Perkembangan
teknologi informasi yang sangat cepat telah merubah pola persaingan perusahaan
dari industrial competition menjadi information competition, dimana telah
mengubah acuan yang dipakai untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Alat ukur
kinerja tradisional yang memfokuskan pada pengukuran keuangan tentunya harus
bergeser menyesuaikan dengan tuntutan agar memberikan arah yang lebih baik bagi
perusahaan (Kaplan dan Norton, 1996). Hanya dengan menggunakan ukuran keuangan
saja, belum dapat menggambarkan kinerja suatu perusahaan secara keseluruhan.
BSC
merupakan suatu alat pengukuran kinerja perusahaan yang mengukur kinerja
perusahaan secara keseluruhan baik keuangan maupun non keuangan dengan
mempertimbangkan empat aspek yang berkaitan dengan perusahaan, antara lain:
aspek keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan
pertumbuhan.
Konsep
BSC berkembang sejalan dengan implementasi konsep tersebut. BSC terdiri dari
dua kata: (1) kartu skor (scorecard) dan (2) berimbang (balanced). Kartu skor
adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu
skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh
personel masa depan. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan personel
di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil
perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja sesungguhnya.
Menurut Kaplan dan Norton (1996: 9), kata “balanced” disini menekankan
keseimbangan antara beberapa faktor, yaitu:
1.
Keseimbangan
antara pengukuran eksternal bagi stakeholders dan konsumen dengan pengukuran
internal bagi proses internal bisnis, inovasi, dan proses belajar dan tumbuh.
2.
Keseimbangan
antara pengukuran hasil dari usaha masa lalu dengan pengukuran yang mendorong
kinerja masa mendatang.
3.
Keseimbangan
antara unsur objektivitas, yaitu pengukuran berupa hasil kuantitatif yang
diperoleh secara mudah dengan unsur subjektivitas, yaitu pengukuran pemicu
kinerja yang membutuhkan pertimbangan.
BSC
sebagai suatu sistem pengukuran kinerja dapat digunakan sebagai alat
pengendalian, analisis, dan merevisi strategi organisasi (Campbell et al (2002)
dalam Imelda R. H. N, JAK, 2004: 107). BSC dikembangkan oleh professor-profesor
dari Harvard University Fakultas Bisnis yaitu David P. Norton dan Bob Kaplan
tahun 1992 dengan menerbitkan tulisannya di majalah Harvard Business Review
edisi Januari- Februari yang berjudul “measures that drive performance” tentang
konsep BSC.
BSC
merupakan penjabaran dari visi, misi, dan strategi perusahaan dalam serangkaian
tujuan dan dari penjabaran tersebut dijadikan ukuran bagi pengukuran prestasi
perusahaan. Visi, misi, dan strategi tersebut dijabarkan dalam empat
perspektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan
pembelajaran dan pertumbuhan. BSC menekankan bahwa pengukuran keuangan dan non
keuangan harus merupakan bagian dari sistem informasi bagi seluruh karyawan
dari semua tingkatan dalam perusahaan. Sehingga BSC merupakan suatu framework,
suatu bahasa untuk mengkomunikasikan misi dan strategi kepada seluruh pegawai
tentang apa yang menjadi kunci penentu sukses saat ini dan masa mendatang.
Sebagai sarana komunikasi misi dan strategi, BSC memuat suatu pesan kepada
semua karyawan tentang pentingnya mengejar secara seimbang terhadap empat
perspektif sekaligus.
Tujuan
dan pengukuran keuangan dalam BSC bukan hanya penggabungan dari ukuran-ukuran
keuangan dan non keuangan yang ada melainkan merupakan hasil dari proses
top-down berdasarkan misi dan strategi dari suatu unit usaha. Visi dan strategi
harus diterjemahkan oleh BSC menjadi suatu tujuan dan ukuran yang nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar