A Pengertian Investasi
Kunci keberhasian perusahaan ditentukan
oleh fungsi manajemen berjalan sesuai dengan perkembangan perusahaan dengan
penyesuaian kondisi ekonomi. Fungsi manajemen sangat menentukan untuk mencapai
tujuan perusahaan sesuai dengan fungsinya masing-masing dengan memperhatikan
hambatan-hambatan yang harus dilalui.
Telah kita ketahui bahwa dalam penanaman
modal pada perusahaan yang dapat dikatagorikan bahwa investasi dimasa depan
dengan periode jangka waktu yang cukup lama, maka penulis dapat mengemukakan
pengertian tentang investasi oleh para ahli ekonomi.
Definisi investasi oleh Anthony dan James
S. Reece dalam bukunya Management Accounting (1999 : 613), menyatakan bahwa
proposal untuk penanaman investasi yang berupa dana, yang biasanya disebut modal, maka waktu prosentase yang dianalisa
pada tingkat perputaranya, maka uang yang telah tertanam akan diharapkan pada
masa yang akan datang.
Menurut definisi di atas, bahwa investasi
adalah sebagai modal yang tertanam pada perusahaan untuk memperluas usaha
dengan harapan akan diterima kembali setelah beberapa tahun kemudian. Dikatakan
bahwa investasi itu meliputi semua dana (modal) yang tertanam dalam suatu
perusahaan atau proyek untuk ditanamkan pada harta lancar (current assets)
dalam jangka waktu lebih dari satu tahun dalam proses produksi peruahaan.
Pada
dasarnya pengertian investasi merupakan usaha penanaman faktor-faktor produksi
sebagai langkah-langkah untuk menentukan proyek tertentu untuk menanamkan
investasi. Hal ini yang merupakan salah satu faktor produksi, untuk
langkah-langkah penanaman modal. Proyek ini sendiri dapat bersifat baru sama
sekali, atau perluasan proyek yang ada agar tujuan dari pada proyke dapat
dicapai sesuai apa yang diharapkan, maka diperlukan pelaksanaan yang
masing-masing pengetahuannya/ keahliannya.
Menurut
M.G. Wrigt B. Com dalam bukunya Manajemen Keuangan (2000 : 59) yang
diterjemahkan oleh Charles T. investasi
adalah dengan harapkan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang
telah diinvestasikan dalam aktiva tetap lebih dari dana yang telah ternam
tersebut.
Berdasarkan
pengertian di atas, bahwa apabila suatu perusahaan mengadakan investasi dalam
aktiva tetap pada perusahaan, maka neraca sebelah kiri bahwa suatu kegiatan/
aktivitas perusahaan yang akan dapat memperoleh kembali dana yang ditenamkan
dengan harapan yang sama investasi aktiva lancar. Perputaran dana yang tertanam
pada kedua aktiva itu adalah berbeda, yaitu investasi dalam aktiva lancar itu
dapat diharapkanb dalam waktu singkat dapat diharapkan hasil yang dicapai, atau
usaha yang secara sekaligus. Kalau investasi aktiva tetap dana yang tertanam di
dalamnya kembali secara keseluruhan perusahaan dalam waktu beberapa tahun
lamanya, dan kembali lagi secara berangsur-angsur melalui depresiasi.
Sukses
atau tidaknya dalam penggunaan dana yang tepat mempunyai pengaruh terhadap
perkembangan perusahaan karena pengaruhnya mempunyai waktu jangka panjang
terhadap tingkat profitbilitas itu. Hal itu menentukan tingkat kemampuan
perusahaan untuk menarik orang untuk menanamkan dananya demi perluasan usaha
perusahaan.
Perusahaan
yang lancar aktivitasnya, rata-rata membutuhkan suntikan dana agar usaha yang
digelutinya dapat bertambah meningkat usahanya, maka perusahaan tersebut
senantiasa mengharapkan bantuan dana darimanapun saja untuk peningkatan usaha
yang lebih layak lagi.
Menurut
Dj. A. Simarmata dalam bukunya Pendekatan Analisa Proyek (2001 : 155)
pengertian investasi dalam rencana investasi pada perusahaan dengan harapan
masa depan akan mencerminkan dan tujuan tertentu sebagai berikut investasi
adalah mempunyai pengertian secara luas, terutama bila dikaitkan dengan
suatu kegiatan pasar modal yang
sekarang. Pada setiap kegiatan yang hendak menanamkan uang dengan aman termasuk
investasi.
Kebiasaan
umum perusahaan, dalam membicarakan tentang rencana investasi dikaitkan dengan
penggunaan uang bagi perusahaan peningkatan usaha dalam kepastian sistem
produksi atau dengan kata lain peningkatan assets capital, misalnya pembelian
sistem produksi dalam bentuk mesin-mesin yang disertai dengan alat teknologi
dan peralatan, pabrik/ gedung atau tanah utuk kebutuhan. Buku ini menunjukkan pengertian
investasi diambil yang bersifat umum, bahwa pada pembicaraan disini dibatasi
pada investasi assets capital tetap.
Berdasarkan pengertian tersebut maka penulis dapat
menarik suatu asumsi bahwa penanaman modal untuk tujuan tertentu khusus dalam
kegiatannya, (Simarmata, 2001 : 12) investasi di bagi dalam kelompok yaitu :
a. Investasi baru
b. Investasi nasionalisasi
c. Investasi perluasan
d.
Investasi modernisasi
e.
Investasi diversifikasi
B Pengertian
Kelayakan Investasi
Pada setiap perusahaan dalam pelaksanaan
kegiatan perusahaan menyangkut operasionalnya selalu mengarah pada tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya yang dapat disesuaikan dengan ruang lingkupnya
perusahaan itu sendiri, maka diperlukan suatu perencanaan yang berlandaskan
modal serta anggaran. Investasi pada perusahaan mengharapkan kelayakan pada
perusahaan akan memperoleh kembali dana yang diinvestasikan dalam jangka waktu
yang cukup lama.
Lebih jelasnya pengertian
tentantg kelayakan investasi pada perusahaan penulis mengemukakan dari beberapa
ahli ekonomi yang membahas masalah yang ada kaitannya dengan kelayakan
investasi. Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-Dasar Permbelanjaan Perusahaan
(2004 : 112) menyatakan bahwa kelayakan investasi mencakup seluruh proses
perencanaan pengeluaan modal yang hasilnya diharapkan sampai lebih dari satu
tahun lamanya. Pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk pembelian tanah,
bangunan dan peralatan serta pengeluaran untuk tambahan aktiva tetap pada modal
kerja yang berhubungan dengan peralatan pabrik (perusahaan).
Pengeluaran modal disini dengan
jangka waktunya cukup lama, sehingga modal yang tertanam berupa investasi tidak
terlalu mengharapkan dalam waktu singkat, artinya modal yang tertanam itu
mempunyai jangka waktu lebih dari satu tahun lama.
Penganggaran modal itu
merupakan pengeluaran dana untuk berlangsung untuk jangka waktu yang cukup
lama, dimana untuk mengetahui pembelian satu unit kendaraan, membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk mengetahui hasil akhir dari adanya pembelian tersebut.
Mengambil keputusan dalam hal ini diperlukan analisa yang cukup matang,
sehingga investasi yang telah dilaksanakan telah memperhitungkan resiko yang mungcul
oleh perusahaan.
Charles T. Horngren dalam bukunya Cost
Accounting A Managerial Emphasis, (2001 : 204) memberikan definisi tentang
investasi kelayakan, menyatakan bahwa dalam pengambilan keputusan penanaman
investasi jangka panjang sesuai dengan perencanaan.
Pengertian kelayakan investasi menurut
penulis ialah keseluruhan proses dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
pengeluaran dana untuk investasi di mana jangka waktu kembalinya dana tersebut
melebihi satu tahun lamanya. Hal ini mempunyai arti yang sangat penting bagi
kelanjutan hidup perusahaan (kesinambungan). Dana yang dikeluarkan akan terikat
untuk waktu yang cukup lama, artinya perusahaan haru menunggu beberapa tahun
sampai keseluruhan dana yang tertanam dapat diperoleh kembali. Hal ini
berpengaruh terhadap kebutuhan dana untuk keperluan-keperluan lain.
Keputusan dalam penenaman modal, hal yang
paling penting untuk dalam memutuskan langkah-langkah yang harus ditempuh oleh
investor, adalah bagaimana metode pengalokasian dana dengan tidak berisiko
tinggi. Jadi kelayakan investasi yang dibuat oleh pemgelolah perusahaan adalah
pengalokasian modal terhadap suatu usul investasi dimana manfaat atau
keuntungan yang akan diperoleh telah dipertimbangkan sebelumnya untuk masa
depan yang akan datang, karena manfaat atau keuntungan yang akan diperoleh
perusahaan belum diketahui secara pasti, yang berarti usul atau rencana
investasi mengandung unsur-unsure resiko.
Perlulah diadakan evaluasi terlebih
dahulu apakah pendapatan yang diharapkan akan diterima dan dapat menutupi
kemungkinan-kemungkinan resiko yang mungkin terjadi, bila investor itu sendiri
dengan kemungkinan perusahaan ini mempunyai resiko.
Financing decision making memutuskan
apakah investasi tersebut akan dijalankan dengan modal, pinjaman modal sendiri
(equity) atau bahkan kombinasi dari keduanya.
C Methode Penilaian Investasi
Menentukan apakah suatu usul investasi
dapat diterima atau tidak, layak atau tidak dilaksanakannya investasi tersebut,
maka nalisa secara teliti untuk menyusun usul-usulan investasi yang perlu
diperhatikan.
Berbagai metode penilaian proyek investasi
atau metode untuk menyusun “Rangking” dalam usul-usul investasi, jadi menurut
Sutoyo Siswanto, dalam bukunya Studi Kelayakan Proyek (2001 : 118) dalam hal
ini hanya dibcarakan 4 (empat) metode penilaian investasi dalam penyusunan
proyek, yaitu :
1. Payback period
Pada
metode ini berdasarkan atas suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup
kembali sejumlah pengeluaran untuk tujuan investasi dengan mempergunakan proses
aliran kas netto (net cash flows).
Dasar nilah yang dapat menggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan agar dana
yang tertanam dalam suatu investasi dapat diperoleh kembali untuk jumlah
seluruhnya, bila proses pada setiap tahun sama jumlahnya.
Payback period dari suatu investasi dapat dihitung
dengan cara membagi investasi dengan proses tahunan.
2. Net
present value
Net
present value,
metode ini memperhatikan time value of
money, maka proses yang selalu digunakan dalam menghitung net present value
(NPV) adalah merupakan prosentase atau cash
flow yang didiskontokan atau dasar biaya modal (cost of capitral), atau rate of return yang diinginkan. Metode ini
pertama-tama yang dihitung adalah nilai sekarang (persent value) dari proceeds yang diharapkan atau dasar discount rate tertentu. Jumlah present value dari keseluruhan proses
selama usianya dapat dikurangi dengan present value dari jumlah investasinya (initial investment). Disebutkan
sebelumnya sebagai rumus perhitungan-perhitungan investasi dengan memasukkan
suku/tingkat bunga di dalamnya.
Suku bunga dapat juga digunakan pada perhitungan-perhitungan analisa
kelayakan investasi statis dalam perhitungan mencarti alternatif investasi terbaik. Dalam penggunaan metode
penilaian sekarang (present value)
sebagaimana dilihat di depan, maka V = P (1
+ i), atau rumus secara umum Vn =
P ( 1 +
i ), yang berarti bahwa n adalah tahun mendatang, nilai uang sebenarnya
P sekarang adalah nilai P dikali faktor pengali bunga berganda yaitu ( 1
+ i )
faktor ini disebut faktor kompon (Siswanto Sutoyo, 2002 : 15).
Sebaliknya bila ada jumlah uang tertentu di masa depan, misalnya n adalah tahun
mendatang, maka dapat dicari nilai sekarang dengan formula, sebagai berikut :
n CFT
NPV
= Σ - Io
t =
i (1 + v)
NPV disini sebenarnya adalah singkatan dari Net Present Value (nilai sekarang).
Analisa proyek, rumus dibuat sedemikian rupa sehingga semua pengeluaran dan
penerimaan proyek tercatat dengan teratur, dari tahun ke tahun.
3.
Internal Rate of Return
(IRR)
Internal rate of return sebagai
penilaian usulan investasi lain yang menggunakan discount cash flow ialah apa
yang disebut internal rate of return
(IRR). Pegertian internal rate of return
itu sendiri dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga akan menjadikan jumlah
nilai sekarang dari proceeds yang
diharapkan akan diterima (PV. Of future proceeds) sama dengan jumlah
nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV.
Of capital outlays). Pada dasarnya internal rate of return harus dicari trial
and error dengan serba coba-coba.
Menurut perhitungan P.V. dari proceeds dari suatu internal rate of return (IRR) (Siswanto Sutoyo, 2002 : 115) dengan
fornula :
n NPV
IRR =
i’ + Σ (i” - i’)
(NPV’ + NPV”)
IRR
= Internal rate of return (Tingkat bunga akan menjadi jumlah nilai
sekarang
NPV”
= NPV negatif
NPV’
= NPV yang positif
i” = Tingkat bunga menghasilkan NPV negatif
i’ =
Tingkat bunga menghasilkan NPV yang positif
Penggunaan metode
interpolasi perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Dipilih dari discount rate yang dianggap
dekat dengan nilai IRR yang benar, lalu dihitung NPV dari pada arus benefit dan
biaya.
2. Dalam mengadakan interpolasi hendaknya
diantara NPV yang positif dan NPV yang negatif. Jika positif berarti DF-nya
masih terlalu rendah sedangkan bila negatif, berarti DF-nya sudah terlalu
tinggi.
3. Perbedaan antara DF atau bunga yang
mengadakan NPV positif dengan DF yang menghasilkan negatif diusahakan yang
melebihi 5 % perbedaan yang lebih besar dari 5 % lebih banyak mengandung
kemungkinan kesalahan dibandingkan dengan yang lima persen atau lima lebih
kecil.
Sesuai dengan rumus di atas, maka dapat
dijelasakan sebagai berikut :
NPV’
= NPV yang positif
NPV” = NPV yang negatif
i’ = Tingkat bunga menghasilkan NPV
positif
i” = Tingkat bunga menghasilkan NPV
negatif
Berdasarkan
hasil perhitungan IRR diperoleh jika internal
rate of return sama dengan nilai i yang yang berlaku sebagai sosial
discount rate maka Net Present Value
proyek itu adalah sebesar 0, atau sering disebut go preject. Internal rate of return yang diperoleh bila lebih kecil
dari sosial discount rate maka proyek tersebut tidak fisibel no go project.
4.
Accounting Rate of Return
Accounting
rate of return, merupakan metode yang biasa disebut avera of return adalah menujukkan prosentase keuntungan netto
sesudah pajak yang dihitung dari average
investment atau initial investment
dengan menghasilkan pendapatan bersih setelah dikurangi bunga dan pajak.
Ketiga
metode lainnya yang telah diuraikan di muka payback,
net present value dan internal rate
of return, berdasarkan dari pada proceeds
atau cash flow, maka metode accounting ini mendasarkan diri pada keuntungan
yang dilaporkan dalam buku (reported
accounting income).
Kebaikan
dari metode ini ialah pada kesederhanaannya dan mudah dimengerti, sehingga
tidak memerlukan penggunaan data tambahan. Metode accounting rate of return ini dalam penyusunan ini tidak
dipergunakan karena pada penjelasan di depan memang tidak dijekaskan.
D Pengertian Proyeksi
Cash Flow
Cash flow adalah merupakan suatu alat
yang sangat berguna untuk menentukan dana yang diperlukan oleh perusahaan guna
menjlankan fungsinya. Dalam arti bahwa perusahaan membutuhkan modal kerja
sesuai dengan kegiatan perusahaan, agar fungsi manajemen terarah dan terkontrol
utamanya penggunaan keuangan pada perusahaan.
Cash flow
merupakan suatu taksiran dari total penerimaan yang diharapkan akan dapat
diperoleh, yang disebuty cash in flow selanjutnya menutupi
pengeluaran-pengeluaran yang diperkirakan akan timbul selama periode tertentu
atau cash out flow.
Hubungan ini Hunt dan kawan-kawan dalam
bukunya Basic Business Finance, (1998 : 35) mengemukakan pengertian cash flow
adalah penggunaan dana sesuai dengan proyek proposal yang telah dibuat
berdasarkan perencanaan dengan mempunyai jangka waktu tertentu penyelesaian
proyek tersebut.
Pengertian cash flow yang dikemukakan
oleh Pearson Hunt memberikan suatu gambaran bahwa proyeksi cash flow adalah
meliputi perencanaan uang kas yang akan diterima dimasa yang akan datang dan
pengeluaran uang kas tersebut untuk kegiatan operasi perusahaan.
Ada dua cara metode dalam
menyelesaikan untuk menghitung cash flow
adalah :
1. Cash receipt and disbursement
method, yaitu metode ini berdasarkan atas rencana laba, dalam penyusunan dan
proyekdinya meliputi penjualan dan pola penerimaannya serta dilain pihak biaya
yang dikeluarkan.Pada metode ini baik digunakan untuk penyusunan anggaran kas
yang bersifat jangka pendek. Jadi dapatlah dikatakan bahwa proyeksi cash flow,
dengan menggunakan metode cash flow receipt and disbursement yang dapat
diketahui total penerimaan dan pengeluaran yang akan timbul dalam perusahaan.
2. Net income cash flow, dengan
dasar yang menjadi titik tolak ukur dalam penyusunan proyeksi cash flow adalah
income statement daripada perusahaan, sebab dari sinilah dapat dihitung kas,
baik sumber maupun penggunaan kas dilakukan oleh perusahaan. Metode ini
digunakan untuk proyeksi kas yang bersifat jangka panjang proyeksi cash flow
dengan net income cash flow digunakan untuk proyeksi, dengan menggunakan net
present value (NPV) sebagai alat evaluasi dalam rencan investasi untuk melihat
kemungkinan layak atau tidaknya rencana tersebut untuk dilaksanakan.
E Pengertian dan
Jenis-Jenis Biaya
1 Pengertian Biaya
Menghasilkan
sesuatu apakah itu barang atau jasa maka perlulah dihitung dan diketahui
besarnya biaya yang dikeluarkan atau yang perlu dan kemungkinan memperoleh
pendapatan yang mungkin diterima. Setiap pengorbanan biaya selalu diharapkan
akan mendatangkan hasil yang lebih besar dari pada yang telah dikorbankan
tersebut pada masa yang akan datang.
Seorang
pengusaha hendaknya dapat mengetahui bagaimana besarnya pengorbanan dalam
proses produksi pada dasarnya setiap untuk yang merupakan komponen biaya
perubahan. Total biaya selalu dapat dihitung dan dapat dibandingkan dengan
total penerimaan yang mungkin dapat diperoleh dengan kemungkinan laba yang akan
diperoleh.
Berbicara mengenai masalah biaya merupakan
suatu masalah yang cukup luas, oleh karena di dalamnya terlihat dua pihak yang
saling berhubungan. Winardi, dalam bukunya Akuntansi Biaya, (2000 : 147), menyatakan bahwa
bahwa bilamana kita memperhatikan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk
suatu proses produksi, maka dapat dibagi ke dalam dua bentuk, yaitu yang
merupakan biaya bagi produsen adalah mendapatkan bagi pihak yang memberikan
faktor produksi yang terbaik pada perusahaan bersangkutan.
Halnya bagi
konsumen, biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh alat pemuas kebutuhannya atau
merupakan pendapatan bagi pihak yang memberikan alat pemuas kebutuhan tersebut.
Oleh Ikatan Akuntansi Indonesia, (1994: Pasal I ayat 1) dikatakan bahwa biaya
(cost) adalah jumlah yang diukur dalam satuan uang, yaitu
pengeluaran-pengeluaran dalam bentuk konstan atau dalam bentuk pemindahan kekayaan pengeluaran
modal saham, jasa-jasa yang disertakan atau kewajiban-kewajiban yang
ditimbulkannya, dalam hubungannya dengan barang-barang atau jasa-jasa yang
diperoleh atau yang akan diperoleh pada masa yang datang, karena mengeluarkan
biaya berarti mengharapkan pengembalian lebih banyak.
Berdasarkan
definisi dan pengertian biaya di atas, dapatlah
dikatakan bahwa pengertian biaya yang dikemukakan di atas adalah suatu hal yang masih merupakan
pengertian secara luas oleh karena semua yang tergolong dalam pengeluaran
secara nyata keseluruhannya termasuk biaya.
Sejalan
dengan definisi dan pengertian di atas, maka D. Hartanto dalam bukunya
Akuntansi Untuk Usahawan, (2002 : 89), memberikan atasan tentang biaya (cost)
dan ongkos (expense), sebagai berikut cost adalah biaya-biaya yang dianggap
akan memberikan manfaat atau service potensial di waktu yang akan datang dan
karenanya merupakan aktiva yang dicantumkan dalam neraca. Sebaliknya expense
atau expred cost adalah biaya yang telah digunakan untuk menghasilkan prestasi.
Jenis-jenis biaya ini tidak dapat memberikan manfaat lagi diwaktu yang akan
datang, maka tempatnya adalah pada perkiraan laba rugi.
2
Jenis-Jenis Biaya
Dalam suatu
proses produksi melibatkan suatu jenis-jenis biaya yang dibebankan menurut
kelompok biaya tertentu guna menyusun harga pokok produksi yang dapat
digabungkan ke dalam jenis-jenis biaya. Tetapi ini tidaklah segera dapat di
pandang sebagai biaya, karena itu harus sesuai dengan faktor biaya, karena
biaya itu harus sesuai dengan faktor biaya yang dianut perusahaan.
Sehubungan dengan jenis-jenis
tersebut, maka D. Hartanto dalam bukunya Akuntansi Untuk Usahawan, (1999 : 37)
mengelompokkan biaya menurut tujuan
perencanaan dan pengawasan, sebagai berikut :
1. Biaya variabel dan biaya tetap
1. Biaya yang dapat dikendalikan
Sedangkan menurut Mulyadi dalam bukunya Akuntansi
Biaya, (2000 : 127) menghubungkan tingkah laku biaya dengan perusahaan volume
kegiatan sebagai berikut biaya variabel adalah biaya yang secara total
berfluktuasi secara langsung sebanding dengan volume penjualan atau produksi,
atau ukuran kegiatan yang lain.
Sedangkan biaya tetap atau biaya kapasitas merupakan biaya untuk
mempertahankan kemampuan beroperasi perusahaan pada tingkat kapasitas tertentu
dengan tetap memperhatikan jenis-jenis biaya apa yang dipergunakan agar
memudahkan dalam pengelompokannya.
Dari gambaran umum di atas, maka dapat dijelaskan,
sebagai berikut :
1. Biaya variaberl adalah sejumlah
biaya yang ikut berubah-ubah untuk mengikuti volume prouksi atau penjualan.
Misalnya atau bahan langsung hanya ikut dalam proses produksi, bahan baku
langsung yang dipakai dalam proses produksi biaya tenaga kerja langsung.
2. Biaya tetap adalah sejumlah biaya
yang tidak berubah-ubah walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan.
Misalnya gaji bulanan, asuransi, penyusutan, biaya umum dan lain-lain
sebagainya.
Sifat-sifat biaya tersebut sangat penting
untuk diketahui seorang manajer dalam perencanaan usahanya, karena dengan
demikian suatu gambaran klasifikasi biaya yang baik untuk tujuan perencanaan
dan pengawasan dalam proses produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, N.
Robert, and James S. Robert, 1999, Management
Accounting, Fifty Edition, Home Work, Illinois Richard, D, Irwin.
Hartanto, D,
2002, Akuntansi Untuk Usahawan,
(Management Accounting), Cetakan Kedua Edisi Ketiga, Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Horgren,
Charles, T, 2001, Cost Accounting,
A.Managerial Emphasis, Fourth
Edition, Prentice-Hall, of India Private
Limited, New Delhi.
Person,
Hunt, 1999, Basic Business Finance, Second
Edition, London : Irwin Dorsay Internationl, Geogetown, Limited New York.
Nitisemito, Alex, S,
2001, Manajemen Resiko Piutang, Edisi
III, Penerbit Erlangga Yogyakarta.
Riyanto, Bambang, 2004,
Dasar-Dasar Pembelanjaan
Perusahaan, Edisi Kedua, Cetakan
Kedelapan, Penerbit Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta.
Simarmata, A. Dj, 2001 , Pendekatan Sistem Dalam Analisa Proyek Investasi dan Dasar Modal, Penerbit Gramedia, Jakarta.
Sutoyo, Siswanto, 2002, Studi Kelayakan Proyek, Konsep dan Tehnik, Seni Management, No. 66,
Jakarta, PT. Pustaka, Binaman Presindo, Jakarta.
Wrigth, M.G. B. Com, 2000, Manajemen Keuangan, diterjemahkan oleh Djoerban, Wachid, Penerbit
Yayasan Kanisius, Jakarta.
Weston Fred,
J. and Bugene F. Brigham, 2000, Manajemen
Keuagan, Edisi Ketujuh, Jilid II, Penerbit Erlangga, Yogyakarta.
Winardi, 2000, Akuntansi
Biaya, Edisi Ketujuh, Penerbit Alumni, Bandung
Ikatan Akuntansi Indonesia, 1994, Norma-Norma Pemeriksaan Akuntansi, Penerbit YKPN, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar