dan frustasi di kalangan para konsumen.
4. Memaksimalisasi kualitas kehidupan
Tujuan sebuah
sistem pemasaran adalah bahwa ia harus mengandung sebuah konsepsi tentang
kepuasan konsumen. Pada sebuah masyarakat teknologi kompleks ini, banyak
kekuatan-kekuatan berbeda untuk mempengaruhi kegembiraan dan keinginan
masyarakat agar tertarik produk tersebut.
Konsep-konsep
“kualitas kehidupan” kiranya merupakan sebuah cara yang berguna mencakup
macam-macam kekuatan tersebut.
C Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran
pemasaran (marketing mix) adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk gabungan
di dalam menentukan 4 (empat) masalah yang terpisah, yaitu mengenai produk,
lokasi, promosi dan harga. Dari empat P'S yaitu produck, price, place dan
protion dalam marketing mix, (Philip
Kotler, Manajemen Pemasaran, 2002 : 19), sebagai berikut :
1. Produk, adalah merupakan suatu rangkaian
daripada pemecahan masalah dalam hal produk khususnya produk perbankan, maka
akan timbul beberapa pertanyaan dan masalah diantaranya : Pelayanan apa yang
diperlukan dan dibutuhkan jam berapa konsumen membutuhkan pelayanan. Untuk suatu pelayanan, nama apakah yang
paling menarik disebut. Apakah kita
mengadakan penawaran yang jaraknya cukup luas dan memilih dalam suatu jenis
pelayanan.
2.
Harga (price), adalah bagian daripada perhitungan seluruh unsur-unsur
biaya selama proses produksi, sehingga dapat ditentukan harga yang layak
ditetapkan ada hasil produksi barang. Apakah harga yang wajar untuk pemasaran
terpadu. Bagaimana mengkalkulasikan kepuasan nasabah yang ditawarkan. Bagaimana
memperhitungkan biaya bagaimana
pengaruh saingannya dan sebagainya.
3. Promosi (Promotion), adalah untuk
memperkenalkan suatu produk kepada masyarakat umum, utamanya produk bank
siapakah konsumen itu, dimana mereka
berada. Apa yang dibutuhkan, dan bagaimana berkomunikasi secara meyakinkan
dengan mereka, apakah yang akan kita katakan
sasaran komunikasi apa yang kita gunakan
kapan akan dilakukan.
4. Lokasi (Place), adalah
penentuan dimana paling cocok lokasi perusahaan apakah dekat dengan produksen
ataukah dekat dengan konsumen, dimanakah kemungkinan lokasi kantor atau unit.
Bentuk pelayanan apa yang ada pada lokasi.
Secara khsus dalam pengembangan marketing mix (bauran pemasaran) sebagai dasar
perencanaan tahunan, banyak kebijaksanaan yang dapat dilaukan oleh manajer
produksi. Dalam membuat rencana tahunan itu manajer produksi dapat memilih
salah satu aau beberapa kebijaksanaan sebagaimana dikemukakan oleh Surachman
Sunawiharja, Intisari Manajemen Pemasaran, (1999 : 146), sebagai berikut :
1. Mempertimbangkan
kenaikan harga
Jika permintaan relatif inelastis, maka
suatu kenaikan harga jual akan meningkatkan hasil penjualan. Dalam hal ini
setiap perusahaan volume penjualan akan mempengaruhi biaya-biaya variabel pada
suatu tingkat penjualan tertentu.
2.
Mempertimbangkan
suatu pengurangan ukuran atau isi darii kemasan. Pengurangan ini akan mengurangi biaya variabel pada suatu tingkat penjualan
tertentu.
3.
Mempertimbangkan
desain baru, biaya desain baru ini dapat dibebankan pada riset pemasaran,
sedangkan biaya pembuatan kemasan baru lebih mahal, maka dapat dibebankan
sebagai biaya variabel.
4.
Mempertimbangkan
perubahan kualitas atau karakteristik produk. Jika biaya bahan lebih mahal,
maka biaya variabel persatuan akan naik. Di samping itu budget riset pemasaran
juga akan naik, yaitu pada biaya pengujian.
5.
Mempertimbangkan
untuk mencari cara-cara penurunan biaya distribusi dan pengiriman.
6.
Mempertimbangkan
perubahan pengeluaran-pengeluaran untuk riset pemasaran.
7. Kebebasan
terbesar bagi manajer produksi dalam perencanaan adalah pada contribution
margin.
Berdasarkan
penjelasan tersebut, maka untuk memperoleh keterangan dengan apa yang dapat
menjadi keputusan dalam meningkatkan volume penjualan. Di samping itu ada juga
kebijaksanaan mixes alternatif yang tersedia, sehingga sulit untuk menjalankan
eksprimen-eksperimen guna mengetahui berbagai macam kombinasi.
Untuk
mengembangkan potensi pasar yang sering mengalami perubahan dalam biaya,
perubahan dalam persaingan, perubahan dlam selera konsumen menyebabkan perlu
diubahnya mix dari waktu ke waktu. Alam tetapi walaupun demikian
keputusan-keputusan dibuat dengan memperhatikan marketing mix.
Perusahaan
selalu berusaha utuk dapat hidup berkembang dan mampu brsaing, dalam istilah
inilah setiap perusahaan selalu menetapkan strategi dan cara melaksanaan
kegiatan pemasarannya. Kegiatan pemasaran yang dilakukan, diarahkan untuk dapat
mencapai sasaran perusahaan yang dapat merubah tingkat keuntungan yang diperoleh
perusahaan dalam jangka panjang.
Pasar tertentu
serta total unit dan total volume penjualan tertentu dalam suatu jangka waktu
tertentu. Pengarahan kegiatan pemasaran tersebut hanya mungkin dapat dilakukan
dengan menetapkan garis-garis besar pedoman atau patokan/ panduan umum
perusahaan dalam bidang pemasaran.
Kebijaksanaan
pemasaran tertentu sejalan dengan konsep pemasaran, yang menekankan pemberian
pelayanan yang menenkan pemberian pelayanan yang memuaskan kepada konsumen,
melalui kegiatan dan strategi pamasaran yang terpadu dan memungkinkan
diperolehnya keuntungan dalam jangka panjang.
Salah satu
unsur dari strategi pemasaran terpadu adalah strategi bauran pemasaran, yang
merupakan strategi dijalankan perusahaan berkaitan dengan penentuan bagaimana
perusahaan menyajikan penawaran produk pada segmen pasar tertentu yang
merupakan sasaran pasarnya.
Marketing mix
merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang inti dari sistem pemasaran,
variabel mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempegaruhi reaksi para
pembli atau konsumen. Jadi marketing mix terdiri dari himpunan variabel yang
dapat dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan
konsumen dalam pasar sasarannya. Variabel atau kegiatan tersebut perlu
dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh perusahaan seefektif, dalam melakukan
kegiatan pemasarannya. Dengan demikian perusahaan tidak hanya sekedar memiliki kombinasi
kegiatan yang terbaik saja akan tetapi dapat mengkoordinasikan berbagai variabel
marketing mix untuk melaksanakan program pemasaran secara efektif.
D Pengertian Biaya Pemasaran
Untuk lebih
memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen, maka salah satu
faktor yang penting adalah penatapan harga jual, akan tetapi sebelum ditetapkan
harga jual terlebih dahulu dtetapkan besarnya biaya pemasara dalam memasarkan
barang. Biaya pemasaran menurut Philip
Kotler, Manajemen Pemasaran, (2002 : 28), menyatakan bahwa anggaran biaya
pemasaran sebagai alat yang digunakan untuk sarana penghubung terjadinya
transaksi jual beli barang dan jasa.
Biaya
pemasaran merupakan salah satu alternatif bagi perusahaan bagaimana untuk
memperlancar barang dan jasa hasil produk, karena bermunculan produk yang sama, peranan biaya pemasaran
dalam memerangi saingan dan tantangan perlu diatasi serta harus dilewati, kecermatan dan kelihaian pengelola perusahaan
ditentukan oleh keunggulan menghadapi pesaing muncul dengan sendirinya.
Bilamana
terjadi suatu kesalahan dalam pemlihan dalam penatapan harga jual akan
memberikan pengaruh yang dapat memperlambat atau menghambat usaha penyaluran
barang dan jasa. Produk yang sudah memenuhi Standar Industri Indonesia (SII)
dan sudah memenuhi selera konsumen namun jika ternyata harga tinggi
dibandingkan dengan produk perusahaan lain, maka produk tidak mempunyai
kemampuan dan inisiatif atau kurang bertanggung jawab, maka usaha penyaluran
akan mengalami hamabatan.
Secara umum
biaya pemasaran dapat dibedakan dalam beberapa macam menurut rangkaiannya,
sebagai berikut :
1. Produsen ke konsumen, ialah dalam bentuk
saluran distribusi yang paling pendek dan sederhana adalah saluran distribusi
dari produsen langsung ke konsumen tanpa menggunakan perantara, atau bisa
disebut distribusi secara langsung. Produsen disini kurang memperhatikan
salurtan distrbusi yang telah terbangun selama ini.
2. Produsen ke pengecer ke konsumen,
ialah suatu hal dapat dipengaruhi oleh konsumen atau pengecer secara langsung
untuk melakukan penjualan kepada konsumen. Adapun beberapa kriteria produsen
yang mendirikan toko pengecer sehingga secara langsung melayani konsumen,
mempunyai pengaruh kepada masyarakat, bekepribadian tinggi, dikenal oleh
masyarakat.
3. Produsen ke pedagangan besar ke pengecer ke
konsumen, yang berarti bahwa saluran
distribusi ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan sebagai saluran
distribusi tradisional. Produsen disini hanya berhubungan kepada pedagang besar
(pengusaha besar) tidak melayani pengecer dan penjual. Produsen disini khususnya
melayani dalam partai besar tanpa menghiraukan pengecer dan penjual.
4. Produsen ke agen ke pengecer ke konsumen,
dalam melaksanakan saluran distribusi produsen memilih agen (agen penjualan
atau pabrik) sebagai penyalurannya. Produsen menjalankan kegiatan
perdagangannya besar dalam saluran distribusi yang ada dan sasaran penjualannya
terutama diajukan kepada pengecer.
5.
Produsen ke agen ke pedagangan besar ke pengecer ke konsumen, yang
berarti saluran distribusi ini berfungsi untuk saling menggunakan agen sebagai
perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian
menjualnya kepada toko-toko kecil agen yang terlihat dalam saluran distribusi
ini terutama agen penjualan.
E Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Penjualan
Perilaku konsumen dalam meningkatkan minat konsumen sebagai salah satu bagian daripada peningkatan volume
penjualan, Agus Maulana, Azas-Azas Marketing, (2003 : 157) mengemukakan bahwa
strategi pemasaran adalah pernyataan pokok tentang dampak yang diharapkan akan
dicapai dalam hal permintaan pada pasar target tertentu. Peningkatan pemasaran
mengharuskan para manager untuk memuasatkan perhatian pada empat tugas untuk
dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan :
1. Analisis
kesempatan pasar
2. Pemilihan pasar
sasaran
3. Pengembangan
bauran pemasaran
4. Manajemen
pemasaran
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran,
(2002: 96) menyatakan bahwa yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah logika
pemasaran dan berdasarkan hal itu, unit bisnis diharapkan untuk mencapai
sasaran-sasaran pemasarannya. Perilaku konsumen terdiri dari pengambilan
keputusan tentang biaya pemasaran dalam hubungannya dengan keadaan lingkungan
yang diharapkan dan kondisi persaingan dalam pemasaran.
Kalau Sofyan Assaur, Manajemen Pemasaran,
(2002: 15) menerangkan bahwa peningktan perilaku konsumen adalah sebagai usaha
untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada
orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan
promosi dan kondisi komunikasi yang tepat.
Berdasarkan uraian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku
konsumen merupakan serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang
memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu, pada
masing-masing angkatan dan acuan serta alokasinya, utamanya sebagai tanggapan
dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah-ubah
setiap saat.
Oleh karena itu penentuan strategi
pemasaran harus didasarkan atas analisa lingkungan eksternal dan internal
perusahaan, serta analisa kesempatam dan ancaman yang dihadapi perusahaan dari
lingkungan. Di samping itu perilaku konsumen
yang telah ditetapkan dan dijalankan harus dinilai kembali, apakah
sesuai dengan keadaan dan kondisi pada saat ini ataukah telah harus mengalami
perubahan-perubahan dengan menerapkan strategi pemasaran lain dengan
memungkinkan kondisi pemasaran yang diharapkan.
Simorangkir, Marketing Praktis, (2004 :
48) memberikan definisi tentang perilaku konsumen adalah merupakan suatu keputusan
pada (marketing mix) yang diteliti keseimbangannya dan diberikan identitasnya
yang jelas agar sasaran tercapai dan dapat meningkatkan usaha kecil..
Beberapa definisi di atas, bahwa strategi
pemasaran memang perlu ditetapkan, agar produk yang akan dilemparkan ke pasar
tidak lagi memili sasaran yang akan dicapai, tetapi yang terpenting, yaitu :
5. Produk yang akan
dipasarkan telah dikenal oleh masyarakat umum yang disertai dengan penyuluhan.
6. Lokasi dimana perusahaan berproduksi tidak menyulitkan bagi
konsumen. Untuk
mendapatkan kredit.
7.
Kualitas produk
terjamin dan telah mendapat pengakuan dari masyarakat umum.
8.
Sumber daya
manusia yang digunakan sebagai tenaga kerja sudah terdidik dan terlatih,
sehingga tidak dikhawatirkan lagi tentang service dan pelayanan kepada konsumen
tidak diragukan lagi.
9.
Dapat memberikan
kepuasan kepada konsumen terhadap produk yang ditawarkan kepada konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, S, 2001,
Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Analisis, Edisi Kedua, Balai
Penelitian Fakultas Ekonomi, UGM,
Yogyakarta.
Hartanto, D, 2002,
Akuntansi Biaya, Edisi Pertama,
Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta.
Kotler, P, 2002, Manajemen
Pemasaran, Analisis Perencanaan dan Pengendalian, Terjemahan Jaka Wasana,
2000, Edisi kelima, Cetakan Kedua,
Erlangga, Jakarta.
Maulana, A, 2003, Azas
- Azas Marketing, Cetakan Ketiga, Edisi
Kedua, Alumni, Bandung.
Mulyadi, 2002, Akuntansi
Biaya, Penentuan Harga Pokok,
Edisi Kelima, Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta.
Nitisemita, A,S, 2000, Azas - Azzas Marketing, Edisi Ketiga, Liberty, Yogyakarta.
Sugarda, B.Y, 2000, Kerangka
Strategi Perusahaan, Manajemen dan Usahawan Indonesia, Edisi ke 21, Jakarta.
Simorangkir, 2004, Marketing
Praktis, Edisi Kedua, Cetakan Pertama,
Liberty, Yogyakarta.
Stanton, W.S, 2000, Marketing
Praktis, Edisi Kedua, Cetakan Pertama,
Liberty Yogyakarta.
Soemarso, SR,
1999, Manajemen Pemasaran,
Edisi Ketiga, Cetakan Kedua, Alumni,
Bandung.
Swastha, B,
dan Irawan, 2002, Manajemen Pemasaran
Modern, Edisi Kedua, Cetakan
Kedua, Liberty, Yogyakarta.
Winardi, 2000, Azas
- Azas Marketing, Cetakan Ketiga, Edisi Kedua, Alumni, Bandung.
Walpole, 1992, Pengantar
Statistik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar