Perusahaan
yang bergerak dalam bidang penjualan yangbharus memperhatikan barang yang akan
di pasarkan. Pimpinan perusahaan perlu memperhatikan biaya operasional yang
menjadi pokok pembahasan. Justru itulah pemanfaatan biaya operasional harus
secara efektif dan efisien. Biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu
harus dapat bersaing dengan perusahaan lain dalam bidang yang sama.
Biaya operasional adalah suatu biaya yang
harus diperhatikan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam proses penjualan
barang yang merupakan faktor penting di samping faktor-faktor lainnya dalam
mempertahankan service dan pelayanan pada konsumen agar tidak berpindah pada
perusahaan untuk membeli produk yang sama pula.
Dalam proses penjualan adalah
masalah yang mendasar karena menyangkut kelangsungan hidup perusahaan dalam
upaya meningkatkan kegiatan/aktivitas operasional perusahaan, untuk
meningkatkan volume penjualan yang melaksanakan pelayanan dan service yang
lebih menyakinkan kepada konsumen dalam proses penjualan memerlukan pengelolaan
biaya yang menyangkut biaya umum dan administrasi, untuk bersaing di pasar
dalam meraih pangsa pasar, perusahaan ini tidak memproduksi hanya melakukan
penjualan barang yang telah selesai di proses dan perusahaan menjual pakan
ternak, di samping juga menerma hasil bumi dari daerah-daerah, misalnya
cokelat, kopra dan hasil bumi lainnya.
Untuk memperhitungkan biaya
operasional perusahaan dalam meningkat volume penjualan, maka salah faktor yang
perlu diperhatikan guna mencapai sasaran yaitu pengaruh biaya
operasional yang menjadi sarana dalam memperlancar proses terjadinya
transaksi antara pembeli dan penjual. Proses penjualan mempunyai fungsi dan
pengaruh dalam menentukan terhadap bagian-bagian lain dari perusahaan untuk
lebih aktifnya aktivitas perusahaan.
Proses penjualan yang memerlukan
biaya operasional yang memperlancar terjadinya proses terjadinya transaksi,
maka menjadi titik perhatian pada fungsi dan peranan manajemen keuangan, di
samping pembelanjaan suatu perusahaan. Sebab dalam membelanjai perusahaan harus
ada keseimbangan antara bahan baku dengan tenaga kerja. Apabila terlalu banyak
barang yang akan dipasarkan dan tenaga kerja (sales) biasanya menimbulkan
resiko dan juga sebaliknya pula bila tenaga sales banytka dan barang kurang
akan mengakibatkan pengangguran, oleh karena itu manajemen pada perusahaan
harus lebih cermat dalam melihat situasi dan kondisi perusahaan.
Biaya operasional pada perusahaan
harus dikelola secara cermat dalam rangka memasarkan hasil produk dari daerah yaitu hasil bumi melalui, karena perusahaan hanya sebagai distributor atau
dalam istilah titipan barang.
Perusahaan ini berstatus distrbusi
hasil bumi dari daerah-daerah, maka perlu tenaga sales yang terampil dan
mengetahui perusahaan yang bergerak dalam bidang sama, sehingga dalam
meningkatkan volume penjualan hasil produk perusahaan dapat dijamin pelayanan
dan service kepada konsumen. akan meningkatkan
dan memerhatikan pelayanan dan service kepada konsumen, karena biaya
operasional harus disesuaikan dengan tujuan dan hasil penjualan dapat
eningkatkan, karena ditunjang oleh mutu dan kualitas barang yang akan
dipasarkan.
Perusahaan tidak luput dari masalah di atas, sehingga dengan demikian, penulis tertarik
mengkaji masalah pada perusahaan menerima hasil bu,I dan sekaligus bergerak
dalam bidang penjualan.
2.1.1. Pengertian Biaya
Untuk menghasilkan sesuatu apakah
itu barang atau jasa maka perlulah dihitung dan diketahui besarnya biaya yang
dikeluarkan atau yang perlu dan kemungkinan memperoleh pendapatan yang mungkin
diterima. Setiap pengorbanan biaya selalu diharapkan akan mendatangkan hasil
yang lebih besar dari pada yang telah dikorbankan tersebut pada masa yang akan
datang.
Dengan demikian, seorang pengusaha
hendaknya dapat mengetahui bagaimana besarnya pengorbanan dalam proses produksi
pada dasarnya setiap untuk yang merupakan komponen biaya peruhaan. Dalam hal
ini, total biaya selalu dapat dihitung dan dapat dibandingkan dengan total
penerimaan yang mungkin dapat diperoleh dengan kemungkinan laba yang akan
diperoleh.
Berbicara mengenai masalah biaya
merupakan suatu masalah yang cukup luas, oleh karena di dalamnya terlihat dua
pihak yang saling berhubungan. Oleh Winardi, ( 2000: 147), menyatakan bahwa
bahwa bilamana kita memperhatikan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk
suatu proses produksi, maka dapat
dibagi ke dalam dua sifat, yaitu yang merupakan biaya bagi produsen adalah
mendapat bagi pihak yang memberikan faktor produksi yang terbaik pada
perusahaan bersangkutan.
Demikian halnya bagi konsumen,
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh alat pemuas kebutuhannya atau merupakan
pendapatan bagi pihak yang memberikan alat pemuas kebutuhan tersebut. Oleh
Ikatan Akuntansi Indonesia, (1994: Pasal I ayat 1) dikatakan bahwa biaya (cost)
adalah jumlah yang diukur dalam satuan uang, yaitu pengeluaran-pengeluaran
dalam bentuk konstan atau dalam bentuk
pemindahan kekayaan pengeluaran modal saham, jasa-jasa yang disertakan atau
kewajiban-kewajiban yang ditimbulkannya, dalam hubungannya dengan barang-barang
atau jasa-jasa yang diperoleh atau yang akan diperoleh pada masa yang datang,
karena mengeluarkan biaya berarti mengharapkan pengembalian lebih banyak.
Dari definisi dan pengertian biaya
di atas, dapatlah dikatakan bahwa
pengertian biaya yang dikemukakan
di atas adalah suatu hal yang masih merupakan pengertian secara luas
oleh karena semua yang tergolong dalam pengeluaran secara nyata keseluruhannya
termasuk biaya.
Sejalan dengan definisi dan
pengertian di atas, maka D. Hartanto ( 2002 : 89), memberikan atasan tentang
biaya (cost) dan ongkos (expense), sebagai berikut cost adalah biaya-biaya yang
dianggap akan memberikan manfaat atau service potensial di waktu yang akan
datang dan karenanya merupakan aktiva yang dicantumkan dalam neraca. Sebaliknya
expense atau expred cost adalah biaya yang telah digunakan untuk menghasilkan
prestasi. Jenis-jenis biaya ini tidak dapat memberikan manfaat lagi diwaktu
yang akan datang, maka tempatnya adalah
pada perkiraan laba rugi.
2.1.2. Jenis-Jenis Biaya
Sehubungan dengan jnis-jenis biaya
tersebut, maka D. Hartanto, (1998: 37) mengelompokkan biaya menurut tujuan
perencanaan dan pengawasan, sebagai berikut : "1) Biaya variabel dan biaya tetap
2) Biaya yang dapat
dikendalikan".
Sedangkan menurut Mulyadi, (2000:
57) menetapkan biaya adalah sejumlah pengeluaran yang tidak bisa dihindari menghubungkan tingkah laku biaya dengan
perubahan volume kegiatan sebagai berikut biaya variabel adalah sejumlah biaya
yang secara total berfluktuasi secara
langsung sebanding dengan volume
penjualan atau produksi, atau ukuran kegiatan yang lain.
Sedangkan biaya tetap atau biaya
kapasitas merupakan biaya untuk mempertahankan kemampuan beroperasi
perusahaan pada tingkat kapasitas tertentu.
Dari gambaran umum di atas, maka
dapat diketahui sebagai berikut :
1) Biaya variabel
adalah sejumlah biaya yang ikut berubah untuk mengikuti volume produksi atau penjualan. Misalnya
atau bahan langsung hanya yang ikut
dalam proses produk, bahan baku langsung yang dipakai dalam proses produksi
biaya tenaga kerja langsung.
2) Biaya tetap adalah sejumlah
biaya yang tidak berubah walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan.
Misalnya gaji bulanan, asuransi, penyusutan, biaya umum dan lain-lain.
Sifat-sifat biaya tersebut sangat penting untuk dikethui seorang manajer dalam
perencanaan usaha pengembangan karena dengan demikian akan didapatkan suatu
gambaran klasifikasi biaya yang baik untuk tujuan dan perencanaan serta
pengawasan.
2.2. Unsur - Unsur Biaya
Untuk membicarakan unsur-unsur dlam
proses produksi, pihak perusahaan telah memperhitungkan terhadap biaya-biaya
yang dikorbankan, sehingga proses produksi tidak mengalami hambatan yang
berarti, maka dalam dapat memperoleh
hasil penjualan hasil produksi bisa memperoleh laba.
Dalam suatu proses produksi
melibatkan suatu unsur- unsur biaya dibebankan menurut kelompok biaya tertentu
guna menyusun harga pokok produksi dapat digabungkan ke dalam unsur-unsur biaya. Tetapi ini tidaklah
segera dapat dipandang sebagai biaya, karena itu harus sesuai dengan faktor
biaya, karena biaya itu harus sesuai dengan faktor biaya yang dianut
perusahaan.
Unsur - unsur biaya tersebut di atas, adalah
sebagai berikut :
1) Manufacturing
cost, adalah semua biaya
yang muncul sejak
pembelian bahan-bahan sampai
berubah menjadi produk selesai (final
product)
Manufacturing cost terbagi atas :
a) Prime
cost (biaya utama), adalah biaya dari
bahan-bahan secara langsung dan upah tenaga
kerja langsung dalam kegiatan pabrik.
- Prime cost terdiri dari :
- Direct
material, yaitu semua bahan baku yang membentuk
keseluruhan bahan yang dapat
secara langsung dimasukkan dalam perhitungan kerja pokok.
-
Direct cost, yaitu setiap tenaga kerja yang
ikut secara langsung pemberian
sumbangan dalam proses produksi.
b)
Manufacturing expenses, dapat
juga disebut factory over head
cost atau biaya pabrikasi tidak langsung.
Yang termasuk golongan biaya ini adalah
-
Indirect labour, yaitu
tenaga kerja yang
tidak terlibat langsung
dalam proses
produksi, misalnya kepada bagian
bengkel, mandur, pembantu umum dan sebagai dasar untuk menyelesaian terhadap
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.
- Other manufacturing expenses, yaitu biaya -
biaya tidak langsung selain dari indirect labour dan indirect material,
seperti biaya atas penggunaan tanah,
pajak penghapusan, pemeliharaan dan perbaikan
2)
Commercial expenses, yang meliputi :
a. Selling
expenses, adalah semua ongkos yang dikeluarkan setelah selesainya proses
produksi sampai pada saat terjualnya. Ongkos-ongkos ini meliputi penyimpangan,
pengangkutan penagihan dan ongkos
yang menyangkut fungsi-fungsi
penjualan.
b.
Administration expenses, adalah
ongkos-ongkos yang meliputi
ongkos perencanaan dan pengawasan. Biasanya semua ongkos-ongkos yang tidak
dibebankan pada bagian produksi
atau penjualan dipandang sebagai ongkos administrasi.
Sedangkan
menurut Charles T. Horngren, ( 1999: 15 ) unsur-unsur biaya dapat diklasifikasikan ke
dalam :
1) Time when camputed
a. Historical cost
b. Budgeted cost
2) Behavior in relation to fluctuation in
activity :
a. Variabel cost
b. Fixed cost
c. Other cost
3) Degree of overaging :
a. Total cost
b. Unit cost
4) Management function :
a. Manufacturing cost
b. Selling cost
c. Administration cost
5) Easy of tracekbility :
a. Direct cost
b. Indirect cost
6) Timing of change againts revenue :
a. Product cost
b. Priod cost
Adapun penjelasan dari unsur-unsur biaya
tersebut diatas adalah sebagai berikut :
1) Historical cost, merupakan biaya yang telah terjadi
di masa lalu, sedangkan budgeting cost
adalah biaya yang diperkirakan terjadi
pada masa yang akan datang.
2) Variabel cost, adalah biaya yang secara keseluruhan akan
berubah-ubah dengan berubahnya volume
produksi atau penjualan. Sedangkan fixed cost, adalah biaya yang secara
keseluruhan tidak akan
mengalami perubahan pada suatu tingkat produksi atau penjualan.
3) Total cost, adalah sejumlah biaya yang dibebnkan
pada seluruh biaya obyektif. Sedangkan unit cost, adalah biaya rata-rata dari
setiap unit dari obyektif.
4) Manufacturing
cost, adalah biaya yang
diperlukan untuk menghasilkan barang (dengan menggunakan mesin, peralatan
dan tenaga kerja).Manufacturing cost
terdiri dari direct cost,
material cost, direct labour cost dan inderect cost/ overhead cost.
Sedangkan
administratif cost adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk pengelolaan
perusahaan secara keseluruhan.
5) Direct cost,
adalah biaya-biaya yang
mudah ditelusuri terhadap suatu obyek
tertentu. Sedangkan indirect cost adalah biaya - biaya yang tidak
ditelusuri hubunganny dengan
obyek tertentu.
Sedangkan priod
cost merupakan biaya-biaya
yang timbul karena berjalannya
waktu. Dengan kata
lain, period cost
adalah setiap biaya
yang dialokasikan
berdasarkan waktu.
2.3. Pengertian Biaya Operasional
Untuk memproduksi sesuatu barang dan
biasanya mempunyai kendala dalam memperlancar produk akibat dari fator biaya
operasional, karena biaya merupakan objek yang menjadi kendala di samping tenaga
kerja dari kegiatan produksi. Mulyadi (1998 : 8) mengemukakan bahwa biaya
operasional dalam arti luas adalah sejumlah pengorbanan sumber ekonomi yang
diukur dalam satuan uang yang telah menjadi atau yang dimungkinkan akan terjadi
untuk tujuan tertentu.
Dalam kaitannya dengan pengertian
biaya operasional dalam arti luas sebagai berikut :
6
Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
7
Diukur dalam satuan uang
8
Yang telah terjadi atau yang secarta potensial akan
terjadi
9
Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
Selanjutnya, Mulyadi (1998 : 10) mengemukakan bahwa biaya dalam, arti sempit
dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.
Untuk membedakan pengertian biaya dalam arti luas, pengorbanan sumber ekonomi
untuk memperoleh aktiva ini disebut dengan istilah “Harga Pokok”. Jika
pengorbanan sumber ekonomi tidak menghasilkan manfaat, maka pengorbanan
tersebut merupakan rugi. Kalau pengusaha telah mengeluarkan biaya operasional
akan tetapi pengorbanan tidak mendatangkan keuntungan (revenue), maka
pengorbanan ini disebut rugi.
Secara lebih
terperinci tehnik-tehnik pengukuran kerja dapat digunakan untuk maksud-maksud
tersebut, sebagai berikut :
9.1.1.1
Mengevaluasi pelaksanaan kerja karyawan. Dalam
pelaksanaan evaluasi ini dapat dilakukan melalui perbandingan keluaran yang
nyata selama periode wakti tertentu dengan keluaran standar yang ditentukan
dari alokasi tenaga kerja.
9.1.1.2
Menentukan tingkat kepastian, untuk suatu kegiatan
tertentu dalam menggunakan tenaga kerja dan peralatan yang tersedia (sarana dan
prasarana), maka standar-standar pengukuran kerja dapat digunakan untuk
menentukan tingkat kepastian yang harus tersedia.
9.1.1.3
Menetapkan tingkat upah atau insentif, dengan
menggunakan istilah upah dan insentif, para karyawan yang menerima pembayaran
lebih untuk keluaran yang lebih besar. Standar waktu melatar belakangi
rencana-rencana insentif mencantumkan keluaran 100 persen.
2.4. Pengerttian Penjualan
Konsep
penjualan pada dasarnya dapat diartikan mengenai penjualan sebagai bagian dengan
cara untuk memenuhi kepuasan konsumen, di samping dapat memberikan suatu
ketenangan dalam menikmati barang yang telah dibelinya pada penjual.
Untuk lebih jelasnya Soehardi Sigit
(2001 : 1860 memberikan batasan mengenai penjualan, menyatakan bahwa penjualan
adalah sesuatu kegiatan yang dilaksanakan oleh bagian pemasaran dengan jalan
bagaimana cara meningkatkan pendistribusian hasil produk perusahaan
dilaksanakan pada perusahaan.
Berdasarkan pengertian di atas,
dibicarakan tentang masa yang akan datang bagaimana kegiatan selanjtnya apakah
dapat meningkat atau tidak, sehingga kegiatan dapat diketahui perkembangan pada
hari esok.
Penjualan yang tepat bagi
perusahaan, akan sangat bermanfaat bagia setiap tahap perencanaan bisnis. Dalam
kaitannya dengan perencanaan, maka manajer pemasaran harus senantiasa memiliki
data yang digunakan untuk melaksanakan penjualan. Maksud dari ramalan tersebut
antara lain adalah untuk menentukan kuota, sebagai pedoman dasar dalam
pengembangan produk, merencanakan kegiatan promosi, serta untuk kepentingan
pengalokasian tenaga kerja.
Pada dasarnya penjualan perusahaan
dapat dibuat untuk beberapa jangka waktu yang biasanya meliputi lima tahunan.
Namun demikian, adapula diantaranya perusahaan yang membuat ramalan
(forchasthin) yang dilakukan, antara lain banyak dipengaruhi oleh berbagai
faktor, antara lain metode ramalan yang dipergunakan, serta kapasitas dari
personalia yang melakukan kegiatan peramalan yang dapat ditargetkan. .
Mengenai metode peramalan yang
digunakan, diantaranya bermacam-macam terdapat ahli memasukkan aspek teknisnya.
Diantara peramalan penjualan yang dominan digunakan, oleh Basu Swastha dan
Irawan, (2000 : 166) sebagai berikut :
9.1.1.3.1.1.1
Pendapat manajer
9.1.1.3.1.1.2
Pendapat salesman
9.1.1.3.1.1.3
Survei minat pembeli
9.1.1.3.1.1.4
Modal matematika
9.1.1.3.1.1.5
Analisa time serise
9.1.1.3.1.1.6
Metode regresi.
Farid Djahidin, 1998, Analisa Laporan Keuangan, Jakarta, Cetakan Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Ghalia Indonesia.
Hartanto, D, 1998, Akuntansi Untuk Usahawan, Yogyakarta, Edisi Kelima, Cetakan Kedua, Penerbit Ganesha.
Mulyadi, 2000, Akuntansi Biaya, Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian Harga, Yogyakarta, BPFE, Universitas Gajah Mada.
Horngren, T, Charles, 1999, Cost Accounting A. Managerial Emphasis, Fourth Edition Preencil-Hall, Of India, Private Limited New Delhi.
Sigit, Soehardi, 2001, Analisa Laporan Keuangan, Jakarta, Edisi Kedua, Cetakan Kedua, Penerbit Liberty.
Swastha, Basu, dan Irawan, 2000, Akuntansi Biaya dan Penentuan Harga Pokok, Yogyakarta, Penerbit BPFE.
Winardi, 2000, Kapita Selecta, Bandung, Perbit Alumni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar