Bertitik tolak dari beberapa uraian
sebelumnya, maka tidak dapat disangkal bahwa informasi salah satu unsur dari
manajemen dan fungsi pengampilan keputusan.
Oleh sebab itu para ahli berpendapat
bahwa langkah untuk menentukan informasi manajemen belumlah selesai dan sebelum
mempertimbangkan sumber-sumber informasinya. Dalam literatur dijumpai bahwa pada
dasarnya sumber informasi dibedakan dalam dua bagian yaitu data empirik dan
informasi dikemukakan oleh Sondang P. Siagian (2003, 146), sebagai berikut :
1. Data empirik,
yaitu data yang dapat
diperoleh melalui suatu pengumpulan data atau survei yang dapat
digunakan untuk menduga selebaran peluang munculnya suatu peluang. Dalam hal
ini pendapat awal digunakan untuk menguji bahwa relatif mencerminkan nilai
peluang yang besar, yaitu mencerminkan nilai peluang pengambil keputusan. Data
empirik ini juga digunakan untuk memperoleh selebaran peluang posterior
(kemungkinan akhir) berdasarkan nilai peluang akhir yang sudah ada. Sehubungan
dengan sumber informasi yang berasal dari data empirik ini, maka pada dasarnya
pengumpulan data yang dapat dilakukan yaitu :
a. Melalui pengamatan
langsung (observasi langsung).
Dalam pengamatan langsung ini peneliti/pengamat sendiri
yang mengumpulkan data melalui pengamatan langsung dilapangan. Jadi peneliti
turun langsung dilapangan
guna mempelajari catatan-catatan yang
ada sesuai dengan kebutuhannya.
Data yang diperoleh melalui pengamatan langsung ini, akan lebih akurat, karena
peneliti mengetahui data-data yang perlu dikumpulkan agar masalah yang dihadapi
dapat dipecahkan.
b. Melalui wawancara, Cara ini adalah semacam
pengamatan pribadi yang dilakukan secara tidak langsung yaitu dapat mewakilkan
kepada orang lain untuk membantu peneliti mewawancarai responden, dalam hal ini
ketelitian akan tergantung pada ketelitian responden (orang yang diwawancarai)
dan dan si pewancara itu sendiri.
c. Melalui
koresponden
Melalui cara ini para koresponden yang
diminta untuk memberikan informasi yang diperlukan oleh peneliti, akan tetapi
ada kemungkinan bahwa para koresponden tersebut tidak obyektif dalam memberikan
informasi, karena merasa yang tidak mempunyai kepentingan dalam penelitian,
sehingga mereka memperdulikan apakah informasi yang diberikan itu benar atau
salah.
d. Melalui questionaire
Dalam
hal ini daftar pertanyaan disampaikan kepada orang-orang yang merupakan sumber
informasi dalam masalah penelitian, keuntungan cara ini adalah biaya relatif
murah, serta data yang diinginkan dapat dikumpulkan secara cepat dan daerah
pengamatan dapat lebih luas. Akan
tetapi kelemahannya kemungkinan
daftar pertanyaan yang dikirim itu tidak dikembalikan, atau jawaban yang
dikirim kurang akurat untuk empirik sebagai konsekwensi dari pernyataan yang
kurang jelas dalam daftar pertanyaan. Jika hal ini terjadi, maka ada
kemungkinan bahwa penelitian tidak memperoleh informasi yang diinginkannya.
Oleh karena masing-masing cara mengumpulkan data tersebut di atas, memiliki
keuntungan dan ada kelemahan tersendiri, maka dalam prakteknya untuk memperoleh
informasi yang tepat, para peneliti sering mengkombinasikan cara-cara tersebut
di atas.
2. Informasi dari para ahli
Dalam
beberapa hal, karena terbatasnya pengetahuan suatu hal dan lain-lain, maka data
empirik sulit diperoleh. Dalam keadaan ini maka satu-satunya sumber informasi
adalah dari pendapat atau pandangan subjektif para ahli atau orang yang
mengetahui tentang kejadian yang tidak pasti.
Berdasarkan
sumber-sumber informasi tersebut, maka dapat diartikan bahwa sumber informasi
merupakan suatu konsep arus, dimana informasi mengalir dari satu orang ke orang
lain baik dari perusahaan itu maupun dari luar perusahaan dan apabila informasi
telah diserap maka ia tidak lagi merupakan sekedar informasi melainkan telah
menjadi pengetahuan yang dapat meningkatkan persepsi seseorang atau para
manajer dalam bidang-bidang
tertentu seperti masalah pemilikan alternatif, mencari peluang merencanakan.
Informasi itu tidak statis akan tetapi ia bergerak dinamis, sehingga
menimbulkan kebutuhan akan keputusan. Kemudian sistem informasi manajemen itu
mengalir melalui jaringan keputusan ke sistem berada diluar perusahaan,
sehingga menimbulkan pekerjaan yang harus dilaksanakan kemudian mengalir
kembali ke sistem interen sampai pada top manajer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar