Pengertian harga jual menurut Sofyan Assauri, dalam buku Manajemen
Produksi (2000 : 7), menyatakan bahwa
harga jual adalah harga yang telah disesuaikan berdasarkan hasil perhitungan
dari harga pokok produksi.
Sedangkan menurut Martin Kenneth,
Management Production, (1998; 3) yang diterjamahkan oleh Mulyadi dalam
pengertian harga jual menyatakan bahwa harga jual itu merupakan prosedur penetapan harga
setelah dihitung biaya-biaya yang telah dikeluarkan selama dalam proses
produksi.
Berdasarkan dari kedua definisi tersebut
di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa harga jual adalah suatu
usaha untuk menetapkan harga jual yang diperhitungkan dari seluruh pengeluaran
yang menyangkut biaya-biaya selama dalam proses produksi berlangsung, dalam hal
ini produksi barang dan jasa. Jadi barang yang diproduksi mengatalami tahapan
tersendiri dengan mempunyai kegunaan tertentu sebagai berikut :
1. Azas efisiensi
maksudnya dengan biaya yang kecil mungkin untuk
mendapatkan hasil tertentu
ataupun dengan pengorbanan tertentu
untuk mendapatkan hasil yang
semaksimal mungkin.
2. Azas kontinutas,
adalah azas yang menghendaki agar dalam pemakaian alat-alat produksi terdapat dalam perbandingan yang
serasi.
Selanjutnya akan dikemukakan arti kualitas ( mutu ) oleh Sofyan Assauri, dalam
buku, Manajemen Produksi (2000; 221) mengemukakan bahwa mutu diartikan sebagai
faktor-faktor yang terdapat dalam suatu
hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk
apa barang tersebut dibuat.
Sesuai dengan pengertian di atas ada beberapa faktor yang dapat menghasilkan
barang. Faktor-faktor produksi tersebut yaitu :
3. Faktor produksi
tanah
2.
Faktor produksi modal
3.
Faktor produksi tenaga kerja
Sedangkan Richard dalam buku
Faktor-Faktor Produksi Pertanian, (1997; 84), sebagai berikut dalam berproduksi
sangat berhati-hati terhadap kwality untuk di pertahankan bagi para konsumen
harus konsisten.
Sesuai dengan definisi tersebut di atas,
menyebutkan bahwa unsur keberhati-hatian dalam mempertahankan hasil produksi
harus diawali dari bibit, karena hasil produksi inilah yang merupakan
pengendalian mutu untuk berperan serta
dalam bersaing di pasar.
Dalam hubungannya dengan pengertian
diatas, maka dapat dibagi dalam beberapa tahap yang mempunyai bagian dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai berikut :
4. Grade yaitu sifat
kelakuan, kemiripan, tingkat reabilitas tingkat operasinya dan lain-lain.
5. Fitenss for use
menunjukkan tingkat produk produk yang mana memberikan kepuasan.
6. Consistency in
characteristic adalah suatu kumpulan spesifikasi untuk setiap
komponen dari produk itu. Bilamana produk terakhir sesuai dengan
spesifikasi design atau maka disebut consistency atau quality of conformance
(mutu sesuai dengan krakteristiknya).
Jadi setiap perusahaan pabrik/pengolahan
dengan menetapkan suatu standard. Hal-hal yang perlu dipertimbang kan
dalam pembentukan suatu standard
dikemukakan oleh Harding, dalam buku Production Management, (2001 ; 58),
menyatakan bahwa :
1) Memenuhi syarat kegunaan yang ditetapkan
2) Memenuhi standard kualitas perusahaan
3) Diproduksi dengan peralatan yang ada
sekarang.
Untuk itulah E.Mansffiel, dalam buku
Penetapan Harga jual, (1999 ; 121), menyatakan bahwa proses produksi memerlukan kehati-hatian
terhadap variasi dari beberapa produksi barang dan jasa yang sama pada
perusahaan.
Selanjutnya menurut R.A. Bilas, Proses
Produksi Dalam Pertanian, (1998; 127), adalah sebagai berikut kalau input sabagai
salah satu cara proses yang diperhatikan oleh bagian produksi untuk
mempertahakna mutu dan kwalitas produksi sesuai dengan permintaan konsumen,
sehingga perusahaan ini tetap produksi, jika tetap memperhatikan selera
konsumen.
Dari
beberapa pengertian produksi yang telah dikemukakan diatas, maka
dapatlah disimpulkan bahwa produksi merupakan suatu proses kegiatan dari
berbagai faktor produksi yang dirubah bentuknya oleh perusahaan yang menggunakan dalam bentuk barang/jasa atau
produksi di mana beberapa barang dan jasa
yang disebabkan input dirubah
menjadi barang dan jasa lain yang
disebut output.
Pengertian produksi diatas dapat
dikatakan bahwa dengan menggunakan faktor-faktor produksi sekaligus, maka akan diperoleh suatu faedah dalam memenuhi kebutuhan atau
pemenuhan kebutuhan pertanian yang
dihasilkan akibat bekerjanya faktor-faktor produksi sekaligus saling terkait
dengan satu sama lainnya.
Paul A. Samuelson, dalam buku Dasar-Dasar
Penganggaran Bagi Eksekutif (1997; 357), membatasi diri dalam memberikan
definisi proses produksi yang menyatakan bahwa produksi ini mempunyai fungsi
untuk technical pada relasi diantara faktor-faktor produksi, sehingga out put
dari proses produksi garus sepesifikasi produksi, agar barang yang telah
diproduksi tetap menjadi pokus perhatian dari relasi.
Sedangkan Soemitro Djoyohadikusumo, dalam
buku Perencanaan Produksi, (1999 ; 136), memberikan definisi tentang produksi,
berpendapat bahwa produksi pertanian adalah penggunaan unsur-unsur dengan maksud untuk menciptakan suatu faedah
atau untuk memenuhi kebutuhan.
Pendapat di atas, bahwa dapat menggambarkan fungsi-fungsi dari produksi
adalah merupakan hubungan fisik antara input dan output. Dengan kata lain bahwa
faktor produksi yang digunakan sebagai masukan ke dalam proses produksi dan
banyaknya hasil yang akan diperoleh. Misalnya dengan menggunakan input yang
akan bisa menambah output atau produksi.
Dalam hubungan antara input dengan output
berarti dibicarakan mengenai masalah pendapatan
dan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, sehingga dapat diketahui
hasil yang telah diperoleh dapat memperoleh hasil atau tidak
memperoleh keuntungan ( rugi ) dan perlu
kita memperhatikan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dalam satu
periode tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar