ILMU EKONOMI
Secara
umum ilmu ekonomi atau ekonomika dapat diartikan sebagai suatu ilmu tentang
usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya dengan adanya alat-alat pemuas
kebutuhan yang langka (scarce).
Pengertian lain bahwa ilmu ekonomi mempelajari bagimana cara setiap individu
atau segolongan masyarakat mengalokasikan sumber daya yang terbatas jumlahnya
untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Keterbatasan sumber daya seperti alat
produksi, konsumsi, barang dan jasa menyebabkan perlu adanya pilihan rasional
untuk memenuhi kebutuhan secara optimal. Yang dimaksud dengan manusia disini
adalah produsen, konsumen sekaligus pemilik faktor-faktor produksi. Karena
alat-alat pemuas (sumber daya) terbatas maka manusia harus berusaha
memaksimumkan kepuasannya baik produsen maupun konsumen. Karena sumber daya
yang dimiliki masyarakat terbatas atau langka, maka kemampuan untuk memproduksi
barang dan jasa juga akan terbatas.
Akibat kelangkaan (scarcity), seluruh masyarakat menghadapi berbagai masalah ekonomi
yaitu:
1.
What : Barang dan jasa apa
yang harus diproduksikan dan berapa jumlahnya.
2.
How : Bagaimana menghasilkan barang dan jasa tersebut.
3.
For Whom : Untuk siapa dihasilkan barang dan jasa atau bagaimana barang dan jasa tersebut dibagikan bagi masyarakat.
4.
When : Harus ditentukan bila barang dan jasa tadi
harus diproduksi.
Bagaimana
pembagian barang dan jasa tersebut sepanjang waktu dapat dipergunakan secara
efisien ?
Selain pengertian di atas bahwa ilmu ekonomi dapat juga didefenisikan
sebagai berikut:
1.
Ilmu Ekonomi yaitu sebagai alokasi sumber-sumber yang langka diantara berbagai
altenatif tujuan penggunaan. Dalam hal ini ada dua (2) aspek masyarakat yang
penting yaitu: Pertama :
Sumber-sumber produksi adalah langka (scarce) artinya tidak mampu memuaskan kebutuhan manusia. Setiap
masyarakat jumlah produksinya dibatasi oleh jumlah: tanah, tenaga kerja, modal
dan teknologi untuk mengolah sumber produksi tersebut.
Kedua : Sumber-sumber produktif yang tersedia dapat
dipakai untuk berbagai tujuan.
2.
Ilmu Ekonomi adalah sebagai studi bagaimana masyarakat menentukan pilihannya (study of the ways which society makes choice).
Semua individu dalam masyarakat bebas mengadakan pilihan tentang alokasi-alokasi
sumber daya yang dimilikinya. Misalnya:
memilih barang yang akan dibeli
3.
Ilmu Ekonomi adalah sebagai apa yang dilakukan para ekonom (what economists do).
1.
2.PENGERTIAN EKONOMI MIKRO
Dalam literatur ekonomi, teori ekonomi
dibedakan dalam dua bagian pokok yaitu:
1.
Teori Makro Ekonomi (Macro Economic Theory)
2.
Teori Mikro Ekonomi (Micro Economic Theory)
Dalam
buku ini hanya membahas tentang teori ekonomi mikro. Ekonomi mikro muncul pada
abad 18 yang sering dinamakan teori harga (prices
theory). Mikro berasal dari kata Yunani. Micros, artinya kecil.
Teori mikro sama dengan tidak berarti bahwa teori harga itu kecil atau tidak
penting. Teori ekonomi mikro sering mendapat perhatian yang lebih besar dari
pada teori ekonomi makro. Teori mikro ekonomi mengadung pemecahan atau
disagregasi dari variabel makro ekonomi seperti konsumsi, investasi dan
tabungan. Juga dapat menjelaskan susunan (komposisi) dan alokasi dari total
produksi. Sedangkan teori makro ekonomi menjelaskan tingkat produksi secara
keseluruhan.
Ekonomi
mikro membicarakan unit-unit individu seperti perusahaan dan rumah tanggarumah
tangga, misalnya bagaimana suatu rumah tangga mengalokasikan pendapatannya
untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa yang beranekaragam. Teori ini juga
akan mempelajari ekonomi secara khusus maksudnya membahas aktivitas-aktivitas
ekonomi dari suatu satuan ekonomi sebagai bahagian dari keseluruhan seperti
konsumen, pemilik faktor-faktor produksi, tenaga kerja, perusahaan, industri
dan lain sebagainya.
Dalam
teori ekonomi mikro ini akan membahas tentang penentuan tingkat produksi suatu
perusahaan agar dapat mencapai profit/ keuntungan yang maksimum karena laba
merupakan salah satu tujuan penting bagi perusahaan. Contoh: misalnya kalau
permintaan terhadap hasil industri meningkat maka mikro ekonomi akan mencoba
mencari dampak dari kenaikan produksi itu terhadap tingkat harga produksi yang
dihasilkan perusahaan tersebut.
Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu ekonomi mikro merupakan bagian
dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku individu dalam membuat
keputusan-keputusan yang berhubungan dengan aspek ekonomi. Individu dimaksud
seperti konsumen, pemilik sumber-sumber daya dan perusahaan dalam perekonomian
pasar bebas. Jadi teori mikro atau teori harga mempelajari arus barang dan jasa
dari sektor rumah tangga, komposisi arus tersebut serta bagaimana harga-harga
barang dan jasa ditentukan dalam arus tersebut. Juga mempelajari arus jasa sumber-sumber ekonomi dari pemilik
sumber-sumber daya ke perusahaan-perusahaan bisnis, kemana penggunaan
sumber-sumber mengalir dan bagaimana harga sumber-sumber ditentukan.
Ekonomi
mikro atau price theory, juga akan
membahas persoalan-persoalan yang tergolong kedalam dua jenis teori yaitu:
1. Teori Nilai (Value Theory)
Teori nilai ini
membahas persoalan konsumen dan produsen secara individu atau kelompokkelompok
konsumen dan produsen yang dikenal sebagai pasar-pasar atau industri-industri.
2. Teori Distribusi (Distribution Theory)
Teori distribusi ini membahas faktor-faktor
yang menentukan harga dari faktor-faktor produksi dan perubahan dari upah, sewa
(rent) dan tingkat bunga (interest).
1.3
KEGUNAAN TEORI EKONOMI MIKRO
Teori Ekonomi Mikro dapat
bermanfaat:
1.
Sebagai dasar untuk membuat
ramalan (basic for predicition),
artinya bahwa teori harga dapat membuat ramalan bersyarat atau ramalan
kondisional (conditional prediction).
Gambar 1.1
|
|
Kurva Permintaan dan Penawaran
|
||||||||||||
|
2.
Sebagai alat untuk merumuskan
kebijakan ekonomi (economi policy),
artinya menganalisis bagaimana kegiatan pemerintah untuk mempengaruhi
perekonomian. Dalam hal ini kita dapat mempelajari kebijakan pemerintah yang
mempengaruhi harga dan upah, serta alokasi sumber daya.
3.
Untuk memeriksa syarat-syarat
kemakmuran perekonomian (welfare
economics).
4.
Sebagai alat dalam pengambilan
keputusan manajemen.
Dalam hal ini metode yang dikembangkan dalam
analisis permintaan dan analisis biaya yang digunakan dalam linear programming.
1.4
ALIRAN DALAM EKONOMI MIKRO
Dalam ekonomi mikro ada tiga agen ekonomi (economics
agents) yaitu produsen, konsumen dan pasar yang hubungannya dapat
dilihat pada gambar 1.2.
Dalam hal ini dapat diperinci sebagai berikut:
1.
Sisi konsumen:
a.
Elemen dasar permintaan dan
penawaran
b.
Teori perilaku konsumen
c.
Elastisitas
2.
Sisi produsen:
a.
Teori produksi
b.
Teori biaya
3.
Pasar output dan penetapan harga:
Pasar Persaingan
Sempurna, Monopoli, Oligopoly dan Persaingan Monopolistik.
4.
Pasar input dan penetapan harga:
Permintaan input.
Gambar 1.2
|
Aliran
Dalam Ekonomi Mikro
|
Konsumen
|
Penawaran
|
Pasar input
|
Permintaan
|
Intervensi Pemerintah
|
Produsen
|
Pasar output
|
Permintaan
|
Penawaran
|
1.5
ASUMSI DALAM EKONOMI MIKRO
Asumsi yang dipergunakan untuk menyederhanakan
fenomena yang ada, juga untuk mengarahkan kajian sehingga dapat menemukan
hubungan antara berbagai variabel yang terkait.
Di dalam ekonomi mikro ada beberapa
asumsi yang penting yaitu:
1. Laba Maksimum (Profit Maximizing)
Setiap
teori merupakan abstraksi realitas dan didasarkan pada beberapa asumsi. Teori
yang baik tentu mampu menghendaki asumsi yang realitas dan logis. Adapun asumsi
yang paling sering digunakan dalam ilmu ekonomi adalah semua agen ekonomi (economic agents) termasuk didalamnya
produsen, konsumen dan pemerintah, ingin memaksimumkan kepuasan, profit,
kesejahteraan dan sebagainya. Kalau harus merugi maka agen ekonomi tersebut
berusaha meminimumkan kerugiannya. Seluruh hal ini sejalan dengan prinsip
rasionalitas, bagi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ekonomi dianggap
rasional, konsisten dan dengan prinsip maksimisasi. Untuk mengetahui apakah
semua usaha yang dilakukan akan mendapatkan laba maksimum maka ada dua syarat
yaitu:
a. Syarat Perlu (Necessary Condition)
Syarat ini menggunakan asumsi bahwa turunan
pertama persamaan tersebut nilainya
sama dengan nol. Jadi untuk mengetahui apakah suatu perusahaan menghasilkan
laba maksimum maka digunakan defenisi sebagai berikut:
0
|
q
|
q
|
dq
|
df
|
'
|
|
|
Dimana jika q < q’, maka laba yang
diperoleh masih dapat ditingkatkan. Sedangkan jika q > q’, maka laba yang
diperoleh cenderung menurun. Apabila output sebesar q’ maka akan dapat turunan
yang pertama sama dengan nol dengan keuntungan minimum seperti terlihat pada
gambar 1.3.(a). Bila outputnya sebesar
q’b turunan pertamanya juga sama dengan nol namun titik tersebut merupakan
titik belok saja, seperti pada gambar 1.3. (b)
Gambar 1.3
|
|
Syarat Cukup untuk
Memaksimumkan Keuntungan
|
|||||||||||||||||||
(a) ( b )
|
b. Syarat Cukup (Sufficient Condition)
Syarat ini menunjukkan nilai turunan kedua
dari persamaan adalah bernilai negatif. Jadi untuk memperoleh laba maksimum
dipergunakan Syarat Perlu (Necessary
Condition) dan Syarat Cukup (Sufficient
Condition).
q * d = f (p*)
|
2. Ceteris paribus
Asumsi Ceteris paribus diartikan sebagai
hal-hal yang tidak berhubungan dengan analisa dianggap konstan sehingga tidak
mempengaruhi analisa yang sedang dilaksanakan.
Satu contoh ceteris paribus yang paling sederhana diberikan oleh fungsi
permintaan berikut:
Ceteris Paribus
Persamaan di atas menunjukkan hubungan antara dua faktor yaitu jumlah
barang x yang diminta. q* d, ditentukan oleh harga barang x, yaitu sebesar px,
jika variabel-variabel lain dianggap konstan. Dengan demikian ceteris paribus
pada hubungan diatas menggambarkan persamaan dengan mengetahui bahwa variabel
lain tidak selalu konstan.
1.6
ILMU EKONOMI POSITIF DAN NORMATIF
Para ahli ekonomi membedakan dua analisa ilmu
ekonomi yaitu analisa ekonomi positif dan normatif. Ilmu Ekonomi Positif (Positive
Economics) yaitu membahas atau mempelajari apa itu (what is) atau bagaimana masalah-masalah
ekonomi yang dihadapi masyarakat sebenarnya diselesaikan. Teori ekonomi positif
menentukan bagaimana sebenarnya (in fact)
sumber daya dialokasikan dalam suatu perekonomian. Jadi ilmu ekonomi menyangkut
apa yang sedang, telah atau akan terjadi. Ilmu
Ekonomi Normatif (Normative Economics),
yaitu mempelajari apa seharusnya dilakukan atau bagaimana masalah ekonomi
yang dihadapi masyarakat seharusnya diselesaikan.
Teori ekonomi normatif menentukan bagaimana
sumber daya yang seharusnya dialokasikan, misalnya: Suatu perusahaan mengotori
udara dalam proses menghasilkan produksi. Jika menganalisa positif maka kita
mempelajari berapa biaya membersihkan serta biaya kesehatan yang dibebankan
kepada masyarakat. Namun jika menganjurkan seharusnya sumber daya lebih banyak
dialokasikan untuk kesehatan maka analisa berhubungan dengan ekonomi normatif.
Contoh lain: bila dikenakan upah minimum akan menaikkan tingkat pengangguran,
hal ini berhubungan dengan ekonomi positif, karena pernyataan terbukti didukung
dengan data-data yang ada. Tetapi bagaimana mengatasi pengangguran, ini
berkaitan dengan ekonomi normatif, artinya adanya suatu penilaian sebab untuk
mengatasi pengangguran dapat diadakan dengan berbagai cara, seperti mengurangi
tingkat upah minimum, menambah pengeluaran pemerintah, menyediakan lapangan
kerja, dan lain-lain. Jadi ada berbagai alternatif sehingga adanya penilaian
hal ini disebut Analisa Ekonomi Normatif.
Jika
seorang ekonom mempergunakan hipotesa maksimisasi laba, maka hal ini
menjelaskan ekonomi positif. Tetapi jika dia menganjurkan agar perusahaan harus memaksimumkan laba, berarti melakukan
analisa normatif. Jadi ilmu ekonomi normatif menyangkut apa yang diyakini
seseorang harus terjadi. Pernyataan normatif adalah pernyataan yang
menghasilkan, atau didasarkan pada keseimbangan nilai (value judgment), yaitu pertimbangan tentang apa yang baik dan apa
yang buruk. Jadi untuk faham positif
objek studi adalah skema nyata. Sedangkan faham normatif beranggapan bahwa
sebagai ahli ekonomi harus ikut menentukan kemana tujuan pembangunan ekonomi.
Untuk itu perlu ditetapkan apa yang harus dilakukan, dan bagaimana aktivitas
ekonomi dijalankan yang semuanya melibatkan unsurunsur nilai dan value judgment (perimbangan nilai).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar