Pos-pos dalam persediaan
menurut Jay M Smith K. Fred Skousen (1998: 327), sebagai berikut persediaan
barang dagang yaitu pada umurnya diterapkan untuk barang-barang yang dimiliki
oleh perusahaan dagangan baik perusahaan dagang eceran, apabila barang tersebut
diperoleh dalam keadaan yang siap untuk dijual kembali.
Kelompok-kelompok persediaan,
yaitu :
- Bahan baku
- Barang dalam proses
Pos-pos yang dimaksudkan
dalam persediaan, yaitu :
1. Barang dalam perjalanan
Jika syarat penjualan adalah prangko gudang
penjual (Free On Board), shipping
point hak atas barang dipindahkan kepada pembeli ketika barang ketika akan diangkut. Dengan persyaratan,
maka pemesanan aturan hukum atau pengiriman pada akhir tahun akan memerlukan
pencatatan penjualan dan penurunan persediaan dalam pembukuan penjual.
Jika syarat penjualannya prangko
gudang pembeli FOB (Free On Board)
destinastion, maka penerapan aturan huklum tidak memerlukan pengakuan transaksi
sebelum barang diterima pembeli.
2. Barang konsinyasi
Barang konsinyasi selayaknya dilaporkan
sebesar biaya (harga pokoknya dan biaya penanganan serta biaya pengangkutan
yang terjadi dalam pentransferannya kepada
konsinyasinya.
3. Penjualan bersyarat cicilan (conditional and installment sales)
Kontak
penjualan bersyarat dan penjualan cicilan dapat mempersyaratkan penahanan hak
oleh penjual sampai harga jual dilayar
seluruhnya.
1. Penetapan Biaya (Harga Pokok) Persediaan
Barang-barang yang dimasukkan sebagai
persediaan di identifikasikan sebagai kesiapan yang harus menetapkan nilai
Dollar/ rupiah atas unit fisiknya oleh Roger G. Schroeder (1998 : 34). Unsur -
unsur yang membentuk (harga pokok), untuk mencapai suatu pertimbangan bagaimana
menetapkan porsi biaya historis yang ditahan sebagai jumlah persediaan yang
dilaporkan di neraca dan jumlah yang dibebankan atas pendapatan periode
berjalan.
2.
Perbandingan Berbagai Metode Alokasi Biaya Persediaan
D. Hartanto, (2001 : 12), dengan
menggunakan metode First in First Out
(FIFO), persediaan dilaporkan pada neraca kira-kira sebesar harga pokok saat
itu. Dengan Last-In First-Out (LIFO),
persediaan yang tidak banyak berubah kuantitasnya dengan jumlah yang kira-kira
tetap seperti dulu yang dikaitkan dengan pembelian. Penggunaan metode rata-rata
pada umumnya menghasilkan nilai persediaan barang yang sangat diperhatikan
dengan nilai First In First Out, di
samping itu pembelian barang selama suatu periode biasanya disebut Last ini First Out. Oleh karena
pembelian selama suatu periode biasanya dalam
beberapa kali, karena persediaan awal dan biaya rata-rata amat
dipengaruhi oleh biaya periode berjalan.
3. Metode Persediaan Eceran (Retail inventory method)
Metode ini dipakai secara luas perusahaan yang menjual secara eceran terutama toko serba ada
(to serba) guna memperoleh estimasi yang handal posisi persediaan setiap kali
hal itu diinginkan oleh Farid Jahidin (1998 : 17).
Persentase harga pokok dihitung
dengan membagi barang yang tersedia
untuk dijual menurut harga eceran. Prosentase harga dikalikan dengan persediaan
akhir menurut harga eceran.
1. Keunggulan penggunaan metode persediaan eceran
sebagai berikut :
a.
Estimasi, persediaan intern dapat
diperoleh tanpa harus melakukan
perhitungan fisik.
b. Jika
perhitungan fisik benar dilakukan untuk tujuan penyajian laporan keuangan
periodik, dapat dilakukan dengan menggunakan harga eceran kemudian konversinya
ke dalam harga pokok tanpa perlu mengacu kepada pokok dan faktor masing-masing
sehingga menghemat waktu dan biaya.
c. Barang yang hilang
pada saat orang
berbelanja di hitung dan dipantau. Karena hasil perhitungan fisik
persediaan harus sama dengan persediaan menurut harga eceran yang dihitung,
maka segala perbedaan yang tidak dapat mengakibatkan pencatat di dalam
pembukuan perusahaan.
2. Mark
Up dan Mark Down (eceran yang lazim)
6
Harga eceran semula harga jual semula, yang mencakup
permulaan di atas biaya (harga pokok) yang disebut "mark-on" atau "mark
up" permulaan.
7
Mark up tambahan
yang menaikkan harga jual di atas, harga eceran semula.
8
Pembatalan mark
up pengurangan mark up yang tidak
menurunkan harga jual sampai dibawah harga eceran semula.
9
Mark up bersih dan
mark up dapat tambahan dikurangi
pembatalan mark up.
10
Mark down penurunan
harga dibawah harga eceran semula
11
Pembatalan mark
down pengurangan mark down yang
tidak menaikkan harga jual di atas harga eceran semula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar