Powered By Blogger

Selasa, 17 Januari 2017

Pengertian Piutang Dagang

Salah satu faktor yang menunjang suksesnya perusahaan dalam mencapai tujuannya adalah menyangkut penjualan suatu produk dari suatu produsen ke konsumen. Selanjutnya Gunawan Adisaputro, dalam bukunya Anggaran Perusahaan, (1999: 61), mengemukakan piutang adalah salah satu bentuk investasi, dia tidak berbeda dengan investasi lain seperti investasi yang berwujud dana kas dan bank.
      Menurut Farid Jahidin dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan, (2002,  29) piutang adalah juga disebut piutang dagang adalah tagihan pada pihak lain (pada kreditur atau pelanggan) sebagai akibat dari penjualan barang kredit (on Account) atau karena memberikan pinjaman kepada pengawai, kepada pejabat perusahaan, atau anak perusahaan dan lain-lain sebagainya.
      Dari definisi tersebut di atad dapat dijelaskan bahwa piutang adalah tagihan kepada pihak lain (para kreditur) atau pihak lain sebagai akibat dari penjualan barang secara kredit, atau karena pemberian pinjaman kepada pihak lain.  Sebagai salah satu bentuk investasi, maka dapat disebut piutang dagang :
a. Menyerap sejumlah dana modal kerja
b. Mempunyai usia tertentu sesuai dengan keterkaitannya
c. Perlu  dimotori  tingkat  efisiensi  pengolahannya  dari waktu ke waktu.
d. Mempengaruhi tingkat resiko perusahaan secara keseluruhan.     
      Sebagai salah satu bentuk kekayaan piutang dagang masuk sebagai unsur aktiva lancar. Dengan demikian piutang memiliki waktu perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun. Piutang dagang sebagai investasi akan memberikan manfaat tertentu bagi perusahaan.
      Beberapa manfaat yang dapat diperoleh untuk dapat melakukan penjualan kredit antara lain :
1. Merupakan upaya untuk meningkatkan omzet penjualan
2. Dengan  meningkatkan  volume penjualan, maka keuntungan diharapkan akan meningkat. Dengan demikian, kredit ini mempunyai akibat yang positif dari segi penilaian    investasi. 
3. Dengan adanya hubungan hutang piutang, maka hubungan dagangan antara perusahaan dengan para pembeli menjadi lebih erat, sehingga kredit menjamin kontinutas hubungannya.
4. Pada  usaha  jenis  usaha  tertentu, seperti  produsen rumah murah dan perdagangan kendaraan bagi penjual.
     Kalau  Gunawan  Adisaputro,  dalam bukunya Anggaran Perusahaan, (1999,  25)  berbagai jenis  beban biaya yang timbul karena perusahaan memjual dengan kredit antara lain :
1.   Beban  biaya  modal   piutang   sebagai  salah  satu bentuk investasi yang  menyerap sebagai dari modal perusahaan yang tersedia.
2.  Selain benan biaya maka piutang juga akan menimbulkan jenis biaya lain yaitu-biaya administrasi piutang  terdiri dari :                                                                                                                
      a. Biaya organisasi atau unit kerja yang diserahi tugas mengelola piutang yaitu gajianm dan jaminan sosial lain bagi petugas penagihan dan pengadministrasian piutang.
      b. Biaya penagihan piutang. Piutang agar dibayar pada waktunya perlu dilakukan usaha untuk menagih berupa biaya telpon, surat menyurat, telegram atau biaya perjalanan.
3. Piutang tidak seluruhnya dapat ditagih, karena debitur lari atau bangkrut. Terdapat piutang macet atau tak dapat tertagih sama sekali. Sehingga mengakibatkan tak tertagih (beddebets) sehingga dibentuk cadangan piutang ragu-ragu yang dibantu lewat penyisihan sebagian dan keuntungan penjualan.  
 Selanjutnya, karena piutang dapat memberikan tambahan keuntungan tetapi juga mengakibatkan tumbuhnya kerugian, maka perlu dibuat suatu kebijaksanaan yang jelas mengatur tentang masalah itu. Menurut Gunawan Adisaputra dalam bukunya Anggaran Perusahaan, (1999, 25), sebagai langkah yang perlu dipersiapkan antara lain    meliputi :
1. Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus ditugaskan untuk mengurusi piutang. Tugas pokok dari unit ini meluputi :
   a. Mencari  langganan  potensial  yang  dapat diberikan kredit.
   b. Menyeleksi para calon debitur
   c. membukukan transaksi kredit yang terjadi.                                                         
   d. Melakukan penagihan piutang
   e. membuka mutasi/ kredit atau piutang.
   f. Menyusun dan mengklasifikasikan piutang out standing menurut usianya masing-masing.
   g. Menyusun dan memperkirakan arus masuk dari piutang
   h. Membuat laporan tentang pengelolaan piutang bagi pengambilan dan  kebijaksanaan tentang piutang.
2. Digariskan kebijaksanaan piutang yang jelas untuk dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang kebijaksanaan itu meliputi :
   a. Penentuan  flafon  kredit  untuk berbagai jenis atau tingkatan debitur langganan                                                       
   b. Penentuan jangka waktu kredit.
   c. Pedoman melakukan seleksi calon debitur berdasarkan 5 C atau 3 R.
   d. Penentuan  jumlah piutang ragu - ragu maksimal yang dapat dibenarkan  sebagai  dasar  penentuan  besarnya cadangan piutang ragu - ragu.
   e. Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk  mengadministrasikan piutang.
3. Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang. Berdasarkan kriteria yang dapat digunakan sebagai indikasi.
   a. Tingkat penjualan piutang yang rumusnya, adalah :           
           Penjualan Kredit Netto (satahun)
           -------------------------------------------------
           Piutang ragu-ragu (Awal dan akhir tahun

      Prosentase piutang yang tak tertagih sebenarnya.     

      Tingkat ini perlu dibandingkan dengan rata-rata piutang tak tertagih untuk industri ataupun usaha lain yang sejenis. Selama tingkat prosentase ini relatif sebanding maka efisiensi pengelolaan piutang oleh perusahaan masih dapat dianggap dalam batas kewajaran. Bilamana prosentase ini melebihi industri atau usaha lain yang sejenis, maka perlu dilakukan penganalisaan khusus untuk mengetahui sebab-sebabnya secara jelas, usia piutang rata-rata.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar