Sebagaimana
sifatnya suatu perusahaan bisa bertahan lama untuk mempertahankan kontinuitas
produksi dan mutu kwalitas, karena perusahaan memperhatikan selera harga dan
kondisi konsumen dimana berada. Dalam menguraikan pengertian produksi oleh
beberapa ahli ekonomi seperti Sofyan Assauri, dalam bukunya Manajemen Produksi,
(2002 : 7), menyatakan bahwa produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan
dan menambah kegunaan (utility) barang dan jasa pada suatu perusahaan.
Sedangkan menurut Martin Kenneth, dalam
bukunya Cost Accounting, A. Managerial Emphasis, (2000 ; 3) yang diterjamahkan oleh Mulyadi
dalam pengertian produksi menyatakan bahwa produksi itu merupakan prosedur
desaing barang dan jasa senagai output
serta sebagai poduk terakhir input emelent.
Berdasarkan dari kedua definisi tersebut
di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa produksi adalah suatu usaha
untuk menambah nilai guna suatu barang dan jasa. Jadi barang yang diproduksi
mengatalami tahapan tersendiri dengan mempunyai kegunaan tertentu sebagai berikut
:
3 Azas efisiensi
maksudnya dengan biaya yang kecil mungkin untuk
mendapatkan hasil tertentu
ataupun dengan pengorbanan tertentu
untuk mendapatkan hasil yang
semaksimal mungkin.
4 Azas kontinutas,
adalah azas yang menghendaki agar dalam pemakaian alat-alat produksi terdapat perbandingan yang serasi.
Selanjutnya akan dikemukakan arti kualitas ( mutu ) oleh Sofyan Assauri, dalam
bukunya Manajemen Produksi (2002 ; 221) mengemukakan bahwa mutu diartikan
sebagai faktor-faktor yang terdapat
dalam suatu hasil yang menyebabkan
barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang tersebut
dibuat.
Sesuai dengan pengertian di atas ada beberapa faktor yang dapat menghasilkan
barang. Faktor-faktor produksi tersebut yaitu :
1. Faktor produksi
tanah
2. Faktor produksi
modal
5 Faktor produksi
tenaga kerja
Sedangkan Richard, dalam bukunya,
Production Management (1999; 84), sebagai berikut dalam berproduksi sangat
berhati-hati terhadap kwality untuk di pertahankan bagi para konsumen harus
konsisten.
Sesuai dengan definisi tersebut di atas,
menyebutkan bahwa unsur keberhati-hatian dalam mempertahankan hasil produksi,
karena hasil produksi inilah yang merupakan pengendalian mutu untuk berperan
serta dalam bersaing di pasar.
Dalam hubungannya dengan pengertian
diatas, maka dapat dibagi dalam beberapa tahap yang mempunyai bagian dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai berikut :
a. Grade yaitu sifat kelakuan,
kemiripan, tingkat reabilitas singkat operasinya dan lain-lain.
b. Fitenss for use menunjukkan
tingkat produk produk yang mana memberikan kepuasan.
c. Consistency in characteristic
adalah suatu kumpulan spesifikasi untuk setiap
komponen dari produk itu. Bilamana produk terakhir sesuai dengan
spesifikasi design atau maka disebut consistency
atau quality ofconformance (mutu sesuai dengan krakteristiknya).
Jadi setiap perusahaan pabrik/pengolahan
dengan menetapkan suatu standard. Hal-hal yang perlu dipertimbang kan dalam
pembentukan suatu standard dikemukakan
oleh Harding, dalam bukunya, Production Management (2001 ; 58), menyatakan
bahwa :
1) Memenuhi syarat kegunaan yang
ditetapkan
2) Memenuhi standard kualitas
perusahaan
3) Diproduksi dengan peralatan yang ada
sekarang.
Untuk itulah E.Mansffiel, dalam bukunya,
Proses Produksi (2002 ; 121), menyatakan bahwa
proses produksi memerlukan kehati-hatian terhadap variasi dari beberapa
produksi barang dan jasa yang sama pada perusahaan.
Selanjutnya menurut R.A. Bilas, dalam
bukunya Modern Production Management
(1999; 127), adalah sebagai berikut kalau input sabagai salah satu cara
proses yang diperhatikan oleh bagian produksi untuk mempertahakna mutu dan
kwalitas produksi sesuai dengan permintaan konsumen, sehingga perusahaan ini
tetap produksi, jika tetap memperhatikan selera konsumen.
Dari beberapa pengertian produksi yang
telah dikemukakan diatas, maka dapatlah disimpulkan bahwa produksi merupakan
suatu proses kegiatan dari berbagai faktor produksi yang dirubah bentuknya oleh perusahaan yang menggunakan
dalam bentuk barang/jasa atau produksi di mana beberapa barang dan
jasa yang disebabkan input dirubah menjadi barang dan jasa lain
yang disebut output.
Pengertian produksi dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan
faktor-faktor produksi sekaligus, maka akan diperoleh suatu faedah dalam memenuhi kebutuhan atau
pemenuhan kebutuhan pertanian yang
dihasilkan akibat bekerjanya faktor-faktor produksi sekaligus saling terkait
dengan satu sama lainnya.
Paul A. Samuelson dalam bukunya
Dasar-Dasar Penganggaran Eksekutif (2002 ; 357), membatasi diri dalam
memberikan definisi proses produksi yang menyatakan bahwa produksi ini
mempunyai fungsi untuk technical pada relasi diantara faktor-faktor produksi,
sehingga out put dari proses produksi garus sepesifikasi produksi, agar barang
yang telah diproduksi tetap menjadi pokus perhatian dari relasi.
Sedangkan Soemitro Djoyohadikusumo, dalam
bukunya Akuntansi Biaya dan Harga Pokok (2000 ; 136), memberikan definisi
tentang produksi, berpendapat bahwa produksi pertanian adalah penggunaan
unsur-unsur dengan maksud untuk menciptakan suatu faedah atau untuk memenuhi
kebutuhan.
Pendapat di atas, bahwa dapat menggambarkan fungsi-fungsi dari produksi
adalah merupakan hubungan fisik antara input dan output. Dengan kata lain bahwa
faktor produksi yang digunakan sebagai masukan ke dalam proses produksi dan
banyaknya hasil yang akan diperoleh. Misalnya dengan menggunakan input yang
akan bisa menambah output atau produksi.
Dalam hubungan antara input dengan output
berarti kita bicarakan mengenai masalah
pendapatan dan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, sehingga dapat
diketahui hasil yang telah diperoleh
dapat memperoleh hasil atau tidak memperoleh
keuntungan atau menderita
rugi dan perlu kita memperhatikan
biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dalam satu periode tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar