Perilaku biaya (cost behavior) adalah istilah umum untuk
mendeskripsikan apakah biaya berubah seiring dengan perubahan keluaran. Dalam
pembuatan laporan eksternal yang meliputi laporan laba rugi dan neraca,
biaya-biaya yang disajikan diatur berdasarkan fungsi yaitu dimasukan dalam satu
dari tiga kategori berikut : produksi,
biaya pemasaran, dan biaya administrasi. Namun pengaturan fungsi ini tidak
cocok apabila digunakan untuk membantu penganggaran, pengendalian dan pengambilan keputusan, oleh karena itu kita perlu memahami
pengaturan perilaku biaya.
Pada umumnya pola perilaku biaya diartikan sebagai hubungan
antara total biaya dengan perubahan total perubahan volume biaya. Berdasarkan
perilaku dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat
digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu :
1.
Biaya Tetap
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang dalam jumlah keseluruha tetap
konstan dalam rentang yang relevan ketika tingkat keluaran aktivitas berubah.
Biaya tetap merupakan biaya untuk mempertahankan kemampuan operasi perusahaan
pada tingkat kapasitas tertentu. Besar biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi
perusahaan dalam jangka panjang, teknologi dan metode serta strategi manajemen.
Biaya tetap dibagi menjadi dua, yaitu:
a.
Commited fixed cost.
Commited fixed costs sebagian besar berupa biaya tetap yang timbul dari
pemilikan pabrik, ekuipmen, dan orgainisasi pokok. Contoh commited fixed costs adalah
biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan, sewa, asuransi dan gaji karyawan
utama.
b.
Discretionary fixed costs.
Discretionary fixed costs merupakan biaya yang timbul dari keputusan
penyediaan anggaran secara berkala yang secara langsung mencerminkan kebijakan
manajemen puncak mengena jumlah maksimum biaya yang dijinkan untuk dikeluarkan.
Contoh biaya ini adalah biaya riset, biaya program latihan karyawan dan biaya
konsultan.
2.
Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan, akan naik ketika keluaran naik dan akan turun ketika
keluaran turun. Biaya bahan baku merupakan contoh biaya variabel yang berubah
sebanding dengan perubahan volume produksi. Biaya variabel dibagi menjadi dua,
yaitu :
a. Engineered variable costs.
Engineered costs adalah biaya yang memiliki hubungan tertentu dengan ukuran
kegiatan dan merupakan biaya yang antara masukan dan keluaranya memiliki
hubungan yang nyata. Contohnya adalah biaya bahan baku.
b. Discretionary variable costs.
Discretionary variable costs merupakan biaya yang masukan dan keluaranya memiliki hubungan erat namun
tidak nyata.
3.
Biaya Campuran / Semivariabel
Biaya campuran adalah biaya yang memiliki unsur tetap dan unsur variabel
didalamnya. Unsur biaya yang tetap merupakan jumlah biaya minimum untuk
menyediakan jasa sedangkan unsur variabel merupakan bagian dari biaya campuran
yang dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan.
B.
MENGKLASIFIKASIKAN BIAYA SESUAI DENGAN
PERILAKU
Dalam menilai perilaku biaya, pertama-tama, batasan waktu harus dipertimbangkan,
kemudian sumber daya yang dibutuhkan dan keluaran aktifitas harus
diidentifikasi, serta masukan dan keluaran harus diukur dan pengaruh perubahan
keluaran pada biaya aktifitas harus ditentukan.
1.
Batasan Waktu
Penentuan suatu biaya merupakan biaya tetap atau biaya variabel bergantung
pada batasan waktu. Menurut ilmu ekonomi, dalam jangka panjang semua biaya
adalah variabel. Dalam jangka pendek paling tidak satu biaya adalah tetap.
2. Sumber Daya dan Ukuran Keluaran
Setiap aktivitas memerlukan sumber daya untuk menyelesaikan tugaas yang
harus dilaksanakan. Sumber daya atau masukan dapat meliputi bahan baku, bahan
bakar, tenga kerja, dan modal. Masukan-masukan ini digabungkan untuk
memproduksi suatu keluaran. Untuk mengukur keluaran adalah dengan melihat
frekuensi dilakukanya suatu kegiatan atau aktivitas perusahaan.
3. Penggerak Tingkat Non unit
Penggerak tingkat non unit menjelaskan perubahan dalam biaya ketika faktor-faktor lain (selain
unit) berubah. Sebagai contoh, penyetelan adalah tingkat aktivitas non unit.
C.
AKTIVITAS, PENGGUNAAN
SUMBER DAYA, DAN PERILAKU BUDAYA
Biaya-biaya jangka pendek
seringkali tidak cukup memadai untuk menggambarkan seluruh biaya yang
dibutuhkan untuk merancang, memproduksi, memasarkan, mendistribusikan, dan
mendukung suatu produk. Pandangan ini berhubungan dengan aktivitas dan
sumber-sumber daya yang diperlukan untuk melakukannya.
Kapasitas adalah kemampuan
aktual atau potensial untuk melakukan sesuatu. Jadi, sewaktu membicarakan
tentang kapasitas suatu aktivitas, sebenarnya sedang digambarkan jumlah
aktivitas yang dapat dilakukan perusahaan. Berapa banyak kapasitas yang
diperlukan tergantung pada tingkat kinerja yang diminta. Biasanya, dapat
diasumsikan bahwa kapasitas yang diperlukan berhubungan dengan tingkat dimana
aktiviaas dikerjakan secara efisien. Tingkat efisien atas kinerja aktivitas ini
disebut kapasitas praktis. Kadang terdapat kelebihan kapasitas. Untuk
mengetahui bagaimana hal itu terjadi dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi
perilaku biaya, penting untuk mengetahui sumber daya yang fleksibel dan
terikat.
1.
Sumber Daya Fleksibel
Sumber daya fleksibel
dipasok saat digunakan dan dibutuhkan, sumber daya ini diperoleh dari pihak
luar, dimana istilah perolehan tidak membutuhkan komitmen jangka panjang untuk
membeli sejumlah sumber daya tertentu. Organisasi bebas untuk membeli hanya sebatas
jumlah yang dibutuhakan. Akibatnya, jumlah sumber daya yang dipasok sama dengan
jumlah yang dibutuhkan. Contohnya bahan baku dan energi. Oleh karena itu, biaya
sumber daya fleksibel merupakan biaya variabel karena biaya sumber daya yang
dipasok ketika diperlukan sama dengan biaya sumber daya yang digunakan, total
biaya sumber daya naik ketika permintaan untuk sumber daya tersebut naik.
2.
Sumber Daya Terikat
Sumber daya terikat adalah
sumber daya yang dipasok sebelum penggunaan, mereka didapat dengan menggunakan
kontrak eksplisit atau implisit untuk memperoleh sejumlah tertentu sumber daya,
tanpa memandang apakah jumlah sumber daya yang tersedia digunakan secara penuh
atau tidak. Contohnya gedung pabrik.
Contoh yang lainya yaitu
organisasi yang memperoleh sumber daya di depan melalui kontrak implisit,
biasanya kontrak ini dibuat dengan karyawan tetap dan karyawan paruh waktu.
Pengertian implisitnya adalah bahwa organisasi akan mempertahankan jumlah
karyawan meskipun terdapat penurunan kuantitas aktitvitas yang digunakan
sementara. Oleh karena itu dalam jangka pendek, jumlah beban sumber daya ini
tidak berubah meskipun kuantitas yang digunakan bervariasi, dan biaya sumber
daya katagori ini dapat diperlakukan sebagai beban tetap. Sumber daya terikat
untuk jangka pendek ini dapat disebut sebagai biaya tetap diskresi. Biaya ini
adalah biaya yang terjadi karena adanya perolehan kapasitas aktivitas jangka
pendek.
3.
Perilaku Biaya Bertahap (Step-cost)
Biaya bertahap menampilkan
tingkat biaya yang konstan untuk rentang output tertentu dan pada titik
tertentu naik ke tingkat biaya yang lebih tinggi di mana biaya tersebut tidak
berubah untuk rentan output yang sama.
Hal-hal yang menunjukan
perilaku biaya bertahap, harus dibeli dalam jumlah tertentu. Lebar dari tiap
tahap menetapkan rentang output yang mengaharuskan diperolehnya sumber daya
dalam jumlah tertentu. Jika lebar tahap sempit, biaya sumber daya akan berubah
ketika terjadi perubahan kecil dalam penggunaan sumber daya. Contohnya dari
biaya tahap-tahap yang sempit adalah kertas foto kopi. Kertas tersebut tidak
dibeli lembar per lembar. Kertas tersebut dibeli dalam kotak berisi 10 rim
(5000 lembar). Perusahaan umumnya akan menggunakan banyak kotak dalam setahun,
hingga tahapnya sempit. Jika lembar tahap sempit, kita dapat mengasumsikan
biaya ini sebagai biaya variabel
Jenis lain dari biaya
bertahap memiliki tahapan-tahapan yang lebar. Pada kenyataanya, banyak biaya
yang disebut biaya tetap mungkin lebih baik dideskripsikan dengan fungsi biaya
bertahap. Biaya bertahap dengan tahapan-tahapan yang lebar dikatagorikan
sebagai biaya tetap. Sebagian biaya ini adalah tetap dalam rentang
operasi normal perusahaan. Contohnya suatu perusahaan mempekerjakan tiga
teknisi yang bertanggung jawab untuk merancang ulang produk yang ada untuk
memnuhi perubahan kebutuhan konsumen. Tiap teknisi dibayar $50.000 per tahun
dan mampu memproses 2.500 pesanan perubahan teknis pertahun.
4.
Implikasi-implikasi untuk Pengendalian dan Pengambilan
Keputusan
Model berdasarkan
aktivitas yang diuraikan diatas dapat memperbaiki pengendalian manajerial
dan pengambilan keputusan. System pengembalian opersional mendorong para
manajer untuk lebih memperhatikan pengendalian atas menggunaan dan pengeluaran
sumber daya. Sebagai contoh system pengendalian operasional yang dirancang
dengan baik akan memungkinkan para manajer untuk menilai perubahan perminataan
sumber daya yang terjadi dari keputusan tentang bauran produk baru. Menambah
produk baru yang diselaraskan dengan keinginan pelanggan dapat meningkatkan kebutuhan
atas berbagai aktiviata overhead.
Jika tidak terdapat cukup kapasitas aktiviatas, maka pengeluaran sumber daya
harus naik.
D.
METODE UNTUK MEMISAHKAN
BIAYA CAMPURAN KE DALAM KOMPONEN – KOMPONEN TETAP DAN VARIABEL
Seringkali informasi yang
tersedia hanyalah total biaya aktivitas dan jumlah penggunaan aktiviatas.
Sebagai contoh, system akuntansi biasanya akan mencatat biaya total aktivitas
pemeliaharaan yang diberikan selama periode tersebut. Berapa banyak dari biaya
total pemeliharaan yang merupakan biaya tetap dan beban variable tidak
diungkapkan oleh catatan akuntansi. Biaya total sering dicatat tanpa usaha
untuk memisahkan biaya tetap dan biaya variable.
Ada tiga metode yang
digunakan secara luas untuk memisahkan biaya campuran menjadi komponen tetap
dan variable, yaitu metode tinggi rendah, metode scatterplot, dan metode kuadrat
terkecil. Masing-masing metode menggunakan asumsi hubungan biaya linier. Oleh
sebab itu, sebelum metode-metode tersbut dibahas lebih mendalam, konsep
linearitas perlu ditinjau kembali.
1.
Asumsi Linearitas
Definisi biaya variable
mengasumsikan hubungan linier antara biaya aktivitas dan penggerak aktivitas
yang terkait. Sebagai contoh, star
company memproduksi computer pribadi. Setiap computer menggunakan satu floppy disk drive yang memerlukan biaya
$40. Total biaya variabel disk drives dapat dinyatakan :
Total biaya variabel = $40 x unit
yang diproduksi
Jika 100 komputer diproduksi, total biaya floppy disk drive adalah $4.000 ($40 x
100). Jika 200 komputer diproduksi, total biaya floppy disk drive adalah $8.000 ($40 x 200). Dengan kata lain,
biaya akan meningkat secara proporsional dengan jumlah unit yang diproduksi.
Ahli ekonomi biasanya
mengatakan bahwa biaya variabel meningkat dengan laju yang menurun sampai pada
volume tertentu, dan mulai titik itu biaya tersebut naik dengan laju yang
meningkat. Contohnya pemasok listrik yang pada awalnya memiliki kapasitas besar
mungkin menetapkan harga per kilowatt jam yang menurun untuk mendorong
pemakaian listrik lebih banyak; akan tetapi, pada saat kapasitas pabrik listrik
habis terpakai, tambahan permintaan akan mengakibatkan kenaikan harga. Hal ini
karena listrik sekarang menjadi sumber daya langka harus dibagi kepada para
pengguna listrik.
Bagaimana jika kurva non
linear menggambarkan realitas secaar lebih akurat ? Apa yang kita lakukan
selanjutnya ? salah satu kemungkinan adalah menentukan fungsi biaya aktual.
Akan tetapi, setiap aktivitas mungkin memilik fungsi biaya yang berbeda.
Pendekatan ini akan menghabiskan banyak waktu dan mahal (jika memang dapat
dikerjakan). Mengasumsikannya sebagai hubungan linear sangatlah lebih mudah.
Jika asumsi hubungan
linear digunakan, maka masalah utamanya adalah seberapa baik asumsi
memperkirakan fungsi biaya yang mendasarinya. Ingatlah bahwa rentang yang
relevan adalah rentang keluaran dimana hubungan biaya yang diasumsikan adalah
valid. Dalam hal ini, validitas mengacu pada seberapa dekat fungsi biaya linear
memperkirakan fungsi biaya yang mendasarinya. Perhatikan bahwa untuk unit
penggerak aktivitas yang melebihi X1, fungsi biaya linear tidak dapat
menggambarkan fungsi dasar yang mendasarinya. Berikut
persaman untuk garis lurus
Jumlah biaya = biaya
tetap+ (n biaya variabel per unit x keluaran). Persamaan tersebut adalah rumus
biaya.
Jumlah biaya adalah
variabel terikat (dependent variable) yang merupakan biaya yang akan
diperkirakan. Dalam persamaan tersebut,
jumlah biaya hanya bergantung pada satu variabel, yaitu keluaran. Keluaran
adalah ukuran aktivitas ; keluaran adalah variabel bebas (independent
variable). Biaya tetap adalah parameter perpotongan (intersept parameter) dan
bagian biaya tetap dari jumlah biaya. Akhirnya, biaya variabel per unit adalah
biaya tiap unit aktivitas.
Variabel terikat adalah
variabel yang nilainya tergantung pada nilai dari variabel lain. Sedangkan
variabel bebas adalah yang mengukur keluaran dan menjelaskan perubahan dalam
biaya. Variabel bebas adalah penggerak aktivitas.
Pilihan suatu variabel bebas berhubungan dengan kemungkinan nilai ekonominya.
Oleh karena itu, manajer akan berusaha menemukan variabel bebas yang
menyebabkan atau berhubungan dengan variabel terikat secara dekat. Parameter
perpotongan berhubungan dengan biaya tetap. Secara grafis parameter
perpotongan adalah titik dimana garis biaya campuran memotong atau memotong
sumbu biaya (vertical). Parameter kemiringan berhubungan dengan biaya varibel
per unit aktivitas. secara grafis, parameter kemiringan menunjukkan kemiringan
garis biaya campuran.
Karena catatan akuntansi,
hanya mengungkapkan jumlah keluaran aktivtas dan jumlah biaya, nilai-nilai
tersebut harus digunkan untuk memperkirakan parameter perpotongan dan
kemiringan (jumlah biaya dan biaya variabel). Dengan memperkirakan biaya
tetap dan biaya variabel per unit, komponen tetap variabel dapat diperkirakan.
Perilaku biaya campuranpun dapat diprediksi ketika penggunaan aktivitas
berubah.
Tiga metode akan
dideskripsikan untuk memperkirakan biaya tetap dan biaya variabel per unit.
Metode-metode tersebut adalah metode tinggi-rendah, metode scatterplot, dan metode
kuadrat terkecil
2.
Metode Tinggi-rendah
Dari geometri dasar
diketahui bahwa dua titik diperlukan untuk membuat suatu garis. Setelah kita
mengetahui dua titik dalam suatu garis, maka kita dapat menentukan persamaanya.
Dengan dua tiitik, perpotongan (biaya tetap) dan kemiringan (biaya variabel)
dpat ditentukan. metode tinggi–rendah (high-low methods) adalah
suatu metode untuk menentukan persamaan suatu garis lurus dengan terlebih
dahulu memilih dua titik (titik tinggi dan rendah) yang akan digunakan untuk
menghitung parameter perpotongan dan kemiringan. Titik tinggi dapat
didefinisikan sebagai titik dengan tingkat keluaran atau aktivitas terendah.
Perhatikan bahwa titik tinggi dan rendah ditentukan oleh jumlah tinggi dan
rendah dari variabel bebas.
Persamaan untuk menetukan
per unit dan biaya tetap adalah sebagai berikut :
Biaya variabel per unit =
perubahan biaya/perubahan keluaran.
Biaya tetap = Jumlah biaya
titik tinggi - (biaya variabel per unit x keluaran tinggi)
Perhatikan bahwa komponen
biaya tetap dihitung dengan menggunakan jumlah dari titik tinggi atau titik
rendah.
Metode tinggi rendah
memiliki keunggulan objektivitas. Dua orang yang menggunakan
metode tinggi rendah pada suatu data tertentu akan mengahasilkan data yang sama. Selain
itu, metode tinggi rendah memungkinkan manajer untuk mendapatkan ketetapan yang
cepat mengenai hubungan biaya dengan hanya menggunakan dua titik. sebagai
contoh, seorang manajer hanya memilik data selama dua tahun. data
tersebut terkadang cukup untuk memperoleh perkiraan kasar mengeenai hubungan
biaya.
Metode tinggi rendah
biasanya tidak seakurat metode-metode lainnya. Mengapa ? pertama, titik tinggi
dan rendah mungkin merupakan outlier (berada di luar jalur). Outlier
menunjukkan biaya aktivitas yang tidak umum terjadi. dengan demikian,
rumus biaya yang dihitung dengan menggunakan dua titik ini tidak akan
mencerminkan apa yang biasanya terjadi. Metode lain seperti Metode scatterplot
mungkin lebih menolong manajer menghindari jebakan ini daripada hanya memilih dua
titik yang tampaknya mewakili pola biaya aktivitas umum.
Kedua, meskipun titik titik tesebut
bukan merupakan outlier pasangan titik lainnya mungkin lebih dapat mewakili
titik. Sekali lagi, metode scatterplot memungkinkan pilihan titik yang lebih
mewakili secara keseluruhan.
3.
Metode Scatterplot
Metode scatterplot adalah suatu metode
penentuan persamaaan suatu garis dengan menggambarkan data dalam suatu grafik.
Salah satu tujuan grafik scatter adalah melihat apakah asumsi hubungan linear
wajar atau tidak. Selain itu beberapa titik yang tampaknya tidak cocok dalam
pola umum perilaku biaya mungkin terungkap dengan mengamati grafik scatter.
Berdasarkan pemeriksaan ini,titk-titik outlier yang terjadi sebagai akibat dari
kejadian yang tidak biasa ini mungkin
terungkap. Pengetahuan ini dapat memberikan justifikasi untuk
mengeliminasi dan mungkin menuntun kepada perkiraan yang lebih baik mengenai
fungsi biaya yang mendasarinya.
Grafik scatter dapat membantu
memberikan pengetahuan tentang hubungan antara biaya dan penggunaaan aktivitas.
Bahkan grafik scatter memungkinkan seseorang menyesuaikan suatu garis secara
visual dengan titik-titik frafik scatter. Dalam melakukan hal ini garis yang
dipilih seharusnya garis yang paling sesuai dengan titik-titik tersebut. Dalam
memutuskan pilihan tersebut seorang manajer atau analisis biaya bebas
menggunakan pengalaman terdahulu yang berkaitan dengan perilaku biaya.
Pengalaman dapat memberikan intuisi yang baik. Grafik scatter menjadi alat yang
berguna untuk mengkuantifikasi intuisi ini. Penempatan garis pada titik-titik
dengan cara ini menggambarkan bagaimana metode scatterplot bekerja. Ingatlah
bahwa garafik scatter dan alat bantu statistik lainnya adalah alat untuk
membantu para manajer memperbaiki penilaian subjebtif mereka. Penggunaan
alat-alat tersebut tidak membatasi manajer dari penggunaan pertimbangan
subjektif untuk mengubah setiap perkiraan yang dihasilkan oleh metode formal.
Keunggulan yang signifikan dari metode scatterplot adalah
memungkinkan kita melihat data secara visual. Metode ini juga memiliki
kelemahan diantaranya tidak ada kriteria objektif untuk memilih grafik terbaik.
Kualitas rumus biaya bergantung pada kualitas penilaian subjektif dari
analisis.
4. Metode kuadrat terkecil
Hingga saat ini kita telah menyinggung
konsep tentang suatu garis yang paling sesuai yang ditunjukkan oleh grafik
scatter. Apakah yang dimaksud dengan garis yang paling sesuai ? Secara intuitif, garis yang paling
sesuai adalah garis dimana titik-titik data lebih dekat kepada garis. Tetapi
apa yang dimaksud dengan lebih dekat? Kedekakatan setiap titik pada garis dapat
diukur dengan jarak vertikal titik dari garis. Jarak vertikal ini adalah
perbedaan antara biaya aktual dengan biaya yamg diprediksi oleh garis. Jarak
vertikal mengukur kedekatan suatu titik ke garis, tetapi kita memerlukan ukuran
kedekatan dari semua titik garis. Salah satu kemungkinan mengukur deviasi,
semua titik ke garis dan menambahkan semua ukuran tersebut untuk mendapatkan
ukuran keseluruhan. Akan tetapi ukuran tersebut bisa menyesatkan. Sebagai
contoh, penjumlahan deviasi positif yang kecil dapat menghasilkan ukuran
keseluruhan yang lebih besar dibandingkan penjumlahan deviasi positif yang
besar dan deviasi negatif yang besar karena pengaruh yang membatalkan dari
angka-angka positif dan negatif. Untuk mengatasi masalah ini, metode kuadrat
terkecil pertama-tama mengkuadratkan setiap deviasi dan kemudian menjumlahkan
deviasi yang dikuadratkan tersebut sebagai ukuran kedekatan keseluruhan.
Pengkuadratan deviasi ini menghindari masalah yang disebabkan oleh bauran angka
positif dan negatif.
Karena ukuran kedekatan adalah jumlah
deviasi kuadrat titik-titik dari garis maka semakin kecil ukurannya semakin baik
garisnya. Pada dasarnya pembandingan ukuran kedekatan dapat menghasilkan suatu
pemeringkatan semua garis dari yang terbaik sampai yang terburuk. Garis yang
lebih mendekati titik dibanding garis lainnya disebut garis kesesuaian terbaik
yaitu garis dengan jumlah kuadrat terkecil Metode kuadrat terkecil mengidentifikasi
garis yang paling sesuai.
5. Penggunaan Program Regresi
Perhitungan rumus regresi secara
manual cukup membosankan, bahkan hanya dengan lima titik data. Ketika jumlah
titik data meningkat, perhitungan manual menjadi tidak praktis. (Instruksi
untuk perhitungan manual regresi sederhana tersedia di web site, pada peliputan
alternatif. Saat regresi ganda digunakan, manual tampaknya tidak mungkin).
Untungnya, program tabel perhitungan seperti lotus 1-2-3®, Quattro Pro®, dan
Microsoft Axcel® memiliki regresi yang akan melakukan perhitungan. Yang perlu
anda lakukan hanyalah memasukan lebih dari sekedar perkiraan koefisian. Program
juga menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk melihat seberapa besarkah
persamaan biaya dapat dipercaya- suatu fungsi yang tidak tersedia pada metode
scatterplot dan tinggi rendah.
E.
KEANDALAN RUMUS BIAYA
1. R²- Koefisien Determinasi
Awalnya diasumsikan bahwa suatu pemicu aktivitas
menjelaskan perubahan (variabilitas) biaya aktivitas. Contoh Larson Company
menunjukkan bahwa jumlah jam penyetelan dapat menjelaskan perubahan biaya
penyetelan. Grafik scatter yang disajikan dalam tampilan 3- 11 membuktikannya
karena grafik scatter tersebut mengungkapkan bahwa biaya penyetelan dan jumlah
jam penyetelan tampak berubah bersama- sama. Jadi, tampaknya masuk akal bahwa
jumlah jam penyetelan akan menjelaskan variabilitas dalam biaya penyetelan.
Kita dapat menentukan secara statistik
seberapa besar variabilitas dijelaskan dengan melihat pada koefisien
determinasi, atau R kuadrat. Koefisien
Determinasi, atau R kuadrat adalah persentase variabilitas variabel terikat
yang dijelaskan oleh suatu variabel bebas. Persentase ini merupakan ukuran
goodness of fit. Semakin tinggi presentasi variabilitas biaya yang dijelaskan,
semakin baik garisnya. Karena koefisien determinasi tersebut merupakan
persentase variabilitas yang dijelaskan, maka nilainya selalu berkisar antara 0
dan 1. Pada tampilan 3- 15, koefisien determinasinya tersebut “R Square (R
kuadrat)”. Besar R kuadrat dalam tampilan tersebut adalah 0, 944301 yang berarti
bahwa 94 persen variabilitas biaya penyetelan dijelaskan oleh waktu penyetelan.
Hasil ini menyatakan pada kita bahwa garis kuadrat terkecil adalah garis yang
baik.
Tidak ada batasan yang jelas untuk koefisien determinasi
yang baik dan yang buruk. Yang pasti, semakin dekat R kuadrat ke 1, semakin
baik garisnya. Akan tetapi, apakah 89 persen cukup baik? Bagaimana dengan 73
persen? atau 46 persen? Tergantung. Apabila persamaan biaya anda menghasilkan
koefisien determinasi 75 persen, anda tahu bahwa varibel bebas anda menjelaskan
tiga perempat variabilitas biaya. Anda juga mengetahui bahwa beberapa faktor
lainnya atau kombinasi faktor- faktor lainnya menjelaskan satu perempat
sisanya. Dengan bergantung pada toleransi anda terhadap kesalahan, anda mungkin
ingin memperbaiki persamaan anda akan mencoba variabel- variabel bebas yang
lain (misalnya, jumlah penyetelan daripada waktu penyetelan) atau dengan
mencoba regresi berganda (yang dijelaskan pada bagian berikut dalam bab
ini).
2. Koefisien Korelasi
Ukuran alternatif untuk goodness of fit adalah koefisien
korelasi, yaitu akar dari koefisien determinasi. Oleh karena akar dapat
bernilai negatif, maka nilai koefisisen korelasinya dapat berkisar antara -1
dan +1. Jika koefisien korelasinya
adalah positif, maka kedua variabelnya (pada contoh ini, biaya dan aktivitas)
bergerak ke arah yang sama dan terdapat korelasi positif. Korelasi positif
sempurna akan menghasilkan nilai 1 untuk koefisien korelasi. Da lain pihak,
apabila koefisien korelasinya negatif, maka kedua variabel bergerak ke arah
yang dapat diprediksi tetapi berlawanan arah. Korelasi negatif sempurna akan menghasilkan koefisien korelasi
sebesar -1. Nilai koefisien korelasi yang mendekati nol mengidentifikasi tidak
ada korelasi. Karena itu mengetahui satu gerakan suatu variabel tidak
memberikan petunjuk pergerakan variabel lainnya
F.
KESIMPULAN
Perilaku biaya merupakan bagaimana biaya akan bereaksi
atau berubah dengan adanya perubahan tingkat aktivitas bisnis. Ada tiga tipe
pola perilaku biaya yaitu biaya Variabel, biaya Tetap, dan biaya Semi Variabel.
Metode yang dipakai untuk analisis perilaku biaya yaitu
Metode Scattergraph, Metode Tinggi Rendah, Metode Regresi Kuadrat Terkecil, dan
Metode Regresi Berganda.
Dalam menilai perilaku biaya, pertama-tama, batasan waktu harus dipertimbangkan,
kemudian sumber daya yang dibutuhkan dan keluaran aktifitas harus
diidentifikasi, serta masukan dan keluaran harus diukur dan pengaruh perubahan
keluaran pada biaya aktifitas harus ditentukan.
G.
DAFTAR PUSTAKA
Carter,
William K.2009. Cost Accounting Buku 1
Edisi 14. Jakarta : Salemba Empat.
Garrison,
Ray H dan Noreen, Eric W. 2000. Akuntansi
Manajerial. Jakarta : Penerbit
Salemba Empat.