Powered By Blogger

Rabu, 19 Oktober 2016

Analisis Pengendalian Keuangan Pada Perusahaan

      Dalam dunia perkembangan jaman sekarang usaha harus mengikuti perekonomian modern yang semakin kompleks dengan tingkat persaingan yang tinggi maka pengelolaan aktivitas perusahaan secara efektif dan efisien merupakan prasyarat utama agar perusahaan memiliki daya saing yang tinggi dan kemampuan memperoleh laba. Perkembangan perusahaan disegala sektor  sebagai salah satu kemajuan pada sektor ekonomi dalam berbagai bidang usaha meliputi industri bidang usaha dagang dan bidang usaha jasa serta usaha-usaha lainnya..
      Kegiatan operasi perusahaan seperti untuk pembayaran uang muka pada pembelian bahan baku atau barang dagangan, membayar upah buruh dan gaji karyawan serta biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan memerlukan modal kerja. Dana atau uang yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan akan dapat kembali masuk dalam perusahaan dalam jangka waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Uang tersebut akan dikeluarkan lagi untuk membelanjai operasi perusahaan selanjutnya. Dengan demikian dana tersebut terus menerus berputar periodenya selama hidupnya perusahaan.
      Dengan demikian, tujuan penyusunan laporan keuangan adalah memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kegiatan usaha perusahaan. baik pihak interen maupun pihak eksteren perusahaan untuk dijadikan pertimbangan dalam peramalan dan pengambilan keputusan ekonomi, sesuai dengan kepentingan masing-masing. Dengan dasar itulah pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan harus disusun secara baik dan sistematis sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim diterima umum.Untuk itu, laporan keuangan suatu perusahaan dapat dijadikan bahan penguji dari pekerjaan bagian pembukuan dan sebagai alat untuk menentukan atau menilai posisi keuangan suatu perusahaan pada waktu tertentu bagi yang berkepentingan.
      Selanjutnya,  perusahaan yang  selalu berpatokan  pada neraca, karena menggambarkan tentang posisi atau kekayaan,  hutang  dan modal, perhitungan rugi laba akan  memperlihatkan  perubahan  posisi keuangan untuk  suatu periode  tertentu.  Sedangkan laporan rugi laba yang  ditahan  merupakan  laporan perubahan  posisi keuangan yang  berasal dari  kegiatan  usaha sesuatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.
      Bertambah atau berkurangnya modal kerja tercermin pada perubahan harta lancar dan hutang lancar. Hubungan antara perputaran modal kerja dengan pengeluaran barang dapat dilihat dari adanya penambahan jumlah modal kerja yang diikuti dengan peningkatan perputaran piutang akan dapat meningkatkan pengalaran barang, tetapi perputaran modal kerja yang terlalu tinggi akan menurunkan tingkat likwiditasnya. Oleh karena itu perlu diteliti terlebih lanjut ada hubungan antara kedua hal tersebut.
      Unsur-unsur aktiva lancar sebagai pembentukan modal kerja adalah untuk mempertahankan posisi keuangan yang perlu dipertahankan besar pengaruhnya terhadap keefektifan modal kerja. Posisi keuangan perusahaan dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran dengan menggunakan pos-pos kas lainnya yang berpengaruh dalam peningkatan laba..
      Dalam menganalisa perusahaan, pertama yang mendapat perhatian adalah kemampuan perusahaan dalam menggunakan keuangan yang dimiliki, oleh karena itu adakalanya menimbulkan kekurangan kas  perusahaan. Semakin besar likuiditas  suatu perusahaan semakin besar pula resiko kemungkinan munculnya hutang perusahaan.

      Perusahaan juga mengalami kondisi yang serupa yaitu mampu meningkatkan aktivitasnya, namun sebagian besar uang perusahaan tersebut dalam bentuk piutang, sehingga proporsi keuangan dalam aktiva lancar perusahaan mempunyai bagian yang cukup besar.  
A  Pengertian Laporan Keuangan 
      Analisa laporan keuangan perusahaan berkaitan erat dengan bidang akuntansi yang pada dasarnya merupakan salah satu kegiatan mencatat, menganalisa, dan menafsirkan data   keungan  dari lembaga perusahaan dan lembaga lainnya dengan aktivitasnya berhubungan dengan produksi dan pertukarang barang dan jasa.
      Untuk lebih jelasnya analisa laporan keuangan menurut Djarwanto, dalam bukunya Pokok-Pokok Analisa Laporan Keuangan, (2000: 1), menyatakan bahwa kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang tercermin pada laporan-laporan keuangan perusahaan pada hakekatnya merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi perusahaan.
      Pengertian di atas sebagai informasi tentang kondisi keuangan dari hasil operasi perusahaan yang berguna bagi berbagai pihak, baik pihak-pihak yang ada dalam perusahaan maupun diluar perusahaan. Pimpinan perusahaan, dengan mengadakan analisa laporan keuangan pada suatu perusahaan akan dapat mengetahui keadaan perkembang an keuangan dari  hasil yang dicapai baik pada analisa laporan keuangan yang dicapai maupun keberhasilan dan kegagalan pada waktu lalu. Dari laporan keuangan memang penting untuk penyusunan kebijaksanaan yang akan dilakukan.     
      Laporan keuangan disusun guna memberikan informasi kepada  berbagai  pihak  terdiri dari meraca, laporan rugi laba, laporan bagian laba yang ditahan atau laporan modal sendiri. Dan laporan perubahan posisi keuangan atau laporan sumber dan penggunaan dana.
      Neraca menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu, umumnya pada akhir tahun pada saat penutup an buku. Neraca ini memuat aktiva (harta kekayaan yang dimiliki perusahaan), hutang kewajiban perusahaan untuk membayar  dengan uang  atau  aktiva  lain kepada pihak lain  pada waktu tertentu yang akan datang dan modal sendiri (kelebihan aktiva di atas hutang).
      Laporan laba rugi perusahaan memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penjualan barang-barang atas jasa-jasa yang telah dikurangi dengan ongkos-ongkos yang timbul dalam proses pencapaian hasil. Laporan ini juga memperlihatkan adanya pendapatan bersih atau kerugian bersih sebagai hasil dari operasi perusahaan                                                                                                              
      Laporan merupakan bagian dari pada laba perusahaan yang ditahan, yaitu untuk digunakan dalam perusahaan yang berbentuk perseroan, menunjukkan penambahan suatu analisa perubahan besarnya bagian laba yang ditahan selama jangka waktu tertentu.
      Sedangkan laporan modal sendiri diperuntukkan bagi perusahaan perseroan dan bentuk persekutuan, meringkaskan perubahan besarnya modal pemilik atau pemilik selama periode tertentu, agar perusahaan ini ada penambahan modal tertentu.
      Laporan perubahan posisi keuangan memperlihatkan aliran modal kerja selama periode tertentu. Laporan ini memperlihatkan sumber-sumber dari mana modal kerja telah diperoleh  dan penggunaan atau pengeluaran modal kerja yang telah dilakukan selama jangka waktu tertentu.                                                                                                                   
      Kalau menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam bukunya Norma-Norma Pemeriksaan (1997: 12) menyatakan bahwa laporan keuangan sebagai pertanggungan jawab kepada pihak ekstern harus disusun sedemikian rupa, sehingga :
1.  Memenuhi keperluan untuk :
a. Memberikan informasi keuangan secara kuantitatif mengenai   perusahaan tertentu, guna memenuhi keperluan para pemakai dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi.
b. Menyajikan informasi yang dapat dipercaya  menganai posisi  laporan keuangan  dan perubahan-perubahan bersih perusahaan.
    c. Menyajikan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam menaksir kemampuan memperoleh laba dari perusahaan.
     d.  Menyajikan informasi yang diperlukan mengenai suatu perubahan dalam harta dan kewajiban serta mengungkap kan lain-lain informasi yang sesuai dengan keperluan para pemakai.
2.  Mencapai mutu sebagai berikut :
     a. Relevan
     b. Jelas dan dapat dimengerti
     c. Dapat diuji kebenarannya
     d. Mencerminkan keadaan perusahaan
     e. Dapat dibandingkan
     f. Lengkap                                                        
     g. Netral.                                

B   Pengertian Pengendalian Keuangan
      Pengendalian keuangan pada prinsipnya dapat memperhatikan suatu kegiatan dan selalu mengawasi aktivitas keuangan sehari-hari, maka pengendalian menurut Sondang. S.Giagian (1999: 16) draft manajemen yang didefinisikan bahwa, pengendalian keuangan adalah proses atau usaha yang sistimatis dalam penetapan standar keuangan dalam pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, sistem informasi  umpan  balik,  membandingkan  pelaksanaan  nyata dengan perencanaan menentukan dan mengatur terhadap alokasi keuangan serta melakukan koreksi perbaikan sesuai dengan rencana keuangan yang telah ditetapkan, sehingga tujuan tercapai secara efektif dan efisien. 
      Kegiatan pengendalian keuangan sangat erat hubungannya dengan fungsi-fungsi manajemen keuangan lainnya, oleh karena kegiatan pengendalian keuangan ini dapat dilihat apakah tujuan kegiatan yang telah direncanakan dapat dicapai dalam pelaksanaan secara riil.
      Dilihat dari tahapan perencanaan dan pengendalian keuangan merupakan unsur-unsur yang dominan dalam manajemen 20 % dari seluruh kegiatan yang dapat dilaksanakan unsur fungsi pelaksanaan dalam pengendalian yang merupakan bagian terbesar dalam manajemen. Kagiatan pengendalian mencukupi perencanaan, pengawasan, monitoring, evaluasi dan koreksi.
      Perencanaan dan pengendalian keuangan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan kegiatan. Pada pelaksanaan yang memerlukan usaha yang sungguh-sungguh dan sangat tergantung pada sistem pengendalian yang efektif dan sistem informasi yang digunakan.
      Agar dapat melaksanakan pengendalian keungan yang efektif, maka seorang pimpinan atau pelaksanan tugas memerlukan informasi, sebagai berikut :
a. Biaya yang digunakan  apakah sesuai dengan hasil dari bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan. Jika terjadi perbedaan (lebih besar atau lebih kecil dari rencana biaya) di mana dimana hal terjadi dan siapa yang     bertanggung jawab dan apa yang dikerjakan.                                                                        
b. Merupakan biaya yang akan datang sesuai dengan rencana atau melebihi rencana. Tanggung jawab pengendalian tidak hanya pada manajer saja tetapi merupakan tanggungjawab semua orang yang terlihat pada aktivitas tersebut agar dapat mengerjakan bagiannya dengan baik dan tepat waktu.                                                     
c.  Menurut  Suprityono,  dalam  pengertian  yang  sama, namun diungkapkan dengan sederhana.                                                                                                  
      Pengendalian adalah proses untuk memberikan kembali menilai dan selalu memonitor laporan-laporan aapakah pelak sanaan tidak menyimpang dari tujuan yang sudah yang sudah ditentukan.
      Nupriyoni (1989: 5) berpendapat bahwa pengendalian bertumpu pada konsep umpan balik, yang secara kontinyu mengharuskan adanya pengukuran pelaksanaan dan pengambilan tindakan koreksi yang ditujulkan untuk menjamin pencapaian tujuan-tujuan. Untuk proses pengendalian ini, maka yakni manajemen sedapat mungkin mendapatkan informasi yang tepat dan up to date, agar para manajer dapat segera mengadakan tindakan-tindakan pengendalian sebelum sesuatu penyimpangan serius. Karena pengendalian yang teratur akan menghasilkan suatu pencapaian yang efektif.
      Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam proses pengendalian menurut Glenn A. Welch (1990: 9), sebagai berikut :
1. Measurement of performance against predetermined objec tive, plans and standard.
2.  Communication (reporting) of the result of the measure1 ment process to the approriate individu and groups.
3. An analysis of the deviations from the objective plans policies and standard in order to determinc the under line causes.
      Jadi  menurut  pengertian  di atas, bahwa dalam suatu proses pengendalian mencakup pengukuran pelaksanaan dengan rencana yang  telah  dibuat dan  pelaporan hasil pengukuran kepada manajer yang bersangkutan. Untuk mengukur dalam pelaksanaan dilakukan dengan cara analisis varians, untuk menentukan sebab-sebabnya, sehingga dapat dilakukan  pemilihan alternatif yang terbaik untuk menentukan rencana yang akan datang. Agar lebih efektif proses pengendalian ini harus pada titik atau pada waktu mulai dilakukan kegiatan, artinya seorang manajer yang bertanggungjawab akan tindakan tertentu sebelumnya harus mengusahakan suatu bentuk pengendalian. Untuk itu tujuan-tujuan rencana-rencana dan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan standar-standar yang telah ditetapkan harus disampaikan kepada manajer dan dipahami sepenuhnya oleh manajer tersebut terlebih dahulu untuk kemudian dilaksanakan pelaksanaan itu harus tetao dimonitor apakah sesuai dengan rencana semula.

C  Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas
      Di dalam suatu perusahaan prosedur penerimaaan uang melibatkan beberapa bagian transaksi-transaksi penerimaan uang tidak terpusat pada suatu bagian saja agar dapat memenuhi prinsip-prinsip internal control.
      Ruchiyat Kosasi, dalam bukunya Auditing Prinsip Accounting, (2001 : 35) mengatakan bahwa diantara bagian-bagian yang terlibat di dalam proses penerimaan uang, sebagai berikut :
1.  Bagian surat masuk
2.  K a s i r
3.  Bagian piutang
4.  Bagian pemeriksaan interen
      Bagian surat masuk bertugas menerima semua surat-surat yang diterima perusahaan. Surat yang berisi pelunasan piutang  harus  dipisahkan dari surat-surat lainnya. Setiap hari bagian surat membuat daftar penerimaan uang harian,  mengumpulkan chek dan remittance advice. Kecocokan antara jumlah dalam chek dengan jumlah dalam remittance menjadi tanggung jawab bagian surat masuk.Setelah daftar penerimaan uang harian selesai dikerjakan oleh bagian surat masuk, maka  daftar tersebut didistribusi oleh kepala bagian yang  bersangkutan, satu lembar bersama-sama dengan chek di serahkan kepada kasir.
      Dari Satu lembar bersama dengan remitttance advice diserahkan kepada seksi piutang. Jika dalam surat yang diterima oleh bagian surat masuk terdapat remittance sesudah diterima, amplop dari langganan dapat digunakan sebagai remittance sesudah ditulis jumlahnya pada halaman muka amplop tersebut.
      Kasir bertugas menerima uang yang berasal dari bahan surat masuk pembayaran langsung atau dari penjualan oleh salesman. Kasir harus membuat surat setoran kebank dan menyetorkan semua uang yang diterimanya.
      Agar penerimaan uang ini dapat diawasi dengan baik,  maka satu lembar bukti sebagai setoran dari bank langsung dikirm ke bagian akuntansi. Bukti setoran yang diterima di bagian akuntansi dicocokkan dengan daftar penerimaan uang yang dibuat oleh bagian surat masuk dan oleh kasir. Salah satu cara pengawasan penerimaan uang langsung oleh kasir dapat dilakukan dengan dibuatnya bukti kas masuk yang di  beri nomor urut yang dicetak
      Sumber  dan  bentuk  penerimaan   uang  menurut  Zaki Baridwan       dalam bukunya Akuntansi Keuangan (2003 ; 199), sebagai berikut penerimaan uang/ kas biasanya berasal dari berbagai bentuk sumber, ada sumber yang sering terjadi seperti pelunasan piutang, penjualan tunai, tetapi ada pula sumber penerimaan yang jarang terjadi, seperti penjualan aktiva tetap.
      Selain sumber-sumber tersebut, penerimaan-penerimaan uang bisa juga berasal dari adanya pinjaman baik dari bank maupun dari pinjaman wesel.  Apabila terjadi setoran model baru, maka ini juga merupakan sumber penerimaan kas.
      Formulir-formulir yang digunakan dalam prosedur penerimaan uang menurut Zaki Baridwan (2003 : 100) adalah sebagai berikut
1. Dokumen (bukti) asli  pendukung setiap  penerimaan uang yang terdiri dari :
    - Pemberitahuan tentang pelunasan dari para langganan (remittance advice) atau amplop.
    - Bukti penerimaan uang yang diberi nomor urut yang  di cetak dan dibuat oleh kasir untuk penerimaan uang   langsung.
    - Pita daftar penjualan tunai
    - Pemberitahuan tentang pelunasan, daftar penjualan salesman.
    - Pemberitahuan dari bank tentang pinjaman, penagihan oleh bank.
2. Data  harian  yang  menunjukkan  kumpulan ataukah  ringkasan penerimaan kas yang terdiri dari :
    - Bukti setoran ke bank                                                         
    - Daftar penerimaan kas harian (dibuat oleh kasir)  dan daftar penerimaan kas harian (yang dibuat oleh bagian surat masuk).
    - Ringkasan cash register
    - Proof tapes
3.  Buku jurnal (book of original entry)                                                        
    - Jurnal penerimaan uang (terperinci)
    - Kombinasi proof shhet dengan jurnal penerimaan uang.
4.    Buku pembantu piutang dan buku besar"
Uang tunai/ kas adalah barang yang mudah menjadi sasaran pencurian dan penyelewengan, karena uang itu mudah dibawa, maka mudah disimpang dan mudah digunakan untuk mengadakan transaksi. Oleh karena itulah pengawasan yang baik sangat diperlukan, sejak saat diterimannya sampai dimaksudkan  ke dalam basi peti atau ( brankas ), atau langsung disimpang kebank agar uang tersebut dapat terhindar dari beberapa bahaya (resiko) yang bisa melanda perusahaan.
      Untuk bisa menyusun suatu manual atau pedoman tentang sistem dan prosedur pencatatan kas, maka terlebih dahulu harus diadakan analisa tentang fungsi daripada pengeluaran  kas tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, Ruchiyat Kosasi, dalam bukunya Ruchiyat Kosasi (2001 :102) mengemukakan, sebagai berikut :
1. Pengeluaran  kas  harus  diperinci  agar  dapat  disusun suatu ikhtisar laporan   dan pencatatan, dari kedalam jurnal pengeluaran kas.
2. Dalam perusahaan kecil, pos-pos debet dapat berasal dari "voucher  register", jurnal  pembelian (buku pembelian),  atau dari perincian faktur-faktur terpisah dari prosedur jurnal ataukah catatan harian. Jadi buku jurnal atau pencatatan  pengeluaran kas dipakai sebagai kontrol chek   terhadap buku-buku tersebut di atas.                                                        
3. Sebagian  besar pos-pos debet sebagai lawan pengeluaran kas adalah pos-pos harta, utang dan biaya tetapi juga bisa berakibat pos debet pada kelompok rekening dalam neraca serta rugi laba. Catatlah pengeluaran kas dengan baik dan posting ke pos debet. Suatu sistem  efektif mengenai  pengeluaran kas  hal sangatlah penting sehingga tidak kalah pentingnya dengan sistem yang ada pada penerimaan kas. Oleh karena pengurus dan pimpinan suatu perusahaan harus  mengirim surat dan dapat  menjelaskan  mengenai  siapa yang berwewenang untuk menandatangani chek. Semua pembayaran/ pengeluaran kas, sebaiknya dilakukan dengan chek atau nama perusahaan ataukah chek voucher, merupakan suatu formulir yang dikirim kepada kreditur sebagai pemberitahuan tentang pembayaran bersama dengan cheknya, tembusannya merupakan catatan utang yang menunjukkan suatu persetujuan  pembayaran, sehingga bukti tanda terima dapat diperoleh secara otonomi. Oleh karena penandatanganan chek-chek yang cukup banyak ini yang memerlukan suatu ketelitian dan keamanan sehingga mereka yang menandatangani chek harus mempertanggung jawabkan setiap transaksi yang meragukan atau tidak dimengerti sepenuhnya.  Meskipun sistem pengendalian interen tidak dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi, tetapi dalam hal ini perlu adanya pedoman dalam pembukuan.
      Sistem dan  pembukuan dalam pengendalian interen yang  perlu diperhatikan, sebagai berikut :                                                      
1. Sebelum faktor pembelian disetujui untuk dibayar, harus dilakukan pemeriksaan perhitungan-perhitungannya dalam faktur dan dokumen-dokumen pendukungnya.
2   Dalam  hal  adanya  retur pembelian, maka jumlahnya harus dapat ditentukan untuk mengurangi hutang yang akan dibayar.
3.  Semua hutang dibayar dalam periode potongan sehingga diperoleh potongan pembelian.
4.  Jumlah saldo dalam buku pembantu hutang harus cocok dengan besarnya saldo rekening kontrolnya dan dengan surat pernyataan piutang dari penjual (kreditur).
5. Semua pengeluaran uang harus dengan chek kecuali untuk pengeluaran dari kas kecil.
6.   Pembentukan dana kas kecil dengan inpers sistem.
7.  Penandatanganan chek harus dipisahkan dari orang yang memegang buku chek.
8. Petugas yang menandatangani chek dibedakan dari petugas yang menyetujui pengeluaran kas dan sedapat mungkin ke-  duanya harus menyarankan uang jaminan.
9.  Harus ada pertanggung jawaban dari pemegang buku chek tentang nomor-nomor chek yang digunakan, serta yang di-   batalkan.
10. Tanggung  jawab  penerimaan  uang harus dipisahkan dari tanggung jawab atas pengeluaran kas, dimana prinsip ini  tidak  berlaku untuk lembaga-lembaga keuangan seperti bank.                                                        
11. Petugas  pengeluaran uang harus dipisahkan dari petugas    
yang mengerjakan pembukuan kas.
12. Rekonsiliasi dibuat laporan  dilakukan  oleh  petugas  yang  tidak menandatangani chek, atau menyetujui pengeluaran.
13. Persetujuan pengeluaran uang harus didukung dengan faktur dari penjual yang sudah disetujui serta dokumen-dokumen pendukung lainnya.
14. Chek untuk pengisian kas kecil dan gaji pegawai harus dibuat atas nama penerima.
15. Sesudah dibayar, semua dokumen pendukung harus di cap lunas atau dilubang agar tidak digunakan lagi.
16.  Dilakukan cuti berkala untuk petugas-petugas pengeluaran uang kas.
17. Transfer uang antara bank harus dengan izin khusus dan dibuat rekening perantara. 

D  Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas
      Untuk menyusun pedoman tentang system dan prosedur pencatatan kas, maka terlebih dahulu diadakan analisa tentang fungusi pengeluaran kas tersebut. Dalam hal ini Ruckiyat Kosasi dalam bukunya Auditing, Prinsip dan Prosedur (2001 : 102) menjelaskan sebagai berikut :
1.     Pengeluaran  kas  harus diperinci agar dapat disusun suatu ichtisar laoran dan pencatatan, ke dalam jurnal pengeluaran kas.
2.      Dalam  perusahaan  kecil,  pos-pos  debet  dapat berasal dari voucher register, jurnal pembelian (buku pembelian), atau dari perincian faktur-faktur terpisah dari prosedur jurnal ataukah catatan harian. Buku jurnal atau pencatatan pengeluaran kas dapat sebagai control chek terhadap buku-buku tersebut di atas. 
3.    Sebgian  besar pos-pos debt sebagai lawan pengeluaran kas adalah pos-pos harta, utamh dan biaya, tetapi juga berakibat pos debet pada kelompok rekening dalam neraca serta rugi laba. Cacatlah pengeluaran kas dengan baik dan posting pos debet.
Untuk menjamin kebenaran pengeluaran kas, diperlukan adanya pembuktian yang cukup. Zaki Baridwan dalam bukunya Akuntansi Keuangan (2003 : 116) menyatakan bahwa fungsi bagian pengeluaran uang adalah :
a.    Memeriksa bukti-bukti pendukung faktur pembelian atau voucehernya untuk memastikan bahwa dokumen-dokumen tersebut sudah cocok dan perhitungan benar serta disetujui oleh orang-orang yang berwenang.
b.    Mendatangani check
c.    Mengecap lunas pada bukti-bukti pendukung pengeluaran kas atau melubangi pada perforator.
d.    Mencatat chek ke dalam daftarnya (cek register)
e.    Menyerahkan chek kepada kreditur (orang yang dibayar).  
       Suatu system yang efektif mengenai pengeluaran kas sangat penting sehingga tidak kalah pentingnya dengan system yang ada pada penerimaan kas. Oleh karena itulah pengurus dan pimpinan perusahaan harus mengirimkan surat kepada bank dengan menjelaskan mengenai siapa yang berwenang untuk mendatangani chke. Semua pembayaran/ pengeluaran kas, dilakukan dengan chek atas nama perusahaan atau chek voucher, yaitu merupakan suatu formulir yang dikirimkan kepada kreditur sebagai pemberitahuan tentang pembayaran bersama dengan chkenya.
      Setelah itu tembusan merupakan cacatan hutang yang menunjukkan suatu persetujuan pembayaran, sehingga bukti tanda terima dapat diperoleh secara otomatis. Oleh karena pendatanganan chek yag cukup banyak ini memerlukan suatu ketelitian dan keamanan, maka mereka yang mendatangani chek harus mempertanggungjawabkan setiap transaksi yang meragukan atau tidak mengerti sepenuhnya.
      Zaki Baridwan dalam bukunya Akuntansi Keuangan (2003 : 117) menyatakan bahwa meskipun system pengendalian intern dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi, tetapi dalam system pengendalian intern yang harus diperhatikan beberapa hal, yaitu :
1. Sebelum faktur pembelian disetujui untuk dibayar, harus dilakukan pemeriksaan perhitungan-perhitungannya dalam faktur-faktur dan dokumen.
2.  Dalam hal adanya transaksi retur pembelian, maka jumlahnya harus dapat ditentukan untuk dapat mengurangi hutang yang akan dibayar.        
3. Semua hutang dibayar dalam periode potongan sehingga diperoleh potongan pembelian.
4.  Jumlah saldo-saldo dalam buku pembantu hutang harus cocok dengan besarnya saldo rekening kontrolnya dan dengan surat pernyataan piutang dari penjual (kreditur).
5. Semua pengeluaran uang harus dengan chek kecuali untuk pengeluaran-pengeluaran dari kas kecil.
6.    Pembentukan dana kas kecil dengan impers system.
7.   Penandatanganan chek harus dipisahkan dari orang yang memegang buku chek.
8. Petugas yang mendatangani chek dibedakan dari petugas yang menyetujui pengeluaran kas dan sedapat mungkin keduanya harus menyerahkan uang jaminan.
9.  Harus ada pertanggungjawaban dari pemegang buku chek tentang normo-nomor  chek yang digunakan, serta yang dibatalkan.
10. Tanggung jawab penerimaan uang harus dipisahkan dari tanggung jawab atas pengeluaran kas, di mana prinsip ini tidak berlaku lembaga keuangan seperti bank.
11. Petugas mengeluarkan uang harus dipisahkan dari petugas yang mengerjakan pembukuan kas.
12. Rekonsiliasi laporan dari bank dilakukan oleh petugas yang tidak mendatangani chek, atau menyetujui pengeluaran.
13. Persetujuan mengeluarkan uang harus didukung dengan faktur dari penjual yang sudah disetujui serta dokumen-dokumen pendukung lainnya.
14. Chek untuk mengisian kas kecil dan gaji pegawai harus dibuat atas nama penerima.
15.  Sesudah dibayar, semua dkumen pendukung harus di cap lunas atau  dilubang agar tidak digunakan lagi.
16.  Dilakukan cuti berkala untuk petugas-petugas pengeluaran uang kas.
17. Transfer uang antara bank harus dengan izin khusus dan dibuatkan rekening perantara (performance).
      Dari uraian di atas, prosedur merupakan pembayaran dalam jumlah cukup besar  yang dilakukan dengan uang tunai atau chek. Dengan demikian perlu pula diperkirakan pembayaran dalam jumlah kecil yang dilakukan dengan kontan dan bukan dengan chke, seperti untuk pembelian perangko, materai dan sebagainya. Untuk kebutuhan inilah perlu diselenggarakan pembentukan dana kas kecil. Agar dana ini dapat diawasi, maka pengelolanya sebaiknya menggunakan dua bentuk metode yang pemiliknya tergantung kepada perusahaan bersangkutan yang mana harus digunakan.
      Dalam hubungannya dengan kas kecil, ada dua metode yang lazim digunakan yaitu :
1.     Metode Imperst
Metode imperst yaitu metode yang menentukan jumlah kas kecil yang selalu kostan dan tidak berubah. Biasanya kas kecil diisi ( dari kas besar) sejumlah uang tertentu untuk keperluan pembayaran-pembayaran selama jangka waktu tertentu, mislnya untuk satu minggu, dua minggu, dan seterusnya.
Pada saat pembentukan kas kecil, maka dibuat jurnal sebagai   berikut :
                              Kas kecil                    Rp. xxxx
                                      Kas                                        Rp. xxxx
Bilamana sisa saldo uang dalam kas kecil sudah hamper habis tau jika pada saat pengisian kembali dana kas kecil sudah tiba, kuitansi (bukti) pembayaran tersebut dikeluarkan dengan uang kepada pemegang kas besar. Jurnal pengisian kembali dana kas kecil pada metode imprst adalah sebagai berikut :
                             Biaya-biaya               Rp. xxxx
                                        Kas                                          Rp. xxxx       
2.    Metode fluktuasi
Metode fluktuasi yaitu metode yang menentukan kas kecil dalam jumlah yang selalu konstan, melainkan memberikan kemungkinan untuk berubah-ubah (berfluktuasi). Oleh sebab itu, biasanya pengisian uang dari kas besar ke kas kecil tidak dikaitkan dengan jangka waktu tertentu. Pada waktu pemebentukan kas kecil dibuat jurnal sebagai berikut :  
                             Kas kecil                    Rp. xxxx
                                        Kas                                 Rp. Xxxx
Sewaktu-waktu dana habis pada kas kecil menggunakan tersebut untuk pembayaran yang menjadi wewenangnya, harus dibuat jurnal, sebagai berikut :
                       Biaya-biaya                     Rp. xxxx
                                        Kas kecil                         Rp. xxxx       
Bilaman sisa uang dalam kas kecil sudah hampir habis, kasir pemegang kas  kecil dapat menerima dropping tambahan kepada kas besar. Jumlah dropping tersebut tidak selamanya sama dengan jumlah pembayaran yang telah dilakukan melalui kas kecil.      
 DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki, 2001,  Sistem  Akuntansi,  Penyusutan  dan  Metode, Edisi Kedua, Cetakan Ketiga, Bagian Penerbit Akademi Akuntansi, YKPN, Jakarta.

 ………………, Zaki, 2003,  Sistem  Akuntansi,  Penyusutan  dan  Metode, Edisi Kedua, Cetakan Ketiga, Bagian Penerbit Akademi Akuntansi, YKPN, Jakarta.

 …………….. , 2003, Prosedur Akuntansi, Edisi Kelima, Cetakan Ketujuh, Akuntansi YKPN, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 1997, Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia, LPFE, Universita Indonesia, Jakarta.  

Ruchiyat. Kosasi, 2001. Auditing, Prinsip Accounting, Edisi Baru. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar