Kehidupan dunia usaha senantiasa
diperhadapkan pada berbagai macam
tantangan, baik yang timbul dari dalam maupun dari luar perusahaan.
Tantangan dari dalam perusahaan bias diatasi, tapi tantang dari luar perusahan
biasanya sulit diatasi, karena masalah itu biasanya tidak disangka muncul dan
harus dilewati serta tidak luput dari berbagai macam kesulitan/ persoalan.
Untuk mengatasi masalah yang dihadapi
berbagai macam tantangan perusahaan perlu adanya ketelitian yang serius untuk
menyelesaikan masalah yang muncul dengan sendirinya, sehingga masalah itu dapat
teratasi dan perusahaan dapat membuahkan hasil.
Keberhasilan perusahaan adalah sangat
tergantung dari keterampilan atau kecermatan dari pimpinan perusahaan dalam
mengelola perusahaannya demi kelangsungan hidupnya. Suatu perusahaan yang
hendak berhasil di dalam mencapai tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh
keuntungan perlu memperhatikan faktor efisien.
Kebijaksanaan untuk produksi kertas yang
perlu diperhatikan dalam aktivitas perusahaan ialah bagaimana pimpinan
perusahaan menentukan suatu tingkat harga pokok produksi yang dihasilkan
agar dapat dijangkau oleh konsumen dapat bersaing dengan perusahaan lain.
Dalam rangka meningkatkan produksi
kertas, maka perhatian produksi dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan yang
relevan dengan biaya dalam proses berpengaruh terhadap kualitas produksi
apabila biaya ditekan untuk membiayai
produksi.
Total biaya ataupun biaya per rim kertas
harus diketahui untuk menentukan harga pokok produksi, hal mana besarnya
keuntungan atau kerugian juga dapat diketahui, sebab tiap-tiap transaksi
perusahaan selalu membandingkan bila perusahaan dititik beratkan pada harga
pokok per rim (cost) yang disertai
dengan pengawasan pada saat berproduksi. Untuk menjamin kualitas dan kuantitas
yang diharapkan perushaan.
Untuk memperoleh laba dari kegiatan
operasionalnya dalam berbagai faktor diperhatikan seperti penghasilan dan biaya
yang lebih rendah dari penghasilan itu, perusahaan dapat mencapai laba yang
diinginkan. Dalam upaya mencari laba yang besar perusahaan harus mampu
memproduksi dalam jumlah yang besar dan tingkatan harga tertentu. Keinginan
perusahaan untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya, perusahaan harus
meningkatkan kualitas dan mutu produk agar hasil dapat bersaing di pasar dan
tetap konsumen memperhatikan.
Selama ini disebabkan karena adanya
penetapan harga pokok produksi kertas sebelum dikalkulasi sejumlah biaya yang
telah yang dikeluarkan oleh perusahaan, karena hasil produksi diserahkan pada
bagian pemasaran untuk menetapkan harga produksi.
Penetapan harga dari hasil produk memang
rumit dalam penetapan harga pokok produksi kertas, dengan memperhatikan
beberapa komponen biaya yang telah dikorbangkan, sehingga dalam menetapkan
harga memerlukan waktu yang cukup untuk penyelesaiannya.
Perhatian pada produsen kertas tidak
terbatas pada persediaan barang atau hasil produksinya saja, tetapi juga
bagaiman barang itu dapat mencapai pasar. Pasar yang dimaksud disini adalah
terdiri dari pelanggan potensial dengan kebutuhan dan keinginan tertentu atau
tempat pertemuan antara penjual dan pembeli yang saling berintraksaksi dapat
terjadinya transaksi jual beli.
Sehubungan dengan uraian diatas,maka
salah satu kebijakan perusahaan untuk mencapai keuntungan adalah dengan cara
analisis penetapan harga pokok produksi kertas. Bahwa dalam menetapkan harga
pokok produksi merupakan profit planning
apporoach yang didasarkan pada hubungan antara volume produksi, tingkat
keuntungan. Oleh karena itu perusahaan harus mampu dalam menetapkan harga
sebagai pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dalam bidang produksi maupun
dibidang perencanaan laba dan keuntungan.
Analisis menetapkan harga pokok produksi
kertas merupakan suatu masalah ketika perusahaan akan menentukan harga pertama
kali .hal ini terjadi ketika perusahaan mengembangkan suatu produk atau barang
yang baru, ketika perusahaan ingin memperkenalkan produk atau barangnya
kesaluran distribusi atau ke daerah baru, harus memutuskan posisi produknya
untuk mutu dan harga. Dalam penentuan harga pokok per unit memang rumit, karena
semuanya harus dipertimbangkan terlebih dahulu terhadap unsur-unsur yang
terkait menyangkut masalah biaya untuk menghasilkan.
Dalam hal penetapan harga pokok produksi
terlebih dahulu perusahaan harus biaya ditetapkan biaya kertas per rim produk
yang dihasilkan dan telah memperhitungkan seluruh elemen-elemen biaya. Tanpa
mengetahui harga per rim produk harga pokok tidak mungkin dapat ditentukan,
dalam penetapan produksi yang pertama kali dilakukan adalah pengumpulan
bahan-bahan baku yang diperlukan.
Perusahaan berproduksi yang telah
ditetapkan jumlah produksi perusahaan memang sudah diketahui secara keseluruh
bahan baku utama dan tambahan yang perlu dipersiapkan dalam hal proses
produksi, dengan memulainya sejak pembelian bahan baku hingga proses produksi
dapat di pasar dan dapat diterima dipasar.
Perusahaan ini bergerak dalam bidang
produksi dan penjualan kertas di Kota Makassar dan sekitar atas dasar untuk
memenuhi tuntutan permintaan konsumen terhadap kertas yang dapat disesuaikan
dengan kondisi pasar pada masa sekarang, maka politik pemasaran barang dagangan
dapat lancar di pasar.
A Pengertian Produksi
Sebagaimana sifatnya suatu perusahaan
bisa bertahan lama untuk mempertahankan kontinuitas produksi dan mutu kwalitas,
karena perusahaan memperhatikan selera harga dan kondisi konsumen dimana berada
harus disesuaikan.
Dalam menguraikan pengertian produksi
oleh beberapa ahli ekonomi seperti Sofyan Assauri (2000 : 7), menyatakan bahwa
produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan
(utility) barang dan jasa pada suatu perusahaan.
Sedangkan menurut Martin Kenneth (1998;
3) yang diterjamahkan oleh Mulyadi dalam pengertian produksi menyatakan bahwa
produksi itu merupakan prosedur desaing
barang dan jasa senagai output serta sebagai poduk terakhir input
emelent.
Berdasarkan dari kedua definisi tersebut
di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa produksi adalah suatu usaha
untuk menambah nilai guna suatu barang dan jasa. Jadi barang yang diproduksi
mengalami tahapan tersendiri dengan mempunyai kegunaan tertentu sebagai berikut :
6 Azas efisiensi
maksudnya dengan biaya yang kecil mungkin untuk
mendapatkan hasil tertentu
ataupun dengan pengorbanan tertentu
untuk mendapatkan hasil yang
semaksimal mungkin.
7 Azas kontinutas,
adalah azas yang menghendaki agar dalam pemakaian alat-alat produksi terdapat perbandingan yang serasi.
Selanjutnya akan dikemukakan arti kualitas ( mutu ) oleh Sofyan Assauri, (2000;
221) mengemukakan bahwa mutu diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat dalam suatu hasil yang menyebabkan barang atau hasil
tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang tersebut dibuat.
Sesuai dengan pengertian di atas ada beberapa faktor yang dapat menghasilkan
barang. Faktor-faktor produksi tersebut yaitu :
1. Faktor produksi tanah
2.
Faktor produksi modal
3.
Faktor produksi tenaga kerja
Sedangkan Richard (1997; 84), sebagai
berikut dalam berproduksi sangat berhati-hati terhadap kwality untuk di
pertahankan bagi para konsumen harus konsisten.
Sesuai dengan definisi tersebut di
atas, menyebutkan bahwa unsur
keberhati-hatian dalam mempertahankan hasil produksi, karena hasil produksi
inilah yang merupakan pengendalian mutu
untuk berperan serta dalam bersaing di
pasar.
Dalam hubungannya dengan pengertian
diatas, maka dapat dibagi dalam beberapa tahap yang mempunyai bagian dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai berikut :
6
Grade yaitu sifat
kelakuan, kemiripan, tingkat reabilitas tingkat operasinya dan lain-lain.
7
Fitenss for use menunjukkan
tingkat produk produk yang mana
memberikan kepuasan.
8
Consistency in
characteristic
adalah suatu kumpulan spesifikasi untuk
setiap komponen dari produk itu. Bilamana produk terakhir sesuai dengan
spesifikasi design atau maka disebut consistency
atau quality of conformance (mutu sesuai dengan krakteristiknya).
Jadi setiap perusahaan pabrik/pengolahan
dengan menetapkan suatu standard. Hal-hal yang perlu dipertimbang kan
dalam pembentukan suatu standard
dikemukakan oleh Harding (2001 ; 58), menyatakan bahwa :
1)
Memenuhi syarat kegunaan yang ditetapkan
2)
Memenuhi standard kualitas perusahaan
3)
Diproduksi dengan peralatan yang
ada sekarang.
Untuk itulah E.Mansffiel (1999 ; 121),
menyatakan bahwa proses produksi
memerlukan kehati-hatian terhadap variasi dari beberapa produksi barang dan
jasa yang sama pada perusahaan.
Selanjutnya menurut R.A. Bilas (1998;
127), adalah sebagai berikut kalau input sabagai salah satu cara proses yang
diperhatikan oleh bagian produksi untuk mempertahakna mutu dan kwalitas
produksi sesuai dengan permintaan konsumen, sehingga perusahaan ini tetap
produksi, jika tetap memperhatikan selera konsumen.
Dari
beberapa pengertian produksi yang telah dikemukakan diatas, maka
dapatlah disimpulkan bahwa produksi merupakan suatu proses kegiatan dari
berbagai faktor produksi yang dirubah bentuknya oleh perusahaan yang menggunakan
dalam bentuk barang/jasa atau produksi di mana beberapa barang dan
jasa yang disebabkan input dirubah menjadi barang dan jasa lain
yang disebut output.
Pengertian produksi diatas dapat
dikatakan bahwa dengan menggunakan faktor-faktor produksi sekaligus, maka akan diperoleh suatu faedah dalam memenuhi kebutuhan atau
pemenuhan kebutuhan pertanian yang
dihasilkan akibat bekerjanya faktor-faktor produksi sekaligus saling terkait
dengan satu sama lainnya.
Paul A. Samuelson (1997; 357), membatasi
diri dalam memberikan definisi proses produksi yang menyatakan bahwa produksi
ini mempunyai fungsi untuk technical pada relasi diantara faktor-faktor
produksi, sehingga out put dari proses produksi harus sepesifikasi produksi,
agar barang yang telah diproduksi tetap menjadi pokus perhatian dari relasi.
Sedangkan Soemitro Djoyohadikusumo, (1999 ;
136), memberikan definisi tentang produksi, berpendapat bahwa produksi
pertanian adalah penggunaan unsur-unsur
dengan maksud untuk menciptakan suatu faedah atau untuk memenuhi
kebutuhan.
Pendapat di atas, bahwa dapat menggambarkan fungsi-fungsi dari produksi
adalah merupakan hubungan fisik antara input dan output. Dengan kata lain bahwa
faktor produksi yang digunakan sebagai masukan ke dalam proses produksi dan
banyaknya hasil yang akan diperoleh. Misalnya dengan menggunakan input yang
akan bisa menambah output atau produksi.
Dalam hubungan antara input dengan output
berarti dibicarakan mengenai masalah
pendapatan dan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, sehingga dapat di ketahui hasil yang telah
diperoleh dapat memperoleh hasil atau tidak memperoleh keuntungan ( rugi ) dan perlu kita
memperhatikan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dalam satu periode
tersebut.
B Pengertian dan Tujuan Penetapan Harga Pokok
Produksi
1.
Pengertian Harga Pokok Produksi
Sebelum proses produksi dimulai, terlebih
dahulu harus diketahui berapa besarnya
harga pokok dari barang yang akan diproduksikan. Dengan demikian, dapat pula diketahui
besarnya harga jual
serta pengendalian biaya
produksi.
Demikian halnya untuk, mengetahui
besarnya harga pokok produksi, maka terlebih dahulu harus diketahui jalannya
kegiatan-kegiatan atau proses produksi, yang berarti unsur-unsur biaya yang
melekat pada produksi tersebut dapat pula diidentifikasikan.
Untuk mendapatkan gambaran tentang
perhitungan harga pokok produksi, penulis memperlihatkan contoh perhitungan
sederhana sebagaimana dikemukakan oleh Suharwan, (1999 : 54) sebagai beberikut :
Perhitungan
Harga Pokok Produksi
Untuk
Jenis Perusahaan Dagang
Persediaan awal
barang dagangan Rp.
............
Pembelian barang
dagangan '
............
Jumlah barang
dagangan yang siap dijual Rp.
............
Persediaan akhir
barang dagangan '
............
Harga Pokok
Produksi
Rp. ............
Sedangkan harga pokok produksi (HPP) untuk jenis perusahaan industri
(manufacturing), yang tidak mempunyai barang setengah jadi, dengan
membandingkan perhitungan harga pokok penjualan pada perusahaan industri yang memproduksi
pada suatu tertentu dan sudah dikenal oleh masyarakat konsumen.
Mengingat pentingnya suatu produksi pada perusahaan industri
dengan memperhitungkan yang berdasarkan persediaan bahan baku yang harus
diadakan pengendalikan, agar produk tersebut dapat dipertahankan mutu dan
kualitas produk terjamin.
Untuk memproduksi barang yang setengah jadi membutuhkan
waktu dalam proses produksi, sehingga dalam bahan baku telah diadakan
pengendalian terlebih dahulu yang dapat menjamin mutu produk perusahaan agar
konsumen yang telah dikenal.
Selanjutnya, perhitungan biaya yang terkait dengan proses
produksi tentu diperhitungkan seluruh pengeluaran yaitu mulai pembelian bahan
baku, ongkos angkut, tenaga kerja langsung, biaya tenaga tidak langsung dan
biaya pemasaran serta biaya administrasi turut diperhitungkan dalam penentuan
harga pokok produksi, kemudian untuk dapat ditentukan harga pokok penjualan.
Penetapan harga pokok produksi perusahaan dapat menetapkan setelah ditetapkan
biaya-biaya dalam proses produksi pada periode tertentu.
Perhitungan
Harga Pokok Produksi
Untuk Perusahaan
Industri Barang Setengah Jadi
1) Pemakaian bahan
:
-
Persediaan awal bahan baku
Rp. .........
- Pembelian bahan baku Rp.
......... +
-
Jumlah bahan yang siap untuk diproduksi
Rp. .........
- Persediaan akhir bahan baku Rp.
......... _
- Jumlah Nilai bahan baku yang dipakai Rp…………(A)
2) Perhitungan
Biaya Produksi :
-
Persediaan awal barang setengah jadi
Rp. .........
-
Nilai bahan baku yang dipakai Rp.
.......
-
Biaya upah Rp.
.......
- Biaya operasi pabrik Rp. ....... +
- Jumlah nilai
barang setengah jadi yang dapat
menjadi barang jadi ................ Rp. .................
-
Persediaan akhir barang setengah jadi Rp. ...............
- Jumlah biaya produksi
Rp. ......... (B)
3) Perhitungan
harga pokok penjualan :
-
Persediaan awal barang jadi
Rp. .........
- Nilai barang yang diproduksi Rp. .........
+
Jumlah nilai barang yang siap dijual Rp.
.........
- Persediaan akhir barang jadi Rp.
......... _
- Harga pokok penjualan
Rp …………..
2. Tujuan Penetapan Harga Pokok
Adapun tujuan penetapan harga pokok
sebagaimana dikemukakan Winardi (2002; 149), mengemukakan bahwa :
1) Sebagai alat untuk perencanaan
2) Sebagai alat untuk pengawasan atau pengendalian biaya.
3) Sebagai alat untuk memecahkan persoalan
khusus.
Sedangkan Winardi menyatakan bahwa tujuan
penetapan harga pokok adalah :
1) Sebagai dasar bagi harga pokok
penawaran
2) Sebagai dasar guna menentukan hasil -
hasil perusahaan.
3) Penilaian mengenai harga-harga pasar
yangberlaku
4) Sebagai alat guna mengontrol efisiensi perusahaan.
Dengan demikian, apabila diketahui
harga pokok sesuatu
barang yang diproduksikan, maka penentuan harga pokok penjualan dapat
pula ditentukan. Demikian pula dengan
diketahuinya harga pokok produksi dalam suatu barang, maka untuk
kepentingan pengendalian efisiensi dalam
proses produksi dengan mudah dapat dilakukan pengontrolan dan
pengawasan.
Efisiensi
yang dimaksud tersebut adalah
penawaran prinsip-prinsip ekonomi dalam perusahaan, yaitu dengan
pengorbanan yang seminimal akan mencapai hasil yang maksimal
mungkin.
C Pengertian dan Jenis-Jenis Biaya
1. Pengertian Biaya
Untuk menghasilkan sesuatu apakah itu
barang atau jasa maka perlulah dihitung dan diketahui besarnya biaya yang
dikeluarkan atau yang perlu dan kemungkinan memperoleh pendapatan yang mungkin
diterima. Setiap pengorbanan biaya selalu diharapkan akan mendatangkan hasil
yang lebih besar dari pada yang telah dikorbankan tersebut pada masa yang akan
datang.
Dengan demikian, seorang pengusaha
hendaknya dapat mengetahui bagaimana besarnya pengorbanan dalam proses produksi
pada dasarnya setiap untuk yang merupakan komponen biaya peruhaan. Dalam hal
ini, total biaya selalu dapat dihitung dan dapat dibandingkan dengan total
penerimaan yang mungkin dapat diperoleh dengan kemungkinan laba yang akan
diperoleh.
Berbicara mengenai masalah biaya
merupakan suatu masalah yang cukup luas, oleh karena di dalamnya terlihat dua
pihak yang saling berhubungan. Oleh Winardi, ( 2000: 147), menyatakan bahwa
bahwa bilamana kita memperhatikan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk
suatu proses produksi, maka dapat dibagi ke dalam dua sifat, yaitu yang
merupakan biaya bagi produsen adalah mendapat bagi pihak yang memberikan faktor
produksi yang terbaik pada perusahaan bersangkutan untuk berproduksi
berkualitas.
Demikian halnya bagi konsumen, biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh alat pemuas kebutuhannya atau merupakan
pendapatan bagi pihak yang memberikan alat pemuas kebutuhan tersebut. Oleh
Ikatan Akuntansi Indonesia, (1994: Pasal I ayat 1) dikatakan bahwa biaya (cost)
adalah jumlah yang diukur dalam satuan uang, yaitu pengeluaran-pengeluaran
dalam bentuk konstan atau dalam bentuk
pemindahan kekayaan pengeluaran modal saham, jasa-jasa yang disertakan atau
kewajiban-kewajiban yang ditimbulkannya, dalam hubungannya dengan barang-barang
atau jasa-jasa yang diperoleh atau yang akan diperoleh pada masa yang datang,
karena mengeluarkan biaya berarti mengharapkan pengembalian lebih banyak.
Dari definisi dan pengertian biaya di
atas, dapatlah dikatakan bahwa
pengertian biaya yang dikemukakan
di atas adalah suatu hal yang masih merupakan pengertian secara luas
oleh karena semua yang tergolong dalam pengeluaran secara nyata keseluruhannya
termasuk biaya.
Sejalan dengan definisi dan pengertian di
atas, maka D. Hartanto ( 2002 : 89), memberikan alasan tentang biaya (cost) dan
ongkos (expense), cost adalah biaya-biaya yang dianggap akan memberikan manfaat
atau service potensial di waktu yang akan datang merupakan aktiva yang
dicantumkan dalam neraca. Sebaliknya expense atau expred cost adalah biaya yang
telah digunakan untuk menghasilkan prestasi. Jenis-jenis biaya ini tidak dapat
memberikan manfaat lagi diwaktu yang akan datang, maka tempatnya adalah pada
perkiraan laba rugi.
2. Jenis-Jenis Biaya
Sehubungan dengan jnis-jenis biaya
tersebut, maka D. Hartanto, (1998: 37) mengelompokkan biaya menurut tujuan
perencanaan dan pengawasan, sebagai berikut
"1) Biaya variabel dan biaya tetap
2) Biaya yang dapat
dikendalikan".
Sedangkan menurut Mulyadi, (2000: 57)
menetapkan biaya adalah sejumlah pengeluaran yang tidak bisa dihindari menghubungkan tingkah laku biaya dengan
perubahan volume kegiatan sebagai berikut biaya variabel adalah sejumlah biaya
yang secara total berfluktuasi secara
langsung sebanding dengan volume
penjualan atau produksi, atau ukuran kegiatan yang lain yang mengarah pada
proses produksi.
Sedangkan biaya tetap atau biaya kapasitas
merupakan biaya untuk mempertahankan kemampuan beroperasi
perusahaan pada tingkat kapasitas tertentu.
Dari gambaran umum di atas, maka dapat
diketahui sebagai berikut :
1) Biaya variabel
adalah sejumlah biaya yang ikut berubah untuk mengikuti volume produksi atau penjualan. Misalnya
atau bahan langsung hanya yang ikut
dalam proses produk, bahan baku langsung yang dipakai dalam proses produksi
biaya tenaga kerja langsung.
2) Biaya tetap adalah sejumlah biaya yang tidak berubah walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan.
Misalnya gaji bulanan, asuransi, penyusutan, biaya umum dan lain-lain.
Sifat-sifat biaya tersebut sangat penting untuk dikethui seorang manajer dalam
perencanaan usaha pengembangan karena dengan demikian akan didapatkan suatu
gambaran klasifikasi biaya yang baik untuk tujuan dan perencanaan serta
pengawasan.
D Pengertian Harga dan Harga Pokok Produksi
Harga merupakan ukuran untuk dapat mengetahui berapa besar nilai
suatu barang dan jasa. Harga turut menentukan berhasil tidaknya akan
laku dipasaran, karena harga merupakan nilai dari suatu barang yang dinyatakan
dalam satuan uang. Selain itu juga harga dipakai sebagai patokan atau titik
permulaan bagi penentuan harga lainnya atau harga merupakan saran penghubung
antara pembeli dan penjual. Artinya harga ditentukan oleh permintaan dan
penawaran akan suatu produk barang atau jasa.
Basu Swastha, Cost Accounting, Panning and Control, (1999 : 147)
memberikan definisi tentang harga, yaitu harga adalah merupakan jumlah uang
atau barang (ditambah beberapa barang kalau memungkinkan) yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.
Perusahaan menginginkan harga yang lebih tinggi, akan tetapi masyarakat
sudah mengetahuiu situasi dan harga, pihak produsen perlu menjamin kualitas
produksi, sehingga tidak ada tanggapan lain dari konsumen atau kurang puas.
Harga sebagai suatu standar nilai barang dan
jasa, sehingga harga itu sangat penting ditentukan Cuma perlu ditekankan bahwa
untuk ingin memiliki suatu barang tersebut seseorang membayar dengan sejumlah
uang untuk mengumpulkan barang dan sudah termasuk pelayanan yang diberikan oleh
penjual. Bahkan penjual juga mengharapkan keuntungan dari harga yang telah
ditentukan tersebut.
Kemudian Nitisemito, Dasae-Dasar
Penganggaran Bagi Eksekutif, (2000 : 11) memberikan batasan mengenai harga
yaitu harga adalah suatu barang dan jasa yang diakui dengan sejumlah uang
dimana berdasarkan nilai tersebut atau perusahaan bersedia melepaskan barang
atau jasa yang dimilikinya kepada orang lain.
Harga menunjukkan pula terlaksananya
suatu transaksi pembelian yang dapat terjadi, jika pembeli dan penjual telah
secara bersama-sama sepakat pada suatu tingkat harga tertentu dari suatu produk
yang dijual, sehingga dengan demikian perusahaan PT Java Retainet Makassar di Kota Makassar dalam hal ini
melaksanakan kegiatan untuk pemasarannya tidak terlepas diri dari suatu
penentuan harga produk yang akan ditawarkan.
Perusahaan PT Java Retainet Kota Makassar
dalam menjalankan aktivitasnya sesuai dengan obyek penelitian dalam hal
perhitungan harga pokok produksi, selalu memperhatikan berbagai pertimbangan
seperti harga pada perusahaan lain, daya beli masyarakat, pengawasan dan pengendalian
harga oleh pemerintah dan lain
pertimbangan tentang biaya produksinya.
E Metode Penetapan
Harga Pokok Produksi
Penentuan harga pokok produksi menurut
Sofyan Assauri, Manajemen Produksi (2000 : 17)
dengan penggunaan harga pokok dalam proses produknya diolah melalui
beberapa tahap pengolahan. Anggapan yang digunakan dalam contoh, adalah :
1. Tidak terdapat
persediaan produk dalam proses pada awal periode.
2. Tidak terdapat produk yang hilang rusak atau cacad dalam
proses pengolahan.
3. Perusahaan hanya memproduksi satu macam
produk.
Perusahaan
yang memproduksi satu macam produk melalui dua departemen produksi. Departemen
A dan Departemen B. Menurut laporan produksi dari bagian produksi, produk yang
dihasilkan tiap-tiap departemen tersebut dalam bulan aktivitas, menunjukkan produksi yang berbeda.
Metode penetapan harga pokok produksi
setiap perusahaan mempunyai perhitungan tertentu, karena seluruh biaya yang
telah dikorbankan turut di perhitungan secara keseluruhan sehingga harga pokok
produksi dapat ditetapkan setelah bebertapa elemen pengeluaran, misalnya biaya
bahan baku, biaya bahan bakar, gaji buruh, gaji karyawan dan biaya pemasaran
serta biaya adminstrasi turut diperhitungkan untuk mengetahui berapa berapa
yang selayaknya harga pokok yang harus ditetapkan oleh pihak perusahaan.
Proses produksi perusahaan memerlukan
waktu yang cukup dan telah diperhitungkan oleh pihak pengelola perusahaan
berapa lama dan jangka berapa biaya yang telah dikorbankan pada akhirnya secara
keseluruhan biaya dikorbankan ditambah dengan pengorbanan lainnya.
Berangjat pada perusahaan dalam usaha
pokoknya yaitu memproduksi dan menjual hasil produknya dapat bersaing dengan
produk perusahaan lain dengan produk yang sama dan dapat mempertimbangkan
berbagai unsur yang terkait dalam pengeluaran. Metode penetapan harga pokok
perusahaan sebagai salah satu indikator untuk memperlancar arus penjualan hasil
produk perusahaan.
Perhitungan harga pokok produksi
perusahaan dapat meminimalisir pengeluaran agar harga pokok produksi lebih
murah dibandingkan dengan sebelumnya, yang menggunaan dana adakalanya boros
(tidak terkendali) pada penentuan harga pokoknya tentu agak tinggi.
F Pentingnya
Pengendalian Kualitas Dalam Penetapan Harga Pokok
Produksi
Usaha pengembangan perusahaan dan untuk
menjamin kontinutas perusahaan, maka perlu adanya sejumlah keuntungan
diharapkan dapat menunjang kelangsungan hidup perusahaan. Merealisir hal
tersebut maka perlu diciptakan antara lain hasil produk pengolahan, penekanan
biaya produksi, peningkatan kwalitas, perluasan seluruh distribusi. Tanpa
adanya peningkatan perubahan dalam suatu produk perusahaan termasuk dalam hal
ini kebijaksanaan peningkatan kualitas produksi, maka akibatnya perusahaan akan
mengalami dan menghadapi tantangan atau persaingan yang semakin tajam utamanya dalam hal pencapaian tujuan
perusahaan.
Disadari bahwa dalam usaha pengembangan
mutu produksi, pada tahap tersebut mungkin terjadi penyimpangan yang tidak
sesuai dengan rencana semula maka hal ini mungkin disebabkan oleh adanya
keterbatasan tenaga manusia didalam proses produksi, keadaan/ kerusakan
peralatan yang digunakan atau mungkin disebabkan faktor-faktor lain.
Menjamin agar kualitas produk yang dihasilkan
sesuai dengan standar, maka perlu ada bahagian tersendiri yaitu bahagian
pengawasan mutu, karena tanpa adanya pengawasan mutu, maka besar kemungkinan
hasil akhir tidak sesuai dengan sasaran semula (standar).
Terperinci menurut Sofyan Assauri (2002 :
167) tentang pengawasan mutu bahwa :
1) Agar hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah ditetapkan.
2) Mengusahakan agar biaya inspection dapat menjadi serendah
mungkin.
3) Mengusahakan agar biaya desain produk dan proses dengan menggunakan mutu produksi tertentu dapat
menjadi sekecil mungkin pada perusahaan.
4) Mengusahakan agar biaya produksi menjadi serendah
mungkin.
Berikut ini dalam pengendalian kualitas
mempunyai 3 (tiga) tahap pelaksanaan dalam proses produksi barang dan jasa,
yaitu :
1) Pengendalian
bahan mentah
2) Pengendalian
selama proses produksi
3) Pengendalian
hasil produksi akhir.
Berdasarkan ketiga tahap pengendalian ini
juga di gambarkan Elwood S. Buffa, (1998: 643), membagi 4 (empat) dari
pengendalian kualitas, yaitu :
1) Kebijaksanaan dalam determinasi
level kulitas untuk memasarkan produk.
2) Dengan penggunaan tehnologi
berproduksi, sehingga level kualitas
menjadi prioritas utama pada target pemasaran.
3) Produksi masih
memerlukan pengawasan tentang penggunaan bahan baku harus secara produktive.
4) Penggunaan
beberapa instalasi yang dapat meningkatkan produk secara final kualitas harus
secara efisien dan efektive.
Berdasarkan keempat tingkatan ini dapat
dijelaskan hubungan kerjasama secara bersama-sama dapat dilihat dari keempat
hal tersebut di atas, dengan beberapa hubungannya. Sesuai dengan penjelasana di
atas, menunjukkan empat tahap dalam pengendalian mutu melalui perencanaan,
produksi dan distribusi. Hal yang dijelaskan oleh Buffa ini adalah pengendalian
mutu secara keseluruhan dalam perusahaan.
Tahap pertama, menunjukkan pimpinan
perusahaan yang seharusnya mengadakan kebijaksanaan mutu terlebih dahulu dalam
hubungannya dengan tinjauan pasar, biaya investasi retularen on invesmen
(pengambilan investasi) yang potensial serta faktor-faktor saingan. Tahap kedua, diadakan penentuan mutu yang
akan dapat diproduksikan ditentukan oleh designer. Disini tentu dipertimbangkan
mengenai bahan baku, cara memprosessing dan jasa-jasa yang diproduksikan.
Pada tahap ketiga, barulah diadakan
pengendalian mutu dalam proses produksi yaitu ada tiga, sebagai berikut :
1) Pemeriksaan
pengendalian mutu dan bahan baku
2) Pemeriksaan dan
pengendalian mutu bahan baku
3) Pemeriksaan
dalam pengujian produk yang dihasilkan.
Perusahaan yang melaksanakan pengendalian
produksi untuk mengarah pada sfesifikasi yang akan ditentukan oleh mutu produk,
maka diperlukan suatu ketelitian dalam quality control dan pemeriksaan yang
lebih cermat.
Perlu juga diketahui bahwa dalam usaha
bagaimana untuk menghasilkan produk, tentu memerlukan sejumlah tenaga kerja.
Demikian pula halnya dalam usaha produksi quality control yang dikhususkan.
Analisis pengendalian mutu produk memerlukan tenaga kerja quafied untuk ditempatkan
dalam gudang supaya terjamin dari kontinuitas perusahaan mengenai mutu produk.
Melaksanakan usaha pengendalian dalam
produksi khususnya pada alat tulis menulis merupakan sumber pembahasan,
sehingga proses kegiatan dari berbagai produksi yang dirubah dalam bentuknya
oleh perusahaan yang menggunakan dalam bentuk barang/ jasa atau produksi di
mana beberapa barang dan jasa yang disebabkan hasil yang diinginkan perusahaan
dapat terjamin dari kontinutas.
Setiap pimpinan memiliki manajemen tersendiri,
sehingga kepemimpinan pada bawahannya terarah dan efisiensi. Artinya walaupun
faktor-faktor tertentu harus dimilik, tapi manajemen penting untuk dimiliki.
Oleh karena itu faktor produksi terdapat kesenjangan produktivitas yang
dihasilkan oleh para pelaksana antara produktivitas sekarang dengan
produktivitas yang lalu. Pada kenyataannya produksi yang dikaitkan dengan
pengendalian memang agak sulit
dipisahkan, antara satu dengan yang lainnya.
Pemeriksaan dikaitkan dengan produksi
berarti harus menggunakan tenaga kerja yang pernah mengadakan pelatihan, atau
minimal mempunyai pengalaman kerja pada perusahaan lain.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa hanya
ada 3 (tiga) tahap pelaksanaan quality control dalam proses yaitu :
1. Sebelum
produksi dimulai
2. Sebelum proses
dimulai
3. Sesudah
produksi dilaksanakan
Adapun peralatan yang digunakan dalam
pelaksanaan pengawasan produksi untuk menjamin mutu produk menurut Hoffman,
(1997: 209), adalah :
"1) Panca
indra, misalnya mengetahui bahan baku yang baik, dapat dilihat dengan
mata.
2)
Mempergunakan alat, diukur dengan membandingkan produksi yang lain dengan
kapasitas yang sama dan bahan baku.
3)
Menggunakan metode penetapan Harga Pokok
Produksi, yang lazim disebut perhitungan seluruh biaya-biaya yang
dipergunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofyan, 2000, Akuntansi dan Analisis Biaya, Bina Aksara, Jakarta.
Baridwan, Zaki, 2000, Cost Accounting, Fourth Edfition, Prentice-Hall, New York
Bilas, R.A. 1999, Modern Production Management, Fourth Edition, New York, London. Sydney, Toronto.
Buffa, Elwood, S, 1998, Cost Accounting, A. Managerial Emphasis, Fourth Edition, Prentice-Hall, Of India Private Limited, New Delhi.
Djoyohadikusuma, Soemitro, R, 1999, Biaya dan Harga Pokok, Bina Aksara, Bandung.
Harding, H.A, 2001, Production Management, Second Edition, London, McDonald and Evans Limited.
Hartanto, D, 2002, Akuntansi Untuk Usahawan, Edisi Kedua, Penerbit LPFE, Universitas Indonesia, Jakarta.
Martin, Kenneth, 1998, Cost Accounting, A. Managerial Emphasis, Fourth Edition, Prentice-Hall, of India Private Limited, New Delhi.
Mansffiel, E, 1999, Akuntansi dan Analisis Biaya, Bina Aksara, Jakarta.
Paul A. Samuelson, 1997, Dasar-Dasar Penganggaran Bagi Eksekutif, Terjemahan dari Budgeting Fundamentals For Financial Executive Pustaka Binaman Press Indonesia, Jakarta.
Richard, 1997, Cost Accounting, Fourth Edition, Private-Hall New York.
Mulyadi, 2000, Akuntansi Biaya, Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian Biaya, BPFE, Universditas Gajah Mada, Yogyakarta.
Nitisemito, Alex, S, 2000, Dasar-Dasar Penganggaran Bagi Eksekutif, Terjemahan dari Budgetying Fundamentals For Financial Executive, oleh Allen Sweeny dan John N, Penerbit Pustaka Binaman Press Indonesia, Jakarata.
Soemarso, SR, 2000, Akuntansi Manaemen dan Analisa Biaya, Penerbit Bina Aksara, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar