Powered By Blogger

Kamis, 26 Januari 2017

Analisis Penetapan Harga Jual Dalam Meningkatkan Penjualan

      Dengan kemudahan pihak pemerintah memberikan izin bagi masyarakat untuk mendirikan perusahaan swasta dengan tujuan untuk memenuhi permintaan konsumen disamping mencari laba dari setiap kegiatan operasional yang dijalankan, sehingga masing-masing perusahaan yang harus mempunyai strategi tersendiri didalam memasarkan hasil produksinya.
      Untuk memperoleh laba dari kegiatan operasionalnya dalam berbagaii faktor diperhatikan seperti penghasilan dan biaya yang lebih rendah darii penghasilan itu ,perusahaan dapat mencapai laba yang diinginkan. Dalam upaya mencari laba yang besar perusahaan harus mampu menjual dalam jumlah yang besar dan tingkatan harga tertentu. Keinginan perusahaan untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya, perusahaan harus meningkatkan kualitas dan mutu produk agar hasil dapat bersaing di pasar.
      Penjualan yang dilakukan perusahaan ditentukan dari permintaan konsumen terhadap barang yang dijual dan salah satu yang mempengaruhi permintaan konsumen dalam suatu barang adalah harga jual barang yang bersangkutan .Apalagi jumlah perusahaan yang bersifat persaingan sempurna dimana terdapat banyak penjual, konsumen mempunyai banyak pilihan terhadap barang yang dibutuhkan berdasarkan harga dan tingkat kepuasaan yang diperoleh dan barang-barang yang dibelinya.

      Selama ini disebabkan karena adanya penetapan harga sebelum dikalkulasi sejumlah biaya yang telah yang dikeluarkan oleh perusahaan, hasil produksi diserahkan pada bagian pemasaran untuk menetapkan harga jual dipasar.  Pasar yang dimaksud disini adalah terdiri dari pelanggan potensial dengan kebutuhan dan keinginan tertentu atau tempat pertemuan antara penjual dan pembeli yang saling berintraksi dapat terjadinya transaksi jual beli.
      Perhatian pada produsen tidak terbatas pada persediaan barang atau hasil produksinya saja, tetapi juga bagaiman barang itu dapat mencapai pasar. Pasar yang dimaksud disini adalah terdiri dari pelanggan potensial dengan kebutuhan dan keinginan tertentu atau tempat pertemuan antara penjual dan pembeli yang saling berintraksaksi dapat terjadinya transaksi jual beli.
      Sehubungan dengan uraian diatas,maka salah satu kebijakan perusahaan untuk mencapai keuntungan adalah dengan cara analisis penetapan harga jual barang.Bahwa dalam menetapkan harga jual merupakan profit planning apporoach yang didasarkan pada hubungan antara volume penjualan, laba dan pembiayaan. Oleh karena itu perusahaan harus mampu dalam menetapkan harga sebagai pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dalam bidang penjualan maupun dibidang perencanaan laba dan keuntungan.
      Analisis penetapan harga jual merupakan suatu masalah ketika perusahaan akan menentukan harga pertama kali .hal ini terjadi ketika perusahaan mengembangkan suatu produk atau barang yang baru, ketika perusahaan ingin memperkenalkan produk atau barangnya kesaluran distribusi atau kedaerah baru untuk dapat kenal, sehingga konsumen harus memutuskan posisi produknya untuk mutu terjamin dan harga terjangkau. Dalam penentuan harga pokok per unit memang rumit, karena semuanya harus dipertimbangkan terlebih dahulu terhadap unsur-unsur yang terkait menyangkut masalah biaya mulai bahan baku, proses produksi dam biaya pemasaran dan biaya administrasi untuk menghasilkan.
      Dalam hal penetapan harga jual terlebih dahulu harus ditetapkan biaya per unit produk yang dihasilkan dan telah memperhitungkan seluruh elemen-elemen biaya.Tanpa mengetahui harga per unit produk harga jual tidak mungkin dapat ditentukan, dalam penetapan harga jual yang pertama kali dilakukan adalah perhitungan biaya per unit produk dengan telah mengetahui unsur-unsur biaya perusahaan.
      Cost plus pricing tujuan perusahaan pada umumnya untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya, disamping untuk memenuhi permintaan konsumen. Olehnya itu manajemen harus mampu merencanakan laba dengan baik, karena besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan dapat dijadikan sebagai ukuran sukses tidaknya pimpinan dalam mengelolah dan memanfaat sumber daya yang ada perusahaan.

      Penetapan harga jual yang digunakan oleh perusahaan terdiri dari berbagai macam metode penetapan harga jual, tetapi dalam penelitian ini peneliti menfokuskan pada metode cost plus pricing. 

A.  Pengertian Bisnis Perusahaan

Untuk melaksanakan kegiatan ekonomi dapat dibedakan dalam dua kelompok yaitu perusahaan dan rumah tangga.  Menurut Sadono Sukirno, Pengantar Bisnis, (2004 : 11) menjelaskan bahwa kelompok perusahaan meliputi unit-unit kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan rumah tangga adalah kumpulan individu yang menjadi pemilik faktor-faktor produksi dan bertindak sebagai konsumen atau pembeli barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan.  
      Perusahaan sebagai lapangan kerja bagi masyarakat yang cukup membantu pemerintah dalam membuka kesempatan kerja, sehingga  dalam  mengemukakan  pengertian perusahaan (Perseroan), terlebih dahulu penulis mengemukakan penger­tian perusahaan. Menurut Sutrisno, Pengantar Ekonomi Perusahaan (2002; 8), menyatakan bahwa perusahaan mengan­dung pengertian yang sangat luas, meliputi usaha-usaha dalam lapangan industri, perniagaan, maupun jasa yang tujuannya untuk mencari keuntungan                misalnya perusahaan Perorangan, Perusahaan Persekutuan Firma (Fa), CV, PT. dan bentuk lembaga lainnya yang tujuannya mencari keuntungan.
      Dengan mengmukakan pengertian perusahaan di atas, selanjutnya pula akan dikemukakan pengertian perusahaan perseroan atau lebih dikenal dengan Perseroan Terbatas (PT). Menurut M. Manullang, Pengantar Ekonomi Perusahaan, (2002; 29), mengemukakan bahwa Perseroan Terbatas (PT) adalah suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan yang mempunyai modal usaha yang terbagi atas beberapa saham dalam mana setiap sekutu turut mengambil bagian sebanyak satu saham atau lebih.
      Khusunya bagi perusahaan perseroan Negara (Persero), maka sesuai dengan instruksi Presiden Republik Indonesia No. 17 Tahun 1967, yang selanjutnya diatur dalam Undang-Undang  No. 9  Tahun  1969, dalam hal pemerintah menetapkan bentuk-bentuk Perusahaan Negara berdasarkan mision yang dipercayakan kepadanya melalui kebijaksanaan ini, pemerintah memberikan landasan bagi pembentukan perusahaan Jawatan Negara dan Perusahaan Umum (Perum) serta Perusahaan Perser­oan (Persero). Apabila pada perusahaan Jawatan Negara dan Perusahaan  Umum tidak  dititik beratkan pada usaha mencari keuntungan, maka perseroan mendapat tugas ke arah "Maxima­tion Profit" untuk memupuk dana pemerintah.   
      Berdasarkan instruksi Presiden Republik Indonesia No. 17 Tahun 1967, pada garis besarnya menggolongkan perusahaan negara menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :
1.   Perusahaan Negara jawatan (Perjanjian), yaitu Perusahaan negara umum (Perum) yang disebut juga Publik Corporation Perusahaan Negara Perseroan (Persero) yang disebut juga publik State Company.
Adapun ciri-ciri ketiga perusahaan negara tersebut yaitu pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat. merupakan bagian dari Departemen, Dirjen Direktorat atau Pemerintah Daerah, Dipimpin oleh seorang kepala yang langsung bertanggung jawab kepada atasan dalam hirarkhi pemerin­tah yang biasa. Untuk memperoleh fasilitas dari negara dan pegawainya adalah pegawai negeri. Pengawasan lang­sung dari atas sebagai lazimnya pejabat pegawai negeri.
2.  Perusahaan Negara Umum (Perum), dengan ciri-cirinya dapat melayani kepentingan umum, memupuk keuntungan,. Berstatus badan hukum, pada umumnya bergerak di bidang jasa vital (publik Utilities). Artinya mempunyai nama dan kekayaan sendiri serta kebebasan bergerak seperti   
perusahaan swasta, hubungan hukumnya secara hukum perda­ta. Modal seluruhnya oleh negara dari kekayaan sebagian yang dipisahkan antara pendapatan dan laba perusahaan, laporan tahunan perusahaan disampaikan kepada pemerintah. Dimpinpin oleh suatu Direksi, dan pegawainya adalah pegawai perusahaan negara.
3.  Perusahaan  Negara  Perseroan (Persero), mempunyai ciri-ciri seperti memupuk keuntungan, sebagai badan hukum yang berbentuk Perseroan Terbatas, hubungan usahanya diatur menurut hukum Perdata. Modal seluruhnya atau sebahagian merupakan kekayaan negara yang dipisahkan (dimungkinkan joint mixed enterprise dengan swasta nasional/ asing) yang telah diatur . Dipimpin oleh direksi dan pegawainya berstatus pegawai swasta biasa, peranan pemerintah adalah sebagai pemegang saham.

B.  Pengertian dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Harga

      Harga merupakan ukuran untuk dapat mengetahui berapa besar  nilai   suatu barang dan jasa. Harga turut menentukan berhasil tidaknya akan laku dipasaran, karena harga merupakan nilai dari suatu barang yang dinyatakan dalam satuan uang. Selain itu juga harga dipakai sebagai patokan atau titik permulaan bagi penentuan harga lainnya atau harga merupakan saran penghubung antara pembeli dan penjual. Artinya harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan suatu produk barang atau jasa yang telah disesuaikan. 
      Mulyadi Akuntansi Biaya, Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian Biaya, (1999 : 147) memberikan definisi tentang harga, yaitu harga adalah merupakan jumlah uang atau barang (ditambah beberapa barang kalau memungkinkan) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.
      Perusahaan menginginkan harga yangf lebih tinggi, akan tetapi masyarakat sudah mengetahuiu situasi dan harga, pihak produsen perlu menjamin kualitas produksi, sehingga tidak ada tanggapan lain dari konsumen atau kurang puas.
     Harga sebagai suatu standar nilai barang dan jasa, sehingga harga itu sangat penting ditentukan Cuma perlu ditekankan bahwa untuk ingin memiliki suatu barang tersebut seseorang membayar dengan sejumlah uang untuk mengumpulkan barang dan sudah termasuk pelayanan yang diberikan oleh penjual. Bahkan penjual juga mengharapkan keuntungan dari harga yang telah ditentukan tersebut.
      Kemudian Nitisemito,  Dasar-Dasar Penganggaran Bagi Eksekutif, (2000 : 11) memberikan batasan mengenai harga yaitu harga adalah suatu barang dan jasa yang diakui dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut atau perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimilikinya kepada orang lain.
      Harga menunjukkan pula terlaksananya suatu transaksi pembelian yang dapat terjadi, jika pembeli dan penjualtelah secara bversama-sama sepakat pada suatu tingkat harga tertentu dari suatu produk yang dijual, sehingga dengan demikian perusahaan  di Kota Makassar dalam hal ini melaksanakan kegiatan untuk pemasarannya tidak terlepas diri dari suatu penentuan harga produk yang akan ditawarkan.
C.  Metode-Metode Penetapan Harga

      Metode penetapan harga  pokok menurut Basu Swastha, Pengantar Bisnis Modern  (2003 : 215)  dengan penentuan harga jual yaitu : pendekatan biaya (penetapan harga biaya plus, penetapan harga mark up, dan penetapan break even) serta  pendekatan pasar atau persaingan, adalah :
1.   Penetapan harga biaya plus (Cost-Plus Pricing Method)
      Metode ini harga jual per unit ditentukan dengan menghitung juml;ah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang dikehendaki, jadi harga jual produk itu dapat dihitung dengan rumus :
                     Biaya Total  +  Marjin = Harga Jual
2.   Penetapan harga jual Mark-Up (Mark-Up Pricing Method)
      Penetapan harga jual berdasarkan dengan mark up ini hampir sama dengan penetapan harga biaya plus, karena para pengusaha lebih banyak menggunakan peetapan harga marl-up. Bagi pedagang yang membeli barang dagangan akan menentukan harga jualnya setelah menambah harga beli dengan sejumlah mark-up, dengan formulasi :
Harga Beli +  Mark up = Harga Jual
        Penetapan harga jual berdasarkan mark-up merupakan kelebihan harga jual di atas harga harga belinya. Keuntungan dapat diperoleh dari sebagian mark up. Selain itu pedagang juga harus mengeluarkan sejumlah biaya eksploitasi yang juga diambil dari sebagian mark up.
3.   Penetapan harga break even (Break even pricing)
      Penetapan harga yang didasarkan pada permintaan pasar dan masih mempertimbangkan biaya dalam penetapan harga break even, dalam keadaan break even bilamana penghasilan yang diterima sama dengan ongkosnya, dengan anggapan bahwa harga jualnya sudah tertentu. Metode ini perusahaan akan mendapatkan laba bilamana penjualan yang dicapai berada di atas titik break even.
      Metode penetapan harga berdasarkan break even ini dapat diterapkan dengan menggunakan konsep biaya, sebagai berikut :
      a. Biaya variabel, adalah biaya yang berubah-ubah disebabkan oleh adanya perubahan jumlah hasil. Apabila jumlah barang yang dihasilkan bertambah, maka biaya variabelnya juga akan meningkat.
       b. Biaya tetap, adalah biaya-biaya yang tidak mengalami perubahan (konstan) untuk setiap tingkatan/ sejumlah hasil yang diproduksi, biaya tetap ini termasuk gaji pimpinan, sewa gedung, dan pajak kekayaan. 
       c.  Biaya total, adalah merupakan seluruh biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan atau biaya total ini merupakan jumlah dari biaya variabel dan biaya tetap. Biaya total yang disebabkan pada setiap unit disebut biaya total rata-rata (average total cost) dengan formulasi :
Biaya Total  = Biaya tetap + Biaya variabel
d. Penghasilan total adalah jumlah penerimaan yang dapat diperoleh perusahaan dari penjualan produk, yang dapat dihitung dengan mengalikan jumlah hasil dengan harga jual per unit.
           Setelah diketahui beberapa konsep biaya dan menghasilan, maka sekarang titik pertemuan antara biaya total dengan penghasilan total. Titik ini dinamakan titik break even (break even point). Untuk menentukan titik break even point dapatlah menggunakan formula :



                                    Titik Break Even  =    BTT
                      (dalam unit)
                                                   H  -  BVR

 

                                    Titik Break Even  =    BTT
                      (dalam rupiah)
                                                           BVR
                                                                  1 - 
                                                                               H                                     

       Dimana :
       -  BTT       =  biaya tetap total
       -  H           =  harga jual per unit
       -  BVR     =  Biaya variabel rata-rata
       -  H – BVR  disebut kontribusi per unit pada overhead
 4.   Penetapan haraga dalam hubungannya dengan pasar.
      Penetapan harga pasar tidak didasarkan pada biaya, tetapi justru harga yang menentukan biaya bagi perusahaan. Perusahaan dapat menentukan harga sama dengan tingkat harga pasar agar ikut bersaing atau ditentukan lebih tinggi atau lebih rendah dari tingkat harga dalam persaingan.
D.  Kebijakan Penetapan Harga

      Penetapan harga bagi perusahaan besar sering melibatkan beberapa manajer seperti manajr produksi, penjualan dan manajer lain oleh Basu Swastha, Pengantar Bisnis Modern, (2003 : 220). Politik penetapan harga pokok pada perusahaan yang telah diperhitungkan, sebagai berikut :
1.    Penetapan harga psikhologis, kebijaksanaan biasanya digunakan untuk penjualan barang pada tingkat pengecer. Dalam metode penetapan harga yang ganjilm karena menggunakan angka ganjil, penetapan harga psikologis ini juga disebut penetapan harga ganjil. 
2.    Price lining, metode ini banyak digunakan ileh pengecer dibandingkan pedagang besar atau produsen, penjual menentukan beberapa tingkatan harga pada semua barang yang dijual.
3.    Potong harga, berdasarkan bembelian barang partai besar mendapat potongan harga atau pengurangan dari harga yang yang telah ditetapkan. Potongan harga diwujudkan dalam bentuk tunai dan dimaksudkan untuk menarik konsumen. Tetapi kadang-kadang potongan biasa juga diberikan berupa barang. Jenis-jenis potongan harga yang diberikan kepada pembeli, sebagai berikut :
      a.  Potongan kuantitas, adalah potongan harga yang ditawarkan oleh penjual agar konsumen bersedia membeli dalam jumlah yang lebih besar.
      b.  Potongan dagang atau biasa juga disebut potongan fungsional yang merupakan potongan harga yang ditawarkan pada pembeli atas pembayaran untuk fungsi-fungsi pemasaran yang mereka lakukan. Jadi potongan dagang ini hanya diberikan kepada pembeli yang ikut memasarkan produknya. Mereka ini termasuk penyalur, baik pedagang besar maupun pengecer.
    c.  Potongan tunai adalah potongan yang diberikan kepada pembeli atas pembayaran rekeningnya pada suatu periode, dan melakukan pembayaran tepat pada waktunya.
    d. Potongan musiman adalah potongan yang diberikan kepada pembeli yang melakukan pembelian di luar musim tertentu, misqlnya pembelian jasa hujan pada musim panas akan memperoleh potongan harga. 
4.    Penetapan harga geografis adalah penjual harus mempertimbangkan ongkos angkut atau ongkos kirim untuk barang-barang yang disampaikan kepada pembeli. Ongkos angkut ini dapat ditanggung seluruhnya oleh pembeli atau penjual, mereka menanggung sebagian. Salah satu penetapan harga geografis, yaitu :
      a. F.O.B. tempat asal (foint of original ) dimana seluruh ongkos angkut ditanggung oleh pembeli.
      b. F.O.B. tujuan (distination) dimana seluruh ongkos angkit dtanggung oleh penjual termasuk keamanan dalam perjalanan. 

E.  Pengertian dan Jenis-Jenis Biaya
1. Pengertian Biaya

      Untuk menghasilkan sesuatu apakah itu barang atau jasa maka perlulah dihitung dan diketahui besarnya biaya yang dikeluarkan atau yang perlu dan kemungkinan memperoleh pendapatan yang mungkin diterima. Setiap pengorbanan biaya selalu diharapkan akan mendatangkan hasil yang lebih besar dari pada yang telah dikorbankan tersebut pada masa yang akan datang.
      Dengan demikian, seorang pengusaha hendaknya dapat mengetahui bagaimana besarnya pengorbanan biaya dalam proses produksi, pada dasarnya setiap mengadakan proses produksi perlu diadakan evaluasi  komponen yang termasuk biaya perusahaan selama dalam proses produksi selama periode tertentu. Dalam hal ini, total biaya selalu dapat dihitung dan dapat dibandingkan dengan total penerimaan yang mungkin dapat diperoleh dengan kemungkinan laba yang akan diperoleh dan diketahui keuntungan setiap satu periode.
      Berbicara mengenai masalah biaya merupakan suatu masalah yang cukup luas, oleh karena di dalamnya terlihat dua pihak yang saling berhubungan.  Winardi, Manajemen Pemasaran Modern ( 2000: 147), menyatakan bahwa bilamana kita memperhatikan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu proses produksi dalam periode tertentu , maka dapat dibagi ke dalam dua sifat, yaitu yang merupakan biaya bagi produsen adalah mendapat bagi pihak yang memberikan faktor produksi yang terbaik pada perusahaan bersangkutan untuk berproduksi berkualitas, faktor kedua untuk memberikan jaminan mutu dan dapat bersaing dengan produk perusahaan lain.
       Demikian halnya bagi konsumen, biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh alat pemuas kebutuhannya atau merupakan pendapatan bagi pihak yang memberikan alat pemuas kebutuhan tersebut. Oleh Ikatan Akuntansi Indonesia, (1994: Pasal I ayat 1) dikatakan bahwa biaya (cost) adalah jumlah yang diukur dalam satuan uang, yaitu pengeluaran-pengeluaran dalam bentuk konstan atau  dalam bentuk pemindahan kekayaan pengeluaran modal saham, jasa-jasa yang disertakan atau kewajiban-kewajiban yang ditimbulkannya, dalam hubungannya dengan barang-barang atau jasa-jasa yang diperoleh atau yang akan diperoleh pada masa yang datang, karena mengeluarkan biaya berarti mengharapkan pengembalian lebih banyak.                                                         
      Dari definisi dan pengertian biaya di atas, dapatlah  dikatakan  bahwa  pengertian biaya yang dikemukakan  di atas masih dalam keadaan secara luas, sehingga untuk menentukan biaya adalah hal yang masih merupakan pengertian mengambang oleh karena semua yang tergolong dalam pengeluaran secara nyata keseluruhannya termasuk biaya.
      Sejalan dengan definisi dan pengertian di atas, maka D. Hartanto,   Akuntansi Untuk Usahawan, ( 2002 : 89), memberikan atasan tentang biaya (cost) dan ongkos (expense), sebagai berikut cost adalah biaya-biaya yang dianggap akan memberikan manfaat atau service potensial di waktu yang akan datang dan karenanya merupakan aktiva yang dicantumkan dalam neraca.
      Sebaliknya expense atau expred cost adalah biaya yang telah digunakan untuk menghasilkan prestasi. Jenis-jenis biaya ini tidak dapat memberikan manfaat lagi diwaktu yang akan datang, maka tempatnya adalah pada perkiraan laba rugi.                                                                                          
              
2. Jenis-Jenis Biaya

      Sehubungan dengan jnis-jenis biaya tersebut, maka D. Hartanto,  Akuntansi Untuk Usahawan, (1998: 37) mengelompokkan biaya menurut tujuan perencanaan dan pengawasan, sebagai berikut
       "1) Biaya variabel dan biaya tetap
        2) Biaya yang dapat dikendalikan".     
      Sedangkan menurut Mulyadi, Akuntansi Biaya, Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian Biaya, (2000: 57) menetapkan biaya adalah sejumlah pengeluaran yang tidak bisa dihindari  menghubungkan tingkah laku biaya dengan perubahan volume kegiatan sebagai berikut biaya variabel adalah sejumlah biaya yang secara total berfluktuasi  secara langsung  sebanding dengan volume penjualan atau produksi, atau ukuran kegiatan yang lain yang mengarah pada proses produksi.
      Sedangkan biaya tetap atau biaya kapasitas merupakan biaya  untuk  mempertahankan kemampuan beroperasi perusahaan pada tingkat kapasitas tertentu.
      Dari gambaran umum di atas, maka dapat diketahui  sebagai berikut :
1) Biaya variabel  adalah  sejumlah  biaya yang ikut berubah untuk mengikuti  volume produksi atau penjualan. Misalnya atau  bahan langsung hanya yang ikut dalam proses produk, bahan baku langsung yang dipakai dalam proses produksi biaya tenaga kerja langsung.
2) Biaya tetap adalah sejumlah biaya yang tidak  berubah walaupun ada  perubahan volume produksi atau penjualan. Misalnya gaji bulanan, asuransi, penyusutan, biaya umum dan lain-lain. Sifat-sifat biaya tersebut sangat penting untuk dikethui seorang manajer dalam perencanaan usaha pengembangan karena dengan demikian akan didapatkan suatu gambaran klasifikasi biaya yang baik untuk tujuan dan perencanaan serta pengawasan.

F. Pengertian dan Jenis-Jenis Penjualan

      Sebenarnya laba yang diperoleh suatu perusahaan merupakan pencerminan diri usaha-usaha perusahaan yang memberikan kepuasan konsumen. Untuk mencapai hal itu, perusahaan harus dapat menyediakan dan menjual barang atau jasa yang paling sesuai menurut konsumen dengan harga yang dapat dijangkau tetapi tidak merugikan produsen artinya dengan harga yang layak.
      Dengan demikian, sasaran perusahaan dalam melaksanakan tugas pokok tersebut serta untuk mencapai tujuan sebagai unit usaha adalah meningkatkan volume penjualannya, karena penjualan adalah sumber pendapatan bagi perusahaan.
      Stanton, Strategi Pemasaran, (1999 : 8) memberikan definisi sederhana tentang penjualan, bahwa penjualan adalah bagian pemasaran itu sendiri adalah salah satu bagian dari keseluruhan sistem pemasaran.
      Pengertian penjualan berarti bahwa menyerahkan barang atau jasa aktivitas lainnya dalam suatu periode dengan membebankan suatu jumlah tertentui pada langganan/ konsumen atau pembeli/ penerima barang atau jasa.
      Penjualan barang dagangan oleh sebuah perusahaan dagang biasanya hanya disebut “Penjualan” diberikan definisi oleh Soemarso, Akuntansi Manajemen, (1999 : 178) jumlah transaksi penjualan yang terjadi biasanya  cukup besar dibandingkan dengan jenis transaksi yang lain. Beberapa perusahaan hanya menjual barangnya secara tunai, perusahaan yang lain hanya menjualnya secara kredit, dan yang lain lagi menjual barangnya dengan kedua syarat jual beli tersebut.    
      Penjualan adalah suatu proses pertukaran barang dan/ atau jasa antara penjua;l dan pembeli. Tugas pokok adalah mempertemukan pembeli dan penjual. Hal ini dapat dilakukan secara langsung  atau melalui wakil mereka sebagai distrbutor.
      Fungsi penjualan mencakup sejumlah fungsi-fungsi sebagai berikut :
1.    Fungsi perencanaan
2.    Fungsi memberi kontrak ( contractual function )
  3.  Fungsi menciptakan permintaan (demand creation)
  4.  Fungsi ,mengadakan perundingan (negotiation)
  5.  Fungsi kontraktual (contractual fungtion)
      Pada umumnya, para pengusaha mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba tertentu (mungkin maksimal), dan mempertahankan atau bahkan meningkatkannya untuk jangka waktu lama. Tujuan tersebut dapat direalisasikan apabila penjualan dapat dilaksanakan seperti yang direncanakan. Dengan demikian tidak berarti bahwa barang dan jasa yang terjual selalu akan menghasilkan laba. Oleh karena itu pengusaha harus memperhatikan beberapa faktor-faktor sebagai berikut :
1.  Modal yang diperlukan
2.   Kemampuan merencanakan
3.    Kemampuan menentukan tingkat harga yang tepat
4.    Kemampuan memilih penyalur yang tepat
5.    Kemampuan menggunakan cara-casra promosi yang tepat
6.    Unsur penunjang
      Perusahaan, pada umumnya mempunyai tiga tujuan umum dalam penjualan   yaitu
       1.  Mencapai tujuan tertentu
       2.  Mendapatkan laba tertentu
3.   Menunjang pertumbuhan perusahaan.

G.  Kerangka Pikir
     
      Perusahaan alat tulis menulis yang berusaha untuk memenuhi permintaan konsumen bergerak dalam bidang produksi dan penjualan menjadi obyek penelitian penulis. Dalam perkembangan dunia sekarang, perusahaan membutuhkan bahan baku, kemudian diadakan pengendalian persediaan bahan baku untuk diproduksi.  
      Proses produksi yang telah diperhitungkan seluruh biaya yang dikeluarkan sehingga dapat ditentukan harga pokok produksi, dan untuk selanjutnya diketahui pula harga jual
      Penetapan harga jual perusahaan telah memperhitungka seluruh unsur-unsur dalam pengeluaran utamanya proses produksi, biaya pemasaran dan biaya administrasi, sehingga penentuan harga pokok dapat diketahui baik harga pokok produksi maupun harga pokok penjualan.  
      Peningkatan penjualan perusahaan yang menjadi prioritas pertama adalah kualitas produk dapat terjamin, harga dapat bersaing dipasaran dengan memperhatikan harga produk perusahaan yang lain menjadi pembanding.   
       Untuk lebih jelasnya kerangka pikir dapat diuraikan dalam bentuk skhema sebagai berikut :         














Bagan Alur Kerangka Pikir

PT. XXX
 MAKASSAR
                                                                              
                                                                           


 

   BIAYA PRODUKSI 



 

PENENTUAN
HARGA POKOK
                         

                                                      

                                              

                                                                                                                          
              
PENENTUAN  
HARGA JUAL
 









PENINGKATAN
PENJUALAN








I. Hipotesis

      Susuai dengan masalah pokok di atas, maka hipotesis yang diajukan     adalah “bahwa, dalam penetapan harga jual dapat meningkatkan penjualan pada PT XXX Makassar”























 BAB  III
  METODE PENELITIAN

A.  Tempat dan Waktu Penelitian

       Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, maka penulis memilih obyek penelitian pada Perusahaan PT.XXX Makassar Propinsii Sulawesi Selatan.
      Waktu  penelitian  direncanakan selama dua bulan. 

B.  Metode Pengumpulan Data

      Didalam penulisan ini, penulis mengadakan penelitian dengan menggunakan metode pustaka pengumpulan data, sebagai berikut :
1.  Penelitian pustaka (library research) adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan pada berbagai pustaka dengan membaca atau mempelajari buku-buku lainnya yang erat hubungannya dengan pembahasan skripsi ini dapat mendukung pokok pembahasan.
2.  Penelitian lapang (field research) adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data yang sehubungan dengan penulisan ini, dengan cara sebagai berikut :
      a. Observasi
          Tehnik observasi dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dalam proses produksi kegiatan pemasaran hasil produksi perusahaan pada bagian produksi dan pemasaran Perusahaan yang bergerak dalam bidang  alat tulis menulis PT. XXX.

       b. Wawancara
           Tehnik interview dilakukan dengan jalan wawancara secara langsung dengan pimpinan perusahaan kepala bagian pembukuan dan keuangan atau sejumlah personil yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini yang diperoleh dari Perusahaan PT.XXX Makassar.

C.  Jenis dan Sumber Data
 
  1. Jenis Data

       a. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari  hasil perusahaan baik dalam bentuk informasi secara lisan maupun secara tertulis.
       b. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari  perusahaan yang diteliti dalam bentuk angka-angka dan dapat digunakan untuk pembahasan lebih lanjut.

    2. Sumber Data

      a. Data primer, yaitu  data  yang  diperoleh  dengan  jalan mengadakan  pengamatan serta  wawancara secara  langsung dengan Pimpinan Perusahaan PT. XXXX Makassar dan  sejumlah personil sehubungan dengan data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.
     b. Data sekunder, adalah data yang  diperoleh dengan  jalan mengumpulkan dokumen-dokumen serta sumber lainnya berupa informasi lainnya terutama mengenai prosedur pembayaran yang diperoleh pada Bagian Umum PT. XXX Makassar.
D. Definisi Konsep

      Adapun definisi konsep yang dikemukakan, sebagai berikut :
     1. Kualitas produk adalah barang yang telah diproduksi yang senantiasa memenuhi standar kualitas, dalam hal ini produksi tersebut dapat diterima oleh konsumen bahwa barang tersebut memang telah dapat digunakan.
2. Penetapan harga jual bahwa pihak pengelola perusahaan telah memperhitungkan seluruh biaya-biaya yang digunakan selama dalam proses produksi dan dapat ditetapkan harga pokok produksi per unit, harga pokok penjualan per unit dapat ditentukan pula.
3.  Klasifikasi biaya yang digunakan dalam perhitungan harga jual yaitu biaya tetap dan biaya variabel.
2.    Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak mengalami perubahan  walaupun tingkat produksi meningkat/ menurun, tetapi biaya per unitnya perobah.
3.    Biaya variavel adalah biaya yang jumlahnya mengalami perubahan sesuai perobahan jumlah produksi/penjualan, artinya biaya ini adakalanya berubah-ubah karena mengikuti perkembangan aktivitas pada perusahaan bila meningkat biaya turut bertambah dan bila aktivitas menurun juga biaya berkurang. Tetapi biaya per unitnya tetap.
4.    Peningkatan penjualan pihak pengelola perusahaan sangat mengharap agar kualitas produk bisa bersaing dipasar, sebab apabila hasil produk perusahaan tidak bisa bersaing, tentu produk tersebut tidak laku di pasaran atau tidak bisa bersaing.     






E. Metode Analisis
      Untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan membuktikan hipotesis yang diajukan dalam penulisan ini, maka penulis menggunakan metode analisis, sebagai berikut : 
1.    Metode analisis deskriptif adalah digunakan untuk menjelaskan metode penetapan harga jual (cost plus pricing method).
2.    Penetuan harga pokok terdiri atas :
 Cost Plus Pricing Method, menurut Basu Swastha dalam bukunya Pengantar Bisnis Modern (1998 : 145), digunakan yaitu untuk mengetahui harga alat tlis menulis dalam satu unit.
Harga jual per unit =
         Biaya Total  +  Marjin  =  Harga Jual

      Marjin   =  Jumlah tertentu untuk menutup laba yang dikehendaki per unit barang tersebut.  Marjin ditentukan dalam prosentase tertentu dari total biaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar