Internal control merupakan suatu sarana maka harus
mencakup unsur-unsur pokok. Mengenai unsur ini ada beberapa literatur perbedaan
antara satu dengan yang lainnya.
Menurut Teguh Pudjo Muljono(1999:29) ada empat unsur
internal control yaitu:
1.
Suatu struktur organisasi yang menunjukan adanya
pemisahan fungsionil secara tepat.
2.
Terdapat sistem pemberian wewenang serta prosedur
pencatatan yang layak agartercapai accounting control yang cukup atas aktiva,
utang-utang, pendapatan dan biaya.
3.
Adanya kebiasaan praktek-praktek yan sehat yang harus
diikuti dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap bagian organisasi.
4.
Adanya pegawai-pegawai yang kwalitasnya seimbang dengan
tanggung jawabnya.
Unsur-unsur di atas masing-masing sama
pentingnya dan merupakan dasar tiap sistem internal control yang baik, sehingga
kelemahan yang serius diantara salah satu unsur di atas akan menghambat
suksesnya seluruh sistem internal control yang ada.
Menurut Indra Bastian (2002:204) mengemukakan empat unsur
internal control yaitu :
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab
fungsional secara tegas. Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian
tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam
organisasi ini didasarkan pada prinsif-prinsif, harus dipisahkan fungsi-fungsi
operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi. Setiap kegiatan dalam perusahaan
memerlukan otorisasi dari manajer yang memiliki wewenang untuk melaksanakan
suatu kegiatan tersebut. Satu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh
untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
2. Sistem Wewenang dan Prosedur
Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya. Dalam
organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat
yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh
karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian
wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Prosedur
pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam dalam formulir dicatat
dalam catatan akuntansi dengan tingkat ketelitian dan keandalannya yang tinggi
(reliability). Dengan demikian, sistem otorisasi akan menjamin dihasilkannya
dokumen pembukuan yang dapat dipercaya, sehingga akan menajdi masukan yang
dapat dipercaya bagi proses akuntansi. Selanjutnya, prosedur pencatatan yang
baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai
kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya suatu organisasi.
3. Praktik yang sehat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang
dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik
jika tidak diciptakan cara-cara unutuk praktik yang sehat dalam pelaksanaannya.
Pemariksaan mendadak dilaksanakan tanpa
pemberitahuan lebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang
tidak diatur. Jika dalam suatu organisasi dilaksanakan pemeriksaan mendadak
terhadap kegiatan-kegiatan pokonya, hal ini akan mendorong karyawan yang
melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.Pembentukan
unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur pengawasan
intern yang lain. Unit organisasi ini disebut satuan pengawas intern atau staf
pemeriksa intern. Adanya satuan pengawas internal dalam perusahaan akan
menjamin efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian intern, sehingga kekayaan
perusahaan akan terjamin ketelitian dan keandalannya.
4. Pegawai yang mutunya sama dengan tanggung jawab
Internal control dapat berfungsi dengan baik, tidak hanya
tergantung pada rencana organisasi yang efektif atau sistem wewenang dan
prosedur pencatatan yang baik serta praktek yang sehat, tetapi selain dari pada
itu, juga tergantung kepada tingkat kecakapan dari pegawai pada suatu tingkat
jabatan, perlu diperhatikan serta dipertimbangkan masalah pengalaman. Kemampuan
dan pendidikan agar dapat dipergunakan dengan efektif.
Untuk mendapatkan pegawai yang kompeten dan dapat
dipercaya, ada beberapa langkah yang dapat ditempuh, antara lain:
a.
Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang
dituntut oleh pekerjaannya.
b.
Mengadakan analisis jabatan yang ada dalam perusahaan dan
menentukan syarat-syarat yang dipenuhi olah calon karyawan yang akan menduduki
jabatan tersebut.
c.
Program yang baik dalam seleksi calon karyawan akan mejamin
diperolehnya karyawan yang memiliki kompetensi seperti yang dituntut oleh
jabatan yang akan didudukinya.
d.
Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan
perusahaan, sesuai denagn tuntutan perkembangan pekerjaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar