Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang sangat aktif dalam perusahaan
dagang maupun perusahaan industri (perusahaan manufactur). Dalam perusahaan
dagang persediaan dimiliki dalam kegiatan pembelian barang tanpa mengadakan
perubahan bentuk. Sedangkan bagi perusahaan industri persediaan merupakan salah
satu unsur penting diproses lebih lanjut sehingga menjadi barang siap jual.
Pembelian dan penjualan mempunyai akibat langsung terhadap harga penjualan.
Untuk menguraikan pengertian persediaan penulis mencoba mengutip
beberapa ahli ekonomi sebagaimana Bambang Karyadi (2000 : 122) menyatakan bahwa
persediaan adalah barang-barang yang
dimiliki oleh perusahaan pada suatu saat tertentu dengan maksud dijual kembali
baik secara langsung maupun melalui proses produksi dalam sirkulasi operasi
normal perusahaan dalam hal ini termasuk pula barang-barang yang masih dalam
proses produksi atau menunggu untuk digunakan.
Sedangkan Bambang Riyanto (2004 :
89) membahas pengertian persediaan, sebagai berikut persediaan adalah barang
untuk perusahaan yang diadakan untuk dijual secara langsung sebagai usaha utama
perusahaan atau pengembangan usaha bagi perusahaan atau masih diolah dalam
proses produksi kemudian dijual sebagai barang dagangan dalam seluruh operasi
normal perusahaan.
Lebih jauh dikemukakan Nopriyono (1999 : 8), menyatakan bahwa istilah
persediaan digunakan untuk menyatakan barang-barang yang berwujud yaitu :
- Tersedia untuk dijual (barang
dagangan/barang jadi).
- Masih dalam proses produksi
untuk diselesaikan kemudian dijual (barang dalam proses/ pengolahan).
- Akan
dipergunakan untuk produksi
barang-barang jadi yang akan dijual (bahan baku dan bahan penolong dalam
perusahaan), dalam penjualan maupun yang dititipkan pada orang lain.
Menurut Kriso Weygandi (1999 : 491) persediaan adalah pos harta yang
ditahan untuk dijual dalam kegiatan usaha yang biasa atau barang yang akan
digunakan atau dikonsumsi dalam produksi barang yang akan dijual.
Perusahaan dagang biasanya membeli persediaannya dalam bentuk yang sudah
siap untuk dijual. Melaporkan harga pokok yang diterapkan dalam unit-unit
tersimpan yang belum dijual sebagai persediaan barang dagangan.
Dari keempat pengertian di atas, persediaan merupakan barang yang
dimiliki oleh perusahaan untuk dijual kembali atau dipergunakan lebih lanjut
untuk merubah bentuk dari persediaan bahan baku menjadi barang jadi yang akan
dijual sebagai barang dagangan dalam seluruh operasi normal perusahaan
tertentu.
Selanjutnya Munandar (2000 : 94)
mengemukakan bahwa persediaan industri digolongkan dalam empat bagian yaitu
:
a. Inventory of direct materials
Persediaan barang yang belum dimasukkan
dalam proses produksi, tetapi menunggu giliran untuk diolah lebih lanjut.
b. Inventory
of indirect materials
Persediaan bahan pembantu adalah
persediaan dari bahan-bahan yang secara tidak langsung dikerjakan dalam proses
produksi.
c. Inventory of work in process
Persediaan
barang dalam proses pada akhir periode akuntansi masih berupa barang setengah
jadi, selanjutnya akan diproses menjadi barang jadi.
d. Inventory of finished good
Persediaan
barang jadi adalah persediaan barang-barang yang telah selesai dikerjakan dan
siap untuk dijual.
Selanjutnya, D. Hartanto (2000 : 14)
menyatakan bahwa persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam
kegiatan usaha normal dalam proses produksi atau dalam perjalanan dan bentuk
bahan atau perlengkapan (suplies) untuk digunakan dalam proses
produksi atau pemberian jasa.
Penjelasan dan Standar Akuntansi Keuangan
menyatakan bahwa, dalam memberikan suatu gambaran bahwa persediaan harus
digolongkan (dipisahkan) sesuai dengan jenis persediaan tersebut dan disajikan
dengan harga perolehan atau harga pokoknya.
1. Metode Pencatatan Persediaan
Titik berat daripada pencatatan
adalah pengawasan dan pengamatan persediaan guna menentyukan persediaan secara
fisik. Kalau D. Hartanto ( 2000 : 92) membadi prosedur pencatatan persediaan di
dalam dua metode yaitu metode fisik, metode permanen (perpetual).
a. Metode pisik
Menurut Zaki Baridwan (2001 : 47)
mengartikan metode fisik sebagai berikut metode fisik adalah metode pencatatan
persediaan yang tidak mengikuti mutasi persediaan sehingga untuk mengetahui
jumlah persediaan pada suatu saat tertentu dengan menggunakan sistem pencatatan
persediaan barang.
Pada metode ini dalam pencatatannya
tidak ada hubungan antara transaksi pembelian dengan perkiraan persediaan
barang, demikian pula penjualan atau pemakai barang dalam proses produksi.
Apakah terjadi pembelian barang, maka
dijurnal sebgai berikut :
Pembelian ............... Rp. XXX
Hutang Dagang ............ Rp. XXX
Apabila terjadi penjualan baik tentang barang dagangan maupun hasil
produksi maka pencatatan di dalam jurnal, sebagai berikut :
Piutang dagang ............. Rp. XXX
Penjualan ................ Rp. XXX
b. Metode permanen (perpetual)
Dalam metode ini setiap persediaan
dibuktikan dalam rekening sendiri-sendiri yang merupakan buku pembantu
persediaan. Sedangkan Zaki Baridwan (2001; 84) metode perpetual adalah metode
pencatatan persediaan yang mengikuti mutasi persediaan baik kuantitasnya maupun
harga pokoknya.
Pengertian di atas, maka perincian dalam
buku pembantu diawasi rekening kontrol persediaan barang dalam buku besar.
Kalau terjadi pembelian barang,maka pencatatannya adalah :
Persediaan barang dagangan .....
Rp. XXX
Hutang
dagang ............... Rp. XXX
Atau Persediaan barang dagangan
..... Rp. XXX
K a
s ...................... Rp. XXX
Apabila terjadi penjualan atau
pemakaian bahan baku adalah
1. Untuk mencatat transaksi penjualan
Piutang dagang ........ Rp. XXX
Penjualan ................. Rp. XXX
2. Untuk mencatat pembebanan harga
pokok penjualan
Harga pokok penjualan .......
Rp. XXX
Persediaan barang
dagangan ........ Rp. XXX
2. Metode
Penilain persediaan
M. Munandar (2000 : 117)
menyatakan bahwa metode penilaian persediaan barang adalah menentukan nilai
persediaan yang dicantumkan dalam neraca. Persediaan akhir dihitung harga
pokoknya dengan menggunakan beberapa cara pencatatan harga pokok persediaan
akhir, metode penilaian adalah :
a. Metode harga pokok persediaan
b. Metode harga pokok pasar
c. Metode harga jual.
d. Metode harga pokok
Metode harga pokok persediaan
memakai metode, sebagai berikut :
a. Metode fifo (first in first out)
b. Metode lifo (last in first out)
c. Harga
rata-rata (average)
d. Metode identifikasi khusus
ad a. Metode fifo (first in first out)
Metode
penerapan harga pokok persediaan bahwa barang-barang yang pertama dibeli juga
barang yang pertama dijual dalam metode ini persediaan
akhir
dinilai dengan harga pokok pembelian yang paling akhir.
ad b.
Metode lifo (last in first out)
Metode
penetapan harga pokok persediaan bahwa barang-barang yang paling terakhir
dibeli itupula barang yang dijual pertama. Dalam metode ini persediaan akhir dinilai dengan harga pokok pembelian
sesuai dengan pencatatan barang persediaan.
ad c. Harga rata-rata (average)
Metode ini, penetapan harga pokok
persediaan bahwa penerapan harga pokok rata-rata dari barang yang tersedia
untuk dijual akan dipergunakan untuk melalui harga pokok barang yang dijual dan
yang terdapat dalam persediaan.
ad d. Metode identifikasi khusus
Metode penetapan harga pokok untuk
barang-barang yang siap dijual masih terdapat dalam persediaan yang didasarkan
atas barang-barang yang siap dipasarkan.
Soemarso S.R (1998 : 411)
menyatakan bahwa persediaan barang dadangan (merchandise inventory) adalah barang-barang yang dimiliki
perusahaan untuk dijual kembali.
b. Metode
yang rendah cacatan harga perolehan atau harga pasar
Penilaian
harga pasar yang dilakukan sebagai alat ganti untuk memproduksi barang suatu
saat tertentu dengan tujuan untuk menentukan nilai yang sebenarnya dalam
laporan keuangan dengan ketentuan bahwa :
- Harga pasar
tidak boleh rendah dari pada nilai
bersih yang dapat direalisasikan.
- Harga pasar
tidak boleh rendah dari pada nilai
bersih yang dapat direalisasikan sesudah
dikurangi dengan laba yang
rendah.
c. Metode harga jual
Metode
harga jual yang merupakan penyimpangan dari prinsip harga pokok untuk penilaian
persediaan dengan mencantumkan persediaan dengan harga jual laba bersihnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar