Powered By Blogger

Senin, 13 Februari 2017

Tujuan Pemasaran

     Tujuan pemasaran sebagaimana diketahui bahwa setiap perusahaan atau produsen selalu ingin berkembang dan berusaha untuk mengetahui mana paling baik untuk menyampaikan dan berusaha untuk menyampaikan hasil produksinya dipasaran. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk memilih jalan jalan memenuhi keinginan yang paling tepat, sehingga dapat memberikan keuntungan yang semaksimal mungkin dengan artian bahwa hasil produksi bisa bersaing.
     Winardi, Azas-Azas Marketing, (2000: 181) menyakan  bahwa ada empat tujuan pemasaran untuk meningkatkan volume penjualan, sebagai berikut :
1.   Maksimalisasi konsumsi
      Banyak kalangan eksekutif dalam dunia usaha menganggap pemasaran sebagai sebuah fungsi dunia usaha yang harus melaksanakan tugas, memaksimisasi jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang dikomsumsi. Hal tersebut akan memaksimalisasi konsumsi produksi, kesempatan kerja serta kekayaan. Ada asumsi yang hidup di dalam masyarakat bahwa makin banyak barang-barang dan jasa-jasa yang dibeli dan dikomsumsi orang-orang, makin gembiralah mereka. Ada kelompok lain yang mulai meragukan apakah barang-barang material yang bertambah banyak jumlahnya berarti bahwa akan lebih senang. Hal tersebut disebabkan oleh karena melihat bahwa banyak orang kaya raya ternyata tidak dapat mencapai “kegembiraan dalam kehidupan mereka”. Akibatnya adalah bahwa kelompok kecil tersebut mulai sangsi bahwa kehidupan “baik” dicapai melalui konsumsi yang kontinyu serta berkelebihan.
B.   Maksimilisasi Pemasaran Kepuasan Konsumen
Banyak  pihak  pemasaran  beranggapan bahwa tujuan pemasaran adalah   
      “maksimilisasi kepuasan konsumen dan bukanlah konsumsi”.Patut disayangkan bahwa kepuasan konsumen sebagai tujuan pada periode sistem pemasaran menimbulkan problem-problem serta pengukuran yang luas.
      a. Perlu diingat bahwa tak seorangpun diantara para ahli ekonomi kesejahteraan telah menemukan cara bagaimana menjumlahkan kepuasan orang-orang yang berbeda-beda dengan skala yang berarti, sehingga kepuasan total yang diciptakan oleh produk tertentu atau aktivitas pemasaran tertentu dapat dievaluasi.
       b. Kepuasan secara langsung yang diperoleh oleh para konsumen induvidual dari barang-barang tertentu kadang-kadang lupa perhitungankan kerugian tertentu yang timbul di dalam proses yang berlangsung, misalnya pencemaran dan kerusakan lingkungan.
      c.  Kepuasan yang dialami konsumen atau orang-orang sewaktu-waktu mengkomsumsi barang-barang tertentu, dalam  kasus ini barang-barang yang “status”, tergantung pula orang-orang lain memilih barang-barang tersebut. Karena alasan-alasan yang dikemukakan sulit sekali utuk mengevaluasi suatu sistem pemasaran. Sehubungan dengan persoalan, berapa banyak kepuasan yang diberikan olehnya.
3.    Maksimalisasi Pilihan
Ada pemasaran tertentu yang menganggap bahwa sistem pemasaran ideal yaitu sistem yang memaksimalisasi pilihan-pilihan konsumen. Ini merupakan sebuah sistem yang dapat memungkinkan para konsumen untuk mencapai barang-barang yang tepat sekali memuaskan selera individual mereka.
Pada perekonomian demikian, para onsumen individual dapat memaksimalisasi gaya hidup mereka, dengan demikian juga kepuasan mereka. usaha memaksimalisasi untuk pilihan konsumen mengandung beberapa keburukan pula, seperti :
a. Barang-barang dan jasa-jasa yang akan lebih mahal marena varitas luas memaksakan waktu produksi yang lebih singkat dan persediaan-persediaan yang lebih banyak memerlukan penyimpangan oleh para pemasar. Biaya barang dan jasa yang lebih tinggi akan menyebabkan berkurangnya pendapatan nyata para konsumen serta kemampuan mereka untuk membeli barang-barang dan jasa dalam jumlah lebih banyak.  
 b. Bertambahnya kepuasan konsumen karena varitas barang-barang yang lebih banyak akan ditiadakan oleh biaya yang lebih besar sehubungan dengan usaha pencaharian. Para konsumen harus mencurahkan lebih banyak waktu untuk mempelajari sifat-sifat dari pada macam-macam versi. Lebih banyak waktu untuk melakukan evaluasi dan mungkin pula lebih banyak waktu untuk menuju kearah lokasi penjualan spesifik, untuk mengetahui dan mencermati barang atau jasa dalam situasi penjual barang-barang/ jasa-jasa sesuai dengan pilihan mereka.  
 c. Pertumbuhan dalam jumlah tidak perlu berarti suatu pertambahan dalam jarak pilihan real para konsumen. Akhirnya perlu diingat bahwa adanya varitas dalam jumlah besar, tidak disenangi oleh semua konsumen. Ada konsumen yang beranggapan bahwa terdapat adanya kelebihan pilihan pada katagori-katagori produk tertentu menimbulkan kegelisahan dan frustasi di kalangan para konsumen.
4.    Memaksimalisasi kualitas kehidupan         
Tujuan sebuah sistem pemasaran adalah bahwa ia harus mengandung sebuah konsepsi tentang kepuasan konsumen. Pada sebuah masyarakat teknologi kompleks ini, banyak kekuatan-kekuatan berbeda untuk mempengaruhi kegembiraan dan keinginan masyarakat agar tertarik produk tersebut.

Konsep-konsep “kualitas kehidupan” kiranya merupakan sebuah cara yang berguna mencakup macam-macam kekuatan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar